Sunday, May 31, 2009

Waktu Bersama Dengan Tuhan

Yeremia 31 : 3 “Dari jauh Tuhan menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.”





Saatnya tiba bagi kami untuk berpisah dengan kedua anak kami, karena kini dia harus melanjutkan sekolah di luar kota dan tinggal jauh dari kami. “Mama dan papa merelakan kalian pergi menuntut ilmu, walaupun itu berarti kami sekarang akan kesepian. Belajarlah dengan tekun agar mendapat nilai yang bagus dan berhasil mencapai cita-cita”, kata saya kepada mereka ketika hendak berangkat.“Agar pengorbanan papa dan mama tidaklah sia-sia menyekolahkan kalian.”, papanya bergantian bicara pada saat itu. “Tentu saja pesan mama dan papa akan selalu kami ingat. Kita tidak akan membuat mama dan papa kecewa. Kami akan berusaha sebaik mungkin”, janji si sulung kepada kami. Berpisah dengan anak-anak awalnya memang terasa berat sekali, karena hanya bisa mendengar cerita mereka dari jauh. Apalagi jika mendengar mereka jatuh sakit, hati ini rasanya tidak mampu untuk menahan rasa sedih karena kami tidak dapat dengan mudah mendatangi mereka.

Satu hal yang paling kami nantikan adalah saat mereka datang berlibur. “Ngomong-ngomong..., sebentar lagi kami ujian dan itu berarti kami bisa pulang segera bertemu dengan adik, mama dan papa..”, kata si sulung pada saya. “Mama rasanya sudah tidak sabar loh… untuk dapat segera bertemu dengan kalian!”, jawab saya dengan gembira. Memang saat-saat libur adalah saat yang sangat kami nantikan karena kami dapat lengkap berkumpul. Sesekali kami datang berkunjung ke rumah saudara untuk melepas rindu dan berbagi cerita dengan keluarga besar yang biasanya sudah mengatur waktu untuk kita berkumpul bersama. Pada suatu kesempatan di sore hari, kami sedang duduk santai menunggu hari kedatangan anak-anak, saya bersama istri tengah duduk bersama. “Kalau kita sangat merindukan untuk berkumpul dengan anak-anak, tentunya Tuhan Yesus juga sangat merindukan untuk berjumpa dengan kita anak-anaknya, betul kan ma?”, tanya saya kepada istri. “Betul sekali pa! Tuhan sangat rindu berkumpul bersama-sama dengan kita”, kata istri saya menyetujui.

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan Tuhan mengasihi kita senantiasa, dan kasih-Nya berkelanjutan. Tuhan rindu untuk menggunakan waktu berbicara dengan kita, berbicara tentang hal-hal yang indah. Ia rindu untuk mendengar keluhan-keluhan kita, kesulitan yang kita hadapi dalam perjalanan hidup ini. Tuhan ingin berkumpul dengan kita setiap hari dan mendengar kita berbicara kepada-Nya. Sama seperti kita begitu menikmati saat-saat berkumpul dan berbicara dengan orang-orang yang kita kasihi, Allah juga ingin memiliki waktu bersama dengan kita, mendengar kita menyampaikan sukacita dan dukacita kepada-Nya, karena Ia mengasihi kita. Marilah kita gunakan waktu untuk bersekutu dan berbicara dengan Tuhan setiap hari.

Have a great break !

Saturday, May 30, 2009

Berserah Kepada-Nya

Mazmur 143:8 “Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku.”




Setelah beberapa lama kami hanya mampu untuk tinggal di rumah kontrakan, akhirnya kami sepakat untuk memiliki rumah sendiri, “Bagaimana caranya kita bisa memiliki rumah pa, sementara uang kita belum cukup?”, tanya istri saya ketika itu, “Oh tentu saja kita harus menggunakan bantuan bank, dengan demikian kita bisa membayar dengan cara mencicil. Jadi tidak terlalu berat membayarnya”, jawab saya kepada istri. Akhirnya semua proses berjalan lancar dan kami pun pindah ke rumah milik kami seperti yang kami idam-idamkan. Dua tahun tinggal di rumah baru, Tuhan memberkati kami, karena istri saya mengandung anak yang ketiga. Hati kami sangat bersukacita mendapat berkat ini.

Namun masalah lain kini muncul. Jarak dari rumah kami ke rumah sakit bersalin sangat jauh, sementara istri saya perlu melakukan pemeriksaan rutin dan itu memerlukan perjalanan waktu yang cukup lama. “Melihat kondisi kita sekarang ini, bagaimana jika mama mulai diperiksa di dokter kandungan yang dekat sini saja ?”, usul saya kepadanya. “Papa tidak usah khawatir.., biarlah mama tetap diperiksa oleh dokter langganan kita. Kalau ganti-ganti dokter rasanya kurang enak pa. Pelan-pelan nanti kita pelajari apakah memungkinkan melahirkan di rumah bersalin yang terdekat.”, kata istri saya. “Semoga saja jika sudah saatnya untuk melahirkan bisa jatuh pada hari Minggu, di samping jalanan tidak macet juga papa bisa membantu mama dengan cepat.’, kata saya berharap. Saya berdoa kepada Tuhan agar harapan saya dapat terwujud. Puji Tuhan ! Doa saya didengar Tuhan. Hari Minggu pukul 4 pagi istri saya mulai merasakan mulas. Segera kami berangkat menuju ke rumah sakit langganan. Istri saya melahirkan seorang bayi perempuan mungil yang sehat.

Di pagi ini ayat renungan mengajak kita untuk percaya kepada Tuhan, Ia setia untuk menunjukkan jalan yang harus kita tempuh. Terkadang kita merasa khawatir atas peristiwa-peristiwa di masa depan yang belum terjadi, gantinya berserah kepada Tuhan akan segala sesuatu dalam hidup kita. Hanya Tuhan yang tahu akan masa depan, dan Tuhan mengajak kita untuk percaya kepada-Nya, sebab Ia setia dan akan memelihara kita selalu. Bila kita menengok pertolongan Tuhan pada masa lalu, kita akan menyaksikan bahwa Tuhan senantiasa memberikan yang terbaik bagi kita. Mari kita berserah kepadaNya setiap hari.

May we receive His wonderful blessings !

Kemenangan

Jemaat Kemang Pratama tengah bersiap memasuki jam perbaktian Rabu Malam di 27 Mei 2009. Ibu Meiwan Tobing sebagai pemimpin acara membuka perbaktian dengan mengajak jemaat menyanyikan lagu sion nomor 154, “Jangan Ditaklukan”, kemudian diikuti dengan doa pembukaan yang dilayangkan oleh Yoan Hutauruk. Pada kesempatan ini pula, Yoan beserta dengan kawan-kawannya membawakan lagu pujian yang berjudul “Maju Tentra Yesus”.

Ibu Annie Simanjuntak, sebagai pembicara, membawakan renungan dari buku “Kerinduan Segala Zaman” pasal 13, yang berjudul “Kemenangan”. Saat setan menggoda Yesus dengan ucapan “Jikalau Engkau Anak Allah”, Kristus tidak tergoda untuk menjawab perkataan “jikalau” itu. Ia sedikitpun tidak mau menerima kebimbangan itu. Dengan menyuruh Yesus untuk Terjun, si penggoda itu berpikir hendak mengambil keuntungan dari kemanusiaan Kristus, serta membujuk Dia untuk bertindak takebur. Penggoda tidak akan dapat memaksa kita untuk melakukan kejahatan. Si penggoda tidak akan pernah dapat mengendalikan pikiran kita, kecuali pikiran itu kita serahkan kepada dia. Di akhir renungan, pembicara menekankan agar kita menguatkan iman satu dengan yang lain agar kita bisa menang melawan setan, sehingga kita boleh bersama-sama untuk masuk ke dalam kerajaan sorga.

Pada bagian kesaksian, ada beberapa anggota yang memberikan kesaksian dan ucapan syukur. Di antaranya keluarga Munas Tambunan yang bersyukur atas diwisudanya Fidella, Pendeta Richard Y. Hutauruk yang telah kembali sehat setelah selama 4 hari harus dirawat di rumah sakit. Jemaat membentuk 3 kelompok yang terdiri dari kelompok bapak-bapak, kelompok ibu-ibu dan kelompok anak muda serta anak-anak. Topik doa yang dibawakan pada malam ini meliputi keluarga Richard Pelaupessy sebagai Family of the month (keluarga yang didoakan sepanjang bulan ini), KPA yang sedang berlangsung, anggota-anggota KPA, kesehatan Pdt. Hutauruk, keluarga Arsyad yang tengah berduka, Opa Pelaupessy, Veber Sormin, Marina Sianturi yang diharuskan masuk pada hari sabat, anak-anak yang akan menghadapi ujian kenaikan kelas, dan lain-lain. Perbaktian Rabu malam ini ditutup dengan menyanyikan lagu “Percaya Yang Menang”, diikuti dengan doa penutup yang dilayangkan oleh ibu Annie Simanjuntak.

