Saturday, February 28, 2009

Tersenyumlah !


Efesus 4:32 “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”


“Mamiiii….. perutku sakit lagi…!!”, teriak si sulung sambil menangis. Segera saya hampiri dia. Wah…, ternyata bukan hanya sakit perut, badannya juga sudah mulai demam ! Saya putuskan untuk segera pergi ke rumah sakit, agar bisa mendapat pertolongan dokter. Setibanya di rumah sakit, kamipun mengantri menunggu panggilan pemeriksaan dokter. Tepat di depan saya ada seorang bapak yang wajahnya seperti sangat saya kenal. Saya coba untuk mengingat-ingat kira-kira bapak ini siapa, tapi saya tidak berhasil juga untuk mengingatnya. Saya memang belum terlalu hafal dengan wajah-wajah tetangga atau saudara-saudara di gereja, karena kami baru saja pindah ke kota ini. Jadi belum begitu banyak wajah dan nama yang bisa saya ingat. Agar jangan dikira sombong dan tidak perduli, dengan tulus sayapun tersenyum kepada bapak itu. Tetapi astaga !! Alangkah terkejutnya saya ketika bapak itu membalas dengan memalingkan wajahnya, seakan mencibiri sikap saya. ”Ohh…, apa yang salah dengan senyum saya ?”, pikir saya dalam hati. Setelah anak saya selesai diperiksa oleh dokter dan mendengar keterangan bahwa anak saya mengalami sedikit infeksi perut, kamipun pulang kembali ke rumah. Selama dalam perjalanan hati saya tidak tenteram karena bayangan wajah sinis bapak tadi terus mengganggu saya.”

Beberapa lama setelah pertemuan di rumah sakit itu, kembali saya bertemu dengan bapak itu di depan gang rumah saya. “Ohh…, kamu yang baru pindah dari Jakarta itu ya …?”, katanya dengan suara yang sekarang sudah lebih bersahabat. “Ohh.., iya betul sekali pak !”, jawab saya dengan senyum. Ahh…ternyata saya tidak salah ! Ingatan yang samar-samar akhirnya menemukan kebenaran. Dia adalah tetangga yang tinggal hanya beberapa meter dari rumah kami. Kelihatannya dia sudah menyadari kekeliruannya dalam bersikap. Sehingga diapun memberanikan diri untuk lebih dulu menyapa saya.

Pagi ini ayat renungan mengajak kita untuk tetap ramah dan penuh kasih mesra satu dengan yang lain. Di dalam hidup ini terkadang maksud baik kita tidak selalu disambut dengan baik pula oleh orang lain. Kita tidak bisa mengharapkan orang untuk selalu mengerti apa yang ada di dalam hati kita. Boleh jadi keramahan kita tidak mendapat sambutan yang sama dari orang lain. Tetapi sambutan yang tidak baik dari orang lain, yang tidak sesuai dengan harapan kita, jangan sampai membuat kita undur untuk tetap bersikap ramah dan baik. Sebagaimana Yesus selalu menunjukkan kasihNya kepada kita, hendaklah kita senantiasa ramah dan penuh kasih kepada satu dengan yang lain. Keramahan dan kasih kita akan membuat kita dan semua orang berbahagia !


Share your smile every day !

Friday, February 27, 2009

Angkatlah Bebanku !

Matius 11:28 “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”





“Papa…!! Gendong dong..!! Kaki adek sudah pegel nih…”, si bungsu merengek manja kepada papanya. “Loh adek gimana sih… Kasihan dong sama papa. Sekarang kamu sudah gendut sekali…, bisa patah pinggang papa kalau haru menggendong kamu terus !”, sahutku sambil memeluk si bungsu untuk membujuknya. Tetapi ternyata dia tetap saja merengek untuk minta di gendong. Saya jadi tidak tega mendengar keluhannya. “Digendongnya sebentar saja pa…”, kataku kepada suamiku yang kelihatan sudah agak lelah.

Si kecil ini memang senang sekali bila diajak pergi berjalan-jalan seperti anak-anak kecil lainnya. Dia menikmati kalau kami membawa dia sekedar melihat-lihat di pusat perbelanjaan. Hanya saja dia suka malas untuk berjalan, mungkin karena bobot tubuhnya yang lumayan besar membuat dia tidak begitu nyaman jika harus berjalan jauh. Dia jadi mudah sekali letih.
Tetapi setiap kali saya melihat wajahnya yang memelas minta digendong, saya tidak tega untuk menolaknya. Oleh karena itu akhirnya saya dan suami mendapatkan solusi untuk berganti-gantian menggendong dia. Dan setiap kali kami menggendong dia, wajah si adek kembali ceria.

Ayat renungan kita pagi ini mengingatkan kita bahwa kita memiliki Yesus yang selalu siap menolong dan memberi kelegaan kepada kita. Dalam hidup ini masalah terkadang datang berulang kali kepada kita, sehingga kita merasa terbebani dalam menjalaninya. Sedemikian beratnya beban itu, hingga kita sudah tidak sanggup lagi untuk mengangkatnya. Di saat seperti itu kita memerlukan Yesus yang dapat membantu kita. Yesus mengajak kita datang kepadaNya. Yesus akan mengangkat beban kita dan memberikan kelegaan kepada kita. Sehingga kita sanggup untuk mengarungi kehidupan ini dengan penuh sukacita. Mari kita datang kepada Yesus setiap hari.

Have a wonderful day !

Sampai Jumpa Di Pagi Cerah Pendeta Panjaitan !

Hari Rabu 25 Februari sudah lewat dari jam 10:00 pagi. Jemaat Kemang Pratama beserta dengan para tamu dari pelbagai jemaat berkumpul di ruang duka RS PGI Cikini. Hari itu, prosesi pemakaman untuk almarhum Pendeta Yunus Panjaitan akan dilaksanakan. Bapak David Tampubolon, pemimpin diakon jemaat Kemang Pratama memimpin acara pelepasan jenasah dari rumah duka. “Tabib besar ada dekat, Yesus Yang berkasihan…Hai orang yang berhati brat, dengarlah suara Tuhan…”, dinyanyikan oleh semua yang hadir sebagai lagu di awal acara. Doa buka dilayangkan oleh Pendeta Simanjuntak, gembala jemaat Bukit Sion.

Pendeta L. Situmorang, pemimpin Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya, menyampaikan khotbah bagi keluarga yang berduka. Pendeta Situmorang memberikan kekuatan kepada keluarga yang berduka bahwa agar memegang pengharapan untuk kembali berjumpa dengan yang dikasihi bila Yesus datang kedua kali. Setelah itu doa khusus bagi keluarga yang berduka dilayangkan oleh Pendeta Situmorang. Bapak David Tampubolon mengajak semua untuk menyanyi lagu penutup “Dalam Negeri Yang Terang”. Setelah itu Ibu Tina Wira membawakan doa tutup. Acara pelepasan jenasah di rumah duka usai.


Hujan yang turun di seputaran Pancoran, memberikan nuansa teduh bagi semua yang telah berada di gereja MT Haryono. Bangku-bangku panjang bagi keluarga yang berduka telah disusun rapih di depan mimbar sejak pagi hari. Para pendeta dan pensiunan pendeta telah hadir lebih awal. Beberapa anggota jemaat Kemang Pratama, jemaat MT Haryono, dan jemaat lainnya juga telah hadir di gereja MT Haryono. Suasana lengang dan tenang di dalam gereja seakan turut berduka cita atas kepergian seorang hamba Tuhan. Lewat dari pukul 12:30, keluarga yang berduka beserta rombongan tiba. Diakon dengan sigap membawa peti jenasah masuk ke dalam gereja dan meletakkan di bawah mimbar.

Bapak Christian Siboro, pemimpin jemaat Kemang Pratama, memimpin jalannya acara. Semua yang hadir menyanyikan lagu “Adakah Yesus Lindung Aku” dengan perlahan diiringi oleh piano yang dimainkan oleh Ibu Pendeta B.H. Panjaitan. Pendeta R.Y. Hutauruk melayangkan doa buka. Pendeta Togar Simanjuntak, mewakili keluarga, membacakan riwayat almarhum. Sejak tamat di tahun 1970, Pendeta Yunus Panjaitan melayani beberapa sidang Tuhan di Pekalongan, kemudian di Semarang. Setelah itu melayani sebagai guru di Perguruan Advent Naripan hingga 1986. Mulai 1987 ditempatkan di pelbagai jemaat seperti Cicaheum, Cimahi, Garut dan kembali lagi ke Cimahi. Akhirnya tiba masa pensiun di tahun 2001. Usai riwayat hidup dibacakan, keluarga besar Panjaitan yang berduka membawakan sebuah lagu. Pendeta David Panjaitan, salah satu anak almarhum, menyampaikan bahwa lagu “Oh Brapa Jauh Dari Rumah” adalah lagu kesukaan almarhum. Di saat beliau masih hidup, kerap lagu ini diminta untuk dinyanyikan saat keluarga berkumpul setiap pukul 7:30 malam untuk belajar sekolah sabat. Lagu inipun dinyanyikan dengan penuh haru oleh keluarga.

