Thursday, April 30, 2009

Hari-hari Perjuangan

Seperti biasa, tepat pukul 19:30, bapak Rizal Maringka memulai acara perbaktian Permintaan Doa. Lagu Sion Nomor 28, “Hati Yesus Penuh” mengawali perbaktian ini dan dilanjutkan dengan doa pembukaan yang dilayangkan oleh Armi Tampubolon. Selanjutnya, lagu pujian yang berjudul “Bagaikan Bejana” dibawakan oleh keluarga Sontani Purnama.

Pekabaran Rabu Malam ini dibawakan oleh bapak Willy Wuisan, yang mengambil bahan dari buku Kerinduan Segala Zaman pasal 9, yang berjudul “Hari-hari Perjuangan”. Pekabaran malam ini menceritakan bagaimana hari-hari perjuangan Tuhan Yesus agar tidak jatuh ke dalam pencobaan. Seperti halnya kita, Yesus-pun mengalami pencobaan. Pencobaan dari para rabbi yang merasa tidak senang karena Yesus, pada usia yang sangat muda, lebih memahami kitab suci dibadingkan dengan para rabbi itu sendiri. Pencobaan juga datang dari saudara-saudaNya yang menganggap ajaran manusia lebih tinggi dari Firman Allah. Dan bahkan pencobaan itu berasal juga dari orang tuanya yang lupa akan tugas dan misi kedatangan Yesus dan mendesak Dia untuk menuruti kebiasaan para rabbi. Namun, di dalam menghadapi segala pencobaan dan godaan, Yesus hanya mempunyai satu jawaban. “Ada tertulis”. Dan semua pencobaan dan godaan itu dijawab hanya berdasarkan Firman Allah.

Setelah kesaksian, jemaat membentuk kelompok 2-3 orang untuk mendoakan hal-hal yang sudah diusulkan. Dan diakhir kebaktian, jemaat menyanyikan Lagu Sion nomor 280 ”Yesus Tak Pernah Gagal”, diikuti dengan doa tutup yang dilayangkan oleh pembicara.

Wednesday, April 29, 2009

Rancangan Allah Yang Baik

Yeremia 29:11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”




Sudah beberapa hari ini setiap kali bangun pagi aku merasakan sesuatu yang tidak biasa di dalam tubuhku. Kadang pusing yang datang tiba-tiba, badan juga rasanya demam dan semua terasa kurang enak. “Pa, kenapa ya sudah beberapa hari ini badan saya rasanya kurang enak, tidak biasanya tubuh terasa lemas dan kurang enak…”, kata saya kepada suami. “Ayo kita dokter, supaya tahu keadaan yang sebenarnya.”, ajak suami saya. Setelah bertemu dan diperiksa, dokter mengatakan “Selamat ya, karena ibu sudah hamil ! Jaga kesehatan agar bayi dalam kandungan bisa bertumbuh dengan baik.”, jelas dokter pada saya. Mendengar keterangan dokter kami sangat bahagia. Sesampainya di rumah kami mengucap syukur dengan bertelut dan berdoa kepada Tuhan. Hari-hari kami lalui dengan penuh kebahagiaan, kami sangat berharap semua boleh berjalan dengan baik, saya juga sangat menginginkan agar bayi yang kami dambakan ini boleh lahir dengan normal. Memasuki bulan Februari saya merasakan perut mulai sakit, beberapa tanda kelahiran sudah mulai terlihat. Ditemani kedua orang tua, saya bergegas pergi ke rumah sakit. Dokter melakukan serangkaian pemeriksaan kelahiran. “Sekarang saatnya anak ibu akan lahir”, demikian dokter berkata pada saya.

Pada saat itu perasaan saya bercampur aduk menjadi satu, saya tidak sabar melihat wajah anak kami. Tetapi hati saya merasa tidak tenteram ketika wajah dokter terlihat lain.”Ada apa dengan anak saya dokter?”, tanya saya meminta penjelasan. “Sebetulnya ibu bisa melahirkan dengan normal. Tetapi tekanan darah ibu sangat tinggi, jadi harus dibantu dengan alat vakum. Karena kalau dilahirkan dengan normal, maka pembuluh darah ibu akan pecah dan membahayakan keselamatan diri ibu.”, dokter menjelaskan. ”Kami serahkan penanganan yang terbaik kepada dokter”, jawab kami berdua. Kami terus berdoa dalam hati memohon Tuhan memberikan jalan yang terbaik, hanya itu yang bisa kami lakukan saat itu. Tuhan begitu baik kepada kami. Seluruh doa yang kami sampaikan boleh terjawab karena akhirnya anak kami boleh lahir dengan selamat. Tangisannya yang terdengar malam itu membuat saya dan seluruh keluarga sangat berbahagia. Terimakasih Tuhan karena kasih sayang yang Engkau telah berikan.

Ayat renungan pagi ini mengatakan bahwa Tuhan mengetahui rancangan yang terbaik buat kita, rancangan yang penuh dengan kebahagiaan dan damai sejahtera. Terkadang di dalam hidup ini kita sudah mempunyai rencana untuk kita jalani yang menurut kita baik untuk dilakukan. Dan kita berharap agar semua boleh berjalan sesuai dengan rencana dan harapan kita. Tetapi jika kita melihat kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita, maka kita menjadi bingung dan khawatir. Tuhan memiliki rancangan yang baik bagi diri kita. Tuhan mengetahui apa yang terbaik bagi masing-masing kita. Marilah kita menyerahkan semua rencana kita kepada Tuhan. Dia akan memberikan harapan dan damai sejahtera bagi kita semua.

Have a wonderful day !

Tuesday, April 28, 2009

Penjagaan Allah

Mazmur 91:11 “sebab malaikat-mailaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.”







Kebetulan ada tanggal merah, sehingga kesempatan libur kali ini bisa kami gunakan untuk berziarah ke makam ayah di Jakarta Barat. Keinginan ini sudah kami rencanakan jauh hari sebelumnya. Pagi itu kami menggunakan kendaraan umum untuk tiba ke tempat tersebut. Memang tempatnya cukup jauh sehingga harus berganti dua kali untuk dapat tiba di tempat tujuan. Kebetulan pagi itu hujan, sehingga jalan yang dilalui kendaraan ini terasa kurang menyenangkan. Maklumlah jalannya masih belum terbuat dari aspal, sehingga terasa licin. Sopir yang mengendarai mobil sepertinya tidak perduli dengan keadaan ini karena dia tetap saja mengendarai dengan kencang dan tidak hati-hati.

”Pak supir pelan-pelan dong, kami semua bisa mati nih..!!”, teriak salah seorang penumpang yang ada di dalam mengingatkan supir yang mengendarai bis. “Jangan ngebut-ngebut dong pak ini lagi hujan, jadi jalanan licin..!”, salah seorang penumpang yang lain mengingatkan. Tapi supir ini tidak menggubris peringatan dari penumpang, dia tetap saja membawa mobil sesuka hatinya. Tiba-tiba “brukkk!!!”, bunyi sesuatu dan mobil terasa miring sebelah. Supir tidak bisa lagi mengendalikan bus ini. “Tolong…tolong…!!”, teriak penumpang histeris. “Ayo semua penumpang turun dulu..!! ”, suara seorang bapak memberi jalan keluar. “Mobilnya masuk ke dalam lubang, kita harus mendorong bersama-sama supaya bisa berjalan normal kembali..!”, seorang bapak kelihatan mengerti keadaan yang sebenarnya. Akhirnya satu persatu penumpang turun dan membantu agar bisa bis dapat kembali ke posisi normal. Sementara itu semua penumpang bersyukur karena luput dari maut. Setelah semua teratasi maka bis itupun dijalankan kembali. Bapak supir juga meminta maaf atas sikapnya yang salah. Kami juga bisa tiba di tempat tujuan dengan selamat.

Ayat renungang pagi ini mengatakan bahwa Tuhan mengirimkan malaikat-malaikatNya untuk melindungi kita. Terkadang memang kita tidak dapat mengendalikan situasi yang ada sesuai dengan keinginan kita, tetapi kita bersyukur karena ada malaikat yang Tuhan kirimkan untuk mengatasi masalah yang mungkin ada di luar kemampuan kita. Allah mempunyai banyak cara untuk dapat menolong kita asalkan kita percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Marilah kita menyerahkan seluruh rencana hidup kita, baik dalam perjalanan maupun dalam segala sesuatu ke dalam tangan Tuhan,sehingga kita bisa melihat yang terbaik untuk kita terima.

God be with us every day !

Monday, April 27, 2009

Percayalah, Tuhan Memberkati !

Ibrani 6:14 "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak."





Karena papa sudah meninggalkan kami ketika saya masih berusia satu tahun, maka otomatis mama merangkap sebagai kepala rumah tangga, karena harus bisa menafkahi kami anak-anaknya untuk tetap bisa makan dan melanjutkan pendidikan. Walau kehidupan kami terasa sangat susah pada waktu itu, tetapi mama melakukan segala hal yang baik untuk mendapatkan uang membiayai kebutuhan kami. Berbagai pekerjaan dilakukan untuk meneruskan kehidupan, seperti berjualan di pasar, kue kering dan makanan, setelah pulang diteruskan dengan berjualan di rumah. Terkadang saya juga ikut menemani mama berjualan karena tidak ada yang bisa menjaga saya di rumah. “Ayo, sekarang kita harus lebih cepat perginya...!”, kata mama sambil membereskan dagangan kuenya, “Memangnya ada yang penting ma?”, tanya saya heran karena hari masih pagi sekali. “Mama harus mengambil kue kering ini lebih banyak lagi supaya kita tidak bolak balik. Jadi lebih hemat, karena kita sudah banyak mendapat pesanan’, mama berkata sambil terus membereskan keperluan. “ Uang mama jadi banyak dong…!”, kata saya kegirangan. Mama tersenyum dan mengangguk tanda setuju.

