Tuesday, March 31, 2009

Ujilah !


Mazmur 26 : 2 "Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah Aku; selidikilah batinku dan hatiku.






Menikmati liburan akhir pekan di pantai rasanya merupakan tempat yang cocok untuk keluarga. Ada banyak aktifitas dan pemandangan yang bisa dinikmati : berenang, bermain air, berjemur, bermain pasir. Itulah beberapa kegiatan yang pastinya menarik untuk dilirik, terutama oleh anak-anak. Sejak kemarin siang kami tiba di tempat wisata ini, anak-anak sudah tidak sabar untuk menikmati fasilitas yang ada. “Mama, boleh langsung berenang enggak?”, tanya si kecil pagi itu. ”Iya nih ma..., sudah enggak sabar mau coba water boomnya!”, kata si abang. “Lebih baik main pasir di pantai dulu…!”, kakaknya memberi pilihan lain. “Oke, oke…, kalian sarapan pagi dulu, baru bebas untuk beraktifitas. “jawab saya memberi syarat. Senang sekali melihat anak-anak begitu menikmati liburan mereka . Sambil menikmati pemandangan dan udara pantai, sesekali saya bergantian mendekati mereka di tepi kolam renang. “Hati-hati bang…! Naik tangganya jangan sampai kepleset !”, seru saya. Kakak jangan terlalu ke tengah, mataharinya mulai terik loh!. Adek, air mancurnya jangan dipencet dong…yang di pinggir kolam jadi kecipratan basah nih!”, demikian suara saya mengingatkan mereka satu persatu. Tapi karena mereka hanya tertawa, kelihatannya mereka asyik dalam bermain. Sayapun jadi larut dalam suasana pagi yang ceria ini. “Time is up…!”, kata saya melihat jam sudah beranjak siang. ” Nanti sore giliran kita main di tepi pantai!”, kata saya lagi. ”Ok mam !”, jawab mereka serentak.

Selesai berganti pakaian kami berjalan melewati ruang makan. Dari kejauhan terlihat seseorang berdiri dengan pakaian yang sangat menyolok ,rambutnya ikal model jaman dulu berwarna perak, seluruh wajahnya berwarna putih oleh bedak , lengkap dengan pedangnya ,dia memakai seragam tentara Inggris, berdiri dengan tegap terkesan sangat gagah dan berani. “Papa…, ini patung atau manusia sih?”, tanya si kecil keheranan. “Ini manusia dek, berpura-pura jadi patung tentara Inggris”, jawab papanya menjelaskan. “Kok bisa sih matanya enggak berkedip ?”, kata si kakak, “Yang paling hebat dia bisa tahan enggak tertawa ya..”, si abang lebih keheranan . ”Sebentar lagi juga dia tertawa…, kita hitung yuk…”, saya ikut-ikutan penasaran dan ingin menguji apakah dia bisa diganggu konsentrasinya. Tetapi si pelakon sama sekali tidak bergeming! Dia memainkan perannya dengan sangat baik, seperti yang diminta oleh pengelola tempat wisata kepadanya. Ekspresi wajahnya sangat tegas, fokus ke satu titik arah. Dia tidak terganggu sama sekali oleh godaan kami. Kami terus mencoba menggoda dengan berbagai cara, tapi tidak berhasil. Tetap dia berdiri dengan wajah kaku seperti patung. Akhirnya kami menyerah. “Wah, kamu benar-benar hebat…! Kalau begitu kita foto dulu deh…”, suami saya memuji kagum sambil mengajak berfoto bersama orang itu. Saat meninggalkannya, kami masih mencoba menggodanya, tapi dia tetap berdiri tegak tanpa senyum. Konsentrasinya memainkan perannya sungguh sangat teruji !

Ayat renungan kita pagi ini berisi undangan kepada Tuhan Allah untuk menguji dan menyelidiki hati kita, dengan maksud agar Allah bisa melihat seberapa besar kesungguhan kita untuk menurut perintahNya. Untuk bisa mengukur apakah seseorang berhasil dalam menuruti dan menjalankan satu perintah atau tugas adalah melalui satu ujian. Apabila ujian bisa dilewati, maka bisa dikatakan orang itu berhasil dalam menuruti dan menjalankan satu perintah atau tugas. Kita diajak untuk menyerahkan hati kita dan pikiran kita untuk diuji agar Allah dapat melihat seberapa besar kesungguhan dan ketulusan kita di dalam menahan godaan, di dalam menahan kesenangan dunia, di dalam menahan berbagai tantangan yang ada di dunia yang berdosa ini. Jika kita berhasil menghadapi semua ujian, kita dapat mejadi pengikut Allah yang setia yang tidak mudah tergoda dalam bentuk apapun . Biarlah kita boleh berdiri teguh sebagai laskar Allah melawan musuh-musuh yang siap menggoda kita. Kita undang Allah untuk menguji hati kita setiap hari.

God bless us today !

Sekolah Sabat Bersama Tim RSA Bandung

Hari Sabat 28 Maret hampir menujukkan pukul 08:30 pagi. Di luar cuaca sangat cerah dan kicauan burung terdengar dari bawah kerindangan pohon-pohon yang mengelilingi pekarangan gereja. Rombongan tamu-tamu dari Rumah Sakit Advent Bandung di bawah pimpinan Dr. Jay Tombokan telah tiba tepat waktu dan siap untuk mengisi acara di Sabat pagi yang indah. Dengan sigap Bruce Sumendap dan teman-teman dari RSA Bandung mempersiapkan beberapa hal di ruang kontrol audio, dibantu oleh beberapa anggota diakon. Acara Sekolah Sabat berjalan tepat waktu. Bruce bersama dengan delapan orang teman-teman yang tergabung dalam Vocal Group The Promise membawakan sebuah lagu “He Still Speaks” dengan merdu. Lagu ini menceritakan bahwa Tuhan tetap berbicara kepada umat-umatNya.

Pada jam pelajaran Sekolah Sabat, kita berpisah dalam UKSS masing-masing. UKSS Kemang Pratama 1, 3 dan Rawa Lumbu mendapat kesempatan baik untuk mendiskusikan pelajaran Sekolah Sabat yang dipimpin oleh Dr. Jay Tombokan. Mengawali diskusi pagi itu, Dr. Jay mengatakan Alkitab memiliki otoritas untuk menuntun, mengajar dan menolong umat Tuhan untuk berada dalam jalan menuju ke surga. Namun berdasarkan riset dari sebuah lembaga penelitian didapatkan kesimpulan bahwa umat Advent masih perlu bergiat lagi dalam mempelajari Alkitab. Dan General Conference telah meluncurkan program “Follow The Bible”. Kita diajak untuk bergiat mempelajari alkitab setiap hari. “Bagaimana kita bisa belajar alkitab dengan baik setiap hari ? Nyonya White menganjurkan agar kita menggunakan waktu 1 jam setiap hari untuk belajar alkitab. Agar kita bisa belajar alkitab dengan baik, dan pikiran kita tidak terganggu oleh hal-hal yang lain, sebaiknya kita mencari tempat yang nyaman dan tenang dalam rumah kita untuk belajar alkitab. Kita akan sulit untuk belajar alkitab dengan baik, kalau ada televisi yang menyala, atau komputer di depan kita. Kita mesti mencari tempat yang tenang.”, kata Dr. Jay menjelaskan.

Kita perlu menyelami alkitab. Seperti seorang penyelam, dia tidak hanya berada di permukaan air, tetap masuk ke dalam air, meninjau semua pelosok-pelosok di dalam laut, bahkan hingga ke dasar laut. Di bawah laut akan ditemukan keindahan-keindahan isi laut, yang dinikmati oleh penyelam. Keindahan alkitab, bisa kita dapatkan bila kita menyelami alkitab. Bila kita belum paham akan satu ayat, kita dalami terus, selidiki terus ayat tersebut, dan hubungannya dengan ayat yang lain, hingga kita menemukan pelajaran yang indah untuk kehidupan kita.”, lanjut Dr. Jay mengajak kita untuk menyelami alkitab saat kita mempelajarinya. Bapak Hendra Tampubolon memberikan kesaksian tentang alkitab yang mengubah kehidupan dalam diri seseorang. Bapak Jeffry Eman mengatakan, “Apabila kita merasakan kebahagiaan setelah kita membaca alkitab, berarti kita telah mempelajari alkitab dengan baik dan menemukan keindahannya.” Kita diajak untuk mempelajari alkitab dan tulisan para nabi-nabi yang telah mendapatkan karunia dari Tuhan untuk memberitakan pekabaran yang baik. Sementara di UKSS Pemuda, Pendeta Supriyono Sarjono memimpin diskusi dengan semangat. Pemuda-pemudi juga giat mengikuti diskusi dengan melontarkan pertanyaan dan masukan-masukan. Di akhir jam pelajaran Sekolah Sabat, semua bersukacita untuk pelajaran Sekolah Sabat yang baik sepanjang kwartal pertama ini.

Membangun Rumah Allah

Hari Sabat 28 Maret adalah Sabat ke – 13 di kwartal pertama tahun ini. Departemen Pelayanan Anak telah mempersiapkan acara istimewa untuk Sabat ke 13 kali ini. Ibu Lies Purnama telah memimpin anak-anak untuk berlatih sejak malam sebelumnya. Dan sebuah drama berjudul “Membangun Rumah Allah” dibawakan oleh semua anak-anak mulai dari kelas Toddler hingga Corner Stone. Mereka semua mengenakan pakaian ala Timur Tengah. Dengan jubah panjang, kepala tertutup dan baju warna warni yang dipakai menyemarakkan drama yang mereka bawakan.

