Tuesday, June 30, 2009

Memelihara Persaudaraan

Roma 12:10 “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.”




Anak laki-laki saya yang ke-tiga tipenya sangat pendiam, dia jarang sekali bisa berbasa basi dengan orang. Entah itu dia kenal, apalagi kalau belum dia kenal. “Mama tolong antar aku gunting rambut dong…”, katanya merayu saya sore itu. “Pergilah sendiri, kamu kan sudah besar… Masak harus ditemani mama terus…”, jawab saya santai. “Ah mama, ayo temani dong..! Aku tidak enak rasanya kalau sendiri saja.”, jawabnya polos. “Mama mau tanya, kenapa sih kalau di salon kamu tidak pernah ngobrol sama yang gunting rambut?”, tanya saya ingin tahu. Malas ah…! Kenapa harus ngoborol, kan kita datang untuk gunting rambut bukan untuk ngobrol…”, jawabnya diplomatis, “Tapi kamu jangan terlalu kaku begitu dong. Ajaklah bicara sesekali bapak yang gunting rambut, jadi dia tidak merasa kamu seperti sombong. Apalagi kamu kan sudah lama berlangganan.”, kata saya mengajarkannya.

“Mama kok begitu sih? Aku kan tidak suka ngobrol yang tidak perlu.”, jawabnya membela diri. “Iya, tapi seringkali mama perhatikan ketika kamu ditanya oleh bapak itu, kamu tidak menjawab. Kamu hanya memanggutkan kepala saja. Sebaiknya kalau ditanya, kamu memberi jawaban kepada dia.”, jelas saya lagi. “Aduh…, mama kok jadi membicarakan itu terus… Sekarang bagaimana kalau mama tolong temani aku gunting rambut ? Sudah lebat rambutnya nih”, katanya merayu saya. “Tapi janji dulu, kamu harus mau mendengar juga apa yang mama katakan tadi. Kita ini tidak hidup sendiri, kita memiliki lingkungan di sekitar yang harus kita ajak berkomunikasi dan bekerjasama!”, kata saya kembali menasihati yang disambut dengan anggukan kepalanya tanda setuju.

Ayat renungan kita pada hari ini mengatakan selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang. Kita diciptakan sebagai mahluk sosial yang tidak lepas dari masyarakat di sekitar kita. Tuhan menciptakan kita untuk hidup bersama, tidak bisa sendirian. Kita perlu untuk menjalin komunikasi satu dengan yang lain, baik di rumah, di kantor, di gereja atau dengan sahabat di sekitar kita. Bersikap ramah, saling mendahului memberi teguran, menunjukkan perhatian, adalah beberapa cara yang dapat kita terapkan di komunitas kita. Kita patut menyisihkan waktu untuk melakukan hal-hal yang kelihatannya kecil ini, namun sangat berharga untuk memelihara persekutuan di dalam komunitas kita. Mari kita saling mendahului menunjukkan kasih dan hormat kepada satu dengan yang lain.

Have a good day !

Sabat 13 "Tertolong Dengan Memberi Pertolongan"

Hari Sabat 27 Juni 2009 adalah Sabat terakhir di kwartal kedua tahun ini, sekaligus juga Sabat ke-13. Departemen Pelayanan Anak Kemang Pratama telah mempersiapkan sebuah drama yang berjudul “Tertolong Oleh Pertolongan”. Dikisahkan ada sebuah perusahaan yang bernama “Goodwill Industry”. Di dalam perusahaan ini semua orang bisa datang untuk meminta pertolongan apa saja. Namun untuk bisa mendapatkan apa yang diminta, maka orang tersebut diminta untuk memberi pertolongan kepada orang lain. Ivada yang menjadi sekretaris perusahaan menerima tamu bernama Verel yang celananya sudah koyak. Verel datang meminta celana baru. Tidak lama kemudian datang seorang bernama Vita ke perusahaan itu meminta kayu bakar. Ivada meminta Vita untuk menolong seorang nenek membersihkan rumahnya. Nanti kayu bakar akan diberikan. Dan kepada Verel, Ivada meminta Verel mencari kayu bakar, agar ia dapat celana yang diinginkan.