Pendeta J. Lubis, pemimpin Gereja Advent di Indonesia Kawasan Barat, membawakan khotbah penghiburan. "Almarhum Pendeta Yunus Panjaitan memiliki berkat istimewa, karena semua anak-anak dan menantu-menantunya saat ini bekerja di ladang Tuhan. Bahkan 1 anak dan dua menantu bekerja melayani Tuhan sebagai pendeta.", ulas Pendeta Lubis di awal khotbahnya. “Dunia saat ini penuh dengan dosa. Dan dukacita adalah bagian yang tidak bisa dihindarkan oleh manusia, karena kematian adalah bagian dari dosa itu. Namun firman Tuhan akan memberikan penghiburan kepada manusia yang berduka”, ucap Pendeta Lubis. “Ibrani 9 ayat 27 dan 28 mengatakan bahwa manusia akan mati akibat dari dosa. Namun Yesus telah memecahkan persoalan ini dengan penebusan yang Dia lakukan, sehigga keselamatan bisa menjadi bagian mereka yang menantikan Dia dengan setia”, lanjut Pendeta Lubis memberikan pengharapan kepada keluarga yang berduka. “Di dalam alkitab ada 3.573 janji-janji dan pada siang ini ada satu janji yang mau disampaikan kepada keluarga yang berduka. Janji itu terdapat dalam Yohanes 14 : 8, dimana Yesus mengatakan bahwa Dialah jalan kebenaran dan hidup. Pengharapan untuk hidup kekal menjadi bagian semua yang percaya. Mereka yang telah mati akan dibangkitkan saat Yesus datang kembali.”, jelas Pendeta Lubis kepada keluarga besar Panjaitan dan semua yang hadir. "Semoga keluarga tetap setia hingga Yesus datang kembali, agar bisa berjumpa kembali dengan yang terkasih Pendeta Yunus Panjaitan.", kata Pendeta Lubis mengakhiri khotbah penghiburan siang itu. “Muka dengan muka nanti…aku lihat Tuhanku… dalam muliaNya yang suci…dengan Yesus bertemu…”, dinyanyikan dengan lembut oleh semua yang hadir sebagai lagu penutup. Doa tutup dilayangkan oleh Bapak Willy Wuisan, bendahara jemaat Kemang Pratama.

Setelah itu berturut-turut beberapa kata-kata dukacita disampaikan. Pendeta J.S. Peranginangin mewakili Uni Indonesia Kawasan Barat; Pendeta W. Limbong mewakili Konferens DKI dan sekitarnya; Pendeta Alex Hendriks mewakili pendeta yang telah pensiun. Setelah itu mewakili Konferens Jawa Barat Bapak Agus Ricky menyampaikan ungkapan dukacita, dilanjutkan oleh Pendeta H. Sibuea dari Wilayah 12 dan Bapak A.M.J. Tambunan dari jemaat Pamulang. Selanjutnya Pendeta D.H. Manurung mewakili Wilayah 4. Pendeta S.M. Lingga mewakili Perguruan Advent Kramat Pulo memberikan kata-kata penghiburan, dilanjutkan oleh lagu penghiburan dibawakan oleh murid-murid SMA dan guru-guru Kramat Pulo yang membawakan lagu “Muka Dengan Muka Nanti”. Setelah itu dilanjutkan dengan instrument trompet, gitar dan piano untuk lagu “Nearer To Thee”. Bapak Christian Siboro mewakili jemaat Kemang Pratama menyampaikan ungkapan belasungkawa dan dilanjutkan dengan koor jemaat Kemang Pratama membawakan lagu “Apabila Damai Perjalananku”. Kemudian semua hadirin memberika salam kepada keluarga yang berduka. Para diakon menutup dan mengangkat peti jenasah ke ambulans yang telah menanti di depan pintu gereja. Iring-iringan mobil bergerak menuju ke Tempat Pemakaman Umum Pondok Rangon.

Acara di pemakaman dipimpin oleh Bapak Johny Situmorang. Lagu “Yesus Sahabat Terindah” dinyanyikan di awal dan doa buka dilayangkan oleh Bapak Sontani Purnama, pemimpin jemaat Kemang Pratama. Pendeta R.Y. Hutauruk membawakan khotbah penghiburan bagi keluarga. Pendeta Hutauruk kembali memberikan kekuatan dan pengharapan bagi keluarga bahwa perpisahan ini hanya sementara dan satu saat akan ada perjumpaan kembali bersama dengan yang kita kasihi. Untuk itu keluarga diharapkan tetap setia hingga Yesus datang kedua kali. Setelah itu peti jenasah diturunkan ke tempat pemakaman diiringi oleh nyanyian dari yang hadir. “Bisiklah hai yang lemah…ikut Aku ke surga…”, dinyanyikan bersama sebagai lagu penutup dan doa tutup dilayangkan mengakhiri rangkaian prosesi pemakaman hari itu. Sampai kita berjumpa lagi di pagi yang cerah Pendeta Yunus Panjaitan !

Thursday, February 26, 2009

Mintalah !


Matius 7 : 7 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”





“Jangan lupa sebutkan dengan jelas dalam doamu, pria atau wanita seperti apa yang kamu harapkan menjadi pendamping hidupmu…!”, demikian kata-kata yang diucapkan oleh salah seorang pembicara di retreat pemuda gereja yang saya ikuti waktu itu. Sesampainya di rumah perkataan itu terus terngiang di telinga saya. “Waduh…!! Yang seperti apa ya ...?”, pikir saya bertubi-tubi di kepala. Maunya sih… yang tinggi…, biar bisa memperbaiki keturunan. Karena tinggiku kan pas-pasan, jadi nanti pasti anak-anakku bisa tinggi deh….atau yang putih saja deh… jadi anakku nanti kulitnya bisa lebih terang, tidak seperti aku ..!! Atau …yang pintar nyanyi dan main musik, jadi kalau sedang susah ada yang siap menghibur. Wah…pikiran dan khayalan datang memenuhi kepalaku. “Ah…, lupakan semua itu ! Yang terpenting adalah seseorang yang takut akan Tuhan, sehingga dia bisa kuat melindungiku.”, itulah kesimpulan yang ada di kepalaku saat itu.

Malam itu aku datang berbicara kepada Tuhan, “Ya Bapa, berikanlah kepadaku seorang pria yang takut akan Engkau, yang dapat membawaku lebih mengenal Engkau, yang dapat menjadi imam dalam keluarga. Dan kiranya Engkau dapat mempertemukan kami dalam acara-acara pemuda gereja nanti. ” Tuhan sungguh baik dan ajaib !! Tidak berapa lama setelah kuputuskan untuk mendoakan semua yang menjadi kerinduanku, lalu aku datang meminta dan mencari, maka doaku pun dijawabNya. Tuhan mempertemukan kami dan kami boleh berbahagia hingga saat ini.

Ayat renungan pagi ini mengingatkan kita untuk selalu datang kepada Tuhan untuk setiap hal yang kita dambakan. Kita diharapkan untuk meminta, untuk mencari, dan untuk mengetuk pintu surga agar kita boleh mendapat apa yang kita harapkan. Bila ada hal-hal yang kita inginkan untuk kita peroleh, Tuhan mengajak kita untuk datang kepadaNya. Kita berdoa kepada Tuhan, kita sampaikan dengan tulus permohonan kita, dengan tidak berkeputusan. Tuhan akan memberikan jawaban yang terbaik bagi kita, yang setuju dengan kehendakNya. Mari kita memiliki waktu untuk datang kepadaNya setiap hari, agar kita bisa meminta dan mendapatkan seperti apa yang sudah dijanjikanNya. Kita awali hari kita dengan berdoa dan kita akhiri hari kita dengan ucapan syukur.


May God bless us today !

Gunakan tombol "Tell A Friend" untuk bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.

Baby Shower - Kenneth dan Keenan

Minggu 22 Februari, Keluarga Darlan dan Ester Zakaria siap menerima kehadiran jemaat Kemang Pratama di rumah mereka. Hari itu diadakan acara Baby Shower untuk Kenneth dan Keenan, kedua anak kembar mereka yang lahir di bulan Januari. Opa dan Oma Solihin juga hadir untuk turut bersyukur bersama dengan keluarga. Di luar cuaca agak mendung, dan hujan rintik perlahan membasahi kompleks perumahan Vermont Parkland, Bumi Serpong Damai, Tangerang.



Pukul 16:30, IbuEllen Suhardjo memimpin acara Baby Shower. Di awal Keluarga Willy Wuisan menyanyikan lagu yang mengajak kita untuk merenungkan bahwa semua yang kita miliki tidak berarti tanpa Tuhan menyertai kita. Bapak Darlan kemudian menyampaikan sebuah kesaksian keluarga. Saat mereka masih di Taiwan, mereka mendengar bencana yang terjadi di Cina. Dan mereka berpikir ini menjadi tanda kedatangan Yesus kedua kali. Dan mereka rindu untuk pulang kembali ke Indonesia. Puji Tuhan, tidak lama kemudian mereka kembali ditugaskan di Indonesia. Dan bukan hanya itu berkat yang mereka terima. Mereka juga mendapatkan 2 orang bayi kembar di kandungan Ester. Dan akhirnya bulan Januari kemarin lahirlah Kenneth dan Keenan, menjadi adik-adik dari Kevin.