Usaha ini terus berjalan dengan baik, hingga akhirnya mama berhasil melebarkan usahanya yaitu menitipkan kue-kue kering di toko-toko yang ada di sekitar kami dan beberapa toko yang lain yang sudah menjadi pelanggan tetap. Kami setia membantu meringankan beban dengan membantu mengantarkan pesanan ke toko-toko yang menjadi pelanggannya. Bertahun-tahun usaha mama tetap bisa bertahan, hingga abang sayapun bisa bersekolah dengan baik dari hasil usaha mama. Tidak lama kemudian terdengar kabar berita dari abang saya. “Mama, saya sudah mendapat pekerjaan di Jakarta!”, suara abang terdengar sangat ceria ketika dia menyampaikan berita kepada kami semua.”Bersyukurlah kepada Tuhan anakku, karena dengan demikian berarti kamu sudah bisa mulai membantu meringankan tugas mama.”, suara mama terdengar lega, “Doakan agar saya bisa bekerja dengan baik ya ma”, kata abang penuh harap. Kehidupan terus berjalan pada gilirannya saya juga bekerja, dan kini mama tidak perlu lagi bekerja. Tuhan mengatur segalanya menjadi baik, mama boleh berhenti bekerja dan bisa menikmati masa tuanya dengan tenang dan bahagia.

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bagaimana Tuhan menyimpan berkat yang banyak untuk kita, dan akan membuat keterunan kita menjadi banyak. Di dalam hidup ini terkadang rancangan yang kita miliki tidak seindah dan sebaik yang dimiliki oleh orang lain, sehingga terkadang kita merasa tidak percaya, bahkan ragu atas berkat yang kita miliki. Kita harus ingat bahwa Tuhan selalu memiliki rencana yang indah buat kita. Kita harus selalu percaya bahwa kita adalah umatNya yang selalu akan diberikan berkat, diberikan suka cita, sehingga apabila nanti saatnya tiba kita akan melihat bahwa rencana Tuhan selalu yang terbaik untuk kita miliki.

Have a nice day !

Sunday, April 26, 2009

Selamat Datang Errol !

Keluarga Larry dan Donna Manurung bersukacita. Pada hari Sabtu, 25 April 2009, pukul 05:50 pagi di RS Global Bros Awal, Bekasi, Tuhan mengaruniakan kepada mereka seorang bayi laki-laki yang sehat. Errol Partogi Rido Manurung, demikian mereka memberikan nama putra pertama di keluarga ini. Errol lahir dengan berat 3.3 kg dan panjang 48 cm. “Nama Rido itu berasal dari gabungan kedua nama kami…”, kata Larry dan Donna dengan senyum bahagia. Keluarga Hendra Tampubolon berbahagia dengan kehadiran cucu pertama mereka, demikian juga dengan keluarga Jerry Manurung berbahagia dengan kelahiran cucu mereka yang ke-empat. Selamat kepada Larry dan Donna untuk kehadiran anak pertama ! Dan untuk Errol, "Selamat datang di kelas Beginner Gereja Kemang Pratama !"

Thursday, April 23, 2009

Allah Setia

Kejadian 28:15 "Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu."





Sedih rasanya jika mengingat teman-teman bisa memiliki orang tua yang lengkap. Ada mama dan papa yang selalu siap mencurahkan kasih sayang kepada kita. Tidak seperti saya yang sejak umur 1 tahun sudah tidak memiliki papa. Saya masih ingat sekali, dulu ketika saya mulai mengerti arti kehadiran sosok seorang ayah, saya tanyakan hal itu kepada mama. “Mama, papa dimana ya ? Kok saya tidak pernah lihat…”, kata saya heran. “Papa sedang pergi bekerja..”, jawaban dari mama yang selalu saya dengar berulang-ulang. Walaupun jawaban yang diberikan mama selalu sama, tetapi saya tidak putus asa untuk terus menerus menyampaikan pertanyaan yang sama kepadanya. Akhirnya saya mencapai usia 10 tahun dan sudah sangat mengerti bagaimana menyenangkannya jika memiliki seorang ayah. “Sebetulnya papa itu ada dimana sih ma, kok kerja enggak pulang-pulang? Saya lihat papa temanku kerjanya juga jauh, tapi dia sekali-kali bertemu dengan papanya.”, kataku dengan wajah yang agak kesal karena tidak mendapat jawaban pasti. “Sayang, papa memang lagi pergi bekerja”, itu lagi jawaban yang disampaikan mama.

Akhirnya saya memberanikan diri untuk mengeluarkan kata-kata yang sudah tersimpan lama di hati saya “Mama, bicaralah yang jujur kepada saya, sebenarnya saya memang tidak punya papa kan? Saya tidak seperti teman-teman lain yang punya papa…”, suara saya terasa keras sekali dan tak kuasa menahan tangis karena tidak puas dengan keadaan. Melihat saya menangis mama juga ikut menangis terisak-isak, “Kamu memang tidak punya papa…, karena ketika kamu masih kecil papa mengalami kecelakaan. Karena tidak cepat mendapat pertolongan, papamu akhirnya meninggal…”, suara dan tangisan mama menjelaskan semua yang menjadi pertanyaan saya. Saya sangat terkejut menerima kenyataan ini, tetapi saya puas karena saya sudah mendengar yang sebenarnya. “Walaupun papa kamu sudah tidak ada…, kamu tidak perlu susah. Kita memiliki Bapa yang selalu setia melihat kita, setia melindungi kita, setiap detik, setiap menit, setiap jam”, kata mama menghibur saya. Saya memang sedih mendengarnya tetapi saya percaya perkataan mama memang benar, karena hingga saya besar, walaupun papa tidak ada, kami bisa tetap menjalankan kehidupan dengan baik,

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa Tuhan akan senantiasa menyertai kita melindungi kita kemanapun kita pergi, dan dia tidak akan pernah meninggalkan kita. Terkadang ada saat dimana kita merasa takut dan khawatir dengan keadaan yang terjadi pada diri kita. Hal ini membuat kita merasa sedih. Namun kita tidak sendirian. Kita memiliki Allah yang setia menyayangi dan menyertai kita, sehingga kita tidak akan kehilangan apa pun juga. Kasih Tuhan akan senantiasa menaungi kita, Dia akan berjalan di sisi kita, memberikan penghiburan dan perlindungan. Kasih sayang Tuhan tidak akan meninggalkan kita.

God loves us always !

Bagaimana Mempersiapkan Anak Menghadapi Dunia Yang Kompleks Ini ?

Hari Minggu 19 April 2009 sangat cerah. Sebelum jam 9 pagi beberapa anggota jemaat sudah hadir di gereja untuk mengikuti seminar psikologi pendidikan yang diadakan oleh departemen Rumah Tangga . Yang menjadi narasumber adalah Ibu Pamela Lukas, Ph.D yang datang pagi itu didampingi oleh suaminya, Bapak Eddy Lukas, Ph.D. Sambil menunggu anggota-anggota yang lain datang, beberapa lagu dinyanyikan dibawah pimpinan bapak Munas Tambunan. Acara dipimpin oleh bapak Ronny Kountur, diawali dengan memperkenalkan keluarga Lukas sebagai pembicara pagi ini. Lagu pembuka “Jam Kita Tak Tau”. Doa buka dilayangkan oleh ibu Yunita Wuisan. Sebuah lagu istimewa “Oh, How I Love Jesus” dinyanyikan dengan merdu oleh kel. Agustinus Silalahi. Lagu thema “Kusenang Berada Dalam Keluarga Allah” dinyanyikan oleh seluruh anggota jemaat yang hadir, mengawali pembicaraan yang akan disampaikan oleh Ibu Pamela dengan judul “Bagaimana Mempersiapkan Anak Menghadapi Dunia Yang Kompleks Ini?”

Latar belakang diambilnya judul ini adalah karena Ibu Pamela merasa turut bertanggungjawab untuk mempersiapkan anak-anak Tuhan agar dapat memperoleh kehidupan yang kekal disurga sementara dengan pengaruh dunia saat ini hal itu bukanlah mudah untuk dilakukan padahal waktu kedatangan Yesus sudah semakin dekat, itulah sebabnya penting bagi kita sebagai orangtua untuk mempelajari ini.Untuk menjadi orangtua, kita tidak pernah mendapatkan pendidikan khusus di bangku sekolah. Jika kita membeli HP, kamera, televisi, oven dan peralatan lainnya, biasanya selalu disertai dengan buku petunjuk penggunaan dan pemeliharaannya. Tetapi anak-anak datang ke dunia ini tanpa membawa buku petunjuk (manual book). Jarang ditemukan ada orangtua yang secara natural langsung berhasil menjadi orangtua yang efektif dalam mendidik anaknya. Yang umum terjadi adalah orangtua harus menjalani banyak tantangan dalam mendidik anaknya. Untuk itu diperlukan adanya parent community, dimana para orangtua dapat saling berbagi pengalaman dalam hal mendidik anak.

Beberapa kesalahan yang sering tanpa disadari dilakukan oleh orangtua dalam memperlakukan anak-anak adalah:

· Sikap toleransi yang berlebihan sering diberikan kepada anak-anak yang masih kecil. Mereka dibiarkan atau dimaklumkan untuk berbuat apa saja sesuka hatinya gantinya mengajarkan mereka untuk mengenal mana yang baik dan mana yang tidak . Kebiasaan untuk berbuat semaunya sejak kecil akan terbawa sampai mereka besar, membuat mereka tumbuh menjadi anak yang tidak menurut dan tidak menghormati orangtuanya.

· Ibu-ibu yang sedang sibuk melakukan pekerjaannya atau mengerjakan hobinya terkadang menolak anak-anak yang datang meminta perhatian. Anak-anak disuruh untuk mencari orang lain untuk menolong mereka atau mereka diminta untuk mengerjakan hal yang lain dulu sambil menunggu ibunya menyelesaikan pekerjaannya.

· Anak-anak yang sering mendapat sambutan dingin dari orangtuanya, pada tahun-tahun berikutnya sering ditemukan menjadi anak yang suka bolos, merokok, miras, narkoba, nonton blue film, prestasi akademiknya bermasalah, teenage pregnancy, dlsb , hal ini disebabkan mereka selalu merasa bahwa mereka harus menghadapi segala sesuatunya sendirian atau mencari jalan keluar dari orang/sumber yang lain. Sebaliknya, jika para ibu mau mengambil waktu sebentar meninggalkan pekerjaan atau hobi yang sedang dilakukan untuk memberikan respon yang baik kepada anak-anak yang datang kepada mereka maka anak-anak akan mempelajari pelajaran kecil sejak usia dini bahwa saat dalam ketakutan, kesusahan maka ibunya senantiasa akan memberikan BANTUAN untuknya.