Cerita ini berkisah tentang Musa yang saat itu diminta oleh Tuhan untuk membangun sebuah rumah Allah. Tiap-tiap ukuran, desain dan pelbagai material yang akan digunakan untuk membangun kaabah telah disampaikan Tuhan dengan jelas dan detail kepada Musa. “Emas…, perak…, tembaga…kain ungu tua…, kain ungu muda…, kulit kambing…”, adalah hal-hal yang dibutuhkan dan dicatat dengan baik oleh Musa yang diperankan oleh Malvin Simanjuntak. Setelah itu Musa mengumpulkan semua orang dan mulai memberitahukan rencana yang telah disampaikan oleh Tuhan. Lalu satu persatu bangsa Israel yang diperankan oleh anak-anak membuat komitmen kepada Musa. “Rumah Allah harus yang paling indah”, kata Veber. “Aku rela memberi apa saja…”, tegas Rodney. “Aku punya kain untuk tirai bait Allah..”, seru Friska. “Aku akan memberikan kain lenan yang kupunya..”, tegas Hana. “Kalau aku akan mempersembahkan kain merah tua…”, sahut Velan. Semua satu persatu membuat komitmen untuk memberikan yang terbaik kepada Tuhan.

Kemudian satu persatu anak-anak datang membawa persembahan mereka. Dave, Marcel, Kimberly, Joshua, Verel, Joan, Timothy, dan anak-anak lainnya membawa persembahan kepada Musa. Ada yang berupa kalung emas, cincin emas, perak, permata untuk baju efod, minyak untuk lampu, kain ungu, kain lenan dan lain sebagainya. Semua membawa persembahan dengan sukacita, dengan hati yang tulus, dan hanya memikirkan untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan. Sementara yang bisa membantu dengan tenaga, seperti beberapa tukang emas, tukang permata, dipanggil untuk membantu pengerjaan. Akhirnya pekerjaan membangun Rumah Allah selesai. Semua berkat hati yang rela memberi, penuh sukacita, sehingga pekerjaan Tuhan dapat diselesaikan.

Di akhir drama ini, Ibu Ellyn Sulasta mengajak semua yang hadir untuk memberikan persembahan Sabat 13. Persembahan akan ditujukan bagi pekerjaan Tuhan di beberapa wilayah Divisi Asia Pasifik Selatan. Lagu ‘Yesus Sahabatku’ dinyanyikan bersama. Beberapa anak-anak masuk ke dalam perahu yang telah disiapkan, sambil memegang pundi-pundi persembahan. Kemudian lagu ‘Kapal Misi’ dinyanyikan, sementara satu per satu anggota jemaat datang ke depan untuk memberikan persembahan Sabat ke 13. Kita doakan agar beberapa rencana pekerjaan Tuhan di Divisi Asia Pasifik Selatan boleh cepat selesai !

Persiapan Menghadapi Krisis Terakhir

Jam menunjukkan pukul 11:00 di hari Sabat 28 Maret, ketika jemaat bersiap memasuki saat khotbah. Ibu Elsye Tombokan membawakan cerita anak. Semua anak-anak memperhatikan dengan seksama. Usai cerita anak, mereka kembali ke tempat duduk orang tua masing-masing. Bruce Sumendap bersama Vocal Group The Promise membawakan lagu “The Champion of Love” yang menceritakan bahwa kasih Yesus sangat besar kepada manusia, tidak dapat ternilai, kasih di atas segala kasih.

Berikutnya “Sinner Saved By Grace” dinyanyikan oleh The Promise. Lagu ini menceritakan betapa kita manusia sesungguhnya hanyalah seorang berdosa, bukan siapa-siapa. Namun kasih Allah yang begitu besar telah dicurahkan kepada kita yang berdosa ini, sehingga kita boleh diselamatkan. Dr. Jay Tombokan memimpin Vocal Group Maranatha untuk menyanyikan sebuah lagu “God Leads Us Along”. Dr. Jay memetik gitar dengan baik sekaligus menyanyi bersama-sama. Lagu ini menceritakan tidak perduli dalam situasi apapun, senang atau susah, malam atau siang, musim panas atau musim dingin, Tuhan senantiasa memimpin perjalanan kehidupan kita. Lagu dinyayikan dengan semangat dan merdu oleh mereka semua, mempersiapkan yang hadir untuk mendengar firman Tuhan yang berjudul “Persiapan Menghadapi Krisis Terakhir” yang dibawakan oleh Dr. Jay Tombokan.

Di dalam buku Testimonies jilid 9, Nyonya White menyampaikan bahwa perubahan besar sedang terjadi di bumi kita ini. Gerakan-gerakan terakhir akan sangat cepat berlangsung. Pelbagai malapetaka dan bencana yang terjadi di dunia, peperangan, semua mengacu kepada satu puncak peristiwa, yaitu Yesus akan datang segera. Yang menjadi pertanyaan besar adalah : Apakah kita siap menghadapi peristiwa itu ? Jangan-jangan kita ketiduran dan tidak sadar bahwa bahaya sudah di ambang pintu.”, kata Dr. Jay mengawali khotbah pada Sabat itu. Sebelum melanjutkan khotbah Dr. Jay mengundang Prisilia Tombokan dan kedua anak almarhum Johny Nusakawan untuk membawakan lagu pujian. “Lord I praise you because of who you are…I worship because of who you are…not because of all the mighty piece you have done…You are all the reason that I need to voice any praise…”, lagu yang berjudul “Because of Who You Are” dinyanyikan dengan merdu oleh The Blessings Trio ini menyadarkan kita bahwa semua puji-pujian yang kita layangkan adalah karena Dia yang penuh kasih. Kemudian The Promise Male Quintet menyanyikan lagu “Everlasting Peace” yang menceritakan bahwa di tengah-tengah peperangan, kekacauan dan sepertinya tidak ada cara kita melalui kesukaran ini, maka kedamaian sejati akan datang dari Tuhan. Kedua lagu merdu ini mengantar kita lebih lanjut mendengarkan firman Tuhan.

Kita perlu bersedia menghadapi satu krisis, kita tidak boleh tertidur seperti lima anak dara yang bodoh. Saat Undang-undang hari Minggu yang akan diberlakukan nanti terjadi, itu adalah satu krisis. Hukum hari Sabat dihadapkan dengan hukum hari Minggu. Tuhan mengijinkan satu krisis tejadi agar kita bisa melihat dengan nyata, apa yang tidak diketahui oleh orang banyak.”, kata Dr. Jay melanjutkan khotbahnya. “Manusia diberikan kesempatan untuk memilih. Bila pintu kasihan ditutup, maka masa kesukaran akan terjadi kepada mereka yang menolak Tuhan. Umat yang telah memilih Allah, akan dilindungi oleh Roh Tuhan. Orang jahat akan bangkit mau membunuh umat Tuhan, tetapi Tuhan akan menyelmatkan umatNya yang setia.”, jelas Dr. Jay tentang puncak yang mengakhiri krisis itu nanti. Lebih lanjut Dr. Jay mengutarakan krisis yang dihadapi oleh Ester serta Daniel beserta ketiga kawannya. Mereka dihasut dan nyawa mereka menjadi taruhannya. Namun mereka terus bertekun mempertahankan dirinya untuk berada di sisi Tuhan. Dan Tuhan menunjukkan kuasaNya melepaskan mereka semua. Dr. Jay mengajak kita semua untuk mempersiapkan diri kita sejak sekarang untuk setia kepada Tuhan dan berjalan bersama Tuhan setiap hari. Bila saat krisis akhir nanti tiba, kita akan dituntun oleh Allah untuk berjalan melalui semua itu dan memperoleh kemenangan akhir. Puji Tuhan untuk firman yang menguatkan semua yang hadir di Sabat yang indah !
Cuplikan video khotbah “Persiapan Menghadapi Krisis Terakhir” dan lagu-lagu spesial VG The Promise dan VG Maranatha bisa kita lihat di kolom video yang ada di kanan atas halaman ini.

Monday, March 30, 2009

Sahabat Selamanya

Yohanes 15 : 14 "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu."




Pagi ini langit cerah. Awan-awan yang tipis berarak,membentuk kelompok kecil dan segera berpindah mencari tempat lain yang mereka sukai. Di sebelah saya duduk si sulung, wajahnya terlihat murung. Sebentar-sebentar dia masuk ke kamar kecil, saya tidak tahu apa yang dilakukan. Penasaran melihat gerak-geriknya akhirnya saya bicara. “Ada apa sih…? Kok dari tadi mama lihat kakak cemberut saja…”, tanya saya. “Ahh… enggak ada apa-apa kok ma…”, jawabnya enggan sambil berpura-pura ceria. “Kalau enggak ada apa-apa kok bolak-balik ke kamar mandi hayoo…”, jawab saya menggoda. “Kakak lagi sedih ma…mau pisah nih dengan teman baik. Dia mau teruskan ke sekolah yang lain…!”, akhirnya muncul juga kalimat jawabannya . “Kenapa harus sedih ? Kalian kan masih bisa saling menelepon nanti, bahkan bisa janjian ketemuan kalau memang perlu. Sekarang komunikasi kan sudah lebih gampang, enggak seperti mama waktu SD dulu.”, jawab saya menghibur. “Tapi ma, dia betul-betul best friend-ku. Susah dapat teman sebaik dia...Pokoknya kami itu sudah cocok banget…”, suaranya terdengar pelan karena sudah tercampur dengan tangisan.