Lalu datang seorang ibu bernama Ivana, meminta tolong kepada perusahaan untuk mencari sepatu bagi anak-anaknya. Ivada berjanji memberikan sepatu-sepatu itu, tetapi Ibu Ivana harus menjahitkan sebuah celana panjang baru. Tidak lama setelah itu, datang Junior seorang tukang pembuat sepatu. Ia datang untuk mencari kerja. Ivada memesan beberapa buah sepatu kepada Junior. Keesokan harinya, Verel datang membawa kayu bakar, Vita datang mengatakan dia sudah membersihkan rumah seorang nenek. Lalu Ibu Ivana datang membawa sebuah celana yang telah dijahit. Dan Junior datang dengan sepatu-sepatu yang dia buat. Ivada memberikan celana panjang kepada Verel, kayu bakar diberikan kepada Vita dan sepatu-sepatu diberikan kepada anak-anak dari ibu Ivana. Semua gembira. Dengan mereka berbuat baik kepada orang lain, mereka juga menerima pertolongan dari orang lain. Junior pun mendapatkan upah dari perusahaan itu.

Di akhir drama singkat yang baik ini, semua anak-anak diingatkan untuk saling berbuat baik kepada satu dengan yang lain. Dengan kita menolong, maka kita pun akan mendapat pertolongan dari orang lain, sehingga semua akan berbahagia. Kemudian anak-anak bersama-sama menyanyikan lagu "Aku Senang Dan Girang Selalu". Mereka menyanyikan dengan semangat, menyaksikan Yesus yang senantiasa menolong mereka, dan membuat mereka gembira selalu. Di akhir acara drama ini, persembahan sabat ke-13 dikumpulkan. Semua anggota jemaat maju ke depan dan memberikan dengan sukacita. Pendeta R.Y. Hutauruk mendoakan persembahan ini agar dapat menolong sahabat-sahabat di Divisi Lautan Afrika – India Selatan.

Monday, June 29, 2009

Menabur Kebaikan

2 Korintus 9 : 6 “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.”



Di dalam kompleks perumahan kami ada sebidang tanah kosong yang tidak tahu siapa pemiliknya. Kondisi seperti ini lebih dikenal sebagai lahan tidur, orang bebas untuk menanam tetapi juga harus siap digusur. Ada kangkung, sawi, bayam yang segar-segar karena dirawat dengan baik oleh penanamnya. Sore itu kami berkesempatan berjalan-jalan menikmati udara sore sambil melihat-lihat pemandangan yang ada. Saat berjalan suami saya tiba-tiba berkata, “Melihat suasana begini jadi ingat di kampung loh!”, katanya sambil tersenyum. “Memangnya kenapa pa?”, tanya saya tidak mengerti. “Setiap pagi pekerjaan papa adalah menggiring kerbau ke sawah. Sementara dalam perjalanan menuju ke sawah papa harus mencari rumput,”, katanya masih terus tersenyum. “Berapa lama papa di sawah setiap pagi? Memangnya papa tidak terlambat ke sekolah?”, tanya saya ingin tahu. “Pakaian seragam sudah sekalian papa bawa sehingga tidak repot. Sambil makan papa duduk di atas kerbau sekalian menikmati pemandangan padi-padi yang indah sekali. Jika sudah waktunya, papa langsung ganti pakaian seragam dan pergi ke sekolah.

Setelah pulang sekolah, papa mampir lagi untuk membawa pulang kerbau-kerbau tadi. “Memangnya kerbau papa ada berapa banyak sih, kok sepertinya repot sekali!”, tanya saya. “Lumayan banyak ma! Aku masih ingat sekali nama-namanya. Ada Legi, Pahing, Wage, Pon, Kliwon dan Ahad. Pokoknya lumayan capai deh, karena harus mengantar dan menjemput kerbau-kerbau itu. Apalagi sawah bapak semakin hari semakin besar. Pekerjaan papa terasa semakin berat karena papa harus belajar dan membuat PR di atas kerbau”, katanya sambil menghela napas. ”Lalu apa tugas bapak dan ibu?”, tanya saya lagi “Bapak dan ibu berbagi tugas, bapak memperhatikan pegawai di sawah, sementara ibu memperhatikan pegawai yang memasukkan padi ke lumbung. Biasanya bapak sudah membuat perencanaan seberapa banyak beliau bisa memanen padi yang baik saat panen berikutnya.”, suaranya penuh semangat menjelaskan masa lalunya.”Wah, bapak hebat juga ya! Saat itu sudah punya perencanaan yang matang untuk hasil pekerjaannya.”, kata saya kagum. “Ada banyak hal yang menjadi pelajaran buat papa dengan menekuni tugas-tugas tersebut. Diantaranya yang penting adalah kita harus memperhatikan kualitas bibit yang akan ditanam jika kita menginginkan hasil yang baik”, katanya mengakhiri obrolan jalan sore kami, karena tanpa sadar kami sudah kembali tiba dirumah.