Friday, May 29, 2009

Menemukan Sukacita

Filipi 4 : 13 “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”





Saya lahir dan dibesarkan di kampung halaman. Saya merasa beruntung sekali walaupun hanya tinggal di kampung tetap banyak aktifitas yang bisa saya lakukan, baik kegiatan gereja dan sosial. Ketika itu saya masih remaja berusia kira-kira 15 tahun dan tengah berada dalam salah satu kegiatan gereja. “Coba kalian pilih dan hafalkan ayat alkitab ! Minggu depan ketika kita berkumpul, kalian semua sudah harus hafal dengan baik untuk kita dengarkan bersama-sama.”, kata pemimpin acara di gereja. Di rumah saya mencoba untuk berdiskusi dengan orang tua. “Menurut bapak, ayat apa yang cocok untuk diri saya ya pak?”, tanya saya kepada ayah saya. “Kalau kamu sendiri suka dengan ayat yang mana?”, tanya ibu waktu itu. “Saya sendiri rasanya suka dengan ayat yang terdapat dalam Filipi 4 :13, bagaimana pendapat mama dan bapak ?”, tanya saya lagi. Kami pun membaca ayat itu bersama. “Oh…, ini ayat yang bagus sekali! Bapak rasa itu sangat cocok untukmu!”, kata bapak meyakinkan. “Mama setuju dengan pendapat bapak, sebaiknya itu saja yang kamu hafalkan”, kata mama ikut memberikan pendapatnya. Demikianlah ayat itu menjadi ayat pilihan saya dan sangat saya gemari sebagai pegangan dalam hidup saya dalam menghadapi pelbagai keadaan hidup.

Setelah tamat Sekolah Menengah Atas saya merantau ke kota, saya menumpang di rumah paman. “Kamu boleh tinggal bersama paman di sini untuk sementara waktu, karena kamu sedang menuntut ilmu. Tetapi kamu lihat sendiri keadaan paman. Di sini ada 5 orang adikmu yang masih kecil-kecil, paman harap engkau bisa menyesuaikan diri, dan ikut membantu meringankan beban bibimu.”, kata paman ketika saya tiba di rumahnya. “Saya sangat berterima kasih karena paman bersedia memberi tumpangan buat saya. Tugas apapun tentu saja akan saya lakukan. Semoga bisa berkenan di hati paman dan bibi”, demikian jawab saya padanya. Saya lakukan pelbagai pekerjaan yang ada dengan hati yang gembira, karena saya selalu mengingat ayat alkitab kegemaran saya dalam buku Filipi tadi. Hingga akhirnya saya selesai sekolah, mendapat pekerjaan, kemudian menikah dan kini memiliki 3 orang anak, ayat alkitab itu tetap menjadi kegemaran buat saya. Banyak hal suka dan duka kami lalui di dalam rumah tangga, mencari nafkah keluarga yang kami berdua lakukan, dan mendidik anak-anak hingga besar saat ini dengan baik. Semua itu adalah berkat Tuhan melalui ayat alkitab yang selalu menguatkan dan menghibur saya.

Ayat renungan pagi ini mengingatkan kita bahwa bersama Tuhan, maka kita akan dapat menanggung segala perkara dalam kehidupan ini. Banyak hal yang kita lalui, hadapi dan tanggung dalam kehidupan ini. Mulai dari berkeluarga, mencari nafkah, mendidik anak dan membesarkan mereka. Dalam semua itu, boleh jadi kita menghadapi perkara-perkara sulit yang mesti dihadapi. Terkadang perkara itu terasa berat untuk dihadapi. Tuhan mengatakan bahwa bila kita menyerahkan perkara itu kepadaNya dan percaya penuh kepadaNya, maka hal itu akan memberikan kita kekuatan untuk menanggung semua perkara itu. Kita akan menemukan sukacita, terlepas dari seberat apapun perkara yang kita tanggung. Kita akan merasakan semua menjadi ringan, oleh sebab Tuhan senantiasa memberikan pertolongan.

Have a good day !

Perpisahan - Keluarga Ronny Kountur

Acara perpisahan bagi keluarga Ronny Kountur yang akan berpindah tugas ke Filipina diadakan pada hari Sabat, 23 Mei 2009 dipimpin oleh ibu Sari Tobing. Lagu pembuka “Ajaiblah Yesus Juruslamatku”, dinyanyikan dan doa pembuka dilayangkan oleh Bapak Christian Siboro. Sekilas tentang keluarga Ronny Kountur disampaikan oleh pemimpin acara, keluarga ini bergabung di jemaat Kemang Pratama sejak tahun 2002. Dalam masa keanggotaannya di Kemang Pratama, mereka mendapatkan pertambahan anggota keluarga yaitu dengan lahirnya Natasya Kountur dalam keluarga mereka yang saat ini sudah berusia 6 tahun. Kemudian Christian, anak sulung, juga ikut bergabung di jemaat Kemang Pratama sejak beberapa tahun ini. Kimberly, anak kedua, yang tengah berlibur dalam beberapa bulan terakhir bersama berbakti di Kemang Pratama. Dalam pelayanannya di jemaat Kemang Pratama, bapak Ronny Kountur pernah menjabat sebagai ketua jemaat dan di tahun 2009 ini beliau menjabat sebagai pemimpin Departemen Rumah Tangga.

Lagu spesial “Yesus Sahabat Terindah” dibawakan oleh semua teman-teman dari Christian, Kimberly dan Natasya Kountur. Sebelum renungan disampaikan, Bapak Ronny Kountur menyampaikan latar belakang mengapa mereka harus pindah ke Filipina. Sudah sejak 2 tahun terakhir ini, bapak Ronny mendapat tawaran pekerjaan untuk mengajar Statistic di AIIAS (Adventist International Institute of Advanced Studies) Filipina. Namun bapak Ronny selalu meminta agar mereka mencari calon yang lain. Tetapi Tuhan punya rencana yang indah buat keluarga bapak Ronny, karena ternyata pihak Universitas tidak menemukan calon yang lain dan tetap meminta bapak Ronny untuk mengajar di AIIAS Filipina. Setelah menjalani beberapa prosedur persyaratan, akhirnya pada tanggal 25 Mei 2009 bapak Ronny Kountur beserta seluruh keluarga akan berangkat ke Filipina. Oleh karena pihak Universitas memberikan fasilitas untuk bisa pulang ke Indonesia setahun sekali maka pak Ronny pun akan memanfaatkan kesempatan ini untuk bisa berkumpul dengan sahabat-sahabat di Kemang Pratama. Satu semangat yang patut diteladani dari bapak Ronny adalah, beliau mengatakan, “Saya selalu siap untuk melayani Tuhan dimanapun saya bekerja, apakah di dalam lembaga Tuhan atau dimanapun saja, karena dalam hidup ini apalagi yang bisa kita lakukan kalau bukan untuk melayani Tuhan”.