Saya dekati dia. “Semua itu akan berlalu nak… Mama juga sudah melewati masa-masa seperti itu. Dulu sewaktu mama tamat SD, mama juga khawatir, takut nanti di SMP pasti enggak bisa punya teman sebaik teman di SD. Mama hanya bisa berdoa supaya apa yang mama khawatirkan tidak akan terjadi. Dan akhirnya mama bisa punya lagi sahabat baru yang juga baik seperti teman di SD dulu”, kata saya mencoba meyakinkan si sulung. “Mama enggak mengerti kesedihan aku…”, jawabnya dengan wajah ragu, matanya berkaca-kaca. “Nanti, kalau sudah waktunya tiba, kakak pasti bisa mengerti bahwa apa yang mama katakan benar”, kata saya lagi menghibur. Tiga bulan setelah pembicaraan itu si sulung kembali melanjutkan sekolah nya di tempat yang sama. Justru sekarang saya yang kerepotan mendengar ceritanya tentang teman-teman barunya. Kelihatannya dia sudah mulai menemukan pengganti sahabatnya dulu.


Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa Yesus menyebut kita sebagai sahabatNya. Kita tentu memiliki sahabat-sahabat. Mereka mungkin sudah dekat sekali dengan kita sejak kita bersekolah. Mereka menjadi sahabat, karena satu kantor dengan kita. Kita juga bersahabat dengan orang yang punya hobi atau interest yang sama dengan kita. Terkadang ada sahabat yang meninggalkan kita, kita mungkin merasa sedih. Namun kita segera memiliki sahabat yang baru, sebagai gantinya. Tidak mudah bagi kita untuk mendapatkan seorang sahabat sejati. Sahabat sejati adalah orang yang dapat mengerti kita dan senantiasa siap berada di samping kita saat kita membutuhkannya. Yesus menyebut kita sahabatNya. Yesus siap untuk menjadi sahabat sejati bagi kita. Ia setia untuk berada di samping setiap saat. Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita. Sebagai sahabat, kita harus berkomunikasi setiap saat. Berbicaralah kepadaNya setiap hari melalui doa. Dia siap mendengar sebagai sahabat sejati. Dan dengarkanlah Dia berbicara kepada kita setiap hari dengan membaca firmanNya. Mari kita jadikan Yesus sahabat kita setiap hari.

Have a wonderful day !


Gunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini untuk bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.

Siapakah Yang Disebut Umat Allah ?

Hari Jumat 27 Maret, adalah Jumat terakhir di bulan Maret. Seperti biasa Vesper di Jumat terakhir diadakan di KPA masing-masing. KPA Kemang Pratama 1, 3 dan Rawa Lumbu kali ini berkumpul di rumah keluarga Bapak Erhart dan Ibu Wani Lumban Tobing yang bermukim di kompleks perumahan Villa Nusa Indah. Jam sudah menunjukkan hampir pukul 20:00 ketika satu persatu keluarga tiba. Ibu Wani menyambut kedatangan dengan sukacita. Bapak Erhart masih bertugas di Balikpapan saat itu, sehingga kita hanya berjumpa dengan Ibu Wani dan Ibu Lumban Tobing, ibu dari Erhart. Ibu Diana Barnabas memimpin acara kebaktian. Lagu pembuka dinyanyikan dan doa dilayangkan oleh Ibu Diana.

Tiba saatnya kita mendengarkan kesaksian dari yang hadir. Verel menyaksikan bagaimana Tuhan memimpin dia selama liburan sekolah minggu lalu dan dia bersyukur untuk kebaikan Tuhan. Pendeta Hutauruk menyaksikan bagaimana saat beliau memimpin satu pelajaran alkitab di satu pemukiman padat dan mereka dengan senang mengikuti pelajaran alkitab di tengah panas yang terik. Lebih lanjut diceritakan pelajaran alkitab yang juga tengah diberikan kepada beberapa orang di sekitar gereja Kemang Pratama. Puji Tuhan untuk kesaksian yang baik dan menguatkan. Sebuah lagu spesial dibawakan oleh Nicole, Joel, Veber dan Verel yang dibantu oleh Ibu Evelyn Sormin. “Sebrang langit biru…adalah istana…sebrang langit biru…aku rindu sana…”, mengalun dengan merdu pada malam yang terasa hening.


“Siapakah Yang Disebut Umat Allah” adalah judul bacaan kebaktian vesper kali ini. Satu per satu yang hadir membacakan secara bergilir. Usai dibacakan, Pendeta R.Y. Hutauruk mengambil kesimpulan pelajaran. Diingatkan kepada kita bahwa kita tidak cukup hanya menjadi anggota gereja saja. Sebagai umat Allah, kita harus menjadi pelaku firman, menjadi saksi bagi Yesus. Sehingga orang lain akan melihat Yesus melalui diri kita. Inilah yang sepatutnya dilakukan oleh umat Allah. Mengutip ilustrasi tentang perbedaan gandum dan kayu dalam bacaan, Pendeta Hutauruk menjelaskan umat Allah yang sejati akan selalu memiliki hubungan iman dengan Yesus dan menunjukkan hubungan itu sepanjang waktu, baik waktu suka atau duka, saat makmur atau miskin, saat untung atau rugi, saat penuh senyuman atau tengah sendirian, tidak ada yang memisahkan kita dari kasih Yesus.

Usai kesimpulan, acara diskusi dimulai. Ibu Wani menyampaikan bagaimana dia di lingkungan yang terbilang baru ini memiliki sahabat yang ada di seberang rumah. Dan mereka saling bertegur sapa. Bahkan sahabatnya juga tertarik untuk ikut bila ada satu kebaktian di rumah. Pendeta Hutauruk mendorong Ibu Wani untuk terus menjalin hubungan baik ini dan mengajak sahabatnya dalam kumpulan kebaktian di rumah. Bapak Ramlan Sormin memberikan tambahan bahwa keselamatan telah dikaruniakan Tuhan kepada kita semua. Sebagai umat yang ditebus, kita perlu menyambut uluran keselamatan Allah. Sebagai umat Allah kita harus berjalan bersama dengan Yesus setiap hari, memantulkan tabiatNya dan menjadi saksi bagiNya. Pendeta Hutauruk kemudian memberi contoh tentang Raja Hizkia dimana ia diberikan kesempatan untuk hidup lebih lama lagi oleh Tuhan. Namun bukan dia menyaksikan kebesaran Tuhan lewat kesehatan yang diberikan, malah dia menyombongkan harta kekayaannya kepada orang lain. Menjadi pertanyaan buat kita, apakah yang akan orang lihat dalam hidup kita ? Apakah kebesaran kasih Allah, atau kesia-siaan dan kesombongan manusia yang semu ? Sebagai umat Allah kita diajak untuk menunjukkan kasih Allah kepada orang lain. Dan melalui kehidupan kita, orang lain boleh datang kepada Yesus.

Ibu Dahlia Hutauruk memberikan tambahan yaitu apakah kita tetap menunjukkan identitas kita sebagai umat pilihan Allah saat kita susah, saat kita dikhianati, saat kita tengah mengalami ujian dan penderitaan. Sepatutnya kita tetap menunjukkan kesetiaan kita kepada Yesus, terlepas dari keadaan apapun yang tengah kita alami. Usai diskusi, Ibu Diana menyampaikan hal-hal yang perlu didoakan, diantaranya firman yang telah didengarkan, keluarga-keluarga di KPA, keluarga di jemaat, yang sakit, yang bergumul, dan beberapa lainnya. Semua yang hadir bertelut dan Bapak Ramlan melayangkan doa. Lagu “Apa Kita Hidup Dekat Yesus” dinyanyikan menutup perkumpulan dan Ibu Dahlia melayangkan doa mengakhiri kebaktian. Setelah itu Ibu Wani dengan sukacita mempersilahkan yang hadir untuk mencicipi makanan yang telah disediakan. Puji Tuhan untuk persekutuan yang indah di malam Sabat ini !

Sunday, March 29, 2009

Penjaga dan Penolong

Mazmur 121: 2, 3 "Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. "







Matahari sudah terbit di ufuk timur membangunkan yang masih tidur di hari Minggu yang cerah. Tetapi kolam renang ini belum terlalu ramai, mungkin karena ini hari libur panjang, orang-orang lebih memilih untuk berlibur ke tempat yang jauh, ketimbang datang untuk berenang. Sudah dua puluh menit saya menemani anak-anak berenang. Sementara menunggu saya melihat ada beberapa orang life guard, penjaga keselamatan, berdiri dengan tekun di tepi kolam renang mengawasi satu per satu mereka yang ada di dalam kolam renang. Salah seorang menyapa saya, “Selamat pagi pak…”,katanya dengan ramah. ”Eh…selamat pagi ! Cuaca lumayan terik yaa pagi ini..”, jawab saya. “Betul pak..! Tetapi walau terik, biasanya kolam renang tetap ramai..,” jelasnya. ”Oh begitu ya pak. Sudah berapa lama bekerja sebagai life guard pak?”, tanya saya ingin tahu. ”Sudah lumayan lama pak…, sudah sekitar 15 tahun.”, suaranya terdengar ceria. ”Wah sudah cukup lama ya. Boleh dong bapak bagikan sedikit pengalaman bapak selama ini ?”, tanya saya tertarik untuk mendengar lebih lanjut.