· Seringkali orangtua memberikan perhatian yang berlebihan kepada salah satu anak mereka. Hal ini dapat membuat anak berasumsi bahwa dia sangat spesial dirumah itu. Perasaan sebagai seorang yang special bisa membuat anak melakukan hal-hal yang dapat menjengkelkan anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya berlaku adil kepada setiap anak. Memberikan tugas/tanggungjawab kepada semua anak-anak adalah solusi yang tepat, tentu saja disesuaikan dengan usia masing-masing anak.

Terkadang kita sering tidak mengenal karakter anak kita. Ibu Pamela menyarankan agar kita sering melakukan kegiatan bersama dengan anak-anak. Tetapi kegiatan yang dipilih haruslah kegiatan yang sama-sama kita senangi. Jangan hanya memilih kegiatan yang disukai anak saja, sebab anak-anak akan merasa bahwa kita tidak tertarik dengan kegiatan itu. Kita juga kemungkinan tidak dapat bertahan terus untuk kegiatan itu. Jadi pilihlah kegiatan yang orangtua dan anak sama-sama senang untuk melakukannya.
Ada beberapa cara/metode yang digunakan oleh orangtua dalam mendidik anaknya, dikenal dengan istilah “Parenting Style”, yaitu:

1. Metode 1 (metode Autocratic)
“Do what I say because I say so”
Pendekatan mendidik anak dengan metode ini menjadikan anak untuk selalu melakukan apa yang orangtua katakan. Orangtua tidak pernah bertanya kepada anak apa yang sebenarnya mereka inginkan. Metode seperti ini akan membuat anak-anak tumbuh menjadi anak yang tidak bertanggungjawab karena mereka tidak terbiasa atau terlatih untuk mengetahui bagaimana membuat keputusan sendiri dan menerima konsekuensinya.

2. Metode 2
“Do whatever you want”
Pendekatan mendidik anak dengan metode ini membolehkan anak melakukan apapun yang mereka inginkan, ini akan membuat anak menjadi manja, nakal, tidak dapat bekerja sama bahkan saat mereka melakukan sesuatu mereka tidak memikirkan konsekuensi dari apa yang mereka lakukan.

3. Metode 3
Orangtua demokrasi membesarkan anak yang kooperatif dan bertanggungjawab dengan mengijinkan mereka membuat pilihan-pilihan dan menuntut mereka bertanggungjawab atas keputusan-keputusannya. Inilah yang membantu mengembangkan tanggungjawab anak.

Seperti yang telah diungkapkan di awal bahwa anak datang kedunia tanpa membawa buku petunjuk, oleh karena itu, ibu Pamela juga memberitahukan beberapa keahlian yang perlu dipelajari oleh orangtua dalam mendidik anak. Pertama, orangtua harus dapat mengerti dan memahami perilaku yang baik dan yang tidak baik dari anak-anak, juga perlu mengerti apa motivasi anak agar dapat membantu mereka menjadi manusia yang bertanggungjawab. Berikutnya, orangtua harus dapat membangun harga diri anak melalui dorongan. Bantulah anak untuk menerima didinya dan oranglain dengan baik. Ketiga, berikan tanggungjawab kepada anak. Dalam pertumbuhan anak-anak, mereka harus belajar bertanggungjawab sesuai dengan usianya sehingga mereka dapat dipersiapkan untuk menjadi seorang yang pantas disebut sebagai orang dewasa. Dan ada beberapa lagi tips yang diberikan di sesi ini.

Ibu Pamela, juga mengungkapkan tentang bagaimana mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan yang akan datang secara alkitabiah. Mazmur 127:3 katakan, “Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka daripada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu pemberian Allah”. Anak adalah hadiah dari Tuhan. Tuhan memberikan kepercayaan yang penuh kepada kita sebagai orangtua untuk mendidik dan mengembangkan potensi anak sebagai anugerah Tuhan yang dititipkan kepada kita serta mempersiapkannya untuk kehidupan sekarang ini dan kehidupan yang akan datang yaitu kehidupan kekal. Allah memberikan anak karena Dia yakin kalau kita bisa mendidiknya. Ini merupakan beban dihadapan Tuhan dan kewajiban ini perlu diperhatikan seumur hidup, lakukan dengan ucapan syukur. Didiklah anak-anak berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab sehingga mereka memiliki tabiat yang indah dan temperamen yang disukai, sebagaimana firman Tuhan dalam Filipi 2:5 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus”

Sebagai renungan penutup, ibu Pamela menyampaikan sebuah ungkapan dari Socrates. “ Apa gunanya engkau menggali setiap inchi tanah untuk menemukan emas di dalamnya, tetapi kehilangan anakmu?” . Pemaparan ibu Pamela cukup panjang, namun sekitar 40 orang anggota yang hadir sangat serius sekali mendengarkannya. Setiap anggota yang hadir terlihat sangat ingin menjadi orangtua yang benar-benar dapat mempersiapkan anak-anaknya untuk masuk ke dalam kerajaan sorga. Sebelum sesi tanya jawab dibuka, opung Sormin ditemani oleh ibu Yulia Silalahi menyanyikan lagu “Yesus Sahabat Terindah” sebagai lagu spesial yang kedua.

Sesi Tanya Jawab Seminar Rumah Tangga

Sesi tanya jawab diawali dari pertanyaan yang dilontarkan oleh bapak Ramlan Sormin yang tertarik dengan uangkapan “parent community”, apakah ada komunitas seperti itu di Indonesia? Menurut ibu Pamela, parent community belum ada di Indonesia. Sebenarnya ibu Pamela berkeinginan untuk membuat komunitas ini dan gereja Kemang Pratama ditantang untuk dapat parent community ini, pesannya adalah bahwa orang yang akan memimpin komunitas ini adalah orang yang memiliki latar belakang pendidikan psikologi dan haruslah seorang yang beragama Kristen dan mengerti prinsip-prinsip pendidikan Kristen yang benar.

Bapak Erhart Tobing merasa heran dengan anak-anak sekarang ini. Jika dulu ia selalu duduk bersama dengan orangtua dan saudara-saudaranya di dalam gereja, saat ini ia merasa kesulitan untuk mengajak keponakannya untuk duduk bersama karena merasa bahwa teman-temannya juga tidak duduk bersama orangtua mereka. Ibu Pamela menegaskan bahwa “prinsip-prinsip harus diajarkan dari rumah, maka ditempat manapun nantinya anak-anak berada maka ia akan tetap menerapkan prinsip-prinsip yang sudah diajarkan dirumah. Untuk masalah duduk bersama orangtua mungkin gereja bisa menerapkannya sebagai suatu peraturan dalam tata cara perbaktian digereja. Beberapa gereja ada yang sudah melakukannya. Jika gereja tidak menerapkan peraturan itu, solusi yang terbaik adalah dengan mengajak teman anak kita untuk ikut duduk bersama-sama.”

Bapak Munas Tambunan tak ketinggalan untuk ikut bertanya,” Anak-anak saat ini terlihat begitu sibuk, mulai dari pagi-pagi sekali sudah berangkat ke sekolah, kemudian mengerjakan tugas dan les sehingga terlihat sangat lelah akhirnya orangtua tidak lagi memberinya tanggungjawab untuk mengerjakan pekerjaan dirumah sebagai salah satu cara melatih anak-anak bertanggungjawab, apa solusinya?”. “Solusi yang paling tepat untuk kasus ini adalah pindah rumah ke lokasi yang dekat dengan sekolah sehingga masih ada waktu bagi anak-anak untuk belajar mengerjakan pekerjaan dirumah. Yang kedua adalah dengan membicarakan kembali tentang jadwal kegiatan agar dapat diatur dengan lebih baik”, demikian jawaban ibu Pamela.

Bapak Agustinus Silalahi yang memiliki anak-anak perempuan yang sudah memasuki usia remaja menanyakan,” Apakah perlu bagi orangtua untuk menentukan usia yang tepat bagi anak-anak untuk dapat berpacaran?” . “Jatuh cinta datangnya bisa tiba-tiba”, jawab ibu Pamela. “sebagai orangtua, kita memang harus menentukan waktunya dan memberikan pengertian yang baik mengapa waktu itu adalah yang terbaik dan menjelaskan bahwa pasangan hidup kita menentukan kebahagiaan dimasa yang akan datang, juga jelaskan bahwa berpacaran diusia yang masih labil dapat berbahaya dari segi biologis dan psikologis”. Dari pengalamannya ibu Pamela pernah juga menentukan waktu bagi putrinya untuk berpacaran yaitu diusia 19 tahun.


Pertanyaan-pertanyaan yang lain juga disampaikan oleh Ibu Dahlia Hutauruk dan Bapak Rizal Maringka. Pesan terakhir yang disampaikan oleh ibu Pamela adalah agar ibu dan bapa menetapkan suatu prinsip yang sama dalam mendidik anak dan biarkan anak-anak belajar untuk mengungkapkan keinginannya dan melatih mereka membuat keputusan-keputusan dan menerima konsekuensi dari keputusan yang sudah mereka buat. Biasakan untuk menceritakan tokoh-tokoh dalam Alkitab dengan cara yang menarik sehingga anak-anak akan memiliki pahlawan mereka dari tokoh-tokoh Alkitab bukan dari film-film ditelevisi.

Acara diakhiri pada pukul 11.45. Doa berkat bagi keluarga Lukas dilayangkan oleh Pendeta R.Y. Hutauruk. Ucapan terima kasih mewakili gereja disampaikan oleh Bapak Wili Wuisan. Lagu “Betapalah Eloknya di Rumah Tangga” menjadi lagu penutup dan doa tutup dilayangkan oleh Bapak Wilson Tobing. Seperti biasa, ibu-ibu sudah menyediakan makanan ringan untuk disantap bersama namun sebelumnya didoakan oleh Ibu Dahlia Hutauruk. Semoga acara yang sudah diadakan oleh departemen Rumah Tangga ini bisa bermanfaat bagi seluruh orangtua dalam mempersiapkan anak-anak untuk menerima kehidupan kekal.