Renungan disampaikan oleh bapak Wilson Tobing yang mengajak kita untuk melihat teladan dari pohon kurma. Pohon kurma tumbuh di padang pasir yang gersang, tetapi dimana ada pohon kurma disana ada sumber air yang artinya dimanapun kita berada kita harus selalu dekat dengan sumber air kehidupan yaitu Yesus Kristus. Pohon kurma selalu menancapkan akarnya jauh kedalam bumi sehingga dia kuat akan hembusan angin dan tahan dari segala cuaca bahkan daunnya tidak pernah kering, demikian juga kita hendaknya selalu menancapkan iman kita lebih dalam kepada Kristus agar kita bisa tahan terhadap segala macam pencobaan. Pohon kurma menghasilkan buah yang manis, rasa manisnya akan member kekuatan dan kesegaran bagi orang yang memakannya, begitu juga dengan kita biarlah kita juga bisa menjadi orang yang dapat memberikan kekuatan dan kesegaran bagi setiap orang yang berinteraksi dengan kita. “Kiranya nasehat ini bisa memberikan semangat kepada keluarga Ronny Kountur juga kepada kita semua untuk tetap setia dalam melayani Tuhan dimanapun saja kita berada”, kata bapak Wilson Tobing mengakhiri renungan siang itu. Doa berkat bagi keluarga Ronny Kountur dilayangkan oleh Pendeta E.H. Tambunan.
Gereja memberikan kenang-kenangan kepada keluarga Ronny Kountur untuk dibawa ke Filipina agar menjadi ingatan akan saat-saat indah yang pernah mereka lalui bersama-sama di jemaat Kemang Pratama. Kenang-kenangan ini disampaikan oleh bapak Willy Wuisan. Sambutan mewakili gereja disampaikan oleh Bapak Sontani Purnama, yang kembali mengingatkan kita akan kelezatan masakan dari ibu Elly Kountur yang akan selalu dirindukan oleh seluruh anggota jemaat Kemang Pratama. Sambutan mewakili sahabat anak-anak disampaikan oleh Daniel Simanjuntak, yang mengingatkan kembali akan masa-masa pertama kali Christian bergabung di jemaat Kemang Pratama yang sudah mengalami banyak perubahan baik dari pertumbuhan fisik juga bertambah akrab dengan semua remaja di Kemang Pratama. Mazmur 121:1-8 dibacakan oleh pemimpin acara sebelum lagu penutup dari lagu sion no 274 “Biarkan Aku Pergi” dinyanyikan. Doa tutup dilayangkan oleh bapak Willy Wuisan.

Baby Shower - Errol Manurung

Hari Sabat 23 Mei 2009, sesudah potluck siang, jemaat Kemang Pratama bersama-sama menuju ke rumah Keluarga Larry dan Dona Manurung. Siang itu akan diadakan acara Baby Shower untuk putra pertama mereka yaitu Errol Partogi Rido Manurung yang lahir pada tanggal 25 April lalu. Walau cuaca cukup terik, namun angin bertiup lembut memberi kesegaran tersendiri saat jemaat tiba di perumahan Pondok Pekayon Indah sekitar pukul 13:45 siang. Di depan rumah, Larry dengan senyum menyambut satu per satu anggota jemaat yang datang. Ibu Elly Kountur memimpin jalannya acara. Setelah lagu buka dinyanyikan, Bapak Ramlan Sormin melayangkan doa di awal acara. Larry Manurung memberikan kesaksian bagaimana pengalaman mereka saat menantikan anak yang pertama ini dan mereka sangat bersyukur atas pimpinan Tuhan sehingga semua proses kelahiran berjalan dengan baik.

Bapak Christian Siboro membawakan renungan di kebaktian keluarga ini. “Peristiwa kelahiran adalah bagian dari siklus kehidupan manusia. Ada saat lahir, ada saat menikah, ada pula saat meninggalkan dunia ini. Masing-masing akan mengalami siklus ini. Dan kehadiran Errol adalah bagian dari kebahagiaan keluarga saat ini.”, kata Bapak Christian mengawali renungannya. “Kelahiran membawa harapan di masa depan. Bahkan orang tua waktu dulu percaya bahwa banyak anak berarti banyak rejeki. Bersandar pada peristiwa kelahiran Yesus yang ada di Lukas 2 ayat 41-52, kita bisa melihat bahwa setiap kelahiran anak disertai dengan tanggung jawab dan berkat. Yusuf dan Maria dengan penuh tanggung jawab membesarkan Yesus dan mengajak dalam setiap acara kebaktian. Larry dan Dona juga diberi tanggung jawab untuk membesarkan Errol di dalam jalan Tuhan.”, lanjut Bapak Christian. “BIla tanggung jawab ini dilakukan, maka Errol akan bertumbuh dan bertambah serta dikasihi oleh Allah seperti yang terdapat dalam Lukas 2 ayat 52. Semoga Errol menjadi anak yang baik dan menjadi berkat dalam keluarga.”, ujar Bapak Christian mengakhiri renungan siang itu. Doa berkat khusus dilayangkan bagi keluarga Larry Manurung oleh ketiga ketua jemaat Kemang Pratama yaitu Bapak Christian Siboro, Bapak Sontani Purnama dan Bapak Wilson Tobing.

Bapak Wilson Tobing memberikan sambutan mewakili jemaat. “Ada sebutan bahwa surga ada di bawah telapak kaki ibu. Itu sebabnya kita mendoakan secara khusus agar Dona diberikan berkat khusus, akal budi dan kebijaksanaan dalam mendidik Errol agar menjadi anak yang baik di dalam Tuhan. Kepada Larry juga agar diberikan kebijaksanaan dalam memimpin di rumah tangga.”, kata Bapak Wilson. Larry Manurung mengucapkan terima kasih kepada jemaat yang telah hadir. Ibu Yunita Wuisan kemudian menyampaikan bingkisan kasih dari jemaat kepada Larry dan Dona Manurung. “Selamat datang Errol di kelas Beginner !”, ujar ibu Yunita yang juga pemimpin departemen Pelayanan Anak. Lagu tutup dinyanyikan dan Ibu Etty Sukaryati melayangkan doa di akhir kebaktian Baby Shower ini. Keluarga dengan sukacita mengajak jemaat menikmati hidangan kue-kue yang telah tersedia. Selamat Larry dan Dona untuk kelahiran Errol. Tuhan memberkati !

Thursday, May 28, 2009

Bintang Yang Bersinar

Mazmur 1:2 “Tetapi kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.”










Sudah menjadi kebiasaan saya setiap hari Sabtu menelepon ibu yang tinggal di kampung. Usianya memang sudah lanjut. Tetapi setiap pukul 6 pagi dengan setia beliau menanti dering telepon saya. Perbincangan kami biasanya seputar hal-hal yang sederhana. “Bagaimana kesehatan mama hari ini?”, kira-kira itulah pertanyaan saya. Biasanya dengan tenang dan santai dia menjawab, “Mama baik-baik selalu atas doa kalian”. “Bagaimana dengan membaca alkitab apakah mama tetap rajin melakukannya?”, tanya saya “Oh, tentu saja. Walapun sakit Parkinson mama cukup mengganggu gerakan, tetapi rasanya mama tetap tidak terhalang untuk membaca alkitab.”, jawabnya mantap seakan bersaksi pada saya. Pada suatu hari minggu, saat kami sedang melayat ke rumah teman yang sedang berduka saat hand phone saya berbunyi. “Mama sudah pergi meninggalkan kita…”, suara lemah di seberang sana berbicara. Saya sangat terpukul mendengar berita ini, seakan tidak bisa dipercaya! Tetapi inilah kenyataan yang terjadi. Maka kami pun segera berangkat menuju ke kampung halaman saya.

Puji Tuhan, kami tiba di sana dengan selamat. Rangkaian acara pun dilalui dan tiba saatnya kami ke pemakaman. Waktu itu kira-kira pukul 3 sore, cuaca lumayan cerah. Iring-iringan rombongan pengantar jenazah mulai bergerak. Di atas langit saya melihat ada satu bintang yang cahayanya begitu terang. Saat itu tidak ada orang lain yang memperhatikannya, “Mam, coba lihat ! Ada satu bintang yang terus bercahaya di langit sejak kita menuju tempat ini.”, kata saya berbisik kepada istri. “Kok papa tahu, kapan papa mulai perhatikan?”, tanya anak saya ikut mendengar. “Sebetulnya papa sendiri tidak sengaja melihatnya, karena hari kan masih siang, tidak biasa ada bintang. Tapi ketika papa lihat ke atas kok ada bintang yang terus bercahaya..”, jawab saya menjelaskan kepada mereka. “Wah papa betul juga! Coba kita perhatikan ya..”, seru mereka bersamaan. Di saat itu salah seorang anak kami merekam pemandangan tersebut agar bisa kami jadikan kenangan yang nyata. Dalam perjalanan pulang kami mendiskusikan keheranan kami tentang bintang tersebut. “Sepertinya bintang tersebut adalah sinar yang Tuhan kirm untuk menyatakan bahwa Tuhan begitu berkenan dengan kehidupan opung ya pa!”, anak saya melontarkan pemikirannya, “Yah, kelihatannya memang seperti itu. Jika Yesus datang nanti, kita bisa kembali dipertemukan dengan opung yang kita sayangi “, jawab saya berharap.