“Wah kalau cerita pengalaman banyak juga pak. Bapak mau pengalaman yang mana nih ?”, katanya menawarkan. “Kalau pengalaman menolong yang hampir tenggelam ada pak?”, sahut saya memilih. “Kalau itu banyak juga saya alami. Dan penyebab seseorang hampir tenggelam itu banyak. Anak-anak yang masih kecil terkadang suka terlepas dari perhatian orang tua yang asyik berenang. Ada juga yang punya gangguan penyakit tertentu. Tapi semua bisa saya tolong sebelum mereka tenggelam.”, katanya menjelaskan. Lalu dia meniupkan pluit memperingatkan dua orang anak yang agar menyingkir dari area water boom agar jangan terbentur dengan mereka yang sedang meluncur. Setelah dia kembali, saya bertanya lagi. “Kalau menolong yang tenggelam pernah pak ?”, kata saya ingin lebih tahu lagi. “Pernah beberapa kali saya menolong mereka yang sudah tenggelam. Salah satunya terjadi saat mereka sedang berlatih renang dengan pelatih. Nah, kebetulan pelatihnya punya beberapa murid. Saat itu sang pelatih sedang memperhatikan satu murid yang baru belajar. Sementara murid yang lain luput dari perhatiannya langsung terjun ke kolam renang dan berlatih pernafasan dengan membenamkan kepalanya ke dalam air. Kelihatannya dia terkena serangan keram perut. Saya perhatikan dari jauh, kenapa anak itu kok tidak kunjung keluar dari dalam air. Mengetahui dia masih baru belajar dan melihat gelagat yang tidak biasa ini, saya segera terjun ke kolam untuk menyelamatkan dia ! Untung masih bisa tertolong…, terlambat beberapa saat lagi, mungkin bisa terjadi hal yang lebih gawat lagi.”, katanya dengan mata menerawang mengingat peristiwa itu. “Wah…, kalau begitu bapak harus selalu memperhatikan dengan jeli setiap mereka yang ada dalam kolam renang ini ya pak ?”, kata saya kagum dengan peran penting yang dia harus jalankan. “Betul sekali pak. Mata saya harus mengawasi mereka semua yang berenang. Tidak boleh luput perhatian saya. Kan tugas saya memang menjaga dan menyelamatkan mereka pak…”, katanya tersenyum menutup pembicaraan kami pagi itu.

Ayat kita di Minggu pagi ini mengatakan bahwa pertolongan kita adalah Tuhan. Dia tidak pernah terlelap, selalu memperhatikan kita dan mengawasi kita. Dalam kehidupan kita ingin mendapatkan rasa aman. Sehingga setiap langkah kehidupan ini bisa kita lewati dengan tanpa khawatir, gentar atau rasa takut. Tuhan adalah pertolongan kita. Tuhan senantiasa mengawasi kita setiap saat, sehingga kaki kita tidak akan terantuk dan jatuh. Saat kita mengalami masalah dalam kehidupan dan kita tidak sanggup menghadapi sendirian, Tuhan setia berada di samping kita untuk menolong. Dia setia memelihara kita, melindungi kita, dalam setiap detik kehidupan kita ! Allah tidak pernah terlelap atau lalai memperhatikan kita. Satu kalipun, Allah tidak pernah lepas mengawasi kita. Kita bersyukur dengan jaminan keselamatan dan pengawasan dari Tuhan. Mari kita serahkan setiap hari kehidupan kita kepada tangan Tuhan Penolong dan Penjaga kita. Kita berjalan bersama dengan Tuhan setiap hari, maka kita akan merasakan kedamaian dalam hidup kita.

Have a great week end !

Saturday, March 28, 2009

Masa Lalu dan Masa Depan

Penghotbah 6:12 “Karena siapa yang mengetahui apa yang baik bagi manusia sepanjang waktu yang pendek dari hidupnya yang sia-sia, yang ditempuhnya seperti bayangan? Siapakah yang dapat mengatakan kepada manusia apa yang akan terjadi di bawah matahari sesudah dia?”




Sore itu kami baru saja menyelesaikan kegiatan bersama teman-teman. Teman di sebelah saya tiba-tiba memberikan pertanyaan yang mengusik pikiran. “Kalau dikasih kesempatan untuk kembali ke suatu masa, kamu ingin pilih kembali ke masa apa?”, katanya dengan wajah ingin tahu. “Waduh..! Susah-susah gampang ya menjawabnya…”, salah seorang teman tiba-tiba menjawab. “Ah…, kalau saya sih enggak punya kenangan manis di masa lalu sampai sekarang…“, yang seorang lagi menyambung. “Kalau aku sih ingin ke masa yang di depan… Jadi enggak seperti masa lalu. Kita bisa melihat sesuatu yang baru…”, seorang lagi bicara. ”Loh..loh…, yang ditanya siapa yang jawab siapa ya? Aku lagi nanyain tetanggaku nih…!”, kata teman saya protes. Lalu saya menjawab cepat, “Kembali ke masa kecil lah…, karena paling asyik; enggak perlu berpikir buat besok. Enjoy terus…, mau main kapan saja, tertawa bebas lepas. Makan bisa puas, tanpa berpikir akan jadi gemuk. Masalah enggak punya…, pokoknya nikmat deh…”, jawab saya sambil tersenyum karena langsung terbayang waktu masa kecil dulu. ”Mama, ayo pulang capek nih!”, teguran anak saya memecahkan pembicaraan kecil kami. ”See, I told you….”, kata saya kepada teman-teman. “Iya banget ya…”, teman-teman tertawa namun belum sepenuhnya puas karena harus bubar sebelum selesai.

Setiba di rumah saya teruskan pertanyaan tadi kepada suami. ”Papa kalau dikasih kesempatan kembali ke satu masa, kira-kira akan pilih ke masa yang mana?”, tanya saya. “Waduh…, ke masa yang mana ya…”, jawabnya sambil berpikir. ”Kayaknya sih masa kecil aja deh…”, jawabnya. Tawa saya langsung pecah, karena ingatan saya langsung tiba kepada ceritanya yang selalu menyenangkan untuk diingat. ”Sore itu seperi biasa aku main sepeda…, beberapa orang teman sudah memanggil dengan teriakan mereka. Ayooo kita ke lapangan..! Aku langsung nurut aja…, karena lapangan itu tempat yang menyenangkan. Ada taman yang cukup besar untuk kita bermain. Tiba di sana teman-teman meminta aku untuk melipat tangan di belakang, kata mereka ini hanya untuk main-main. Lalu tanganku betulan mereka ikat. Setelah itu ceritanya mereka harus pergi untuk bersembunyi…sementara aku ditinggal merana seorang diri. Sampai hari sudah mulai gelap mereka belum juga melepaskan ikatan tanganku…!”, saya mengulangi lagi ceritanya, sementara suamiku tertawa mengenang masa kecilnya. ”Iya seru banget ! Memang iseng sekali semua teman-teman waktu itu…benar-benar enggak menyangka akan mereka kerjain. Masih banyak lagi kok ma ceritaku…”, katanya sambil mulai lagi untuk bercerita.

Ayat renungan di pagi indah ini mengingatkan bahwa manusia tidak dapat mengetahui akan masa depan. Di dalam hidup kita tentu banyak hal yang telah kita alami di masa lalu. Bisa saja cerita itu terasa manis atau terasa pahit untuk dikenang. Kenangan masa lalu hanyalah sebatas untuk diingat. Kenangan itu tidak bisa kita ulang lagi di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Manusia hanya bisa mengetahui apa yang sudah terjadi di masa lalu. Tapi manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui masa yang akan datang. Kita tidak tahu akan hari esok. Hanya Allah yang memiliki kemampuan untuk mengetahui masa yang akan datang. Tuhan akan mengatur apa yang baik buat kita di masa yang akan datang. Mari kita berjalan bersama dengan Tuhan setiap hari. Kita serahkan masa depan kita ke tangan Tuhan.

Let us prepare ourselves to receive His abundant blessings !

Friday, March 27, 2009

Janji Yang Pasti !

Yohanes 14:3  Dan apabila Aku telah pergi kesitu untuk menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat dimana Aku berada, kamu pun berada.


Di hari libur terkadang kami menikmatinya dengan cara berjalan-jalan keliling kota, mencari hiburan bersama anak-anak.  Dalam perjalanan kali ini anak-anak terlihat asyik menemukan kegiatan yang baru,  yaitu memperhatikan berbagai spanduk yang ada di mana-mana.  Kesibukan kota Jakarta terasa semakin semarak dengan bertebarannya wajah-wajah yang tidak kita kenal dalam berbagai ukuran dan aneka  gaya, dilengkapi dengan pesan-pesan yang tertulis.  Dengan membacanya terkadang hati kita terusik juga.  Waduh janji-janjinya hebat sekali.  Yang nanti akan kerepotan tentunya petugas kebersihan kota, karena harus membersihkan dan membuang spanduk-spanduk tadi pada waktunya nanti.