Setelah kesaksian, Pendeta RY Hutauruk membawakan renungan. Di awal disampaikan bahwa Yakub dan Esau adalah dua anak kembar di dalam alkitab. Namun, ayah mencintai Esau dan ibu mencintai Yakub. Ini adalah tantangan bagi Darlan dan Ester, diharapkan mereka senantiasa membagi cinta yang sama kepada ketiga anak mereka. Mengutip buku “Mendidik Anak”, Pendeta Hutauruk menyebutkan bahwa 7 tahun pertama dalam kehidupan seorang anak adalah masa yang penting untuk membangun tabiat mereka. Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar di masa tujuh tahun pertama ini. Otak bayi adalah seumpama kertas putih yang bisa diisi oleh apa saja. Oleh karena itu orang tua bertanggung jawab untuk hal apa yang akan mereka berikan sebagai didikan kepada anak mereka mulai dari bayi hingga besar nanti. Orang tua perlu berhati-hati, karena otak anak akan mereka segala yang terjadi, ucapan yang keluar, tindakan yang dilakukan di dalam keluarga. Itu sebabnya kebaktian dalam rumah tangga perlu dilakukan pada pagi dan petang bersama anak sejak mereka bayi, karena hal itu akan terekam di pikiran mereka. Kemudian anak-anak perlu diajar untuk menghargai mana milik mereka dan mana milik orang lain. Dan yang terakhir, jangan pernah orang tua menakut-nakuti anak-anak mereka, karena satu saat anak tidak akan percaya kepada orang tuanya. Di akhir renungan Pendeta Hutauruk mengingatkan bahwa Tuhan telah mempercayakan kehadiran anak-anak di dalam keluarga, dan orang tua bertanggung jawab mendidik mereka di jalan Tuhan. Puji Tuhan untuk renungan yang baik bagi keluarga Darlan Zakaria dan juga keluarga-keluarga yang hadir.
Pendeta Hutauruk kemudian membawakan doa berkat bagi Bapak Darlan, Ibu Ester, Kevin, Bapak dan Ibu Solihin.

Usai doa berkat,Ibu Ellen mengundang Bapak Wilson Tobing untuk memberikan kata sambutan mewakili jemaat. Setelah itu, Ibu Dahlia Hutauruk menyampaikan tanda suka cita dari jemaat Kemang Pratama untuk Keluarga Darlan Zakaria. Doa tutup dilayangkan oleh Bapak Sontani Purnama. Usai kebaktian keluarga mengundang yang hadir mencicipi hidangan yang telah dipersiapkan. Bapak Christian Siboro melayangkan doa makan, dan setelah itu satu per satu mulai mengambil makanan yang terhidang. Selamat kepada Keluarga Darlan Zakaria. Tuhan memberkati senantiasa !

Pertikaian Berakhir

Rabu 25 Februari jam 19:30, seperti biasa jemaat Kemang Pratama datang untuk kebaktian tengah minggu. Di awal kebaktian Bapak Munas Tambunan menyanyikan lagu “Tiada Lain Pelindung Sperti Yesus” dengan baik. Memang kita sepatutnya hanya bersandar kepada Yesus di dalam perjalanan hidup kita. Lagu yang baik dan menyiapkan hati kita untuk mendengar renungan yang dibawakan oleh Bapak Munas Tambunan dari buku Kemenangan Akhir pasal 42, berjudul “Pertikaian Berakhir”. Pasal ini mengakhiri bacaan dari buku Kemenangan Akhir.

Bapak Munas menyampaikan pertentangan antara Tuhan Allah dan setan yang dimulai di surga, dan diteruskan di bumi, akan berakhir. Pada saat itu Yesus dan orang-orang tebusan akan turun dari surga ke bumi. Sementara itu setan akan dilepas dari rantainya dan orang-orang jahat yang mati akan dibangkitkan. Setan dan para pengikutnya yang sudah jatuh merasa memiliki kuasa untuk mengalahkan Yesus dan orang-orang benar. Mereka berusaha untuk menyerang. Di saat inilah Yesus akan membuat mereka tidak berkutik. Hukuman akhir akan dijatuhkan. Api neraka akan tercurah ke atas bumi menghanguskan dan melenyapkan mereka untuk selama-lamanya. Setan dan para pengikutnya dikalahkan. Semua umat tebusan dan penghuni surga akan menyaksikan peristiwa penuh sukacita ini. Sementara itu di barisan Yesus adalah orang-orang benar yang telah menang. Diantara mereka ada yang telah melayani Tuhan selama hidup mereka di bumi ini. Ada juga mereka yang dulu pernah sesat, namun kemudian bertobat dan menerima Yesus dalam hidup mereka. Mereka semua adalah umat tebusan yang memutuskan untuk berdiri dalam kebenaran. Kemenangan akhir menjadi milik Allah dan umat-umatNya. Renungan yang baik sepanjang 42 minggu telah diakhiri dengan kisah kemenangan yang penuh sukacita dan bahagia untuk semua. Puji Tuhan untuk pelajaran yang baik dari Buku Kemenangan Akhir. Biarlah kita boleh dipersiapkan menyongsong hari itu, dimana Tuhan Yesus datang menjemput semua umatNya yang setia dan kita boleh termasuk di dalamnya. Amin !

Pemakaman Almarhum Pdt Y. Panjaitan


Upacara pemakaman almarhum Pdt Y. Panjaitan telah dilangsungkan hari Rabu 25 Februari 2009 kemarin. Prosesi acara pemakaman akan diberitakan di website ini besok Jumat 27 Februari. Mari kita datang kembali besok untuk menyimak jalannya acara selengkapnya.

Wednesday, February 25, 2009

Untukmu Kuberikan Yang Terbaik

Matius 7:11 “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”







“Kakak mau beli yang mana?”, tanya si bungsu pada kakaknya. “Kakak beli yang ini aja deh… rasanya enak loh mau coba…? Kalau ade mau beli yang mana …?”, jawab si kakak balik bertanya. “Kalau begitu aku beli yang sama seperti punya kakak aja deh…”, sahut si adek. Hari ini sepulang dari sekolah saya membawa anak-anak untuk mampir di sebuah pasar swalayan untuk berbelanja keperluan di rumah. Sementara saya sedang memilih-milih,mereka juga sibuk memilih makanan kesukaan mereka. Saya pun segera bergabung dengan mereka, karena ingin tahu jenis makanan apa yang mereka pilih. “Kalian jangan beli makanan ini ya…, pilih yang lain saja…”, kataku kepada mereka berdua. “Kenapa ma, ini kan enak… aku kan pernah dikasih teman jadi aku sudah tahu rasanya…”, jawab si kakak. “Oh iya…, tapi tadi sudah mama baca isi bahan makanannya ada yang kurang baik untuk kesehatan kita…”, kataku menjelaskan. “Iihhh.. takut ya mam…, nanti kita bisa sakit dong ! Ya sudah deh kalau begitu mami aja yang pilih…”, jawab mereka berbarengan.

Akhirnya kami pun mencari jenis yang lain. Saya puas dan bersyukur karena anak-anak mudah diberi pengertian tentang kekhawatiran saya. Mereka bisa memahami bahayanya mengkonsumsi makanan yang mengandung penyedap rasa. Mulai saat itu setiap kali membeli makanan mereka pasti melihat terlebih dahulu komposisi dari bahan makanannya.

Ayat kita pagi ini memberikan janji-Nya yang pasti bahwa Allah selalu memberikan yang baik untuk anak-Nya yang mau meminta kepada-Nya. Sebagai orang tua, tentunya kita ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita. Kita akan berpikir keras untuk memilih yang terbaik untuk anak-anak kita. Apalagi Bapa kita di surga, Dia mau memberikan yang terbaik bagi kita. Oleh karena itu kita harus melatih hati kita agar memiliki iman untuk percaya bahwa Bapa di surga memiliki rencana yang baik untuk kita anak-anak-Nya. Sehingga kita boleh senantiasa bersyukur setiap hari untuk semua pemberian yang kita terima di dalam hidup ini, karena kita memiliki percaya bahwa Bapa kita di surga memberikan yang terbaik buat kita.

Let us be thankful every day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” di bawah ini.

Rapat Panitia Ulang Tahun Gereja

Gereja Kemang Pratama akan genap berusia 10 tahun pada tanggal 2 April mendatang. Dan sebuah acara ucap syukur sudah direncanakan pada tanggal 25 April nanti. Acara syukuran istimewa untuk berterima kasih atas berkat Tuhan kepada jemaat selama 10 tahun. Panitia yang merencanakan semua rangkaian acara syukur di 25 April nanti telah dibentuk. Usai potluck Sabat 21 Februari ini, mereka berkumpul untuk membicarakan hal-hal yang terkait persiapan dan prosesi acara. Doa buka dilayangkan oleh Bapak Willy Wuisan.


Bapak Ramlan Sormin sebagai Ketua Panitia Ulang Tahun Gereja memimpin jalannya rapat. Bapak Ramlan menyampaikan beberapa agenda yang akan dibahas dalam rapat. Semua ketua bidang hadir dalam rapat ini. Bapak Sudianto Suhardjo yang mengetuai bidang Tamu Khusus menyampaikan persiapan yang telah dilakukan. Setelah itu Ibu Yunita Wuisan sebagai ketua bidang Acara memberikan gambaran jalannya acara dengan baik. Pemimpin Koor telah berbagi tanggung jawab. Bapak Joy Silaban akan memimpin Koor Anak dan Koor Pemuda. Sementara Bapak Gilbert Sinaga memimpin Koor Jemaat dan Koor Ibu-ibu. Bapak Joy Silaban memberikan beberapa alternatif pilihan lagu untuk dinyanyikan oleh tiap-tiap koor, yang telah disesuaikan dengan tema acara ulang tahun. Judul lagu untuk masing-masing kelompok koor pun disepakati. Bapak Willy Wuisan menyampaikan bahwa beberapa desain undangan ulang tahun telah dibuat dan perlu mendapatkan masukan sebelum naik cetak. Ibu Ully Tambunan yang memimpin bidang Ramah Tamah menyampaikan pilihan menu.
Bapak David Tampubolon menerangkan beberapa hal terkait dengan persiapan bidang Perlengkapan dan Peralatan. Bapak Rizal Maringka kemudian menjelaskan hal-hal yang dibutuhkan dari bidang Dokumentasi agar semua jalannya acara bisa diabadikan dengan baik lewat video dan foto. Ibu Naomi Tobing menyampaikan rencana aktifitas untuk pendanaan biaya. Ibu Ellen Suhardjo menjelaskan rencana dari bidang Dekorasi gereja. Dan yang terakhir, Ibu Meiske Tampubolon menerangkan rencana untuk bidang Penerima Tamu dan Ushers. Bapak Marlan Sianturi sebagai Bendahara Panitia dan Vivi, Sekretaris Panitia, mengikuti dan mencatat setiap rencana dari masing-masing bagian. Rapat diakhiri dengan doa oleh Pdt R.Y. Hutauruk. Semoga semua rencana bisa berjalan untuk kepujian nama Tuhan !