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa kesukaan orang benar adalah membaca firman Tuhan setiap hari. Dan lebih dari itu, orang benar juga suka untuk merenungkan firman Tuhan. Tuhan berkenan kepada orang yang benar. Dan Ia rindu agar kita mempelajari firman-Nya setiap hari. Firman Tuhan akan menuntun kita kepada kebenaran dan memastikan kita selalu berada di jalan yang Ia kehendaki. Itu akan membukakan mata hati kita untuk melakukan yang benar dan adil. Firman Tuhan akan memberikan kita kesegaran, sukacita dan pengharapan dalam menjalani kehidupan ini. Marilah kita setia mempelari firman Tuhan setiap hari yang akan menuntun kita hingga Yesus datang kembali nanti !

Have a great day !

Sampai Jumpa Opa Arsyad Di Pagi Yang Cerah !



Hari Senin, 25 Mei 2009, jam 03:15, Tuhan telah mengijinkan Opa Arsyad untuk beristirahat sementara dari jerih payah di dunia ini. Berita disampaikan kepada tiap-tiap anggota keluarga di jemaat Kemang Pratama. Pendeta R.Y. Hutauruk dan anggota-angota jemaat satu per satu mulai berdatangan di rumah keluarga Opa Arsyad yang tengah berduka tidak lama setelah berita diterima. Kebaktian penghiburan di pagi hari dibawakan oleh Pendeta H.M. Siagian. Pendeta Siagian menyaksikan saat Opa Arsyad sebagai ketua jemaat Lorok Pakjo Palembang dengan aktif memimpin jemaat untuk terus maju dalam kerohanian. Saat itu Pendeta Siagian melayani sebagai gembala muda di jemaat itu. Di akhir kebaktian penghiburan, Pendeta Siagian mengajak keluarga untuk tabah dan tetap setia hingga Yesus datang agar dapat berjumpa kembali dengan Opa Arysad yang terkasih.

Jam menunjukkan pukul 10.00 pagi. Jemaat Kemang Pratama dengan tamu-tamu telah berkumpul di rumah almarhum Opa Arsyad di Perumahan Pekayon Jaya, Bekasi. Ibu Ully Tambunan selaku ketua diakones memimpin song service sambil menunggu persiapan acara pelepasan jenasah di rumah duka. Bapak Sontani Purnama, Ketua Jemaat Kemang Pratama, memimpin acara pelepasan jenazah Opa Arsyad di rumah duka. Lagu Sion no 250, “Ya Roh Suci Yang Benar” dinyanyikan mengawali acara kebaktian dan doa pembukaan dibawakan oleh Bapak Ricky Tambunan. Bapak Rizal Maringka telah bersiap dengan kamera video dan Bapak Aswin Sugiarto dengan kamera foto sibuk meliput jalannya acara. Sebelum khotbah penghiburan disampaikan, jemaat Kemang Pratama membawakan lagu penghiburan dari lagu sion no 122, “Satu Masa Yang Tertentu”

Pendeta Samuel Simorangkir, Direktur Komunikasi Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya, membawakan khotbah penghiburan untuk keluarga yang sedang berduka. Pendeta Simorangkir menyampaikan bahwa Opa Arsyad memiliki waktu yang indah bersama keluarga sampai pada masa tuanya. Sekarang tiba saatnya Opa Arsyad untuk beristirahat sejenak dari kehidupan di dunia sementara menantikan kehidupan baru yang telah dijanjikan Yesus. Pendeta Simorangkir memberikan kekuatan kepada keluarga agar senantiasa memiliki pengharapan agar kita bisa berjumpa lagi dengan opa yang kita kasihi pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali. Di akhir perbaktian, Pendeta Samuel Simorangkir membawakan doa khusus untuk keluarga.

Usai khotbah penghiburan, Bapak Sontani Purnama mengajak jemaat untuk menyanyikan lagu Sion no 147 “Muka dengan Muka Nanti” sebagai lagu penutup, kemudian Pdt. J.E. Simanjuntak, gembala Jemaat Bukit Sion, melayangkan doa untuk menutup perbaktian pelepasan dari rumah duka ke gereja. Para diakon mengangkat peti jenazah ke dalam mobil ambulans untuk disemayamkan di Gereja MAHK Kemang Pratama.

Kebaktian Pelepasan Opa Arsyad di Gereja

Cuaca cukup cerah menyertai iring-iringan mobil jenasah menuju gereja Kemang Pratama. Persiapan untuk acara pelepasan almarhum Opa Arsyad di gereja telah dilakukan sejak pagi hari oleh Bapak David Tampubolon, sebagai Ketua Diakon Jemaat Kemang Pratama. Bangku-bangku untuk keluarga yang berduka sudah disiapkan. Jemaat Kemang Pratama beserta para tamu dari Konferens DKI dan sekitarnya beserta anggota-anggota dari pelbagai jemaat telah hadir.

Setelah iringan mobil jenazah tiba, dengan sigap para diakon membawa peti jenasah masuk ke dalam gereja dan meletakkannya di depan mimbar. Keluarga yang berduka pun masuk, dan duduk di depan, di tempat yang telah disiapkan. Iringan alunan piano oleh Meiwan Tobing dan organ oleh Robert Papudi menambah suasana haru kepada tamu-tamu yang hadir.

Bapak Wilson Tobing, Ketua Jemaat Kemang Pratama, memimpin acara kebaktian di gereja dan mengundang hadirin untuk menyanyikan lagu “Adakah Yesus Lindung Aku“, dan diikuti oleh Bapak Willy Wuisan, Bendahara Jemaat, melayangkan doa pembukaan. Jemaat Kemang Pratama membawakan lagu spesial yang pertama yaitu Lagu Sion No. 229, “Dalam Negeri Yang Terang” kemudian diikuti pembacaan riwayat hidup almarhum oleh Bapak Ramlan Sormin, sebagai perwakilan keluarga.

Almarhum terlahir dengan nama Arsyad Suradi bin Ali, lahir di Bojong Gede, 5 Januari 1936, dibaptis tahun 1959 di Jemaat Ratna Palembang. Menikah dengan Kartini Kanter pada tahun 1960 dan dikaruniai 5 anak (3 putera dan 2 puteri), 4 menantu dan 5 orang cucu serta 2 orang cicit. Anak pertama, Yudiana menikah dengan Eddy dikaruniai anak Adrian dan Feronika. Anak kedua Mason. Anak ketiga Nicholas menikah dengan Era Mirza. Anak ke-empat Karel menikah dengan Ririn br. Sianturi tengah menantikan kelahiran anak mereka yang pertama. Anak ke-lima adalah Evelyn menikah dengan Ramlan Sormin dikaruniai anak Velan, Veber dan Verel. Cucu opa Adrian menikah dengan Cynthia dikaruniai anak Clara dan Nataniel. Semasa hidupnya, almarhum aktif dalam pelayanan di gereja sebagai ketua jemaat di Lorok Pakjo Palembang dan perintis gereja. Usai membacakan riwayat hidup Opa Arsyad, keluarga besar Arsyad menyanyikan lagu kesayangan almarhum “Yesus Sahabat Terindah” dengan penuh haru. Kemudian Ibu Ussy Pieters menyanyikan lagu spesial “ I Surrender All” sebelum khotbah penghiburan dibawakan oleh ketua Konferens DKI, Bapak L. Situmorang.

“Setelah Adam Dan Hawa jatuh kedalam dosa, yang tadinya Allah berencana kita bisa hidup selamanya, tetapi karena dosa maka semua manusia akan mengalami kematian.”, demikianlah ulasan Pendeta Lendra Situmorang, pemimpin Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya, mengawali khotbah penghiburan pada pukul 12:15 wib. “Begitu juga dengan opa Arsyad yang telah beristirahat di dalam Tuhan untuk menanti pagi yang cerah. Namun,Tuhan memberikan satu janji, bahwa perpisahan karena kematian hanya sementara, sebab setelah itu ada kebangkitan, seperti yang terdapat di dalam 1 Tes 4 : 15-16.

Ucapan Yesus ini bukan teori tetapi sudah dibuktikan Yesus pada waktu Yesus masih di dunia. Diantaranya dengan membangkitkan putera seorang janda di Kana, membangkitkan anak Yairus, membangkitkan Lazarus di Bethani, dan membangkitkan orang-orang kudus seperti yang ada di Mat 27; 52-53.”, lanjut Pendeta Lendra Situmorang. Selanjutnya di dalam 2 Tes 2:16 dikatakan “Dan Ia, Tuhan kitaYesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita”. Pendeta Situmorang mengajak keluarga besar Aryad untuk menyerahkan hati kepada Yesus, karena dialah penghibur setia, mengajak semua supaya lebih setia, bersandar kepadaNya, supaya pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali kita boleh bertemu dengan orang yang kita kasihi. Amin.