Wednesday, April 22, 2009

Tuhan Melindungi


Mazmur 121:7 “TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.”





Pagi itu di hari libur kami sudah siap untuk pergi bertamasya. Makanan dan perlengkapan yang kami butuhkan pun sudah siap untuk dibawa. Sebelum berangkat, kami semua terlebih dahulu berdoa, memohon agar Tuhan melindungi dan meluputkan kami dari marabahaya. Melihat anak-anak dan istri begitu germbira, saya semakin bersemangat melakukan perjalanan tamasya ini. Selama dalam perjalanan anak-anak asyik bersenda gurau, bernyanyi dan tertawa. Untuk tiba di tempat tujuan kami melalui jalan tol, baru kemudian kami melewati jalan yang lumayan berkelok-kelok. “Papa, asyik ya kalau bisa sering-sering seperti ini”, si kakak berkata sambil tersenyum gembira, “Iya, boleh-boleh saja… Asal kalian semua menurut dan baik, papa pasti akan bawa lagi kalian untuk bertamasya”, kata saya sambil mengangguk setuju.

Karena perjalanan lumayan panjang sementara cuaca juga terasa sejuk, tak terasa anak-anak semua sudah tertidur. Awalnya kelihatan cuaca baik-baik saja. Oleh karena itu ketika hujan turun rintik-rintik kamipun terkejut. “Wah pa, kok tiba-tiba ada hujan yaa…?”, tanya istriku. “Iya kok datangnya tiba-tiba sekali ya…”, sahutku sambil pandangan tetap ke arah jalan. “Kalau begitu hati-hati nyetirnya ya pa, karena hujannya sekarang malah semakin deras sekali”, kata istriku lagi mengingatkan. Terus terang memang pandangan ke depan semakin tidak begitu jelas. Tiba-tiba saja dari arah berlawanan muncul sebuah mini bus dengan kecepatan tinggi dan langsung saja menghantam mobil kami “Bbbraaaakkk..!!!”, bunyinya terdengar keras sekali. Anak-anak yang sedang pulas tertidur langsung bangun dan berteriak “Mama ! Papa ! Ada apa..?”, tanya mereka ketakutan. Tidak lama kemudian semua menangis karena terkejut bercampur takut. Saya pun langsung menepi mencari tempat yang aman agar bisa segera memeriksa keadaan anak-anak dan juga mobil kami. “Adek, enggak apa-apa kok ma..”, kata si bungsu. “Kakak juga enggak luka kok ma, cuma pusing saja sedikit karena terkena pinggir pintu”, suara kakaknya menjelaskan kepada kami. Sebagai orang tua kami tentunya bersyukur sekali karena semua anak-anak bisa terlindung aman dan kami tidak mengalami luka apapun juga.

Ayat renungan kita pada hari ini mengingatkan bahwa Tuhan senantiasa menjaga dan melindungi kita. Di dalam aktifitas kita setiap hari, ada banyak hal yang dapat terjadi. Di tengah-tengah kesibukan semua orang, terkadang terjadi kelalaian. Kelalaian seseorang bisa menjadi penyebab timbulnya bahaya bagi orang lain. Kita tidak dapat mengendalikan semua hal yang dapat terjadi secara tak terduga. Kita memerlukan perlindungan Tuhan setiap hari. Tuhan akan menjaga kita dan memelihara kehidupan kita. Pada saat kita bangun di pagi hari, mari kita datang kepada Tuhan melalui doa dan kita serahkan semua rencana kita kepadaNya. Tuhan akan mengawal kita, menjaga dan melindungi kita senantiasa.

Have a great day !

Tuesday, April 21, 2009

Pelindung dan Penolong


Mazmur 46:2 “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.”





Malam itu baru pukul tujuh, saya sedang mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh sekolah. Karena kami memiliki warung kecil di dalam rumah maka dengan mudah saya dapat melakukannya secara bersamaan, membuat PR dan membantu orang tua berjualan. Karena sudah malam, suasana terasa lumayan sunyi. Samar-samar saya mendengar suara gaduh yang tidak jelas datang dari arah mana. Saya bergegas untuk masuk ke dalam rumah dan saya lihat mama sedang tertidur pulas diatas tikar. “Kebakaran ! Kebakaran !…..Tolong,….. !! Kebakaran…!!”, suara-suara itu kini terdengar jelas di telinga. Tadinya saya masih menganggap ini pasti perbuatan orang yang iseng, tetapi makin lama suaranya semakin keras dan semakin terdengar banyak. Ketika saya menengok keluar rumah, kebetulan ada seorang bapak yang lewat. “Ada kebakaran dimana pak?”, tanya saya.”Oh iya nak, kebakaran datangnya dari gang sebelah rumah kita”, jawabnya.

Bergegas saya lari masuk ke dalam rumah dan segera membangunkan mama yang masih pulas tertidur “Mama, bangun ma!! Ada kebakaran di sebelah gang rumah kita!”, teriak saya sambil menggoyangkan badan mama. Saya mengintip dari lubang jendela kamar belakang, disitu terlihat jelas api yang sudah sangat besar berkobar dengan ganasnya. Saya kembali menghampiri mama. Dan saya melihat mama sedang bertelut dan berdoa. “Ayo nak, sekarang bantu mama untuk menyelamatkan surat-surat penting yang kita miliki”, suara mama sudah mulai terdengar panic. Saya jadi ikut-ikutan panik. “Iii…yaa.. mama…’, jawab saya gugup. Semakin banyak orang berlari lalu lalang di depan rumah kami untuk menyelamatkan diri dan apa saja barang yang mereka miliki. Perlahan tapi pasti satu persatu rumah di dekat kami sudah dilahap oleh si jago merah. Dan kami pun juga ikut keluar untuk menyelamatkan diri. Beberapa jam setelah itu pemadam kebakaran pun datang untuk membantu mematikan api yang berkobar, dan sungguh suatu hal yang sangat menakjubkan karena rumah kami sama sekali tidak terkena sedikitpun oleh api. Hampir semua tetangga di sekitar kami yang rumahnya habis terbakar. Sungguh saya merasakan ini satu keajaiban karena rumah kami terluput dari kebakaran.

Ayat renungan kita pada hari ini mengatakan bahwa Allah bagi kita adalah tempat perlindungan dan kekuatan, dan sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Di dalam hidup ini ada banyak hal yang kita harus lalui, dan boleh jadi ada keadaan yang sangat membahayakan diri kita. Di saat itu, boleh jadi kita menjadi lemah dan tidak berdaya. Namun kita memiliki Allah yang sanggup menjadi pelindung dan sumber kekuatan kita. Allah sanggup menolong kita untuk melalui semua kesulitan dan kesesakan yang kita hadapi. Marilah kita serahkan semua kehidupan kita ke dalam perlindungan Tuhan setiap hari.

Have a nice day !

Waktu Untuk Menabur

Hari Sabat 18 April 2009, cuaca cukup cerah di luar gereja. Jemaat sudah memasuki jam khotbah. Roxenn, putri dari Bapak David John, membawakan sebuah lagu yang berjudul “He”. Lagu dinyanyikan dengan merdu dan jemaat mendengarkan dengan seksama, sambil sesekali ikut melantunkan dalam hati lagu yang bercerita tentang Yesus yang penuh kuasa dan pengasih kepada umat manusia. Cerita anak-anak dibawakan oleh Roxenn. Semua anak-anak mendengarkan cerita dengan baik. Setelah cerita selesai, anak-anak dengan tertib kembali ke tempat mereka masing-masing.


Satu per satu anggota Koor Kemang Pratama memasuki depan mimbar dan siap untuk membawakan lagu yang mereka telah latih dengan tekun. Bapak Gilbert Sinaga telah melatih “Hallelujah Chorus” dengan semangat. Lagu yang mengumandangkan pujian kepada Tuhan sebagai Khalik alam semesta ini dinyanyikan dengan baik oleh semua anggota koor yang menyanyikan dengan penuh semangat. Lagu ini akan dibawakan oleh Koor Kemang Pratama saat acara syukuran ulang tahun gereja Kemang Pratama pada hari Sabat tanggal 25 April mendatang ini. Jemaat merasa diberkati mendengarkan lagu-lagu pujian yang merdu bagi Tuhan dan hati mereka dipersiapkan untuk mendengarkan firman Tuhan berjudul “Waktu Untuk Menabur” yang dibawakan oleh Bapak David John, anggota eksekutif komite Konferens DKI dan sekitarnya.

Mengawali khotbahnya Bapak David menyampaikan bahwa saat ini adalah waktu yang jahat. Namun saat yang sama hari penyelamatan bagi semua umat percaya akan segera tiba. “Oleh karena itu kita diharapkan untuk aktif dalam menyebarkan firman Tuhan. Dengan demikian kita memiliki kerinduan agar keselamatan menjadi milik orang lain, di samping kita yang telah diselamatkan. Kita perlu rajin menginjil dan rajin berdoa.”, kata Bapak David. “Di dalam Hosea 10 ayat 12, kita diajak untuk menabur dengan rajin agar kita boleh menuai dengan sukacita. Kita harus bangun dari tidur, dan mengerjakan dengan rajin pekerjaan Tuhan, karena waktu keselamatan sudah lebih dekat dibandingkan saat kita menerima kebenaran melalui baptisan.”, kata Bapak David menjelaskan kepada jemaat.

Pada saat kita menerima baptisan, ada perasaan yang luar biasa terjadi di dalam diri kita. Roh kudus berada dalam hati kita dan bekerja bersama dengan kita menerima Yesus. Kita dipenuhi semangat yang tinggi menerima kebenaran. “Hal seperti saat baptisan ini mesti terjadi dalam diri kita. Kita harus memiliki semangat yang tinggi dalam menginjil, seperti saat kita menerima Yesus. Banyak peristiwa akhir jaman yang digenapi, seperti bencana alam di pelbagai tempat di dunia termasuk di Indonesia. Kita perlu bekerja bagi Tuhan dengan lebih giat lagi.”, ucap Bapak David menerangkan kwalitas semangat yang mesti kita miliki dalam menginjil. Di akhir khotbahnya, Bapak David mengingatkan bahwa di bulan September 2009 akan ada KKR yang dipimpin oleh Pdt Mark Finley. Kita diajak bersemangat dalam mempersiapkan jiwa-jiwa yang akan dibawa menerima pekabaran ini dan setiap hari mendoakan mereka. Sekarang waktunya untuk menabur. Puji Tuhan untuk pekabaran yang baik di hari Sabat ini.