Tiup Lilinnya..! Tiup Lilinnya…!

Usai khotbah di Sabat 21 Februari, jemaat dan para tamu pergi menuju ke samping gereja untuk mengikuti acara potluck. Beberapa ibu-ibu sibuk mengurus makanan yang akan dihidangkan. Dan terlihat ada juga kue ulang tahun dilumuri oleh potongan-potongan coklat. Waaahh…siapa yang ulang tahun kali ini ya ?? Ohh..ternyata Felisya Tambunan yang menyiapkannya untuk bersyukur atas berkat Tuhan. Dia berulang tahun minggu lalu. Dan ada beberapa anggota jemaat lainnya yang berulang tahun juga minggu lalu seperti Feronika dan Rini Napitupulu. Yang hadir pun mulai menyanyikan lagu Happy Birthday To You ! Dan dilanjutkan dengan Tiup Lilinnya ! Tampak Felisya dan Feronika senyum-senyum bahagia mendengar nyanyian yang penuh semangat dari yang hadir. Setelah itu Pdt RY Hutauruk melayangkan doa berkat buat mereka. Usai doa, semua yang hadir memberikan selamat kepada Felisya dan Feronika yang menyambut salaman dengan sukacita. Selamat Ulang Tahun Felisya, Feronika dan Rini !! Panjang umur dan Tuhan memberkati kalian senantiasa !!

Tuesday, February 24, 2009

Curahan Hati Mama

Roma 12:12 “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa !”






Saya sedang tidur pulas malam itu, ketika tiba-tiba dering telepon berbunyi tak henti-hentinya. Sambil malas-malasan saya angkat gagang telepon. “Hallo….”, sambut saya dengan enggan. Maklum hari sudah sangat larut jam 01:30 malam. “Sayang… maaf ya mama mengganggu tidurmu…”. Ternyata suara mama di sebrang sana. “Iya ma, ada apa mama kok telepon malam begini ?”, jawab saya merubah nada suara tadi. “Mama lagi sedih nih…, ingin cerita sama kamu bisa enggak ?”, tanya mama. “Ya pasti boleh dong ma…masak anaknya engga mau dengerin curahan hati ibunya…”, jawab saya serius. “Memangnya mama mau curhat apa sih ?”, lanjut saya lagi. “Mama sedang sedih sekali…, sahabat mama yang sangat mengenal mama… dia tega menyakiti hati mama. Dia menyebarkan berita bohong kepada orang-orang yang mama kenal…”, suara mama terdengar melemah menahan tangisan. “Kenapa mama harus sakit hati ? Mama kan tahu itu tidak benar…. Di dunia ini memang banyak orang suka mengganggu ketenteraman orang lain, jadi mama tidak perlu khawatir, karena kebenaran itu akan muncul dengan sendirinya…”, jawab saya mencoba menenangkan hati mama. “Tadinya mama tidak perduli…, tapi lama kelamaan kok makin jadi…”, sahut mama pelan. “Bagaimana kalau mama berdoa, meminta Tuhan meluruskan hatinya ?”, kata saya mencoba menawarkan solusi. Kami tutup pembicaraaan malam itu dengan berdoa bersama. Kucurahkan segenap pikiranku tertuju kepada Tuhan. Aku ingin mama betul-betul bisa mendapat hati yang tenang, karena aku percaya ada kuasa dalam setiap doa yang disampaikan dengan sungguh-sungguh.

Satu minggu setelah pembicaraan itu mama kembali menelpon saya. Nada suaranya terdengar riang sama seperti yang dulu lagi, menanyakan keadaan kami semua. Penasaran saya bertanya, “Kelihatannya mama sudah happy lagi nih…?”. “Iya nih…, malam itu mama bergumul… mama renungkan perkataanmu. Mama pikir kamu benar… kenapa mama harus pusing untuk hal itu. Yang penting mama tidak seperti yang dia katakan. Mama berdoa kepada Tuhan, mama ceritakan semua kesusahan hati mama, dan setelah itu hati mama rasanya lega…”, kata mama dengan tenang. “Oh Tuhan.. terimakasih !! Engkau begitu baik kepada mama… Engkau sudah mendengar permohonan hamba !!”, teriakku dalam hati. Ingin rasanya saya bisa memeluk mama saat itu juga. Saya betul-betul merindukan mama. Aku ingin merasakan pelukannya yang hangat dan ketenangan yang biasa dia perlihatkan kepada kami anak-anaknya.

Pagi ini ayat renungan kita mengajarkan kepada kita agar kita senantiasa bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam menghadapi kesesakan, dan bertekun dalam doa. Dalam kehidupan ini ada hal-hal yang tidak menyenangkan yang silih berganti datang mengisi lembaran cerita kita. Terkadang kita merasa bosan, kecewa dan bahkan lemah dalam menghadapi peristiwa-peristiwa itu. Namun jika kita bertekun dalam doa dan melalui doa kita bercerita kepada Tuhan masalah yang kita hadapi, maka kita akan memiliki kesabaran untuk menghadapi semua itu. Allah akan memberikan kedamaian dan ketenteraman di dalam hidup kita.

Let us be faithful in prayer !

Gunakan tombol "Tell A Friend" untuk membagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.

Penghiburan Untuk Keluarga Pdt. Y. Panjaitan

Hari Senin, 23 Februari 2009, jam 15:45, saya mendapat telepon dari Ibu Debby Simanjuntak. Di seberang telepon, Ibu Debby dengan suara yang sedikit bergetar menyampaikan bahwa papanya, Pendeta Yunus Panjaitan, dalam kondisi yang sangat menurun di ruang ICU RS PGI Cikini Jakarta, setelah menjalani operasi pada pencernaan yang dilakukan pada pukul 10:00 pagi. Ibu Debby mengharapkan doa dari jemaat Kemang Pratama bagi papa yang dikasihi agar diberikan kekuatan untuk melalui masa kritis ini. Setelah memberikan kata-kata menguatkan kepada Ibu Debby yang tengah dalam perjalanan ke rumah sakit, saya pun menundukkan kepala dan berdoa kepada Tuhan memohon kekuatan surga dicurahkan kepada Pendeta Panjaitan yang sedang lemah kondisinya. Usai berdoa, segera saya menghubungi anggota jemaat melalui milis gereja, telepon, dan sms, agar kita bersekutu dalam doa memohon keajaiban dari Tuhan. Hal ini pun segera direspons oleh anggota jemaat. Masing-masing, baik yang ada di kantor, maupun di rumah, segera mengambil waktu untuk memohon kekuatan dan mujizat dari Tuhan bagi pendeta Panjaitan.

Jam menunjukkan pukul 16:00, ketika saya kembali menerima telepon dari Ibu Debby. Di ujung sana suara isak tangis yang bergetar menyampaikan bahwa Pendeta Yunus Panjaitan telah menghembuskan nafas terakhir beberapa menit sebelumnya. Saya berusaha menenangkan Ibu Debby agar tegar menghadapi kenyataan ini.
Terlintas bayangan tentang almarhum Pendeta Yunus Panjaitan bersama dengan isteri selama ini sebagai jemaat Kemang Pratama. Bila datang ke gereja, mereka selalu datang di awal, sebelum kebaktian di mulai. Walaupun rumah cukup jauh dari gereja, namun beliau selalu berupaya agar datang tepat waktu. Dan bilamana kita berjumpa satu dengan yang lain, senyum di wajah beliau selalu mengembang dan dengan ramah menyambut salam yang disampaikan. Bila kita bercakap-cakap, beliau juga selalu bersemangat dalam memberikan pandangan-pandangan dan pengalamannya yang baik dan berharga. Saat diskusi di sekolah sabat,Pendeta Panjaitan selalu bersemangat memberikan masukan-masukan rohani bagi anggota di UKSS dimana beliau berada. Teringat belum lewat dua sabat yang lalu beliau mengajar sekolah sabat di gereja Kemang Pratama dengan penuh semangat.

Hari Sabat 21 Februari lalu, Bapak Dickson dan Ibu Debby Simanjuntak menyampaikan bahwa Pendeta Panjaitan sedang dirawat di RS PGI Cikini karena menderita sakit pencernaan. Sebelumnya beliau sempat dirawat di Bandung. Segera setelah acara sabat selesai di sore harinya, Pendeta R.Y. Hutauruk memimpin anggota jemaat untuk mengadakan perlawatan ke rumah sakit. Di rumah sakit, anggota jemaat bertemu dengan Bapak Panjaitan yang nampak masih cukup segar saat itu, walaupun selang-selang infus dimasukkan ke dalam tangannya. Jemaat juga bercerita dengan keluarga Panjaitan yang ada saat itu dan memberikan semangat bahwa penyakit ini akan berlalu dan kesembuhan akan didapat segera. Oma Tina Wira dan Pendeta Hutauruk menutup perlawatan sabat sore itu dengan doa berharap Tuhan memberikan kesembuhan. Ternyata itu adalah kesempatan terakhir yang diberikan Tuhan bagi jemaat untuk bercakap-cakap dengan Pendeta Panjaitan. . Ahh…hidup ini begitu singkat, dan terlalu berharga untuk dilewati setiap detiknya. Kita tidak pernah tahu kapan kita akan mengakhiri perjalanan singkat kita di dunia fana ini.