Ibu Ussy Pieters kembali membawakan lagu spesial “Amazing Grace” diiringi oleh pianis Robert Papudi. Lagu yang mengajak kita untuk mengingat senantiasa kasih Tuhan yang begitu besar, yang indah, kasih yang menyelamatkan manusia yang berdosa. Satu saat kita akan kembali berkumpul sebagai warga kerajaan surga, semua adalah berkat kasih Allah yang menakjubkan ini. Lagu indah yang memberikan penghiburan dan pengharapan bagi keluarga untuk bertemu dengan Opa Arsyad nanti. Pendeta Lendra Situmorang melayangkan doa berkat bagi keluarga besar Arsyad.

Kata sambutan diberikan oleh Pendeta M. Sitompul mewakili Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya. Pendeta Sitompul menyaksikan saat-saat indah ketika beliau bekerja di Palembang dan bekerja bersama dengan Opa Arsyad yang saat itu adalah ketua jemaat di Lorok Pakjo dalam memajukan pekerjaan Tuhan. Pendeta M. Sinurat mewakili jemaat di wilayah IV Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya , menyampaikan kata-kata penghiburan bagi keluarga. Kata sambutan dari Jemaat Kemang Pratama diwakili oleh Bapak Jerry Manurung. Bapak Manurung mengajak keluarga untuk menaruh harap kepada Yesus dan tetap setia hingga bertemu di pagi yang cerah. Pendeta S. Simanjuntak mewakili keluarga besar Arsyad menyampaikan terima kasih kepada jemaat Kemang Pratama, pimpinan dan officers Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya, gembala-gembala di Wilayah IV Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya, dan kepada semua yang hadir yang telah mempersiapkan dan menjalankan semua acara bagi keluarga yang berduka.

“Tabib Besar ada dekat” itulah lagu yang dinyanyikan seluruh hadirin dengan hikmad dan Pendeta Berlin Samosir membawakan doa tutup untuk menutup rangkaian acara pelepasan almarhum opa Arsyad di gereja Kemang Pratama. Sebelum peti jenasah ditutup, keluarga dan hadirin diberi kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir dan menyalami anggota keluarga satu per satu. Setelah itu peti jenasah ditutup dan dibawa menuju mobil jenazah yang menanti di depan pintu gereja. Iring-iringan mobil bergerak menuju TPU Pondok Rangon dengan teratur.

Upacara Pemakaman Opa Arsyad

Ketua jemaat Kemang Pratama, Bapak Christian Siboro memimpin acara pemakaman di TPU Pondok Rangon. Lagu “Dalam Negeri Yang Terang” dinyanyikan mengawali acara dan doa buka dilayangkan oleh ketua diakon jemaat Kemang Pratama Bapak David Tampubolon. Kemudian Ibu-ibu jemaat Kemang Pratama menyanyikan lagu penghiburan “Apabila Damai Perjalananku” yang dinyanyikan dengan merdu dan memberikan kekuatan sebelum Pendeta R.Y. Hutauruk memberikan khotbah di acara pemakaman.

Kesaksian dari Pendeta Hutauruk mengawali khotbahnya. “Lima tahun saya telah melewati saat yang indah bersama almarhum, dan perjamuan kudus terakhir di kwartal pertama 2009 masih bisa diikuti almarhum Opa Arsyad. Walaupun Opa Arsyad dalam keadaan lemah saat itu, namun bersemangat datang ke gereja mengikuti acara perjamuan kudus, yang menjadi perjamuan kudus terakhir yang Opa Arsyad ikuti.”, kata Pendeta Hutauruk. “Seminggu yang lalu saya masih sempat berdiskusi dengan almarhum di rumahnya sementara dia terbaring di tempat tidur. Dan tadi malam kita jemaat Kemang Pratama telah melaksanakan upacara perminyakan untuk almarhum. Saat itu terlihat almarhum meneteskan air mata karena almarhum mendengar dan mengetahui apa yang dilakukan untuk almarhum.”, lanjut Pendeta Hutauruk lagi dengan penuh haru.

“Mengolesi minyak adalah perlambang minta kesembuhan, namun Tuhan berkehendak lain. Kita tidak perlu menangisi karena kita memiliki pengharapan yang indah pada saat Yesus datang. Kita akan bertemu lagi di ufuk timur. Allah tidak tinggal diam dalam dukacita yang kita alami seperti yang dimaksud Roma 8 : 28-29.”, kata Pendeta Hutauruk memberikan kekuatan dan penghiburan bagi keluarga yang berduka. Janji Tuhan di dalam Wahyu 21 : 4 “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu”. “Oleh karena itu kita yang masih hidup, hendaknya kita mengadakan hubungan yang baik dengan Tuhan, agar kita boleh berpengharapan didalam Tuhan, supaya kita beroleh kuasa dari Tuhan.”, urai Pendeta Hutauruk mengakhiri khotbah pada sore yang cerah itu.

Doa khusus untuk keluarga dibawakan oleh Pendeta R.Y. Hutauruk. Kemudian peti diturunkan perlahan-lahan. Keluarga tidak kuasa menahan haru dan air mata mengiringi Opa Arsyad yang beristirahat di tempat sementara ini. Lagu “Muka Dengan Muka Nanti” dinyanyikan oleh hadirin sebagai lagu penutup. Doa tutup dibawakan oleh Pdt J. Simanjuntak, gembala Jemaat Bukit Sion mengakhiri rangkaian acara pemakaman. Bapak Nicholas Arsyad, mewakili keluarga besar, menyampaikan terima kasih kepada semua jemaat Kemang Pratama, Pemimpin dan Officers Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya, dan semua jemaat di wilayah 4, sahabat dan keluarga, yang telah hadir dan menjalankan upacara pelepasan Opa Arsyad ke tempat istirahat sementaranya.

Sampai berjumpa lagi Opa Arsyad di pagi yang cerah !

Wednesday, May 27, 2009

Aku Tidak Akan Menyerah !

2 Petrus 1:10 “Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.”







“Kak, ajarin aku naik sepeda dong”, pinta adek pada kakak. Adek memang biasa dibonceng kakak ke taman untuk bermain di sana. “Ah, kamu penakut gitu! Bagaimana bisa belajar naik sepeda? Kalau jatuh, nanti nagis lagi..”, kata kakak. “Tapi, aku ingin naik sepeda sendiri kak. Ajar aku ya… Aku nggak akan nangis deh. Lagi pula aku yakin, aku bisa naik sepeda ini…”, rengek adek. “Ya sudah. Kakak akan pegang sepedanya dan kamu coba untuk mengayuhnya ya…”, jawab kakak.

“Kayuh dek, kayuh!”, kata kakak sambil mendorong sepedanya. “Ayo..! Kayuh dek, kayuh !”, kata kakak lagi, lalu melepaskan tangannya dari sepeda itu. Karena adek belum bisa naik sepeda, maka baru beberapa meter saja, dia sudah jatuh! Kakak menghampiri dan membantunya untuk menaiki sepedanya kembali. ”Coba lagi. Kamu pasti bisa!”, kata kakak membesarkan hati adek. Berapa kali adek berjalan terseok-seok dengan sepedanya sampai akhirnya dia terjatuh kembali. Namun adek tidak putus asa. Dia coba lagi dan lagi. “Aku tidak akan menyerah!”, kata adek. Tiap saat ia jatuh, tiap saat itu pula adek bangun dan mencoba lagi sambil berkata “Aku tidak akan menyerah!”. Sampai satu saat adek mampu melaju dengan sepedanya.

Ayat kita pagi ini mengingatkan bahwa kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempertahankan panggilan dan pilihan kita. Kita telah dipanggil untuk menerima Yesu. Kita juga telah melakukan pilihan untuk menerima panggilan itu dan menerima Yesus sebagai Juruselamat kita. Ada banyak tantangan setan yang menghadang di depan kita, agar kita goyah dengan pilihan kita. Ada banyak godaan yang dapat membuat kita tersandung. Kita diajak untuk jangan menyerah dengan godaan dan tantangan. Terkadang kita jatuh. Saat kita jatuh jangan kita menyerah ! Kita harus bangkit lagi dan berusaha mempertahankan pilihan kita untuk setia pada Yesus. Sama seperti si adek yang tidak mau menyerah, dan akhirnya mampu melaju dengan sepedanya, kita juga tidak mau menyerah terhadap godaan dan akan selalu bersungguh-sungguh untuk maju terus dalam melakukan kebajikan.

God bless us today !