Cuplikan video khotbah “Waktu Untuk Menabur” dan dua lagu istimewa bisa dilihat pada kolom video yang ada di kanan atas halaman ini.

Monday, April 20, 2009

Awas Lobang !


Pengkhotbah 9 : 8 “Barangsiapa menggali lobang akan jatuh ke dalamnya, dan barangsiapa mendobrak tembok akan dipagut ular.”







Masa kecil adalah masa yang paling menyenangkan karena hampir-hampir tidak ada beban pikiran yang mengganggu pikiran kita. Saya selalu tertawa geli jika mengingat peristiwa yang saya alami ketika saya duduk di kelas 4 Sekolah dasar. Sore itu sepulang dari berkunjung ke rumah sahabatnya, papa datang membawa oleh-oleh untuk saya “Adek coba tebak, apa yang papa bawakan untuk kamu ?”, suara papa menggoda saya untuk segera menebak apa isi kantong yang dibawanya. “Papa bawakan kue kesukaan adek ya?”, tanya saya manja, “O..o... tidak sayang… papa bawa seekor ikan yang bagus sekali. Kamu pasti suka kan ?”, tanya papa. “Wow.. keren sekali ! Thank you pa !”, sahut saya begitu gembira. Memang sudah lama sekali saya ingin memiliki hewan peliharaan ikan. karena kolamnya sudah ada tetapi belum juga ada ikan di dalamnya. “Ayo, sekarang kita masukkan ke dalam kolam, pasti ikan itu senang bisa bebas berenang lagi. Jangan lupa beri makan di pagi hari ya…”, kata papa mengingatkan. “Oke papa, saya siap menjalankan tugas !”, jawab saya dengan gembira. Mama yang melihat kejadian ini langsung menasehati saya. “Tapi adek jangan pernah coba-coba untuk memegang ikan ini ya...dia sangat ganas. Bisa-bisa kamu digigitnya loh…”, suara yang lembut memberitahukanku.

Dua bulan berlalu setelah itu. Saya tidak sabar untuk bercerita kepada teman-teman bahwa saya memelihara ikan. Dua orang teman saya datang untuk melihat. Sesampainya di rumah saya langsung perlihatkan kepada mereka. “Wah betul ya ikan kamu keren sekali..! Warnanya bagus dan gemuk yaa…”, komentar salah satu teman, “Iya, keren loh!”, mereka berdua bergantian memuji. Tapi karena saat itu ada rasa sombong memamerkan apa yang saya miliki, saya pun melakukan tindakan yang berlebihan. Saya tidak ingat lagi apa pesan orang tua. “Nih lihat…..warnanya bagus kan?”,kata saya sambil memasukkan tangan kedalam kolam..dan happ..! Happp..! Tangan saya langsung di gigit oleh ikan itu hingga robek dan lukanya sangat dalam. Kami semua bingung, terutama saya takut ketahuan orang tua. Dan seperti yang sudah saya duga, mama sangat panik melihat keadaan say. “Adek tangannya kenapa?”, tanya mama. “Digigit anjing mam….”jawab saya menutupi yang sebenarnya. “Wah…, kalau di gigit anjing kita harus segera ke dokter! Mama takut kamu terkena rabies!”, wajah mama terlihat sangat khawatir. Kamipun segera ke rumah sakit. “Anjing yang menggigit kamu jenis apa?”, tanya dokter kepada saya. “Saya tidak tahu dok!”, jawab saya takut, karena terpojok akan ketahuan berbohong. ”Ibu, kalau dalam 2 minggu tidak bisa diketahui anak ibu di gigit anjing apa, boleh jadi anak ibu bisa meninggal karena bisa saja dia terkena rabies!”, suara dokter terdengar sangat jelas. “Adek waktu digigit anjing kamu sedang berjalan dengan siapa saja?”, tanya mama, Saya pun mengatakan kedua nama teman saya itu. Dengan tidak membuang waktu mamapun segera mendatangi rumah teman-teman saya itu dan hasilnya sudah bisa diduga, mama langsung tahu kejadian yang sebenarnya.

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bila kita menggali lobang maka kita bisa jatuh ke dalamnya. Di dalam hidup ini terkadang kita dihadapkan kepada masalah dimana kita sulit untuk mengatakan hal yang sebenarnya. Boleh jadi karena ada rasa takut yang membuat kita harus menutupi satu perkara. Namun menutupi sesuatu dengan berkata yang tidak jujur, adalah seperti kita membuat satu lubang bagi diri kita dimana kita akan jatuh ke dalamnya. Marilah kita senantiasa memelihara kejujuran dalam setiap perkara kehidupan kita, karena inilah yang Tuhan kehendaki dari kita semua.

God bless us today !

Benda Terbang Misterius Dari Luar Alam Semesta

Hari Jumat 17 April 2009, jam menunjukkan pukul 19:30. Bapak Sulasta sebagai pemimpin acara vesper mengundang jemaat untuk menyanyikan Lagu Sion nomor 224, “Aku Pikirkan Skarang”. Doa buka dilayangkan oleh Yoan Hutauruk, kemudian para ibu-ibu membawakan lagu pujian berjudul “Nyanyikanlah Cerita Itu”. Semua anggota jemaat bersiap untuk mendengarkan renungan vesper yang dibawakan oleh Bapak Willy Wuisan Bapak Willy mengajak kita untuk mengenal lebih dekat dengan apa yang disebut “Benda Terbang Misterius Dari Luar Alam Semesta”.


Benda Terbang Misterius Dari Luar Alam Semesta ini biasa dikenal dengan nama UFO – UFO – Unidentified Flying Object (Benda Terbang Tak Dikenal), atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama BETA – Benda Terbang Aneh, BETEBEDI – Benda Terbang Belum Dikenal atau Piring Terbang. BETA ini dipercaya merupakan hasil karya mahkluk cerdas dari luar alam semesta. Berdasarkan penampakan bentuk, BETA meliputi bentuk: Piring, topi, atau "pesawat" berbentuk cakram tanpa dorongan yang terlihat atau terdengar (siang dan malam), Cahaya yang bergerak cepat atau cahaya yang mampu berpindah tempat dengan cepat, "Pesawat" segitiga raksasa atau pola cahaya berbentuk segitiga, "Pesawat" berbentuk cerutu dengan jendela bercahaya (bola meteor kadangkala dilaporkan dengan ciri-ciri ini, namun sebenarnya merupakan fenomena yang sangat berbeda), Lainnya: segitiga sama sisi, bulatan (biasanya dilaporkan bercahaya, menyala-nyala di saat malam), kubah, intan, benda-benda hitam tak berbentuk, telur, dan tabung.

Hal yang sangat memprihatinkan terjadi pada anak muda, karena pada tahun 2000, suatu jajak pendapat bersama sejumlah media mengungkapkan bahwa lebih banyak orang muda di Inggris (jajak pendapat ini dilakukan di Inggris) saat ini yang percaya hantu dan makhluk angkasa luar ketimbang percaya pada Tuhan. Polling terhadap 1.000 orang muda menunjukkan bahwa sekitar 67% dari mereka yang berusia 15-24 tahun percaya akan hantu dan 61% lagi kepada makhluk angkasa luar atau BETA/UFO. Dan, dari 61% itu, sebanyak 22% yakin sepenuhnya dan 39% masih setengah-setengah. Menurut Alkitab, mahluk yang diciptakan Tuhan dengan kecerdasan hanyalah malaikat-malaikat, manusia, dan binatang-binatang. Bintang-bintang dan planet-planet tidak diciptakan biliunan tahun sebelum bumi. Bumi bukanlah hasil dari evolusi bintang. Bumi diciptakan sebelum planet atau bintang ada. Bumi ada pada hari pertama Penciptaan (Kejadian 1:1). Dan, Tuhan menciptakan Matahari, Bulan dan Bintang-bintang pada hari ke-empat (Kejadian 1:14-19). Bumi sangat unik dan merupakan pusat ciptaan Tuhan.

Alkitab tidak mengajarkan bahwa ada mahluk cerdas lain di alam semesta, selain kita yang di bumi ini. Walaupun Tuhan kita yang Maha- kuasa dapat saja menciptakan kehidupan seperti itu, tapi sekarang nyatalah bahwa Tuhan tidak menciptakan mereka. Jadwal alam-semesta saat ini ditentukan Tuhan berdasarkan kepentingan kita, manusia bumi. Jelaslah bahwa Tuhan telah menciptakan manusia, di planet yang disebut Bumi, sebagai satu-satunya pewaris segala ciptaan-Nya. Hubungan Tuhan dengan kita sangatlah 'unik' dan spesial sehingga dikatakan bahwa satu-satunya mahluk luar-angkasa ciptaan Tuhan, sehingga malaikat-malaikat begitu cemburu pada kita. Merupakan hak istimewa bagi kita, menjadi pusat perhatian didalam alam semesta yang begitu luas dan mengagumkan. Kesimpulan alkitab ialah bahwa tidak ada kehidupan cerdas lain selain malaikat, manusia, dan binatang ciptaan Tuhan.

Sebelum acara vesper ditutup, Bapak Munas Tambunan membawakan lagu pujian yang berjudul “Batu Zaman Itu Membri Lindungan”. Sebelum doa tutup yang dilayangkan oleh pembicara, lagu “Ada Negri Amat Indah” mengakhiri perbaktian pembukaan sabat kali ini. Karena keadaan cuaca di luar kurang mendukung, maka jemaat membentuk lingkaran di dalam gereja menyanyikan lagu ”God is So Good”. Selamat Sabat, Selamat Sabat, Selamat Sabat, Tuhan Memberkati, Haleluyah, Amin !