Pada Senin malam 23 Februari, jemaat Kemang Pratama mendatangi Rumah Duka PGI Cikini untuk menghibur keluarga yang berduka. Bertemu dengan Ibu Panjaitan, Pendeta David Panjaitan, Ibu Debby Panjaitan, Ibu Maria Panjaitan, kamipun larut dalam dukacita bersama keluarga. Keluarga menyampaikan bahwa pagi hari sebelum operasi dilaksanakan semua terasa baik-baik saja. Pendeta Panjaitan pun dalam keadaan segar dan banyak senyum. Anak-anak dan cucu juga memberikan dukungan kepada beliau yang akan menjalani operasi. “Papi harus kuat ya menjalani operasi ini…Tuhan akan pimpin…” , bisik Ibu Panjaitan. Bapak Panjaitan pun mengangguk penuh dengan senyum tulus. Pukul 12:00 siang operasi selesai, namun diberitahukan bahwa kondisi pendeta melemah. Hingga akhirnya berita dukacita disampaikan pada pukul 13:55. Walaupun penuh dengan kepedihan, keluarga juga memiliki ketabahan menghadapi masa sulit ini. “Kami percaya ini adalah yang terbaik yang diberikan Tuhan bagi papi…”, kata Pendeta David Panjaitan kepada kami malam kemarin.


Tidak lama kemudian, acara kebaktian penghiburan dimulai. Bapak Lianto Napitupulu memimpin acara dengan mengajak semua menyanyi “Yang Roh Suci Yang Benar”. Setelah itu doa buka dilayangkan oleh Bapak Willy Wuisan. Ibu-ibu dari jemaat Kemang Pratama membawakan lagu penghiburan bagi keluarga yang berduka. Renungan penghiburan disampaikan oleh Pendeta R.Y. Hutauruk. Disampaikan oleh Pendeta Hutauruk bahwa almarhum memiliki banyak teladan yang baik yang telah dihidupkan selama ini. Banyak pelajaran baik yang dapat ditiru dari almarhum. Keluarga diharapkan agar terus setia hingga pagi yang cerah bertemu kembali dengan yang dikasihi. Bapak Wilson Tobing, ketua jemaat, menyampaikan kata-kata dukacita mewakili gereja. Kembali Bapak Wilson menyampaikan bahwa banyak hal yang baik yang patut diteladani dari Pendeta Panjaitan. Dan keluarga diminta untuk boleh meneruskan teladan yang baik ini hingga satu hari reuni besar nanti tiba. Lagu penutup “Harap Allah Beserta Kamu” dinyanyikan oleh semua. Bapak Ronny Kountur menutup kebaktian penghiburan malam itu.

Keluarga besar Panjaitan masih menantikan anggota keluarga yang akan datang dari Sumatera Utara pada hari Selasa 24 Februari ini. Pada Selasa malam ini, jemaat Kemang Pratama kembali akan berkumpul memberikan penghiburan kepada keluarga. Direncanakan acara pemakaman akan berlangsung pada hari Rabu 25 Februari. Kepada keluarga besar Panjaitan, jemaat Kemang Pratama senantiasa melayangkan doa agar keluarga diberikan penghiburan sempurna dari Allah Bapa. Amin !

Monday, February 23, 2009

Kasih Yang Tulus


Roma 12 : 9 ”Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.”




Sama seperti hari-hari yang lalu, setelah selesai mengantar anak-anak ke sekolah saya langsung menuju ke pasar untuk belanja keperluan memasak. Setibanya di rumah, saya segera membereskan belanjaan. Setelah rapih sayapun beristirahat sejenak melepaskan lelah. Rumah ini terasa sepi sekali jika anak-anak tidak ada, karena celoteh dan tawa mereka yang membuat suasana terasa ramai. Tiba-tiba saya teringat pembicaraan kami tadi malam sebelum tidur, si sulung berbicara seperti ini, “ Mami besok kalau mami pergi, tolong belikan aku topi sekolah yang baru ya! Yang ada karetnya di belakang…”, sambungnya menjelaskan. “Loh, topi kakak kan masih bagus kenapa harus beli …? Yang baru masih bisa dipakai kok. Nanti kalau dipakai buat yang tidak terlalu penting, uang kita bisa cepat habis…”, jawab saya mencoba membujuk. Mendengar perkataan saya, si kakak dan adiknya yang ada saat itu hanya terdiam. Mereka memandangi wajah saya seperti sedang mencoba untuk mencerna apa yang saya katakan.

Tetapi alangkah terkejutnya saya pagi ini ketika masuk ke kamar untuk membereskan tempat tidur, di meja kamar persis diatas dompet, saya temukan kertas putih dengan tulisan tangan yang isinya seperti ini :

Untuk : Mami Dari : Adek
Mami maaf ya…tadi adek buka dompet mami, adek lihat isinya hanya Rp 10.000,-. Lalu adek cerita ke kakak. Ini ada uang tabungan adek dan kakak jumlahnya Rp 126.000,-. Semuanya kita kasih buat mami, supaya uang mami ada lagi. Adek bungkus di kertas putih supaya mami bisa lihat. Mami jangan marah ya… karena adek sudah buka dompet mami. Adek sayang sama mami.

Love : Adek.

Tanpa terasa air mata ini menetes. Saya terharu dan tidak menyangka mereka bisa melakukan hal seperti ini, saya bangga dengan ketulusan hati mereka. Walaupun mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami apa yang saya maksudkan di malam itu.

Ayat kita pagi ini mengingatkan agar kita memiliki kasih yang tulus untuk kita lakukan. Kita bisa mendapatkan pelajaran dari ketulusan hati seorang anak kecil. Di dalam bersikap, anak-anak penuh dengan ketulusan hati. Ketulusan hati bisa kita perlihatkan dalam perkataan maupun perbuatan. Jika kita mengasihi dengan tulus, maka akan ada berkat bagi kita yang melakukannya maupun bagi orang yang menerimanya. Marilah kita memiliki kasih yang tulus sebagaimana kasih Allah yang tulus kepada kita.
Have a wonderful day !

Jika Yesus Hadir

Hujan rintik-rintik dan angin yang cukup dingin mengantarkan anggota jemaat untuk masuk ke dalam gereja untuk mengikuti kebaktian vesper, di hari Jumat 20 Februari. Wajah yang segar saling menyapa satu dengan yang lain seraya mengucap “Selamat Sabat !”. Bapak Sontani memimpin acara vesper dan mengundang Bapak Joko Prasetyo dan teman-teman untuk membawakan lagu spesial. “ …dimana pun saja…tidak ku gentar…jalan serta Yesus aku bergemar…”, demikian alunan lagu merdu dari bapak-bapak pada malam itu menyiapkan semua yang hadir untuk mendengar renungan vesper yang dibawakan oleh Bapak Ricky Tambunan.

Di awal renungan, Bapak Ricky mengajak beberapa orang muda untuk membacakan ayat renungan di dalam Markus 2 : 1-12. Berganti-ganti Stefanus Purnama, Yoan Hutauruk dan Timoti Tambunan membacakan ayat-ayat ini, yang menceritakan tentang seorang lumpuh yang turun dari atas loteng rumah di mana Yesus ada di dalamnya. Dari cerita ini Bapak Ricky mengambil kesimpulan bahwa bila Yesus hadir, maka ada 7 hal yang pasti akan terjadi. Pertama, orang senang berada di tempat dimana Yesus berada. Ini bisa dilihat dari rumah itu yang penuh sesak. Kedua, orang-orang tidak kehabisan akal. Bila pintu rumah sudah penuh sesak, mereka mencari jalan masuk lewat loteng rumah. Ketiga, di sana akan ada kerjasama, seperti terlihat dari mereka menurunkan sahabatnya dari loteng. Keempat, bila Yesus hadir akan ada iman di hati orang. Ini terlihat dari mereka yang percaya bahwa sahabatnya akan sembuh. Kelima, ada pengampunan. Yang ke enam adalah ada kesembuhan, seperti yang diberikan kepada orang lumpuh ini. Lalu yang ketujuh, bila Yesus hadir akan ada puji-pujian. Melihat ke tujuh hal ini, sungguh suatu yang indah bila Yesus hadir di tengah-tengah kita, baik di dalam rumah tangga kita, di gereja, dan dimana saja kita berada. Bila kita mengundang Yesus hadir, pasti ketujuh hal tadi akan terjadi dan kita akan terberkati. Bapak Ricky menghimbau kita mengundang Yesus hadir setiap hari di rumah kita dan dalam kehidupan kita.

Puji Tuhan untuk renungan yang baik yang kita dengarkan malam vesper ini. Usai renungan, hujan di luar gereja semakin deras turun. Semestinya jemaat akan bergandengan tangan di luar seperti biasa. Kali ini lingkaran besar dibuat di dalam gereja. Setelah jalinan tangan terbentuk, lagu “God is so good” dinyanyikan bersama. Dan setelah itu diikuti dengan ucapan “ Selamat sabat ! Selamat sabat ! Selamat sabat ! Tuhan memberkati ! Halleluyah ! Amin !”. Jemaat diberkati dengan persekutuan yang indah di malam sabat ini.