Tuhan Beserta Kita

Suatu sukacita dirasakan oleh seluruh anggota jemaat Kemang Pratama saat berbakti di Sabat 23 Mei 2009. Acara demi acara dinikmati oleh semua anggota jemaat dan tamu-tamu yang hadir hingga acara kebaktian khotbah di laksanakan. Adapun kebaktian khotbah pendahuluan melalui khotbah kecil untuk anak-anak dibawakan Yoan Hutauruk dengan cerita berjudul “Seorang Kakek dan Biola”. Disebutkan ada seorang kakek yang hidupnya di sebuah kota dan hobinya selalu bermain biola di sela-sela waktunya yang senggang, hingga suatu ketika cucu kakek ini pun jatuh sakit dan untuk membawa cucunya ini ke rumah sakit kakek ini tidak memilliki uang sama sekali, hingga akhirnya kakek ini pun merelakan biola-nya untuk dijual kepada seorang ibu. Namun putri ibu ini tidak menyukai biola tadi dan membuangnya ke dalam tong sampah. Singkat cerita seorang tukang pemulung membawa biola tadi ke tengah-tengah keramaian yang sedang melelang berbagai macam barang. Biola ini pun terjual kepada seseorang. Dari kejauhan kakek pemilik biola melihat kejadian ini dan medekati si pembeli. Kakek itu memperbaiki biola yang rusak dan memainkannya. Ternyata biola bisa kembali mengeluarkan suara yang indah. Yoan memberikan ayat terdapat dalam Yohanes 3:16 dan memberikan arti bahwa walaupun manusia pernah jatuh ke dalam dosa akan tetapi Allah tetap mengasihi dan memperhatikan kita. Usai cerita, sebuah lagu istimewa dinyanyikan oleh “The Candle” dimana lagu ini dipersembahkan untuk teman mereka yaitu Christian Kountur dan Kimberly Kountur yang akan pergi mengikuti ayahnya bertugas mengajar di AIIAS Filipina.



Khotbah sabat dibawakan oleh Bapak Ronny Kountur dengan judul “Tuhan Beserta Kita”. Berpijak pada ayat inti Daniel 1 dan Daniel 6, Bapak Ronny menyampaikan bagaimana pengalaman Daniel sebagai hamba Allah yang setia, yang memiliki potensi besar yang Allah karuniakan kepadanya, menjadi seorang yang istimewa di mata Raja. Daniel diberikan kepercayaan untuk menjadi pejabat di istana dan orang kepercayaan ketiga di istana tersebut. Akan tetapi Daniel juga berketetapan untuk tidak memakan makanan yang ada di istana oleh karena Daniel melihat itu adalah makanan yang dilarang oleh Allah. Lebih lanjut Bapak Ronny menceritakan tentang Daniel di lubang singa yang memberi pelajaran bahwa kita sebagai umat Allah juga hidup di tengah-tengah ancaman setan seperti singa-singa yang siap menerkam kita. Daniel memberi teladan, ia berserah penuh kepada Tuhan. Ia bisa dengan tenang tinggal dan tidur di lubang singa. Penyerahan kepada Tuhan dan percaya pada pimpinanNya adalah kunci kemenangan dari Daniel. Kita perlu mencontoh teladan Daniel dengan penyerahan penuh kepada Allah agar kita menang dalam menghadapi tantangan setan. Di akhir khotbahnya, Bapak Ronny memberikan ayat penutup yang diambil dari kitab Yesaya 43:2 bahwa Tuhan selalu beserta dengan kita kemana pun kita pergi dan dalam keadaan apa pun, Tuhan setia memelihara kita. Puji Tuhan untuk pekabaran sabat ini !

Tuesday, May 26, 2009

Takut Akan Tuhan

Amsal 23:17 “Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa.”








“Ah, bodoh kamu! Coba lihat saya. Saya bisa punya usaha seperti ini. Sedikit lagi, saya bisa menyaingi perusahaan ini.”, kata seorang teman kepada saya. Ya sebenarnya, saya juga bisa melakukan hal seperti teman saya itu. Namun, saya bersyukur bahwa saya tidak mempunyai keberanian untuk melakukan hal itu. Teman saya ini seringkali menggelapkan pesanan pelanggan. Dia seringkali menerima order gelap. Maksudnya, bila ada pelanggan membutuhkan sesuatu, maka dengan tanggap ia akan menerima pesanan itu tanpa melibatkan perusahaan, sehingga ia dapat meraih keuntungan lebih untuk dirinya sendiri.

”Sok suci kamu!”, lagi-lagi cemooh teman saya lagi. Saya hanya bisa menarik nafas, dan menghibur diri. Memang sih, dia sekarang sudah punya mobil yang bagus. Rumah yang besar. Pokoknya dia lebih segala-gala dalam hal materi. Kadang, saya iri padanya. Kadang saya menyalahkan diri saya sendiri, mengapa saya tidak berani melakukan hal seperti teman saya itu. Namun, akhirnya saya mengerti. Saya punya Tuhan dan saya takut akan Tuhan. Saya tidak bisa melakukan hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan.

Ayat kita pagi ini mengingatkan untuk jangan iri pada orang-orang yang berdosa. Jangan iri kepada orang-orang yang hidup tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Seringkali kita memang menemukan bahwa orang yang tidak berjalan dalam Tuhan, hidup dalam kelimpahan. Sepertinya mereka lebih diberkati oleh Tuhan. Sepertinya mereka lebih berkelimpahan. Namun, berkat tidak selamanya materi. Berkat tidak selamanya dapat diukur dengan uang. Kita punya berkat rohani. Berkat Keselamatan. Itulah berkat dari segala berkat. Kita bersyukur kita mempunyai Tuhan, Allah Yang Hidup. Kita tidak perlu iri kepada orang berdosa. Marilah kita takut akan Tuhan dan menerima berkat yang indah dari-Nya.

Have a nice day !

Monday, May 25, 2009

Lakukan Dengan Segenap Hati

Kolose 3:23 "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."





Ada seorang pegawai di kantor saya yang sangat pehitungan sekali dengan pekerjaannya. Sepertinya segala sesuatu yang dikerjakan olehnya harus dinilai dengan uang. “Mas, bantuin saya dong…”, pinta saya padanya satu hari. “Mau bayar berapa? ”, katanya segera. Pernah juga dia menggerutu karena diberikan suatu tugas di luar pekerjaan sehari-harinya. “Masak gaji saya cuma segini, tapi pekerjaan saya banyak sekali!”, gerutunya. Saya hanya bisa menasehati dia, “Sabar mas, anggap saja kamu belajar. Dan juga cobalah belajar untuk jangan menilai sesuatu dengan upah. Saya rasa jika kita mau mengerjakan segala sesuatunya dengan tulus, pasti bos akan tahu”.

Sementara itu, ada juga seorang pegawai kami yang lain, seorang office boy, yang sangat rajin dalam bekerja. Dia tidak pernah mengeluh apapun perkerjaan yang diberikan kepadanya. Bahkan seringkali dia membantu kami untuk mengerjakan tugas yang sebenarnya bukan tugasnya. ”Nggak apa-apa pak. Anggap saja saya belajar dari bapak”, katanya. Atau lain saat dia berkata, ”Buat saya bekerja itu amanah pak. Saya mengerjakan pekerjaan ini dengan tulus. Saya menganggap pekerjaan ini adalah kewajiban yang Tuhan berikan kepada saya dan saya harus melakukannya dengan baik, apapun pekerjaan yang diberikan kepada saya”. Dan hasilnya dia dapat pada akhir tahun. Dia mendapat promosi untuk menempati posisi yang lebih baik.

Ayat kita pagi ini menyatakan bahwa apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Dalam pekerjaan, kadang kita suntuk, bosan, stress dan lain sebagainya. Ini semua karena kita merasa terbeban dengan pekerjaan kita. Hari ini, bilamana kita merasa jemu dengan pekerjaan kita, ingatlah, kita harus melakukannya dengan sukacita dan dengan segenap hati. Lakukanlah pekerjaan ini sama seperti pada saat kita melakukan pekerjaan untuk Tuhan. Bila kita melakukan hal itu, maka berkat-berkat yang indah akan menjadi milik kita.

God bless us today !