Sunday, April 19, 2009

Menguasai Diri

2 Timotius 3 : 5 “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil , dan tunaikanlah tugas pelayananmu.”





Biasanya sebelum memulai acara perbaktian, kami kaum ibu terlebih dahulu berkumpul untuk berdiskusi firman Tuhan dan biasanya diisi dengan kesaksian. Topik yang biasanya diangkat adalah mengenai pengalaman sehari-hari, seperti kejujuran, kesetiaan, dan kerendahan hati. Tentu saja semua pengalaman itu dihubungkan kepada isi firman Tuhan. Pagi itu ketika kami mau memulai acara, ibu pemimpin acara menghampiri saya. “Ibu, tolong nanti ibu memimpin di kelompok sebelah sana ya…”, kata dia. “Baik bu…”, jawab saya dengan senyum dan bersemangat. Saya memang sangat gemar dalam melayani Tuhan, sebisa mungkin saya tidak pernah menolak jika ada yang meminta saya untuk membantu. Ketika saat untuk berdiskusi dimulai, saya segera beranjak menuju ke kelompok yang sudah ditunjuk. Ketika kami akan berdoa untuk memulai diskusi, suara seorang ibu yang tiba-tiba berdiri di kelompok ini mengejutkan kami semua. “Maaf ya, saya tidak ingin diskusi di kelompok ini dipimpin oleh seorang wanita ! Saya mau seorang pendeta yang memimpin diskusi”, katanya dengan mimik wajah tidak ramah.

Saat itu juga perasaan saya menjadi sedih, kecewa, bingung, semua campur aduk menjadi satu. Perlahan tapi jelas saya katakan padanya “Ibu, saya hanya menjalankan tugas yang diberikan. Tetapi jika ibu tidak menginginkan saya memimpin diskusi di kelompok ini, saya akan kembalikan tugas ini kepada pemimpin acara.”, jelas saya padanya. Tidak ada jawaban dari ibu itu ketika saya pergi meninggalkan tempat itu. Saya betul-betul tidak bisa menyimpan rasa sedih dan kecewa ini. Saya sedih karena saya tidak menyangka hal ini terjadi. Saya kecewa karena ternyata masih ada orang yang bersikap membeda-bedakan antara lelaki dan perempuan. Untunglah saya segera mengingat akan firman Tuhan yang mengatakan bahwa kita harus menjadi rendah hati, bersabar dalam kesesakan dan yang lebih utama adalah menjadi pelaku firman.

Ayat renungan kita pada hari ini mengatakan bahwa kita perlu menguasai diri dan bersabar dalam kehidupan. Boleh jadi kita menghadapi celaan atau mungkin sikap merendahkan diri yang dilakukan orang lain. Kita harus dapat menguasai hati, pikiran dan kata-kata kita. Terkadang ada orang yang karena tidak tahan menghadapi celaan, justru balik mencela orang lain, yang akibatnya justru menyakiti orang lain. Pada saat kita menerima pujian, senyuman dan sanjungan, maka penguasaan diri kita belum teruji. Sebagai pengikut Kristrus kita harus bisa menguasai diri kita dalam situasi apapun juga, kita harus dapat menghadapi berbagai kondisi dengan hati yang damai. Semoga kita bisa memiliki suka cita untuk berkata-kata dengan lemah lembut, agar kita terbiasa untuk menguasai diri kita dalam situasi apapun juga sehingga kita layak di sebut sebagai anak Tuhan.

Have a wonderful week end !

Saturday, April 18, 2009

Selagi Masih Ada Kesempatan !

Galatia 6 : 10 “Karena itu selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”






Satu bulan lagi, kedua orangtua saya berencana untuk datang mengunjungi kami. Ini adalah kunjungan mereka yang pertama semenjak kami berumah tangga. Rasanya tidak sabar menanti saat itu tiba, saya sangat merindukan kedatangan mereka. Tetapi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan hari esok karena pada suatu siang, telepon di rumah kami berbunyi. “Tolong doakan papamu, dia sakit karena kecelakaan !”, demikian suara tante dari kampung. “Bagaimana menurut tante…, apakah saya harus pulang sekarang?”, tanya saya. “Tante pikir jangan dulu, karena itu hanya kecelakaan kecil tidak terlalu parah. Kamu doakan saja yaa…agar bisa cepat sembuh.”, tante menjelaskan di seberang sana. Saya menurut apa yang disarankan oleh tante tadi dan saya percaya mereka lebih mengerti yang terbaik. Satu minggu berlalu setelah pembicaraan kami di telepon, saya betul-betul tidak tahan ketika akhirnya mendengar kabar buruk itu. Saya menangis tak kuasa menahan penyesalan, sakitnya bukan main ! Hilang sudah harapan saya, penyesalan yang tidak ada akhirnya… Saya menerima berita bahwa ayah saya meninggal dunia.

Teringat semua kenangan manis yang ada dalam kehidupan saya bersama ayah, bagaimana dia begitu sabar mendidik dan merawat saya. Rasanya masih jelas terngiang di telinga saya suaranya. “Nak, kalau menyeterika hati-hati ya…. Apalagi kalau ada petir, lebih baik tidak usah menyeterika, karena itu berbahaya” atau “Kamu harus menjadi istri yang baik untuk suami dan ibu yang baik bagi anak-anakmu”, dan masih banyak hal lain lagi yang bisa saya simpan rapat di dalam hati saya. Saya betul-betul tidak percaya dengan berita yang saya terima! Saya ingat sekali ketika saya pulang kampung yang terakhir ayah bertanya. “Kenapa kamu harus cepat-cepat pulang ke Jakarta?”, tanya ayah saya waktu itu. “Waktu cuti saya sudah habis pa…”, jawab saya kepadanya. Dia tidak menjawab apa-apa. Tetapi dari wajahnya terlihat bahawa dia masih ingin menikmati kebersamaan bersama kami saudara bersaudara. Terlihat dengan jelas dimana dia mengantarkan saya sampai di ujung jalan, lambaian tangannya, disertai dengan tetesan air mata, itulah lambaian tangan yang terakhir yang saya lihat. Akhirnya memang hanya manusia yang dapat merencanakan.

Ayat renungan kita hari ini mengatakan bahwa selama kita masih ada kesempatan untuk berbuat baik biarlah kita berbuat baik. Dalam hidup ini terkadang kita mengalami hal-hal yang sulit untuk diterima. Tetapi dengan mata iman kita harus percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini adalah yang terbaik yang Tuhan berikan. Oleh karena itu selama kita masih ada kesempatan, marilah kita berbuat baik kepada siapa saja, baik kepada orang yang sudah tua, saudara-saudara kita,atau kepada siapa saja yang membutuhkannya. Agar jika kita melihat ke belakang kita akan mendapatkan kenangan yang manis yang bisa kita ingat. Kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi di hari esok. Apa yang dapat kita lakukan hari ini biarlah kita lakukan, jangan di tunda-tunda sebelum ada kata-kata terlambat.

May God rich blessings be ours today !

Friday, April 17, 2009

Melakukan Kesukaan Allah

Galatia 1:10 "Jadi bagaimana sekarang; adakah ku cari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah ku coba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus."






Seperti biasa kali ini kami melakukan pelayanan di salah satu daerah. Kebetulan pelayanan ini sudah direncanakan dari jauh-jauh hari. Semua yang terlibat dalam acara terlihat sangat mempersiapkan segalanya sehingga akan menjadi sempurna nantinya. Dalam acara ini kami juga memberikan pelayanan pujian-pujian dalam lagu. Oleh karena itu agar terlihat rapih dan teratur, maka ditetapkan ada pakaian seragam untuk para penyanyi. Kami pun menetapkan hari untuk bertemu menentukan model dan bahan dari kostum yang akan dikenakan nantinya. Setelah melihat model dari kostum tersebut hati saya rasanya kurang enak, karena terlihat kurang pantas untuk dikenakan. Dengan maksud baik saya dekati pemimpin kami. “Bu, bagaimana jika model yang akan dibuat jangan seperti ini? Kelihatannya kurang cocok, karena menimbulkan kesan yang kurang baik. Jadi rasanya tidak sesuai juga dengan maksud dari pelayanan kita”, kata saya memberi pendapat.

Dengan wajah yang tidak bersahabat dia menjawab, “Ini sudah diatur sedemikian rupa, dan menurut saya tidak ada yang salah! ”. Suaranya terdengar tegas dan tidak ramah. Saya tidak menjawab apa yang dikatakannya, tetapi saya segera menarik diri dari hadapannya. Saya hampiri seorang teman yang ada di dekat situ. “Menurut kamu, apakah ada kata-kata ku yang salah ketika berbicara dengan ibu tadi ? ”, tanya saya kepadanya. “Menurut saya tidak ada yang salah, dan kamu tidak perlu merasa takut. Bukankah kamu sudah menyampaikan hal yang baik ? Yesus juga ketika di dunia ini mengalami banyak hal yang tidak baik. Dia dicela, dianiaya, difitnah, disakiti, tetapi Dia tetap melakukan hal yang baik kepada orang lain…”, jawab teman saya menguatkan hatiku. “Terimakasih atas dukunganmu…ini membuat hati saya tidak khawatir lagi”. Kata-kata teman tadi membuat saya sadar bahwa saya harus lebih banyak lagi membaca firman untuk menjadi kekuatan iman kita. Semenjak hari itu walaupun ibu itu memperlihatkan sikap yang dingin, saya tetap menegur dan tersenyum padanya. Akhirnya, puji Tuhan ! Oleh karena saya terus bersikap baik kepadanya, akhirnya hatinya luluh juga. Ibu itu kembali mau bersikap normal kepada saya.

Ayat renungan pada hari ini mengatakan agar kita berusaha menjadi kesukaan bagi Allah, kita diajak untuk menjadi kesenangan untuk Tuhan, dan mengutamakan melakukan kehendak Tuhan melalui roh kelemah lembutan, kasih dan pengampunan. Marilah kita mengupayakan agar kita dapat hidup damai dengan semua orang, melakukan apa yang menyenangkan hati Tuhan. Terkadang kita menghadapi rintangan saat kita mau berbuat yang benar. Biarlah kita senantiasa meminta Tuhan untuk menolong kita melakukan yang benar seperti yang Tuhan kehendaki, agar kita disanggupkan melalui rintangan-rintangan itu dan hanya melakukan yang baik dan menyenangkan bagi Tuhan.

May God help us to do His will every day !

Thursday, April 16, 2009

Luput Dari Maut


Mazmur 37:23-24 “Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidup berkenan kepadaNya, apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya.”