Jaminan Dan Kesetiaan

Mendung di awan-awan mewarnai jam khotbah pada hari Sabat 21 Februari 2009. Di dalam gereja bangku-bangku terisi penuh hingga ke belakang. Ada banyak tamu-tamu yang datang pada Sabat ini. Mengawali jam khotbah, Ladies Trio SOS (Sound of Several) membawakan dua buah lagu berturut-turut. Di awal mereka menyanyikan lagu "Ten Thousands Angels Cry" dengan merdu. Kemudian dilanjutkan dengan sebuah lagu “Under His Wings” yang mengajak kita untuk berada dalam naungan Tuhan, karena itulah yang membuat kita selamat sejahtera. Cerita anak-anak dibawakan oleh Felisya Tambunan dengan baik. Semua anak-anak memperhatikan dengan penuh minat cerita yang dibawakan. Cerita Felisya mengajak anak-anak untuk berbagi kepada sesamanya. Setelah cerita anak usai, Koor BWA Kemang Pratama membawakan lagu “Till The Storm Passes By”. Lagu ini mengajak kita untuk berseru kepada Tuhan agar Tuhan menyertai kita, merangkul kita, menolong kita dalam melalui badai kehidupan karena kita tidak sanggup untuk menerobos badai kehidupan dengan selamat tanpa pertolongan Tuhan. Puji Tuhan untuk semua lagu-lagu yang baik yang mempersiapkan kita untuk mendengar khotbah oleh Bapak Munas Tambunan yang berjudul “Jaminan Dan Kesetiaan”.

Bapak Munas memulai khotbah dengan menceritakan situasi ketika bangsa Israel sudah 40 tahun keluar dari Mesir, dan mereka sedang bersiap untuk masuk ke dalam Kanaan. Namun mereka tidak serta merta bisa masuk ke tanah kanaan. Mereka harus berkemah di luar tanah kanaan. Ada pengintai yang dikirim untuk melihat suasana kota sekeliling, diantaranya adalah kota Yeriko. Mereka dapati kota ini kota yang rapih, bagus , dan maju dari segi ekonomi. Namun kota ini penuh dengan kejahatan. Tuhan menjanjikan bangsa Israel kemenangan atas kota ini, tapi bangsa Israel harus setia dan menurut kepada Tuhan. Yosua mengasingkan diri untuk bertanya kepada Tuhan apa yang dia harus buat. Tuhan menghampiri Yosua lewat utusanNya. Kadang ada hal yang tidak masuk akal yang Tuhan minta kita lakukan. Itu dialami oleh Yosua dimana Tuhan meminta semua prajurit dan tujuh orang imam-imam membawa tabut perjanjian dan mengelilingi tembok kota Yeriko selama 7 hari, dimana di hari ketujuh mereka diminta untuk mengelilingi tembok sebanyak tujuh kali. Dan, di hari ketujuh, setelah mereka mengelilingi tembok kota tujuh kali, maka tembok itupun rubuh!

Boleh jadi ada jalan-jalan Tuhan yang kita tidak mengerti, namun bila kita menjalankan dengan percaya, itu akan jadi kemenangan bagi kita. Lalu Bapak Munas menyanyikan lagu “Because He Lives” yang menyaksikan bahwa dengan Yesus yang telah bangkit, maka kita punya harapan untuk satu hidup kekal nanti. Kembali melanjutkan khotbah, Bapak Munas menyimpulkan bahwa Tuhan senantiasa memberikan berkat bila kita setia. Dalam perjalanan selanjutnya, ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh bangsa Israel. Dan untuk itu, Tuhan meminta mereka untuk mengakui kesalahan dan bertobat, agar jangan terhalang berkat Tuhan kepada mereka. Ada hubungan yang erat antara kesetiaan yang diminta dari kita dengan jaminan penyediaan yang Tuhan janjikan. Tuhan memberikan jaminan berkat dan lindungan kepada umatNya yang setia. Puji Tuhan untuk firman yang memberkati semua jemaat yang hadir pada Sabat ini !

Cuplikan video khotbah "Jaminan dan Kesetiaan" dan lagu-lagu istimewa bisa kita saksikan di kolom video yang ada di kanan atas halaman ini.

Sunday, February 22, 2009

Mengeluarkan Selumbar

Lukas 6:42 “Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."





Bawa terus…!! Terusss…!! Tembaaakk…!! Aaahh.., masak begitu saja nggak bisa.. !?!”, teriak kawan saya saat kami menonton pertandingan sepak bola. Dilain pertandingan dia berkomentar lagi, “Wah payah...!! Masak sudah ada di depan kiper nggak bisa nge-gol-in juga..?!”, atau “Kalau saya jadi pelatihnya, saya keluarin striker itu !! Masak jadi striker nggak kuat lari…!??”. Ada-ada saja komentar dari teman saya ini. Saya katakan padanya,“Memang penonton umumnya lebih pintar dari pemain. Coba, kalau kamu yang main, mungkin kamu juga nggak bisa apa-apa”. Tidak mau ketahuan salahnya, teman saya membalas,“Tugas saya memang untuk mengomentari pemain-pemain ini. Walaupun nggak bisa main bola, tapi saya kan tahu mana pemain yang bagus dan mana yang tidak. Sama seperti sambal. Saya tidak bisa bikin sambal, tapi saya tahu sambal yang enak dan yang tidak enak !”.

Dalam hidup ini terkadang kita mudah untuk mengomentari sesuatu. Kita merasa lebih mengetahui situasi atau permasalahan yang ada. Terkadang karena kita merasa lebih pintar dan lebih menguasai setiap masalah kita menjadi tergoda untuk memberikan komentar yang cenderung bersifat menghakimi. Kita kadang kala lebih melihat kekurangan orang lain ketimbang kelebihannya. Kita lebih mudah untuk mencap orang lain dengan hal yang negatif, ketimbang memujinya. Dan yang lebih parahnya lagi, kita merasa mempunyai hak untuk memberikan komentar mengenai orang lain.

Pagi ini ayat renungan mengingatkan kita, agar kita jangan mudah terpancing untuk menyuruh orang mengeluarkan selumbar di matanya, padahal ada balok di mata kita. Memberikan komentar bukanlah suatu kesalahan. Namun, hendaknya kita berhati-hati dengan komentar kita. Setiap orang memang mempunyai kekurangan, namun tentunya ada sisi positif yang bisa membuat orang mempunyai nilai dengan dirinya. Biarlah, bilamana ada kekurangan dari saudara kita, kita dapat imbangi dengan melihat kelebihan yang dimilikinya. Kita perlu menyadari bahwa diri kita juga tidak sempurna. Dengan senantiasa saling melihat sisi yang positif yang dimiliki satu dengan yang lain, kita akan dapat membangun kesatuan sebagai keluarga Allah.

Have a nice week end !


Kita bagikan roti pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol ”Tell A Friend” di bawah ini .

Saturday, February 21, 2009

Mengucap Syukur

1 Tesalonika 5:18 “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”





Hujan lagi…!! Hujan lagi..!!”, gerutu salah seorang teman. Memang, saat ini masih musim penghujan, dan sudah beberapa hari ini cuaca selalu mendung disertai hujan yang terkadang cukup deras. Sebagai seorang tenaga pemasaran yang harus mengunjungi pelanggannya dengan mengendarai sepeda motor, tentunya hal ini cukup membuatnya repot. “Repot deh kalau begini terus…! Bagaimana bisa produktif kalau hujan terus ?? Padahal saya sudah berdoa supaya hari ini jangan turun hujan !”, tambahnya lagi. Lucu juga teman saya ini. Beberapa bulan yang lalu, saya ingat saat hujan belum turun, teman saya ini juga uring-uringan. Kala itu, justru dia meminta hujan. ”Panas benar hari ini ...!!” ,katanya waktu itu. ”Bisa matang di jalan saya. Kenapa sih hujan nggak turun-turun...??”

Mungkin terkadang kita seperti teman saya itu. Segala sesuatu yang terjadi harus sesuai dengan kehendak kita. Bila tidak sesuai, maka kita mulai mengomel, dan bahkan mampu untuk memprotes kepada Tuhan. Saat hujan, kita mengeluh karena kita merasa terganggu dengan datangnya hujan. Namun, tidakkah kita sadar, bahwa hujan itu adalah sesuatu yang dinanti-nantikan oleh para petani untuk membasahi sawahnya? Begitu juga dengan panas hari. Saat musim panas, mungkin kita merasa kepanasan, sehingga mengharapkan turunnya hujan. Padahal, di sisi lain, para petani mengharapkan panas untuk dapat mengeringkan padi-padi mereka. Apa jadinya jika panas atau hujan hanya terjadi pada saat yang kita inginkan?

Pagi ini ayat renungan mengingatkan kita untuk selalu mengucap syukur dalam segala hal, baik saat panas maupun saat hujan. Baik dalam keadaan senang, maupun dalam keadaan sulit. Di balik segala kejadian sulit ataupun problem yang kita hadapi, pasti ada sesuatu yang berguna bagi pembelajaran kita. Jadi, dalam keadaan apapun, Allah Bapa kita selalu menghendaki kita untuk tetap mengucap syukur. Kita harus menerima apapun yang berasal dari Tuhan dengan mengucap syukur. Sebab segala sesuatu yang Tuhan berikan kepada kita, pasti baik dan bermanfaat bagi kita.