“Mama nanti pilih siapa ?”, si abang mendadak bertanya kepada saya.  ”Wah, enggak tau juga nih bang...mama bingung loh!”,  jawab saya serius. ”Mama pilih saja yang itu...adek lihat janjinya bagus loh...!”, si bungsu memberi saran kepada saya seraya menunjuk ke salah satu spanduk. Kami semua yang ada di dalam mobil tersenyum melihat keseriusan si adek.  Sore hari  setibanya di rumah karena  terasa lumayan penat, saya memanggil tukang urut untuk datang.   Kebetulan rumahnya dekat, sehingga dengan cepat dia sudah tiba di rumah saya.  Karena masih terbawa suasana kampanye, saya pun jadi ingin tahu seberapa besar pengertian si mbok ini tentang pemilu.  Si mbok ngerti enggak tentang kampanye?, tanya saya . ”Oh, ngerti bu…, dua tahun lalu di kampung saya waktu pemilihan kepala kota ada yang datang untuk kampanye.  Dia bagi-bagikan minyak goreng, setelah itu diberi pesan agar jangan lupa memilih dia.   Janjinya bagus loh bu…, kata si mbok serius.  ”Mbok rasanya gimana waktu dapat minyak goreng itu?”, tanya saya.    “Yah senanglah bu.., namanya juga dapat gratis.   Dan  lumayan banyak juga…, jawabnya tersipu-sipu.   “Terus, waktu pemilihan si mbok ingat dia nggak…?”, tanya saya ingin tahu.   Lah…, waktu itu kan belum ada fotonya bu.   Saya kan nggak bisa baca, jadi waktu itu saya nggak tahu yang kasih kita minyak goreng yang mana ya…”, katanya sambil tersenyum malu.

Pagi ini, di dalam ayat renungan Yesus berjanji bahwa Dia akan datang kembali dan menjemput umatNya.  Saat kita dijanjikan oleh seseorang, tentunya kita ingin agar janji itu bisa dipenuhi.   Dan kita akan merasa puas bila janji itu ditepati.  Namun bilamana manusia berjanji, boleh jadi janji itu tidak dapat ditepati.  Mungkin karena orang itu terlupa akan janjinya.   Boleh jadi janji itu tidak bisa ditepati oleh seseorang karena ada satu halangan terjadi di luar perkiraannya.   Atau memang itu di luar kesanggupannya untuk memenuhi janjinya.   Namun bila Allah berjanji, maka Allah pasti akan menggenapinya.  Di dalam alkitab ada banyak tertulis janji-janji Allah kepada kita.  Salah satu janji Allah adalah Yesus pasti akan datang kembali.  Dan saat Yesus kembali,  Dia akan membawa umatNya masuk ke dalam kemuliaan kerajaan surga.  Allah tidak pernah gagal !  Dia selalu setia dan menepati janjiNya.  Mari kita pegang teguh  janji Allah yang senantiasa pasti.

God bless us today !

Thursday, March 26, 2009

Rencana Yang Berhasil


Amsal 16:3 “Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu.”






Hari pertama masuk sekolah adalah pengalaman yang baru bagi seorang anak. Tetapi mengantar anak yang baru pertama kali masuk sekolah bagi seorang ibu adalah pengalaman baru yang mungkin terasa sulit. Terkadang diperlukan beberapa rencana untuk membujuk. Pagi itu setelah membawa keperluan yang akan digunakan, saya pun siap mengantar si sulung memasuki dunianya yang baru. Saya sudah menduga-duga mungkin nantinya tidak akan berjalan mulus. Saya tahu sekali anak saya, dia tidak mudah dekat kepada orang yang dia baru kenal. Tidaklah heran ketika dia diminta masuk ke ruang kelasnya, dia tidak mau. “Kakak enggak mau ditinggal mama...”, katanya dengan wajah yang begitu memelas ditambah dengan butiran air mata yang jatuh dipipinya. Dia menangis tanpa suara. “Kelihatannya dia butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Bolehkah saya menemani dia di kelas untuk beberapa hari ?”, kata saya menyampaikan satu rencana untuk mengatasi masalah ini kepada gurunya. ”Baiklah, ibu boleh menemani dia selama 5 hari. Setelah itu dia sudah harus di tinggal ya bu...”, kata gurunya menyetujui. Lima hari batas yang diberikan, saya terus menemani anak saya di dalam kelasnya. Saya sampai hafal semua lagu yang diajarkan setiap hari. Saya juga jadi bisa meniru cara dan gaya gurunya mengajar. Ketika batas lima hari lewat, saya pikir si sulung sudah bisa ditinggal di kelas. Tetapi yang terjadi adalah dia tetap tidak mau ditinggal. Ketika dibujuk, dia semakin menangis dan terus menangis, membuat kami semua menjadi bingung.

Pikir punya pikir akhirnya saya membuat satu rencana yang baru. Saya meminta kepada gurunya agar jangan terburu-buru memisahkan kami. Saya minta diberi kesempatan sekali lagi untuk mencoba rencana saya kali ini. Saya berharap rencana ini bisa berhasil dan saya percaya Tuhan akan membantu memuluskan semua rencana ini. Rencana itu pun saya jalankan. Pertama-tama, di kelas saya duduk di bangku belakang, sambil memperhatikan dia. Setelah lewat sekitar 30 menit, saya pindah duduk di dekat pintu masuk kelas. Si sulung memperhatikan perubahan ini, namun tidak berkomentar apa-apa. Saya mulai merasa agak lega. Satu jam kemudian, saya duduk di luar kelas sambil sesekali saya mengintip di jendela, memperlihatkan diri saya dan melambaikan tangan kepadanya. Walaupun tidak sempurna, cara ini kelihatan lumayan berhasil. Tapi setiap kali saya sudah berada di luar, dia langsung menghampiri gurunya ! Lucu juga mendengar suaranya berkata “Miss..., I want to take a pee...!”, atau “Miss..., I want to drink...!”. Rasanya baru sepuluh menit yang lalu dia permisi, kemudian dia sudah kembali permisi keluar kelas lagi. Saya yakin itu adalah cara dia untuk memastikan bahwa saya masih ada di luar menemaninya. Satu bulan berlalu, akhirnya semua bisa diatasi dengan baik. Saya sudah bisa meninggalkan anak saya belajar dengan tenang di sekolah. Satu pengalaman yang berharga buat saya.

Ayat renungan kita pagi ini mengajak kita untuk menyerahkan semua rencana kehidupan kita kedalam tangan Tuhan, maka segala rencana kita akan terlaksana. Kehidupan berjalan dengan cepat dan kita diharapkan memiliki rencana dalam hidup ini. Rencana yang disusun baik bisa menolong kita mencapai tujuan-tujuan yang kita inginkan dalam hidup. Saat satu rencana berhasil dijalankan, itu membuat hati kita senang. Namun kadang kala rencana kita gagal, dan membuat kita harus membuat satu rencana lain lagi. Kegagalan beberapa kali, mungkin bisa membuat kita ragu dan khawatir apakah rencana kita berikutnya akan berhasil. Tuhan selalu ada di samping kita, termasuk saat kita tengah membuat satu rencana. Tuhan juga setia dan siap menolong kita, saat kita mengalami satu kegagalan dalam rencana yang kita jalankan. Dia mengajak kita untuk menyerahkan segenap langkah dan perbuatan kita kepadaNya. Mari kita serahkan, dengan penuh percaya, semua rencana kita kepada Tuhan di dalam doa setiap hari. Kita ajak Tuhan untuk memimpin rencana dan langkah kita. Tuhan akan membantu dan membuat rencana kita berhasil !


Have a wonderful holiday !

Bagimu Seorang Juru Selamat

Jam menunjukkan pukul 19:30 malam, saat kebaktian Rabu 25 Maret dimulai. Di awal kebaktian lagu "Malam Kudus" dinyanyikan dengan sangat hikmat. Selesai menyanyikan lagu ini, doa buka dilayangkan oleh ibu Sunaryo. Kemudian, ibu Tina yang memimpin acara ini mengundang bapak-bapak untuk membawakan sebuah lagu pujian. "Kami mahsyurkan dan nyanyikan...memuji Yesus s'panjang hari...kami mahsyurkan dan nyanyikan...memuji Yesus s'panjang hari...", terdengar mengalun merdu dinyanyikan oleh bapak-bapak di malam itu.