Hari ini kami sudah selesai mempersiapkan segala barang yang kami miliki untuk dibawa pindah ke daerah dimana suami saya ditugaskan. Kami akan menempuh perjalanan melalui laut. Dengan teliti kembali saya periksa barang-barang agar jangan sampai ada yang ketinggalan. Akhirnya kamipun menuju pelabuhan kapal. Setibanya di pelabuhan saya terkejut, karena saya tidak mendapati kerumunan orang di sana dan tidak ada kapal yang membawa penumpang! Yang saya lihat hanyalah kayu-kayu dan barang-barang yang sudah dimasukkan ke dalam peti. Memang ada beberapa orang awak kapal disitu. ”Pa, apa betul ini pelabuhan yang kita tuju? Kok yang ada hanya kapal barang, apakah ini kapal yang akan kita naiki?”, tanya saya heran. “ Kita akan naik kapal barang ini mam…tetapi percayalah, kita akan tiba dengan selamat.”, jawab suami saya tenang . Akhirnya dengan kepercayaan penuh kamipun menaiki kapal barang ini. Di dalam terasa sumpek sekali, hampir tidak ada pencahayaan, suasananya remang-remang. Di sana sini ada tumpukan barang. Saya merasa heran dan curiga ada hal yang tidak beres, karena selama dalam perjalanan ketika ada pemeriksaan, kami diminta untuk bersembunyi di salah satu tempat. Kecurigaan saya akhirnya terjawab. Mereka ternyata menjadikan kami sebagai penumpang gelap. Mula-mula kapal berjalan dengan tenang, tetapi tiba-tiba terasa ada goncangan yang semakin keras sehingga kami merasa membentur sesuatu. Ternyata di luar ombak tinggi sedang menghantam kapal yang kami tumpangi. Kami terus berdoa memohon keajaiban Tuhan. Biasanya dalam perjalanan saya selalu mabuk tapi kali ini saya memohon, “Tolong Tuhan beri saya kekuatan…”. Tuhan mendengar doa kami. Sayapun tidak mabuk laut. Dan yang terpenting ialah Tuhan meluputkan kami dari maut, kami akhirnya bisa tiba di tujuan dengan selamat.

Dua tahun kami bertugas di sana, kembali saya mengalami masa yang mencemaskan hati. Suatu hari entah mengapa perut sebelah kanan saya bengkak,sakitnya luar biasa tak tertahankan! Sampai-sampai saya tidak mampu lagi untuk berjalan. “Mama tunggu disini. Saya akan panggilkan dokter…”, suami saya berkata dengan cemas. Saya hanya mengangguk tanda setuju. Tidak lama dokterpun datang serta memeriksa saya. “Ibu mengalami kehamilan di luar kandungan…”, demikian suara dokter memberitahu. Malam itu kami hanya berdiam diri dan berserah kepada Tuhan. Semakin malam sakit ini semakin menyiksa, hingga akhirnya saya merasa sulit sekali untuk bernafas. Saya melayangkan doa, “Tuhan jika Engkau berkenan menyembuhkan hamba, aku akan memberikan hidupku untuk melayanimu seumur hidupku…”, doa saya dengan tulus. Dan keajaiban Tuhan kembali terjadi kali ini ! Perlahan tapi pasti, sakit itu meninggalkan saya hingga akhirnya tidak terasa sama sekali.

Ayat renungan kita pagi ini berisi janji bahwa Tuhan akan memelihara langkah kehidupan umatNya dan menopang mereka. Apabila kita memohon dengan hati yang bersih dan tulus, Tuhan akan menjawab doa kita. Dia akan menopang hidup kita, sehingga kita dapat kuat berdiri menghadapi gelombang masalah kehidupan. Tuhan akan menjawab doa-doa kita pada waktunya. Bagai sebatang kayu yang patah terkulai, Tuhan akan menopangnya, sampai akhirnya kembali tegak berdiri, berdaun dan berbuah lebat, hingga dapat menjadi tempat bernaung dari berbagai kesusahan, ketakutan dan penderitaan hidup ini. Tuhan tidak pernah lalai menepati janjiNya. Ia sanggup meluputkan kita dari maut agar kita dapat menggunakan hidup kita untuk menjadi berkat bagi orang yang mencari keselamatan.

Have a nice day !

Pada Masa Kanak-kanak

Hari Rabu 15 April, jam menunjukkan tepat pukul 19:30. Ibu Sunaryo memulai acara kebaktian malam permintaan doa. Lagu Sion Nomor 34, “Kupuji Tuhan Yang Jadikan” mengawali perbaktian ini dan dilanjutkan dengan doa pembukaan oleh ibu Syuul Sianturi. Selanjutnya, lagu pujian yang berjudul “Eden Taman Yang Terindah” dibawakan oleh keluarga Wilson Tobing. Pekabaran malam ini dibawakan oleh ibu Dahlia Hutauruk, yang mengambil bahan dari buku Kerinduan Segala Zaman pasal 7 yang berjudul “Pada Masa Kanak-kanak”. Pekabaran yang begitu baik, yang cocok bagi keluarga-keluarga, terutama keluarga muda yang masih mempunyai anak kecil. Dalam pekabaran ini berisi nasihat-nasihat kepada orang tua, bagaimana seharusnya orang tua mendidik anak-anak mereka.

Dalam masa kanak-kanak Yesus, peran seorang ibu, selain tentunya Allah Bapa, sangat penting. Ibu-Nya selalu mendorong dan menyemangati Yesus untuk perkembangan tabiat-Nya. Pendidikan sangat penting untuk mengenal kebenaran dan kebesaran Tuhan. Dalam pendidikan ini, Firman Tuhan diajarkan untuk dituruti, bukan hanya untuk dihafal. Hukum Allah harus ditanamkan. Tabiat Allah harus diperkenalkan dan penurutan haruslah dilakukan. Dari pelajaran ini, ada 5 hal yang dapat dibuat agar hidup dapat mendatangkan berkat bagi orang lain. (1) Selalu mengutamakan Firman Tuhan, (2) Dekat dengan alam, (3) Melakukan perbaktian pagi dan petang, (4) Berkomunikasi dengan Allah melalui doa pribadi, dan (5) mengembangkan pikiran yang positif sesuai dengan Filipi 4:8 ”Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Puji Tuhan untuk renungan yang baik pada malam ini !


Setelah beberapa kesaksian di sampaikan, jemaat membentuk kelompok 2-3 orang untuk mendoakan hal-hal yang sudah diusulkan. Di akhir kebaktian, jemaat menyanyikan Lagu Sion nomor 19 ”Yesus Terindah”, kemudian pembicara melayangkan doa penutup.

Wednesday, April 15, 2009

Bukan Kekuatan Kita !

Ulangan 8 : 17-18 “Maka janganlah kau katakan dalam hatimu : Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku meperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu seperti sekarang ini.




Agar karyawan dapat termotivasi untuk memberikan prestasi kerja yang baik, biasanya dalam perusahaan dilakukanlah berbagai cara sehingga karyawan terpacu semangatnya untuk memberikan yang terbaik. Antara lain seperti yang dilakukan oleh tempat dimana saya bekerja, yaitu pemilihan karyawan dan karyawati teladan. “Setelah kalian amati dan perhatikan dengan seksama, kalian bisa mencalonkan nama dari antara kalian yang dirasa pantas menjadi unggulan untuk menerima predikat sebagai karyawan teladan!”, demikian bunyi pengumuman yang disampaikan oleh pimpinan perusahaan. Mendengar pengumuman itu kami semua menjadi bingung untuk memilih. ”Kalau menurut kamu, siapa ya yang pantas kita usulkan?”, seorang teman saya bertanya. ”Ah…, rahasia dong ! Kamu pilih saja yang menurut kamu cocok.”, jawab saya diplomatis. Sebetulnya saya sudah menjatuhkan pilihan kepada salah seorang teman yang saya rasa patut menjadi teladan. Orangnya pintar, rajin, tidak pernah bolos kerja kecuali ia sedang sakit. Dia datang selalu tepat waktu, tidak pernah terlambat. Pokoknya menurut saya dia pasti memenuhi kriteria pegawai teladan.

Akhirnya tibalah waktu untuk memberi suara. Setelah dikumpulkan, maka bapak pimpinan berkesempatan untuk memberikan pengumuman nama yang terpilih. “Dari beberapa nama yang telah kalian semua calonkan maka yang terpilih adalah bapak … ”, sebuah nama disebutkan yang segera disambut tepuk tangan yang meriah dari seluruh karyawan yang hadir. Saya sangat terkejut ketika nama itu disebutkan ! Menurut pengamatan saya dia orangnya biasa-biasa saja, tidak terlalu pandai. Tetapi memang setelah saya sadari mengapa bapak itu bisa terpilih adalah karena sikapnya yang bersahaja, jujur, rendah hati, tidak sombong, tidak ambisius, berpenampilan sederhana dan mengutamakan kebersamaan satu dengan yang lain . Kesimpulannya, dia terpilih karena ketulusan dan kesederhanaannya.

Ayat renungan kita hari ini mengatakan bahwa, bukan dengan kekuatan, bukan dengan hikmat kebijaksanaan kita, maka kita bisa memperoleh apa yang kita miliki saat ini. Kita diingatkan agar jangan memegahkan diri, jangan merasa diri kita hebat dan kuat. Kita harus ingat, bahwa segala sesuatu yang kita miliki, baik itu kesanggupan, talenta, kepintaran, semua adalah titipan Tuhan. Kita diberi kepercayaan untuk mengelola semua berkat yang Tuhan limpahkan kepada kita . Tidak ada yang perlu kita banggakan dalam hidup ini, kecuali kasih Yesus, yang menyanggupkan kita untuk melakukan hal-hal yang benar dan mulia di dalam dunia ini. Mari kita gunakan pemberian Tuhan kepada kita untuk kemuliaan bagi namaNya.
God bless us today !