May His shower of blessings be ours today !

Gunakan tombol ”Tell A Friend” untuk membagikan roti pagi ini kepada sahabat kita.

Friday, February 20, 2009

Sayangilah Tubuhmu !

1 Korintus 6:19 “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”

Teman saya berprofesi sebagai tenaga penjual. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Tidak heran jika dia terlihat sangat profesional, di dalam bekerjapun dia tak kenal waktu. Kapanpun pelanggan membutuhkannya, dia bersedia untuk melayani. Tidak ada hari libur baginya. Tidak ada kata istirahat bila ia sedang bersama pelanggannya. Sepertinya, seluruh kehidupan dibaktikan untuk pekerjaan. Hal ini terus berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Sampai satu ketika akhirnya dia ambruk di tempat kerja dan harus masuk ke rumah sakit dirawat di ruang ICU.

Kini dia sudah beristirahat dengan tenang, dia sudah pergi dipanggil Tuhan. Saat saya berkesempatan bincang-bincang dengan kakaknya, kami mengenang saat almarhum masih hidup. Dari pembicaraan dengan kakaknya saya baru tahu bahwa dia mempunyai masalah dengan pola hidupnya. ‘‘Sebenarnya almarhum ini tidak mengidap sakit apapun tetapi dia hanya terlalu capek kurang beristirahat maka akhirnya dia jadi diserang penyakit lever”, kata kakaknya. “Jadi sebetulnya dia baru mengidap penyakit ini ya pak ?”, saya bertanya. ‘‘Dia sulit sekali untuk mengambil waktu beristirahat..., dia bekerja terlalu keras tidak mengenal waktu. Itu membuat levernya semakin parah”, sambung kakaknya menjelaskan. Dalam hati saya berfikir mungkin almarhum sulit untuk memiliki waktu untuk bersantai dan istirahat yang cukup karena dia sangat mencintai pekerjaannya. Akibatnya dia mengabaikan prinsip-prinsip kesehatan.

Ayat renungan kita pagi ini mengingatkan kita akan pentingnya memelihara tubuh kita. Tubuh kita adalah bait Roh Kudus, dan itu berarti tubuh kita bukan hanya milik kita sendiri. Kadang kala kita mengabaikan kesehatan kita. Kita mengejar semua impian, tanpa sadar kita tidak memikirkan kesehatan tubuh kita. Apalah artinya segala sesuatu yang kita punyai jika tubuh kita sakit? Bisakah kita bekerja bila tubuh kita sakit? Bisakah kita memuji Tuhan bila tubuh kita sakit? Tentu saja tidak. Tentu saja semua itu menjadi tidak ada gunanya, semuanya menjadi sia-sia. Hari ini marilah kita mengingat kembali bahwa Allah menginginkan agar kita memelihara tubuh kita. Mari kita menerapkan pola hidup yang sehat, agar kita bisa melakukan seluruh rencana hidup kita dengan baik, kita bisa menikmati jerih payah kita dan yang terpenting adalah kita bisa memuliakan Allah dengan tubuh yang sehat.

Let us keep our body healthy !

Gunakan tombol ”Tell A Friend” untuk membagikan roti pagi ini kepada sahabat anda.

Futsal dan Badminton Day !

Hari Minggu 15 Februari hari yang ditunggu-tunggu oleh bapak-bapak, orang muda dan anak-anak. Kenapa? Karena hari itu diadakan olahraga bersama. Dan tidak tanggung-tanggung, olah raga favorit banyak orang, yaitu : Futsal dan Badminton !

Sejak pukul 7:00 pagi lapangan Badminton dan Futsal yang ada di kompleks perumahan Galaxy telah dipadati oleh bapak-bapak, orang muda dan anak-anak. Di lapangan badminton tampak Bapak Viertin Tobing, Jamesson dan Lenny Silitonga serta Bapak Marlan Sianturi asyik bermain badminton.

Sementara di lapangan futsal…wahh…tidak terhitung banyaknya yang bermain…! Semua sibuk mengejar si kulit bundar, berusaha merebut dari kaki lawan, menggocek bola, mengejar lawan, mengoper kepada teman, sundul bola, tendangan mengarah ke gawang lawan…dan….ggoooooollll!!!! Bukan hanya pemain yang berkejar-kejaran, tapi skor pertandingan ikut juga berkejar-kejaran 1:1 , 2:2, 4:3, dst. Sesekali kapten mengatur serangan dengan berteriak dan memberi umpan kepada teman yang ada di depan. Ada banyak juga yang terjatuh bangun. Bapak David Tampubolon tampak jatuh setelah mendapat sliding tackle dari anak-anak … tapi hanya untuk menambah seru permainan saja karena Bapak David segera bangkit dengan tawa lebar. Di sisi anak-anak tidak ketinggalan Junior Tampubolon, Veber Sormin, Timoti Purnama, Stefanus Purnama, Joel Barnabas dan yang lainnya menggolkan ke gawang lawan secara bergantian. Bila gol tercipta, mereka berlari mengacungkan tangan seperti layaknya pemain liga Inggris !! Tidak ketinggalan juga Robert Rihi Hina yang sebagai kiper sekali sekali maju ke depan gawang lawan, juga ada Asto Sulasta, Larry Manurung, Joy Silaban, Bapak Ricky Tambunan, Bapak Christian Siboro turut mengejar dan memasukkan bola ke gawang lawan. Sementara Bapak Ramlan dan Ibu Evelyn Sormin serta Bapak Rizal dan Ibu Gladys Maringka, bertepuk memberi semangat dari bangku penonton. Akhirnya waktu menunjukkan pukul 8:00 pagi, saat pertandingan usai. Kedudukan akhir sama kuat 14:14. Hebat sekali ! Semua bergembira dan merasa lebih bugar setelah mengeluarkan keringat di pagi hari dan pulang dengan sukacita.

Thursday, February 19, 2009

Doa Waktu Pagi

Mazmur 88:14 “Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.”






Mata ini rasanya masih berat sekali, ketika suara si bungsu membangunkan saya, “Ayo papa bangun.. sudah pagi papa… nanti kita terlambat..”, suaranya pelan hampir berbisik di telinga saya. Saya lirik jam pukul 4.30 pagi. “Waduh masih pagi sayang, papa tidur sedikit lagi yaa…?” kata saya membujuk. ”Jangan papa nanti kita terlambat. Papa kan sudah janji mau antar kami main futsal, tempatnya kan jauh nanti kita kesiangan deh…”, sambungnya memohon kepada saya. Akhirnya saya lompat dari tempat tidur, sengaja untuk mengagetkan diri agar kantuk ini segera hilang. Hari Minggu pagi ini kami memang berencana untuk pergi ke salah satu tempat untuk bermain futsal. Sedari tadi malam anak-anak sudah terlihat tidak sabar mempersiapkan diri,mereka bertiga memang paling suka permainan ini. “Dedek jangan lupa bawa bola ya…?”, kata kakaknya yang sulung. “Jangan lupa juga bawa baju seragam kamu nanti engga sama dengan kakak loh!”, kakaknya yang satu lagi mengingatkan.

Mengingat kejadian malam itu diam-diam saya merasa bangga dengan kekompakan mereka. Saya bangga dengan keperdulian mereka satu dengan yang lain. Tentu saja saya tidak ingin mengecewakan hati mereka. Tetapi kejadian ini tidaklah terjadi setiap hari, karena pada hari-hari biasa pada kenyataannya mereka bertiga sulit sekali untuk bangun pagi. Saya dan istri saya harus hilir mudik ke sana ke mari untuk membangunkan mereka secara bergantian. Memang kejadian ini tidak sampai membuat mereka terlambat tiba di sekolah, hanya saja kegiatan rutin membangunkan mereka ini cukup membuat kami sibuk di pagi hari. Yang menjadi masalah adalah dampaknya terhadap kebaktian pagi. Karena waktunya yang sudah terburu-buru, kamipun melakukan kebaktian hanya sebatas doa rutinitas saja, tidak terlalu diresapi karena waktunya yang sudah mepet semua merasa ingin cepat berangkat. Doa kami mungkin lebih tepat seperti seseorang yang mengucapkan kalimat sekedar saja kepada sahabatnya.

Ayat kita pagi ini mengajak kita untuk berdoa pada waktu pagi. Pemazmur berteriak meminta tolong dalam doa pada waktu pagi hari. Dia khususkan waktu paginya untuk datang memohon pertolongan pada Tuhan. Saat dimana aktifitas kita belum dimulai sebaiknyalah kita datang kepada Tuhan. Kita bisa menceritakan segala yang kita rasakan, kita bisa berteriak memohon Tuhan untuk menolong kita dalam segala rencana hidup kita. Kita diajak untuk menyisihkan waktu kita bertemu dengan Tuhan di pagi hari, agar kita memulai hari kita bersama dengan Tuhan. Pagi ini biarlah kita memulai dan meneruskan kebiasaan kita untuk bertemu dengan Tuhan, karena Tuhan rindu bertemu dengan kita.


May God be with us every day !


Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda. Gunakan tombol ”Tell A Friend” di bawah ini.

Dunia Sunyi Senyap

Acara kebaktian Rabu, tanggal 18 Februari 2009, dimulai pukul 19:30. Jamesson Silitonga memimpin acara kebaktian dan mengundang guru-guru sekolah sabat dewasa untuk menyanyikan lagu spesial. Setelah lagu yang baik dikumandangkan, jemaat pun telah siap untuk mendengarkan renungan yang berjudul “Dunia Sunyi Senyap”, yang diambil dari buku Kemenangan Akhir fasal 41. Bapak Willy Wuisan menyampaikan renungan menggantikan Bapak Wilson Tobing yang berhalangan.