Ibu Dahlia Hutauruk membawakan renungan yang diambil dari buku Kerinduan Segala Zaman pasal 4, yang berjudul “Bagimu Seorang Juru Selamat”. Pekabaran ini membahas bagaimana Allah mengutus Yesus untuk menyelamatkan manusia. Hal ini tentunya membuat setan semakin membenci Allah, karena rencana itu bertentangan dengan keinginan setan untuk membinasakan manusia. Pada waktu Yesus datang ke dunia, Ia tidak datang dengan kemewahan dan kemuliaan, namun dengan kesederhanaan. Hal ini - seorang Raja dari segala raja, namun lahir dalam kesederhanaan - memberikan pelajaran pembentukan tabiat bagi kita untuk selalu bersikap sederhana. Yesus tidak mau menjadi pusat perhatian, Ia tidak ingin kedatanganNya menjadi suatu pertunjukan. Itulah sebabnya, para penulis alkitab tidak memberikan informasi yang rinci mengenai tanggal dan bulan kelahiran Yesus. Allah menginginkan kesederhanaan seperti yang ditunjukkan oleh para gembala di padang. Allah secara khusus mengutus malaikatNya untuk memberitakan kabar keselamatan kepada para gembala yang sederhana tersebut, ketimbang kepada para imam dan ahli taurat yang tinggi hati. Allah mau memberikan pengertian dan kedamaian kepada semua orang yang mau menerimanya. Semakin sederhana kita, dan jauh dari hal-hal keduaniawian, maka bisikan Roh Kudus akan terdengar semakin nyaring untuk menuntun kita datang kepada Allah. Tuhan Allah penuh dengan kasih kepada manusia yang berdosa. Dia mengijinkan AnakNya untuk datang sebagai penebus bagi manusia. Allah mengijinkan Yesus menghadapi ancaman nyawa yang bisa berlaku atas jiwa manusia, bertempur dalam peperangan sebagaimana tiap anak manusia wajib bertempur. Allah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya jalan hidup dapat dipastikan bagi semua manusia. Puji Tuhan untuk renungan yang baik tentang kasih Allah yang begitu besar bagi kita semua !

Sebelum kebaktian permintaan doa malam ini ditutup, ibu Tina menyaksikan bagaimana tegarnya ibu Yoppy, yang menderita kanker payudara, namun tetap berserah kepada Tuhan Yesus. Kemudian, jemaat mengambil teman 2 atau 3 orang untuk bertelut berdoa. Mendoakan firman yang telah didengarkan, ibu Yoppy dan anggota jemaat yang sakit, Family of the Month, anak-anak yang akan menghadapi UAN dan yang lainnya. Lagu penutup dikumandangkan "...dengar malaikat nyanyi...puji Raja tlah lahir..". Ibu Dahlia melayangkan doa tutup di akhir kebaktian.

Usai Perjamuan Suci

Perjamuan Suci di hari Sabat 21 Maret 2009 telah usai. Namun tugas diakon dan diakones belum usai. Perlengkapan perjamuan suci mesti dibersihkan dan ditaruh kembali ke tempat penyimpanan semula. Setelah renungan tutup Sabat usai, Bapak David Tampubolon dan para diakon bergegas ke ruang sebelah gereja untuk kembali bertugas. Air kembali diisi ke dalam ember. Baskom-baskom yang telah dipakai di Sabat siang tadi dikumpulkan di satu tempat. Kemudian baskom-baskom tadi dibersihkan dengan sabun satu per satu oleh Bapak Agustinus Silalahi dan Bapak Ricky Tambunan. Setelah itu Bapak Rizal Maringka, Bapak Gilbert Sinaga, Bapak David dan Jamesson Silitonga siap untuk membilas baskom-baskom dengan air yang telah ditampung ke dalam ember besar. Usai baskom dibilas, para diakon mengeringkan baskom satu per satu. Baskom-baskom yang telah dikeringkan ditaruh di atas meja, untuk selanjutnya disimpan ke dalam lemari.

Sementara di belakang, kesibukan juga terlihat dilakukan oleh diakones. Ibu Ully Tambunan memimpin beberapa diakones untuk membersihkan perlengkapan perjamuan yang lain. Satu per satu nampan roti dan gelas-gelas perjamuan dicuci dengan sabun. Ibu Ully, Oma Tina Wira dan Ibu Melani Nayoan yang dengan sigap mencuci dan membilas gelas-gelas perjamuan. Selesai dicuci, semua perlengkapan ini dikeringkan satu per satu. Setelah dikeringkan, satu per satu perlengkapan ditaruh ke atas meja yang telah disiapkan. Kemudian ibu-ibu diakones membawa perlengkapan kembali ke dalam lemari penyimpanan. Jam sudah menunjukkan lewat dari pukul 20:00 malam. Tugas membersihkan dan menyimpan kembali perlengkapan perjamuan suci oleh para diakon dan diakones telah selesai. Ini melengkapi tugas yang mereka laksanakan selama 2 hari, yang dimulai sejak hari Jumat hingga penutupan hari Sabat. Semua tugas ini mereka lakukan dengan sukacita untuk kemuliaan nama Tuhan.

Wednesday, March 25, 2009

Tidak Ada Tempat Aman !

Yohanes 14 : 27 "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."



“Mbak, tolong meeting hari ini dipindah saja tempatnya di Pacific Place, karena si bos ada meeting mendadak di hotel dalam area itu. Jadi waktunya ketat sekali !”, suara klien saya dari daerah terdengar terburu-buru. ”Kenapa sih seperti halilintar bicaranya…?”, jawab saya protes. “He eh nih…, mau cepat kelarin kerjaan. Jadi bisa gosip pagi deh!”, jawabnya antusias. “Gosip apa sih ? Hari masih pagi begini…? “, jawab saya padanya. “Pacific Place kaya apa sih mbak, katanya keren banget ya….?”, nada suaranya penasaran. “Wah bukan keren lagi, sampai-sampai masuk berita di koran pagi ini loh! Sudah baca nggak ?”, lanjut saya bertanya. “Ya..itu dia penyebab aku mau gossip ! Kita-kita yang tinggal di daerah jadi geger loh…! Aku jadi heran campur takut tapi kepengen tahu nih…!”, jawabnya apa adanya.

“Nanti kalau aku ke Jakarta mau dong di temanin ke sana, pengen lihat sebagus apa sih!”, katanya “Kamu itu paling bisa deh, katanya takut…, tapi penasaran ingin tahu. Pokoknya beres deh…, nanti aku temanin kamu jalan-jalan ke situ. Ada tempat makan di dalam gedung yang ada perahunya loh…”, kata saya membuat dia semakin penasaran. “Wah tempatnya keren amat mbak, tetapi ngomong-ngomong tempat sehebat itu kok bisa tidak aman juga ya? ”, tanyanya heran. “Tidak ada tempat yang aman selama kita di dunia ini non!”, jawab saya cepat. “Iya sih..., hanya di surga tempat yang aman ya mbak…”, jawabnya perlahan.

Ayat renungan kita hari ini mengatakan bahwa Yesus memberikan damai dan sejahtera bagi kita. Karena kita sudah jatuh dalam dosa, maka di bumi ini tidak ada tempat yang aman dan abadi. Segala hal bisa saja terjadi. Tetapi Allah memberikan damai sejahtera, tidak seperti yang diberikan oleh dunia sekarang yang terkadang membuat kita menjadi tidak tenteram. Kejahatan terjadi dimana-mana, semua seakan tidak ada artinya, jiwa manusia seakan tidak ada nilainya. Dengan mudahnya seseorang melakukan tindak kejahatan dan dapat luput begitu saja. Hal ini membuat banyak orang menjadi takut dan gentar. Selagi kita masih hidup di dunia yang tidak aman ini, Yesus mengajak kita untuk jangan takut dan gentar. Kita tidak perlu merasa takut dan gentar, karena Tuhan akan setia menjaga dan bersama dengan kita. Allah mengetahui segala yang baik untuk kehidupan kita. Mari kita berjalan bersama dengan Tuhan setiap hari ! Damai sejahtera akan menjadi milik kita.

Have a peaceful day !

Musik di Acara PA

Acara PA di Sabat sore 21 Maret ini dimulai dengan song service oleh Velan Sormin, kemudian ayat inti dan doa buka dibawakan oleh Filemon Tambunan. Acara dipimpin oleh David Chandra. Acara PA kali ini cukup spesial dengan tema "Musik", dibawakan oleh Rerin Tampubolon. Kebetulan Rerin tengah datang berlibur dari AUP Manila, tempatnya menuntut ilmu. Dalam acara PA ini musik dibahas lebih jauh dan dijelaskan bahwa, "Musik dapat menghilangkan stress dan kejenuhan pikiran”. Kemudian Rerin mengajak beberapa anggota jemaat yang senang bernyanyi untuk di interview seputar musik, mengapa mereka senang bernyanyi, biasanya bernyanyi pada saat kapan dan lagu apa yang biasa mereka nyanyikan.

Menurut Rerin, kita bernyanyi karena dapat menghibur diri di saat sedih. Mewakili anak-anak, Raissa Maringka, Velan dan Hana Silalahi dipanggil ke depan. Mereka membawakan satu lagu pujian. Mewakili orang muda salah satu teman kita Robert Rihi Hina senang bernyanyi karena. Menurut Robert, dengan bernyanyi dapat membangkitkan semangat. Robert pun membawakan sebuah lagu kesayanganya dalam lagu Sion no. 81. Selanjutnya dari orang tua diwakili oleh Bapak WIlly dan Ibu Yunita Wuisan. Mereka selalu senang bernyanyi dalam keadaan apapun. Kemudian mereka menyanyikan sebuah lagu pujian.