Ayat renungan kita pada hari ini mengatakan bahwa orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit, tetapi orang yang menabur banyak akan menabur banyak juga. Setiap pekerjaan yang kita lakukan dengan tekun akan memberikan hasil pada waktunya. Demikian juga setiap perbuatan yang kita lakukan saat ini akan membuat hasil pada masa yang akan datang. Apa yang kita pikirkan, lakukan dan perbuat hari ini akan menentukan apa yang kita peroleh nanti. Bila kita merencanakan sesuatu, rencanakan yang terbaik agar dapat hasil yang baik. Saat kita bekerja di kantor, atau mendapat tanggung jawab tugas di mana saja, kerjakan tugas kita dengan tekun agar menghasilkan yang baik bagi kita. Kita lakukan yang terbaik kepada keluarga kita dan sesama kita dengan menunjukkan perhatian yang tulus, memberi pertolongan dan perbuatan yang baik setiap hari. Sebelum kita memulai aktifitas setiap pagi, kita berdoa kepada Tuhan dan memohon Tuhan memberi kesanggupan pada kita untuk dapat menabur banyak kebaikan setiap hari.

Have a great day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.


KKR Pemuda Advent "Bersama TUHAN Kita Bisa"


“Bersama TUHAN Kita Bisa”, itu adalah tema KKR Pemuda Advent Wilayah 4 Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya yang dilaksanakan mulai dari hari Rabu malam, 24 Juni 2009 sampai dengan hari Jumat malam, 26 Juni 2009. KKR berlangsung di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Jaka Sampurna. Setiap malam, acara ini selalu dipenuhi oleh para pemuda, anak-anak dan orang tua. Mereka berasal baik dari gereja-gereja yang tergabung dalam wilayah 4, seperti jemaat Kemang Pratama, jemaat Jaka Sampurna, jemaat Bukit Sion, jemaat Vila Nusa Indah, jemaat Narogong, jemaat Tomutou Bekasi, jemaat Bojong Menteng, dan para tamu-tamu yang diundang hadir.

Pada malam terakhir KKR di hari Jumat 26 Juni, yang bersamaan dengan pembukaan hari Sabat, kebaktian dimulai dengan song service yang dipimpin oleh Debbie dengan diiringi oleh para musisi gabungan wilayah 4. Semua yang hadir terlihat sangat bersukacita dan bersemangat dalam mengumandangkan puji-pujian kepada Tuhan. Damus Silaen, protokol acara, mengucapkan selamat datang kepada semua yang telah hadir pada acara KKR ini. Lagu Sion nomor 287, “Apa Kita Hidup Dekat Yesus”, mengawali acara Kebaktian Kebangunan Rohani malam ini. Doa pembuka dilayangkan oleh Jarisman. KKR Pemuda ini dibagi atas dua sesi. Yang pertama adalah sesi Youth Counseling. Dan sesi kedua adalah Devotional, pekabaran firman Tuhan yang disampaikan oleh Pdtm. Ronny Panambunan.

Sesi "Youth Counseling" Di KKR Pemuda Advent

Sebelum Bapak Alvin Bidi dari Jemaat JISDAC membawakan pelayanan Youth Counseling, Kemang Pratama Youth Choir diberikan kesempatan untuk memberikan lagu pujian pertama. Lagu pujian dinyanyikan dengan merdu. Berikutnya, Jaka Sampurna Youth Choir membawakan lagu pujian yang merdu dan mempersiapkan hati hadirin untuk mendengar pekabaran malam ini. Bapak Alvin mengawali Youth Counseling dengan mengutip dari Matius 28:18-20, mengenai Amanat Agung dari Yesus untuk memberitakan pekabaran keselamatan kepada semua bangsa. Tugas yang diberikan kepada murid-murid-Nya itu, juga merupakan tugas kita sebagai orang Kristen yang mengaku sebagai murid Yesus. Jutaan orang menunggu. Tugas ini tidak dapat ditunda lagi.