Di awal Bapak Willy menyampaikan kutipan dari Wahyu 18 : 5 – 10, bahwa anggur murka Allah akan tercurah membalas semua orang-orang jahat yang tidak mengikuti hukum dan perintah Allah. Pada masa akhir nanti, murka Allah tidak dapat tertahankan oleh mereka yang mendapatkan hukuman. Mereka yang selama ini dibutakan oleh penipuan setan, merasa benar di jalan-jalan mereka yang penuh dosa, dan menyombongkan diri padahal telah melanggar hukum Allah, mereka akan dibinasakan. Tidak ada satupun orang fasik yang luput dari pedang murka Tuhan. Setelah mereka semua binasa dan lenyap maka dunia ini akan sunyi senyap. Dunia jadi padang kering yang tandus. Setan tidak punya lagi hak untuk terbang ke dunia lain. Dia akan kesepian sendiri karena tidak ada lagi orang yang bisa dia pengaruhi. Selanjutnya bapak Willy menyampaikan bahwa selama 6000 tahun pemberontakan Setan telah membuat bumi gemetar. Dan ia berusaha menawan umat Allah. Tapi Yesus memutus rantai pengikatnya. Sebagai gantinya di akhir masa nanti, Setan dirantai di dunia yang penuh kegelapan. Saat itu bumi tidak ada cahaya dan kosong seperti waktu mula-mula dulu. Setan dicampakkan ke jurang maut. Hal ini akan berlangsung selama 1000 tahun lamanya. Di masa itu pula, penghakiman atas orang-orang fasik akan berlangsung di surga. Itu sebabnya kita tidak boleh menghakimi orang lain, karena nanti Tuhan dan orang-orang benar yang akan menjadi hakim kepada mereka yang jahat. Luar biasa dahsyat peristiwa yang akan terjadi di masa akhir nanti. Tuhan akan memimpin umatNya kepada kemenangan akhir. Puji Tuhan untuk renungan yang baik yang mengingatkan kita untuk setia kepada kebenaran Tuhan.

Di akhir renungan, beberapa jemaat menyampaikan kesaksian dan hal-hal yang perlu didoakan. Setelah itu secara berkelompok, doa dilayangkan bagi firman yang telah kita dengarkan, bagi yang sakit, bagi yang sedang belajar firman Tuhan, bagi Family of the Month, bagi keluarga-keluarga yang ada di jemaat Kemang Pratama. Setelah lagu tutup, Bapak Willy Wuisan melayangkan doa tutup. Jemaat diberkati atas persekutuan yang indah malam ini.

Ulang Tahun Pernikahan ke – 30

Acara Rumah Tangga di hari Minggu 15 Februari di rumah keluarga Hendra Tampubolon terbilang istimewa. Kenapa ? Karena keluarga Hendra Tampubolon saat itu juga bersyukur atas ulang tahun pernikahan mereka yang ke – 30 tahun ! Anggota jemaat tampak mulai berkumpul. Ibu Gladys Maringka memimpin jalannya acara. Doa buka dilayangkan oleh Ibu Nursia Manurung dilanjutkan dengan lagu spesial oleh Orang Muda.

Sebuah kesaksian dari keluarga disampaikan oleh Bapak Tampubolon. Beliau menyampaikan syukur kepada Tuhan atas perlindungan buat keluarga, berkat jasmani dan rohani, semua anak-anak dalam keadaan baik-baik, terlebih atas pimpinan Tuhan selama 30 tahun mengarungi bahtera rumah tangga. Selanjutnya keluarga ini rindu menantikan kelahiran cucu pertama yang saat ini sudah berusia 7 bulan di kandungan Donna Manurung dan berharap semua berjalan dengan baik. Usai kesaksian duet Bapak dan Ibu Tampubolon menyanyikan sebuah lagu merdu dari lagu sion nomor 185.

Pendeta R.Y. Hutauruk dalam renungan menyampaikan kutipan dari Mazmur 133 : 1 “Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun !”. Di dalam rumah tangga pasti ada perbedaan pandangan antara suami dan istri. Namun bila masing-masing berupaya untuk menyusaikan terhadap perbedaan itu, maka dengan berjalannya waktu pernikahan akan semakin terasa indah. Setelah itu Pendeta Hutauruk menyampaikan resep bahagia dalam rumah tangga diantaranya adalah 1 cangkir cinta, 1 mangkuk setia, 3 mangkuk pengertian, 2 gelas percaya, 1 ember tertawa dan lemah lembut. Kemudian semua diaduk dengan rata. Bila cinta, setia, pengertian bercampur dengan baik, ditambah lagi dengan percaya, tertawa, dan kelemah lembutan, maka rumah tangga itu akan menjadi rumah tangga yang penuh bahagia. Intinya, perlu keseimbangan dari semua elemen tersebut. Di akhir renungan, Pendeta Hutauruk menyampaikan bahwa jika bukan Tuhan yang membangun rumah, maka semua akan sia-sia. Kepada tiap rumah tangga diingatkan untuk mengajak Tuhan memimpin dalam rumah tangga mereka. Kemudian Bapak Wilson Tobing menyanyikan lagu istimewa untuk keluarga yang berbahagia. Semua menikmati lagu yang merdu. Kemudian semua anggota keluarga Hendra Tampubolon dipanggil : Donna dan Lary Manurung, Gomgom Tampubolon, Natalia Tampubolon, Bapak dan Ibu Tampubolon, dan tidak ketinggalan juga Grace, sahabat Gomgom. Pendeta Hutauruk menumpangkan tangan dan mendoakan agar keluarga ini diberkati dalam setiap perencanaan di masa yang akan datang agar penuh sukacita mereka dan menjadi kepujian bagi nama Tuhan.

Usai lagu penutup dinyanyikan, doa tutup dilayangkan oleh Pendeta M. Silitonga. Setelah itu Ibu Dahlia Hutauruk memimpin acara potong kue, persis seperti 30 tahun lalu. Tampak Bapak Hendra Tampubolon dan Ibu penuh dengan tawa bahagia. Di awal mereka diminta untuk menyebut hal positif yang mereka dapati dari pasangan masing-masing. Ada banyak hal positif yang terucap dan semua yang hadir turut senyum bahagia. Setelah itu kue dipotong dan semua meminta mereka untuk saling bersuapan. Wah…jadi ingat 30 tahun yang lalu deh…!! Setelah itu cup..cup..kecupan kasih sayang mendarat di kening Ibu Tampubolon. Semua bertepuk tangan gembira.Usai acara potong kue, Bapak Pelaupessy mendoakan makanan yang tersedia. Tidak terasa sudah hampir pukul 2:00 siang, dan semua bergegas antri untuk menikmati makanan yang telah disediakan oleh keluarga Hendra Tampubolon. Selamat Ulang Tahun Pernikahan kepada Bapak dan Ibu Tampubolon ! Tuhan memberkati keluarga, anak-anak dan juga cucu yang tengah dinantikan kelahirannya sebentar lagi !

PA Kasih Sayang

Acara PA sabat ini terasa spesial karena bertepatan dengan hari kasih sayang yang diperingati oleh ribuan orang di seluruh dunia yang jatuh pada tanggal 14 Februari. Setiap tahun tanggal 14 Februari dikenal dengan hari Valentine dimana banyak orang yang mengungkapkan kasih sayangnya kepada orang-orang yang dikasihinya. Biasanya kasih sayang ini diekspresikan dengan berbagi coklat dan bunga namun pada kesempatan ini PA Kemang Pratama berbagi kasih dengan berbagi pengalaman kasih dengan orang-orang yang dikasihi.


PA yang dimulai pukul 16.30 sore dipimpin oleh Vira Chandra dibuka dengan song service oleh Melvin Simanjuntak dan ayat inti-doa buka oleh Elsa Tambunan. Lagu pujian pertama dibawakan oleh adik Rodney Maringka dan lagu pujian kedua oleh The Candles. Acara inti dibawakan oleh Natalia dan Ika dengan membacakan beberapa slide dari internet mengenai pengalaman kasih yang dilewati oleh orang-orang bersama dengan orang-orang yang disayangi.

Selanjutnya anggota Kemang Pratama berbagi pengalaman kasih mereka dengan orang-orang yang mereka kasihi, mulai dari anak kecil yang belum bersekolah turut berbagi kasih dengan orang tua mereka. Orang-orang muda yang berbagi pengalaman kasih dengan orang tua mereka walaupun dalam keadaan jauh dari orang tua. Dan orang tua yang berbagi pengalaman kasih dengan anak-anak mereka. Berbagi kasih persahabatan antara orang-orang muda dan orang-orang tua. Begitu banyak yang berbagi pengalaman kasihnya semuanya membawa rasa haru akan mengenang dan teringat kembali kisah-kisah kasih yang telah pernah dilewati bersama.

Akhir acara ini ditutup dengan renungan tutup Sabat oleh oma Tina Wira, yang walaupun diusia yang tidak muda lagi tetapi selalu eksis pada setiap acara PA. Oma berpesan dalam renungannya agar kita selalu berhati-hati dengan matahati kita. Semoga Tuhan memberkati kita dan sampai jumpa pada acara PA yang selalu lebih inovatif. Dihimbau agar kita sekalian boleh turut hadir dan ambil bagian pada acara PA Kemang Pratama.