Upacara Peminyakan Opa Arsyad

Pada hari Minggu 24 Mei 2009, jam 19:30 telah diadakan Upacara Peminyakan kepada Opa Arsyad, yang merupakan ayah dari ibu Evelyn Sormin atau mertua dari bapak Ramlan Sormin. Seperti yang telah kita ketahui bersama, dan yang selalu kita doakan, opa Arsyad telah menderita sakit cukup lama. Pada saat ini kondisinya sudah semakin melemah dan bahkan sudah sulit untuk berinteraksi dengan orang lain. Atas dasar itulah pihak keluarga memohon untuk diadakan upcara peminyakan kepada beliau.
Upacara dibuka oleh ketua jemaat bapak Sontani Purnama dengan menyanyikan lagu pembukaan yang diambil dari Lagu Sion Nomor 250, “Ya, Roh Suci Yang Benar”. Kemudian Bapak Willy Wuisan melayangkan doa pembukaan.

Renungan dibawakan oleh Gembala Jemaat, Pdt. Richard Hutauruk, dengan mengambil bacaan dari Yakobus 5: 14-20. Pada dasarnya ada 3 hal yang melatar belakangi seseorang untuk menerima peminyakan. Yang pertama, bilamana orang tersebut telah berbuat dosa dan berkeinginan untuk diampuni dosanya. Kedua, bilamana orang tersebut sakit dan memohon agar Tuhan menyembuhkannya. Dan yang ketiga adalah bilamana orang tersebut mau menyerahkan atau memasrahkan kehendak Tuhan menjadi yang terbaik bagi dirinya.

Dari hal-hal tersebut, pada saat ini keluarga dan jemaat mengadakan upacara peminyakan kepada opa Arsyad guna memperoleh kesembuhan dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan agar Tuhan memberikan yang berbaik kepada opa kita ini. Dari ayat ini, kita juga diingatkan, bahwa bilamana kita yakin akan doa kita, maka besar sekali kuasanya, dan Allah akan mendengar doa kita, sama seperti Allah mendengarkan doa nabi Elia. Sebelum Pdt. Hutauruk mengurapi opa Arsyad dengan minyak, maka diberikan kesempatan kepada keluarga untuk saling memaafkan dengan opa. Dimulai dari oma, anak, menantu dan cucu, semua berbisik kepada opa untuk memohon maaf dan membisikkan kata-kata yang positif kepada opa. Saat itu, walaupun opa tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya, namun semua percaya opa dapat mendengar apa yang telah dikatakan oleh keluarga yang mencintainya.


Setelah itu, bapak Pendeta mengajak semua berdoa. Dan di pertengahan doa, bapak Pendeta mengurapi opa dengan minyak sambil memohon kuasa Tuhan untuk kesembuhan dari opa. Upacara ditutup dengan menyanyikan lagu “Yesus Sahabat Terindah” dan doa penutup dilayangkan oleh ketua Christian Siboro. Kiranya Tuhan memberikan yang terbaik untuk opa dan keluarga, dan jemaat Kemang Pratama tak jemu-jemunya untuk berdoa bagi kesembuhan opa tercinta. Tuhan Yesus Memberkati.

Ingat Dan Lakukan

Udara di luar agak dingin karena baru saja turun hujan rintik-rintik. Namun suasana hangat terpancar pada wajah-wajah yang hadir tepat waktu untuk mengikuti perbaktian malam sabat atau Vesper tanggal 22 Mei 2009. Tepat pukul 19:30, Bapak Ricky Tambunan, selaku pemimpin acara mengucapkan selamat datang dan selamat sabat. Lagu pembukaan diambil dari lagu “Aku Pikirkan Skarang”. Doa pembukaan dilayangkan oleh Ibu Tina Wira, kemudian diikuti oleh lagu pujian “Bapa, Engkau Sungguh Baik” yang dibawakan oleh anak-anak SD, SMP dan SMA.

Bapak Christian Siboro, yang membawakan renungan pada pembukaan sabat ini, mengawali renungannya dengan pertanyaan “Apa yang kita pikirkan sepanjang minggu ini”. Setiap orang tentu memikirkan banyak hal dalam kehidupannya. Dalam melakukan sesuatu, normalnya, setiap orang tidak akan lepas dari unsur pemikiran. Pikiran inilah yang membuat orang dapat bertindak. Dan bilamana seseorang bertindak tanpa menggunakan pikirannya, maka hal itu menjadi tidak normal alias melakukan gerak refleks saja. Atas dasar pentingnya komponen pengingat itu, maka menggunakan kata ”Ingat” untuk hal-hal yang bersifat sangat penting. Misalnya, “Ingatlah Hari Sabat”. Dan bilamana kita membaca Filipi 4:8-9, bukan hal yang kebetulan bila kita mendapati kata mengingat (ayat 8) mendahului kata melakukan (ayat 9). Allah menginginkan kita untuk pertama kali mengingat (menanamkan sesuatu di pikiran kita), karena Allah tahu, pikiran kita dapat mempengaruhi perbuatan kita. Allah memberikan arti pada kehidupan kita, kalau kita memikirkan hal-hal yang sesuai dengan yang Allah inginkan untuk kita lakukan. Dan dengan mengingatnya kembali, maka kita selalu dapat melakukan hal-hal tersebut secara berkesinambungan dan dapat pula memberikan arti kehidupan bagi orang lain. Contohnya: ”Ingat dan Kuduskanlah Hari Sabat”.

Saat kita menanamkan pikiran tentang hari Sabat (ingat), maka akan diikuti dengan kelakuan untuk menguduskan hari Sabat (melakukan). Dan setelah melakukan (menguduskan hari Sabat), maka kembali kita harus mengingat, agar hal ini dapat menjadi berkesinambungan (tetap mengingat dan menguduskan hari Sabat), sehingga dalam menguduskan hari Sabat, kita juga dapat menjadi berkat untuk orang lain. Selesai renungan, jemaat menyanyikan lagu ”Batu Zaman Itu Memberi Lindungan” dan pembicara menutup perbaktian vesper ini dengan doa penutup. Setelah bersalaman di depan, maka jemaat membentuk lingkaran di halaman gereja dan menyanyikan lagu ”God is so good”. Dan diakhiri dengan mengucapkan ”Selamat Sabat ! Selamat Sabat ! Selamat Sabat ! Tuhan Memberkati ! Haleluyah ! Amin !”

Sunday, May 24, 2009

Serahkan Bebanmu !

Ibrani 12:1 “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”






Hampir tiap hari, anak kami selalu membawa-bawa tas sekolahnya yang baru. Bukan untuk ke sekolah, namun bila kami mengajak dia untuk pergi, dia selalu membawa tas itu. Tas itu memang pemberian dari oma-nya pada saat ia merayakan hari ulang tahun. Tas yang menurut kami terlalu besar untuk anak seusianya. Namun, karena sangat cintanya kepada barang itu, maka kemanapun ia pergi, tas itu selalu menemaninya.

“Kak, tas itu tidak usah dibawa ya. Beratkan?” kata saya. “Aah, itukan dari oma ! Aku harus bawa. Aku kan suka tas itu !”, kata anakku. Jadi dengan sedikit terpaksa, kami memperbolehkan dia untuk membawa tasnya yang besar itu. Sambil jalan, kami perhatikan, anak kami agak kesulitan untuk membawanya. ”Sini, papa bawakan tasnya !”, kata saya. ”Nggak. Aku aja yang bawa.”, balasnya sambil terus berjalan sambil sedikit-sedikit membetulkan letak tasnya yang sering melorot dari pegangan tangannya. ”Ayo cepat, nanti kita terlambat” kata saya lagi. ”Apa sih yang kamu bawa, sepertinya tas itu cukup berat.”, saya bertanya. ”Buku cerita.”, jawabnya singkat. ”Coba papa lihat, apa saja sih isi tas kamu”, kata saya lagi sambil melihat isi tasnya. Ternyata di dalam tas itu terdapat buku gambar, pinsil warna dan beberapa buku cerita bergambar. ”Pastas saja berat”, pikir saya. ”Sudah. Sekarang, tas ini papa yang bawa saja ya. Supaya kamu tidak berat lagi.”, kata saya. Dan memang, setelah tas itu diserahkan, maka dia dapat berjalan dengan santai. Ia tidak lagi direpotkan oleh beban dari tasnya itu.

Ayat renungan pagi ini mengingatkan kita untuk melepas semua beban dan dosa yang membebani kita. Kita perlu menanggalkan itu. Sering kita tidak mau melepaskan beban kita. Kita ingin membawa beban kita sendiri. Kita merasa kuat untuk menanggung beban kita. Kita sedang dapat perlombaan untuk mencapai kemenangan iman. Jangan jadikan beban dan dosa masa lalu membebani kita sehingga kita terhambat olehnya. Marilah kita menjalani kehidupan dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Yesus akan memimpin kita tiba di tujuan akhir yaitu surga yang kekal.