Ibu Grace Karamoy Menerima Baptisan Suci

Hari Sabat 11 April adalah hari yang berbahagia bagi semua anggota jemaat Kemang Pratama. Pada hari itu satu jiwa telah menyatakan untuk menerima baptisan suci. Keluarga Marthen Jodi Karamoy selalu rajin datang menghadiri kebaktian di jemaat Kemang Pratama bersama dengan orang tua dari Bapak Marthen. Dan hari sabat ini, Ibu Grace Karamoy, isteri dari Bapak Marthen, telah siap untuk menerima baptisan suci. Usai acara Sekolah Sabat, Pdt. R.Y. Hutauruk memanggil Ibu Grace untuk maju ke depan dan membacakan janji baptisan. Satu persatu janji dibacakan dan diikuti dengan baik oleh Ibu Grace. Sementara diakones telah siap di samping kolam baptisan .

Usai janji baptisan dibacakan, Pendeta Hutauruk memasuki kolam baptisan yang diikuti oleh Ibu Grace. Dan acara yang membahagiakan disaksikan oleh semua anggota keluarga Karamoy, jemaat Kemang Pratama, tamu-tamu yang hadir. Semua turut merasakan kebahagiaan. Pada saat jam khotbah, Pendeta Hutauruk membacakan sambutan atas nama organisasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sedunia General Conference, Divisi Asia Pasifik Selatan, Uni Indonesia Kawasan Barat dan Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya, menyambut Ibu Grace sebagai anggota Advent yang baru. Bapak Wilson Tobing memberikan kata sambutan mewakili jemaat Kemang Pratama, yang menyampaikan turut bersukacita atas baptisan yang telah dilaksanakan untuk Ibu Grace. Setelah itu sebuah bingkisan berisi Alkitab dan Lagu Sion disampaikan kepada Ibu Grace. Selamat kepada Ibu Grace, Tuhan memberkati agar senantiasa setia hingga Yesus datang kedua kali. Amin.

Bedah Kitab Injil I Yohanes

Acara Pemuda Advent pada sabat 11 April 2009 dibuka dengan song service oleh Yoan Hutauruk. Ayat inti dan doa buka dibawakan oleh Christian Kountur. Pemimpin acara PA kali ini adalah Sari Silalahi dan sebuah lagu buka dibawakan oleh remaja. Acara Inti PA dibawakan oleh Bapak Wilson Tobing dengan tema "I Yohanes". Dengan membuka kitab injil I Yohanes, banyak hal yang dapat kita pelajari dari hamba Tuhan Rasul Yohanes. Seluruh pemuda diajak untuk mempelajari kitab I Yohanes dan menggali lebih dalam lagi mengenai injil tersebut. Diharapkan agar kita semua bisa lebih mengenal akan salah satu hamba Tuhan dalam kitab Injil dan bisa mengaplikasikan kehidupan kekristenan yang lebih baik lagi dalam hidup kita.

Setelah acara inti yang dibawakan oleh Bapak Wilson, acara PA ditutup dengan renungan tutup sabat yang dibawakan oleh Army Tampubolon yang sedang berlibur dari sekolahnya di Manila. Army membawakan kesaksian hidup mengenai pengalamannya bersekolah di Manila, dimana dalam mengahadapi ujian-ujian dari staff pengajar dia berdoa untuk memperoleh nilai yang terbaik dan tidak mengecewakan orang tuanya. Army mengajak untuk kita selalu berharap hanya pada Tuhan Yesus saja yang sanggup memberikan yang terbaik bagi umatnya. Biarlah renungan tutup sabat ini menjadi bekal kita semua sepanjang minggu bekerja. Setelah acara Pemuda seperti biasanya seluruh orang muda berlatih lagu untuk acara perayaan ulang Tahun gereja kemang yang tinggal sebentar lagi. Sampai jumpa pada acara PA Kemang Pratama Sabat mendatang yang tentunya selalu menarik.
Tuhan memberkati kita sekalian !

Tuesday, April 14, 2009

Gembala Yang Baik

Yohanes 10 : 11, 14 “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.”




Mengingat masa-masa ketika kecil adalah sesuatu hal yang menyenangkan, karena menjadi bagian kenangan manis dalam hidup kita. Ketika itu saya masih duduk di bangku sekolah dasar, kebetulan orang tua mempunyai hewan peliharaan yaitu kambing yang lumayan banyak kira-kira 40 ekor jumlahnya. Kami memang sudah terbiasa membantu pekerjaan orang tua. Saya mendapat tugas menggembalakan kambing-kambing tadi. Setiap hari pukul 3 sore mama saya selalu siap mengingatkan agar saya segera melakukan tugas tersebut. “Anakku, waktunya menggembalakan kambing ! Jangan lupa pesan mama, hati-hati menjaga kambing ! Jangan sampai nanti masuk ke dalam pekarangan rumah orang y…”, kata mama saya mengingatkan. “Iya mama, saya akan selalu mengingat pesan mama…”, demikian jawab saya. Bersama dengan teman yang juga melakukan tugas seperti saya, kami membawa kambing-kambing tersebut. Semua itu saya lakukan dengan hati yang gembira karena banyak hal yang bisa saya nikmati, seperti bebas menikmati udara yang segar, menikmati pemandangan yang begitu indah. Lembah yang begitu mempesona mata terbentang di hadapan mata, serta sungai yang berkelok-kelok, semua memperlihatkan betapa besarnya kuasa Tuhan.

Begitu asyiknya kami menikmati alam bebas sore itu. Ketika saya hendak pulang, saya kaget karena mendapati kambing saya kurang 2 ekor ! Sedih bercampur takut mengisi hati saya, karena lalai mendengar pesan mama. Saya berusaha mencari ke setiap sudut semak-semak, tapi tidak dapat juga ! Akhirnya saya menyerah dan segera pulang ke rumah siap menerima akibatnya. “Ma, kambingnya hilang 2 ekor…”, kata saya dengan gemetar. ”Kenapa bisa begitu anakku ? Kamu pasti tidak menurut apa yang mama pesankan”, kata mama saya. “Saya sudah menjaganya dengan baik ma, pergi ke tempat yang biasa… dan tidak masuk pekarangan orang!”, jawab saya menjelaskan. “Tetapi kenapa kambing kita hilang, jangan-jangan di dekat situ ada kebun singkong orang?”, tanya mama saya lagi. “Oh iya ma…di sekitar situ memang ada yang menanam pohon singkong.”, jawab saya sambil mengingat-ingat tempat di sana. ”Jangan-jangan kambing kita sudah diikat oleh orang itu. Ayo kita lihat ! Kemudian kita minta maaf atas kelalaian kamu…”, kata mama memberikan jalan keluar. Dan kamipun bergegas kembali ke sana. Setibanya kami di sana memang betul dugaan mama kami. Kambing kami sedang terikat di dalam kebun singkong ! Tetapi untunglah si pemilik kebun mau mengerti dan mau memaafkan kelalaian saya. Dan dia juga mau mengembalikan kambing tersebut. Saya benar-benar merasa bersalah karena tidak berhasil menjaga kambing dengan baik. Malah ketika datang masalah dengan kambing itu, saya dengan mudah menyerah dan tidak mau berkorban untuk mencarinya.

Ayat renungan pagi ini mengingatkan kita bahwa Yesus adalah gembala kita yang baik. Yesus rela berkorban untuk kita, turun dari tahta surga yang mulia dan mati di kayu salib, agar kita memperoleh keselamatan. Tidak ada satupun manusia yang bisa melakukan seperti apa yang Yesus telah lakukan. Kita adalah domba-dombaNya dan Yesus adalah gembala kita. Apakah kita mengenal suara gembala kita dan mendengar panggilanNya setiap hari ? Jika kita mau mendengar suaraNya kita akan mendapat keselamatan yang kekal. Tidak ada jalan keselamatan di luar Yesus. Marilah kita mendengar dan melakukan apa yang dikatakan Yesus, gembala kita, setiap hari.

Jesus loves us !

Kesibukan Hari Libur Panjang

Hari Jumat 10 April adalah hari libur bertepatan dengan hari Paskah. Hari libur ini digunakan oleh diakon dan diakones untuk menata kebersihan dan kerapihan gereja. Jam baru lewat sedikit dari 7:00 pagi, Ibu Ully Tambunan, pemimpin diakones, sudah sibuk memindahkan bunga-bunga dari pot lama ke dalam pot yang baru. Satu per satu tanah diangkat oleh Sutikno dan Daniel ke dalam halaman gereja. Ibu Ully dibantu oleh Ibu Sunaryo dan Ibu Melanie Nayoan, memasukkan tanah ke dalam pot besar warna hitam. Perlahan-lahan pupuk dimasukkan dan diaduk merata dengan tanah. Setelah itu, bunga-bunga dipindahkan ke dalam pot yang telah siap menampung pertumbuhan bunga-bunga itu. Pot yang cukup berat diangkat oleh Daniel dan Herrys ke tempat semula di depan pintu masuk gereja.

Sementara diakones sibuk menata keindahan gereja, Bapak David Tampubolon, pemimpin diakon , mengamat-amati tembok-tembok gereja yang perlu mendapatkan perhatian. Berbekal sikat, sabun, gayung dan ember, Bapak David mulai menyikat tembok gereja. Tidak hanya dengan sabun, tapi ada bahan yang dicampur dengan sabun yang digunakan oleh Bapak David untuk menyikat tembok yang terbuat dari batu-batu ini. Sutikno juga ikut membantu menyikat tembok-tembok dan lantai halaman depan gereja. Setelah tembok disikat, mereka membilas dengan air yang telah tersedia di ember, dan tembok terlihat bersih kembali. Terpancar senyum puas dari wajah Bapak David, Sutikno, Pendeta Hutauruk dan beberapa yang menyaksikan hasil yang baik ini.


Sementara itu Herrys dan Daniel dengan semangat terus mengangkat tanah-tanah yang baru dibawa ke dalam halaman gereja. Dan pot-pot yang ada di samping gereja mendapat giliran untuk mendapat tanah yang baru dan segar. Dibantu oleh Ibu Sunaryo dan Sutikno, mereka mencampur tanah dengan pupuk yang telah disediakan. Kemudian tanah dimasukkan ke dalam pot yang baru dan bunga-bunga mendapat hunian yang baru yang lebih segar untuk tempat mereka bertumbuh. Tidak terasa hari sudah menjelang pukul 12:00 siang. Pekerjaan ini segera diselesaikan. Semua tersenyum senang telah melakukan pekerjaan yang baik di hari libur ini.