Di acara PA kali ini ada tiga lagu pujian yang dibawakan. Lagu pujian pertama dibawakan oleh seluruh Diakon. Male choir membawakan lagu kedua. Dan lagu pujian ketiga dibawakan oleh Veber Sormin, Rodney Maringka, Verel Sormin dan Junior Tampubolon. Acara PA ditutup dengan sebuah renungan yang dibawakan Robert Rihi Hina dengan judul “Hikmat” yang dikutip dari kitab Amsal 2:10. Semua diingatkan untuk menari hikmat sebagaimana Daud yang disegani karena hikmatnya. Acara PA pun berakhir dan kita membuat lingkaran besar mengucapkan "Selamat minggu bekerja ! Selamat belajar ! Selamat bermain ! Tuhan memberkati ! Amin !".

Sampai jumpa pada acara PA sabat depan yang tentunya selalu menarik !

"He Leadeth Me" Terus Dilatih

Acara PA di Sabat 21 Maret sudah berakhir. Seperti biasanya setiap malam Minggu setelah selesai acara PA, orang-orang muda berkumpul bersama untuk latihan koor. Dalam beberapa Sabat mereka telah berlatih lagu yang dipersiapkan untuk acara ulang tahun gereja Kemang Pratama. Acara yang akan diselengarakan pada tanggal 25 April 2009 akan menampilkan beberapa paduan suara, termasuk Koor Pemuda-Pemudi. Pemuda dan pemudi begitu bersemangat untuk berlatih menyanyi dipimpin oleh Bapak Joy Silaban.

Seperti biasanya latihan dimulai dengan sesi pemanasan untuk merengangkan dan melemaskan otot-otot tubuh. Leher dan kepala diregangkan. Kemudian tangan diangkat ke atas dan digerakkan ke kiri dan ke kanan. Pelemasan otot-otot tubuh dilanjutkan dengan cara memijat pundak teman secara bergantian. Pemuda di satu baris saling memijat temannya bergantian. Demikian juga para pemudi yang berada di bangku terpisah, saling menolong temannya untuk peregangan ini. Usai peregangan, mereka terasa segar dan bugar kembali. Usai peregangan, Bapak Joy melatih orang muda untuk mengolah vokal mereka dengan beberapa tangga nada. Setelah pemanasan selesai, mereka mulai berlatih kembali lagu utama yang akan dinyanyikan, yaitu "He Leadeth Me". Lagu ini menceritakan betapa Tuhan senantiasa memimpin kehidupan kita. Dan pimpinan Tuhan yang begitu besar dan setia terasa indah disaksikan lewat lagu ini.

Orang muda yang telah dibagi ke dalam kelompok suara masing-masing mulai berlatih. Sesekali Bapak Joy melakukan koreksi kepada tiap-tiap kelompok suara. Semua memperhatikan arahan dengan seksama. Sesekali juga terdengar tawa mereka bersama di saat mendapatkan koreksi. Semua bergembira dan menunjukkan semangat tinggi untuk bisa menyanyikan lagu ini dengan sempurna. Tidak lama kemudian, semua kelompok suara menyanyikan lagu ini dari awal hingga akhir dengan baik. Suara mereka terdengar padu di malam yang mulai hening itu. Sementara Felisia Tambunan mengiringi dengan permainan piano. Setelah beberapa kali lagu dinyanyikan, acara latihan koor kali ini selesai. Terlihat senyum puas di wajah pemuda-pemudi dengan hasil yang mereka capai hingga malam ini. Terus berlatih dengan semangat ya !

Tuesday, March 24, 2009

Menghormati Ayah dan Ibu

Efesus 6 : 2 , 3 “Hormatilah ayahmu dan ibumu - ini adalah satu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.”







Telepon berdering keras di pagi hari. Ketika saya angkat suara di seberang sana berkata, “Teman mama meninggal, apakah kalian bisa menemani mama kesana…?”, suara mama terdengar keras sekali. “Ok, mama siap saja ya… nanti saya atur dulu waktunya…”, jawab saya pada mama. Akhirnya kami pun pergi bersama-sama menuju tempat duka. Dalam perjalanan mama asyik bercerita mengenang masa muda yang mereka habiskan bersama almarhum ketika masih tinggal di daerah dulu. “Sudah lama tidak berjumpa, kok malahan pertemuan yang terakhir yang terjadi”, suara mama terdengar menahan rasa haru. Setibanya di rumah duka suasana hening mendominasi ruangan itu, apalagi setelah lagu-lagu penghiburan dilantunkan kita terbawa hanyut dengan kesedihan. Kehidupan terasa begitu cepat bergerak tanpa kita sadari.

Seseorang menegur saya “Kok bisa ada disini ? ”. Kemudian saya jawab, “Ooh…, kebetulan mengantar mama kesini, almarhum teman mama ketika masih muda dulu…”,ujar saya menghilangkan keheranannya. Selanjutnya saat penyampaian sepatah dua kata dari pihak keluarga, hati saya tak kuasa menahan sedih, karena begitu tersentuh mendengar kata-katanya. “Saya begitu bangga dengan diri papa saya, karena bagi saya papa adalah orang yang sangat baik…”, suaranya tersendat tak kuasa menahan tangis. Saat larut dalam haru, sekejap saya tercenung berfikir kapan terakhir kali kita sudah menyaksikan hal-hal yang baik mengenai orang tua yang masih ada bersama kita? Kalau boleh kita melihat kenyataan yang sering kali terjadi, entah karena kesibukan kita baik di rumah atau di pekerjaan, kita menjadi lupa melihat bahwa setiap orang tentunya memiliki hal yang indah untuk dilihat, hal yang indah untuk diteladani, dan indah untuk disaksikan. Apalagi kalau mereka adalah orang tua kita.

Ayat kita pagi ini mengingatkan agar kita menghormati ayah dan ibu kita karena ini adalah perintah penting, dan menjanjikan umur panjang dan kebahagiaan kepada kita. Menghormati orang tua berarti mendengar ajarannya. Menghormati berarti mendengar dan menuruti nasehatnya. Menghormati juga berarti mencontoh dan menghidupkan teladan yang diberikan orang tua, dan meneruskan teladan itu kepada anak-anak kita. Memberikan pujian dan terima kasih syukur kita kepada orang tua untuk semua kebaikannya adalah bentuk penghormatan kepada orang tua. Memberi perhatian kepada mereka saat mereka sudah lanjut usia, mengajak mereka berbicara dan menolong mereka adalah cara menghormati orang tua. Mari kita lakukan yang kita bisa untuk menghormati orang tua kita dan orang tua pasangan kita, selagi mereka masih ada bersama dengan kita. Ini adalah perintah Tuhan kepada kita. Kebahagiaan dan umur panjang menanti kita semua.

God bless us today !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda. Gunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Rahasia Menjadi Orang Besar

Cuaca di luar pada hari Sabat 21 Maret cukup cerah. Jemaat bersiap memasuki jam khotbah. Yoan Hutauruk membawakan cerita untuk anak-anak yang berkisah tentang seorang anak perempuan bernama Maria dengan kedua ekor anjingnya. Cerita ini mengingatkan anak-anak bahwa Tuhan bisa menggunakan siapa saja untuk bagi penolong bagi orang lain. Anak-anak senang mendengar cerita yang baik ini. Paduan suara diakon dan diakones menyanyikan lagu tentang sukacita dalam pelayanan Tuhan, “…semakin lama kumelayaniNya…semakin indahlah kemulianNya…”. Itulah lagu “The Longer I serve Him” yang mengingatkan kita untuk menjadi pelayan yang penuh sukacita bagi Tuhan. Lagu ini mengantar jemaat kepada khotbah yang berjudul “Rahasia Menjadi Orang Besar” yang dibawakan oleh Pendeta R.Y. Hutauruk.

Kita semua dipanggil untuk menjadi pelayan. Orang Yahudi dahulu kala melihat pentingnya satu kedudukan dari dimana mereka duduk dalam satu pesta. Jika duduk dekat dengan tuan rumah, maka berarti dia adalah orang yang sangat penting.”, kata Pendeta Hutauruk mengawali khotbahnya. “Itu sebabnya murid-murid Yesus bertengkar memperebutkan tempat di sebelah kanan dan kiri Yesus. Ini satu hal memalukan, karena mereka telah lama bersama dengan Yesus dan masih belum memahami misi Yesus di dunia ini. Ukuran bagi kerajaan Yesus tidak dilihat dari besar kekuasaan. Kita dipanggil untuk menjadi pelayan. Dunia memerlukan pelayan yang bisa melayani dengan baik.”, lanjut Pendeta Hutauruk menerangkan. Kemudian Pendeta Hutauruk mengambil contoh praktek di dunia bisnis ,”Saat ini dunia bisnis mengutamakan pelayanan kepada pelanggan. Bila kita datang ke satu bank, maka mereka akan menyambut kita sebagai tamu yang layak dihargai. Dunia bisnis menyadari pentingnya pelayanan untuk kesuksesan bisnis mereka. Bagaimana dengan kita di dalam gereja ? Apakah pelayanan kita kepada orang yang ada di samping kita sudah memadai ? Mengucapkan selamat sabat, memberikan senyum dan menyapa adalah pelayanan kecil yang bisa kita lakukan di dalam gereja”.