Have a nice week end !

Saturday, May 23, 2009

Menjaga Hati

Amsal 17 : 22 “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang-tulang.”







Di kantor saya setiap hari Senin telah menjadi jadwal untuk rapat mingguan. Pagi itu selesai rapat, saya teruskan dengan mengerjakan tugas-tugas rutin. Lima belas menit kemudian tiba-tiba saya merasakan ada sesuatu hal yang tidak biasa dengan tubuh saya, padahal selama rapat tadi saya tidak merasakan sakit apapun. Entah kenapa tiba-tiba saya merasa keringat dingin bercucuran keluar dari tangan dan kaki saya dan secara cepat saya merasakan tubuh ini kehilangan keseimbangan, mau jatuh rasanya. Saya mulai khawatir dan panik, segera saya menelepon istri. “Mama.., badan saya kok rasanya tidak seperti biasanya. Bisa tolong segera jemput saya di kantor karena rasanya sudah tidak kuat berdiri…”, kata saya. “Ok pa.., saya segera ke sana ! Tapi sambil menunggu saya tiba, pastikan ada yang menemani papa.”, jawab istri saya. “Ok, nanti papa minta tolong teman untuk menemani selama mama belum datang…”, jawab saya lemah “Sekarang yang penting papa tenang ya, berdoalah minta pertolongan Tuhan”, katanya sebelum menutup telepon.

Segera setelah itu saya menelepon atasan memberitahukan mengenai keadaan yang saya alami dan meminta agar dapat diberikan ijin pulang lebih awal untuk ke rumah sakit. “Bagaimana keadaan mu pa?”, suara istri saya memecah keheningan ruangan kerja saya. “Eh, mama sudah tiba.., ayo kita cepat pergi ke rumah sakit ! Badan saya rasanya lemas sekali”, ajak saya kepada istri. Bergegas kami menuju rumah sakit yang terdekat, kami langsung ke Unit Gawat Darurat agar segera mendapat pertolongan dokter. Tetapi sudah cukup lama kami menunggu namun dokter tidak datang juga. “Suster, kira-kira berapa lama lagi dokternya datang?”, tanya istri saya mulai tidak sabar karena melihat keadaan saya yang perlu pertolongan segera.”Mohon kesabarannya ya bu, sebentar lagi beliau tiba di sini”, jawab perawat seadanya. Setelah sekian lama menanti akhirnya dokter yang bersangkutan tiba. Beliau langsung melakukan observasi terhadap keluhan saya, “Kelihatannya bapak harus di rawat di rumah sakit agar kami bisa menemukan penyebab penyakit bapak”, kata dokter saat itu. Dua minggu lamanya saya dirawat di rumah sakit tetapi dokter tidak dapat menemukan apa sebetulnya penyakit yang saya derita. “Anda hanya perlu menjaga pola makan yang sehat, berolah raga secara teratur, dan jangan lupa harus mengusahakan untuk tetap gembira dalam menjalankan tugas.”, itulah nasehat dokter ketika memperbolehkan saya untuk pulang ke rumah.

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa hati yang gembira adalah obat tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. Kesehatan adalah harga yang tak ternilai. Dan memiliki tubuh yang sehat adalah keinginan semua orang. Namun penyakit adalah hal yang tak terduga dan tak terelakkan dalam hidup di dunia ini. Penyakit datang saat kita lupa mengikuti pola kehidupan yang sehat. Salah satu sumber kesehatan yang perlu kita ingat dan lakukan adalah menjaga hati dan pikiran kita agar tetap gembira dan penuh syukur. Hati yang gembira menimbulkan semangat dan optimisme. Hati yang dipenuhi syukur kepada Tuhan atas segala berkat yang kita terima dan senantiasa berpikir positif, akan membuat kita bergembira setiap hari.

May we receive His wonderful blessings today !

Kita Doakan Pendeta R.Y. Hutauruk

Pada hari Kamis 21 Mei, Pendeta R.Y. Hutauruk, gembala jemaat Kemang Pratama, harus masuk ke ruang UGD di RS Global Awal Bros, karena merasakan tubuh yang amat lemah. Setelah pemeriksaan awal dilakukan, maka dokter memutuskan agar Pendeta Hutauruk menjalani perawatan di rumah sakit ini. Pada hari itu satu per satu anggota keluarga jemaat melawat Pendeta Hutauruk yang ada di ruang 304. Doa-doa dilayangkan bagi kesembuhan gembala kita. Mari kita tetap doakan Pendeta Hutauruk yang masih dirawat saat ini di RS Global Awal Bros. Semoga kesembuhan yang sempurna diberikan kepada Pendeta Hutauruk.

Friday, May 22, 2009

Jangan Gelisah !

Mazmur 42 : 6 “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku dan gelisah didalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepadaNya, penolong dan Allahku.”




Ketika saya mendapat tugas dari kantor untuk menyampaikan pemberitahuan kepada salah satu karyawan bahwa dia akan terkena pemutusan hubungan kerja, hati saya betul-betul tidak sanggup. Saya merasa tidak siap berhadapan dengan karyawan ini karena selain tipe orangnya yang temperamental, saya juga merasa tidak tega untuk mengatakannya. Tetapi saya hanyalah pegawai, tentunya harus melaksanakan tugas yang diberikan. Oleh sebab itu saya pun akhirnya melakukannya. “Nanti setelah makan siang, tolong bapak datang ke ruang saya. Ada hal yang harus disampaikan.”, kata saya padanya. Dia hanya mengangguk tanpa jawaban. Waktu yang ditentukanpun tiba, dia datang menemui saya. Saya belum mulai berbicara ketika tiba-tiba dia menggebrak meja dan berkata dengan kasar. “Bapak maunya apa sih ?! Kok pakai acara memanggil saya ke sini ??”, suaranya sangat keras terdengar. Dalam hati saya langsung berdoa, Tuhan tolong saya agar bisa mengendalikan diri agar tugas yang diberikan perusahan bisa saya laksanakan dengan baik.

“Maaf jika saya sudah mengganggu waktu anda. Saya mohon pengertian anda karena saya harus menyampaikan sesuatu hal kepada anda!”, jawab saya dengan tenang. ”Maksud bapak apa? Langsung saja pada intinya!”, katanya masih dalam nada yang tinggi. “Begini pak, karena beberapa kesalahan bapak maka terhitung mulai besok bapak dibebas tugaskan dari pekerjaan bapak disini.”, kata saya padanya. “Bapak jangan macam-macam dengan saya ya!”, bentaknya dengan marah sekali. ”Jika bapak tidak mau membatalkan putusan perusahaan, bapak akan tahu sendiri akibatnya nanti !”, katanya bernada mengancam. Saya hanya berdiam diri, saya percaya Tuhan tidak akan membiarkan sesuatu yang berbahaya terjadi pada saya. ”Sekali lagi saya peringatkan bapak, jangan coba-coba untuk memberhentikan saya…!! Bapak akan menanggung akibatnya. Saya bisa berbuat apa saja untuk membalas sakit hati saya pada bapak karena perusahaan ini!”, wajahnya yang merah padam sambil pergi meninggalkan saya. Setelah peristiwa itu, secara manusia hari-hari menuju pekerjaan saya lalui dengan pergumulan. Terus terang ada rasa khawatir juga siapa tahu ancamannya benar-benar akan dilakukan. Hari-haripun berlalu hingga apa yang saya khawatirkan sama sekali tidak terbukti. Saya dapat pergi dan pulang dari kantor dengan selamat. Saya yakin ini semua adalah karena penjagaan Tuhan sehingga saya terluput dari amarah manusia.

Ayat renungan kita pada pagi ini mengatakan agar jiwa kita jangan gelisah dan tertekan, karena Tuhan adalah penolong kita. Dalam aktifitas dan pekerjaan kita setiap hari, kita sering dihadapkan pada problem dan konflik, yang mungkin bukan menjadi kemauan kita. Terkadang konflik itu dapat menimbulkan ketegangan dan ancaman kepada kita. Sebagai manusia, hal ini dapat membuat kita khawatir. Tuhan mengatakan agar kita jangan gelisah dan tertekan dalam menghadapi masalah, karena Dia akan menolong kita. Kita patut untuk berdoa dan berserah kepada Tuhan dalam melaksanakan aktifitas kita setiap hari. Tuhan akan memberikan kita kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas dan aktifitas kita. Tuhan akan memberi ketenangan dalam diri kita. Mari kita berharap dan bersyukur kepadaNya setiap hari.

Have a good day !