Mengambil contoh pelayanan Yesus saat mencuci kaki murid-muridNya dalam Yohanes 13, kita bisa memperoleh beberapa teladan dari Yesus. “Yang pertama, Yesus menanggalkan jubahNya. Artinya, saat Dia melayani mencuci kaki muridNya, Yesus meninggalkan kebesaran diriNya. Kitapun harus menanggalkan status kita saat kita melayani.”, urai Pendeta Hutauruk. “Yang kedua, Yesus mengikat handuk pada pinggangNya. Ini menandakan pakaian pelayan yang siap untuk melayani. Dia siap membasuh kaki muridNya. Rahasia untuk menjadi orang besar bukan dilihat dari kedudukan atau pangkat. Menjadi pelayan bagi orang lain ini adalah rahasia untuk menjadi orang besar.”, jelas Pendeta Hutauruk lagi. Mengakhiri khotbahnya, Pendeta Hutauruk mengajak kita untuk menjadi pelayan yang penuh kerendahan hati bagi Tuhan. Puji Tuhan untuk firman yang baik Sabat ini. Usai khotbah, seluruh jemaat diundang untuk mengikuti upacara perjamuan suci. Jemaat pun satu persatu menuju ke samping gereja di luar, dan siap untuk mengikuti upacara basuh kaki yang telah dipersiapkan oleh para diakon dan diakones di malam sebelumnya.

Cuplikan video khotbah “Rahasia Menjadi Orang Besar” dan lagu spesial diakon-diakones bisa kita lihat di kolom video yang ada di kanan atas halaman ini.

Pembasuhan Kaki

Jemaat satu persatu menuju ke samping gereja untuk mengikuTambah Gambarti upacara pembasuhan kaki. Sebagian menuju ruangan kelas, sementara yang lain memilih kursi di halaman luar. Beberapa suami dan istri memilih kursi-kursi untuk melaksanakan upacara pembasuhan kaki. Di luar sebuah kendaraan memasuki halaman gereja. Opa Arsyad yang selama ini dirawat di rumah memiliki semangat yang tinggi untuk datang ke gereja mengikuti perjamuan suci. Bapak David Tampubolon, pemimpin diakon jemaat, dengan sigap menghampiri Opa Arsyad di bangku mobil dan menggendongnya ke atas kursi roda yang telah disiapkan. Ibu Etty Sukaryati, diakones, bersiap-siap menolong. Setelah itu Bapak David mendorong kursi roda masuk ke dalam gereja. Ibu Ully Tambunan, pemimpin diakones jemaat, dengan sigap juga membuka pintu gereja sementara Opa Arsyad di atas kursi memasuki gereja. Ibu Ully dan Bapak Ricky mempersiapkan baskom dan handuk ke dalam gereja. Opa Arsyad pun mengikuti upacara pembasuhan kaki di dalam gereja.

Sementara di luar, para diakon yang lain juga sibuk melayani. Bapak Gilbert Sinaga memimpin lagu-lagu pujian. Bapak Rizal Maringka, Robert Rihina, dan yang lainnya melayani pengisian baskom-baskom yang telah kosong. Diakones seperti Ibu Ully Tambunan, Ibu Tina Wira, Ibu Dahlia Hutauruk dan yang lainnya memastikan handuk-handuk yang disediakan tercukupi. Setelah berdoa bersyukur kepada Tuhan untuk kesempatan melayani saudara dalam Kristus, satu per satu anggota jemaat mulai membasuh kaki satu dengan yang lain. Setelah itu mereka bergantian membasuh kaki pasangannya setelah mengisi baskom dengan air yang baru. Sesekali mereka turut menyanyikan lagu. Usai membasuh kaki, satu persatu mencuci tangan di tempat yang telah disediakan.

Perjamuan Suci

Usai pembasuhan kaki, semua kembali masuk ke dalam gereja. Mereka pun bersalam-salaman satu dengan yang lain mengucapkan selamat perjamuan. Hari Sabat yang penuh dengan sukacita dan berkat dirasakan oleh semua. Setelah jemaat duduk di bangku, acara perjamuan suci siap dimulai. Diakon dan diakones berbaris teratur dipimpin oleh pendeta dan ketua-ketua jemaat. Mereka menduduki bangku di depan. Usai doa buka, para diakones membuka penutup meja perjamuan warna putih dengan pelan-pelan dan melipatnya. Ayat alkitab dibacakan, doa bertelut dilayangkan oleh ketua jemaat di depan, dan roti perjamuan pun dibagikan oleh dua pasang diakon di kiri dan kanan bangku gereja. Perlahan jemaat mengambil roti perjamuan dan kembali duduk. Setelah semua mendapat bagian, dengan doa di hati masing-masing perlahan semua anggota memakan roti yang melambangkan tubuh Yesus.

Kembali ketua jemaat membacakan ayat alkitab sehubungan dengan anggur yang melambangkan darah Yesus yang telah tercurah bagi kita semua. Doa bertelut dilayangkan, dan dua pasang diakon yang lain membawa anggur perjamuan ke semua anggota yang hadir. Anggur pun diminimum dengan hikmat oleh jemaat. Sementara itu dilayar digambarkan pengorbanan Yesus di salib, sementara saxophone dan organ dimainkan perlahan. Suasana hening dan penuh syukur mengisi setiap relung hati yang hadir. Merasa bersyukur atas pengorbanan Yesus yang telah menebus kita semua, yang menganugerahkan kita satu hidup baru. Penuh rasa terima kasih kepada Yesus yang memberikan kita kesempatan untuk masuk ke dalam kerajaan surga.

Gelas-gelas perjamuan di kumpulkan oleh para diakon. Dan dua orang diakones menutup kembali meja perjamuan dengan kain penutup putih. Tiba saatnya untuk anggota jemaat menyaksikan kasih Tuhan di dalam keluarga mereka. Beberapa keluarga menyaksikan pergumulan yang mereka hadapi. Namun mereka berterima kasih atas berkat kasih Tuhan, mereka diberi kekuatan dan kebijaksanaan untuk melalui semua tantangan. Dan saat semua berlalu, mereka mensyukuri pemeliharaan Tuhan bagi keluarga mereka. Semua yang hadir mendengarkan satu per satu kesaksian dengan seksama. Kesaksian yang menguatkan iman mereka semua. Acara perjamuan suci yang penuh berkat pada hari Sabat itu berakhir. Puji Tuhan untuk hari Sabat yang penuh sukacita dan berkat !

Monday, March 23, 2009

Nama Baru

Wahyu 2: 17 “Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya.”





“Mama…, kenapa sih nama kita dibuat pendek-pendek semua… kenapa tidak ada nama tengah atau dibuat nama yang lebih panjang ?”, si sulung memulai pertanyaannya kepada saya. ”Iya…, enggak enak loh ma…karena awal namanya berasal dari abjad yang lumayan paling ujung, jadi kalau ada tugas atau dipanggil untuk berbaris pulang di sekolah, aku selalu dipanggil yang paling belakangan deh…”, adiknya juga ikut berkomentar. Kami tersenyum penuh arti. Perjalanan waktu pertumbuhan anak-anak ini yang tidak terasa membuat mereka ingin tahu segalanya, ingin tahu apa dan kenapa sesuatu itu terjadi. Dan kali ini kelihatannya mereka tidak mengerti akan mengapa nama-nama itu menjadi milik mereka.

Perlahan saya coba menjelaskan kepada mereka “Ehh…, nama-nama kalian itu dibuat dengan tujuan yang pasti , semua ada arti dan sebab musababnya. Itu sangat penting sekali untuk diingat oleh keluarga kita”, kata saya. “Coba kita telaah satu persatu..”, papanya mulai merinci arti dari masing-masing nama mereka. “Yah, tapi kan nama kita terlalu singkat sekali… Kenapa mama dan papa tidak buat sedikit lebih panjang…?”, si sulung mengemukakan rasa ingin tahunya. ”Betul…, memang nama kalian sangat pendek tapi itulah yang membedakan kalian dengan yang lain…”, suami saya berusaha menambahkan. “Semua nama yang kalian miliki mempunyai arti dan tujuan yang berbeda, jadi tidak perlu merasa terlalu pendek atau bagaimana. Tuhan saja memberikan nama-nama yang beragam untuk semua yang Dia ciptakan, tetapi artinya sangat penting buat kita kan…”, jawab saya. “Jadi maksud mama biar pendek yang penting arti dan kegunaannya ada ya ma…?”, kata adiknya. “Betul sekali sayang…”, kata saya mengiyakan. “Oke deh…, sekarang aku jadi mengerti. Nama itu adalah sesuatu yang membedakan dan membuat kita mengingat siapa diri orang tersebut.”, kakaknya berkata sambil mengangguk tanda setuju bahwa dia sudah memahami maksud kami.

Di pagi yang indah ini, ayat renungan menyampaikan bahwa Tuhan akan mengaruniakan nama yang baru bagi kita yang ditebus dan masuk ke dalam kerajaan surga. Semua kita memiliki nama untuk diri kita. Dan setiap nama yang diberikan oleh orang tua kita itu ada artinya, dan ada latar belakangnya. Satu saat nanti, Tuhan akan memberikan kita nama yang baru. Nama baru yang indah. Nama baru itu melukiskan tabiat baru kita yang sesuai dengan rencana Allah. Luar biasa ! Nama yang indah. Marilah kita tetap setia kepada Tuhan selagi di dunia ini, agar kita boleh mengalami kemenangan. Agar kita boleh berdiri diantara yang menyambut kedatangan Yesus kedua kali.

Have a great Monday !

Gunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini untuk membagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.