Kita sudah diberikan kuasa oleh Yesus, oleh sebab itu, kita pasti mampu untuk melaksanakan tugas tersebut. Bapak Alvin juga menceritakan perjalanan hidup seorang dari suku Bush di pedalaman di Afrika, yang dituntun Tuhan untuk mencari kebenaran. Saat dia tidur pada malam yang gelap dan dingin, dia melihat nyala api dan dia disuruh mencari sebuah buku. Dan setelah ia berjalan lebih dari 250 kilometer, akhirnya ia dapat menemukan buku tersebut. Namun, setalah menemukan buku tersebut, nyala api yang pernah ditemuinya pada malam yang gelap dan dingin itu, kembali mengatakan kepadanya untuk kembali mencari 9 buku tambahan dan mereka yang memelihara hari Sabat.

Singkat cerita, ia bertemu dengan Pendeta Advent dan ditunjukkan buku Alkitab serta 9 jilid buku "Testimonies for the Church” yang sudah digabungkan menjadi 4 jilid. Dan akhirnya, ia menjadi pendeta pertama dari sukunya. Tuhan memang dapat saja menuntun semua orang langsung kepada kebenaran. Tuhan juga dapat menggunakan apapun untuk pengabaran Injil. Namun, kita diberikan kesempatan dan kehormatan untuk melaksanakan tugas tersebut. Bapak Alvin mengajak kita untuk menyambut kesempatan dan kehormatan itu. Sesi Youth Counseling pun berakhir.

Devotional "Memandang Wajah-Nya"

Setelah Youth Counseling, kembali kita mendengarkan lagu pujian yang kali ini dibawakan oleh Unceasing Cantica Jakarta. Setelah itu, semua yang hadir diundang untuk berdiri dan menyanyikan lagu tema KKR “We Have This Hope” untuk menyambut pembicara Pdtm. Ronny Panambunan. Judul pembahasan KKR Pemuda pada malam ini adalah “Memandang Wajah-Nya”. Pada saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka bersembunyi karena mereka takut bertemu dengan Tuhan sebab mereka telanjang. Mereka bersembunyi bukan saja karena mereka takut telah melakukan dosa, tetapi juga karena mereka sudah tidak bisa lagi bertatapan langsung dengan Tuhan.

Setiap manusia berdosa tidak akan tahan untuk memandang wajah Yesus. Itulah sebabnya, pada saat kedatangan Yesus yang kedua, orang-orang yang berdosa akan berkata seperti dalam Wahyu 6:16 - "Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: 'Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.' " Namun orang-orang yang setia dan berkenan kepada Yesus, tidak akan dibiarkan-Nya telanjang. Mereka akan diberikan sehelai jubah putih (Wahyu 6:11). Agar kita layak mendapatkan jubah putih itu, kita membutuhkan pertobatan. Dan, tanda pertobatan itu adalah dengan menyerahkan diri kita untuk dibaptis. "Dengan dibaptis, kita akan memperoleh tiga berkat. Yang pertama, kita akan menerima Roh Kudus agar kita mendapat bimbingan untuk mendapatkan buah-buah roh. Kedua, kita akan mendapatkan restu dari Surga langsung dari Bapa, sama seperti Bapa merestui Yesus pada saat Ia dibaptis. Dan yang terakhir, mereka yang dibaptis akan mendapat gelar anak Allah.", kata Pendeta Ronny menguraikan berkat bagi yang dibaptiskan.

Pertobatan adalah pengakuan kepada Tuhan. Kita harus mempunyai tekad untuk datang sendiri dan meminta untuk dibaptis. Yesus datang sendiri pada Yohanes untuk dibaptis. Dan ketika Yesus dicegah oleh Yohanes, Yesus bergeming dan tetap menuruti kehendak Allah dengan dibaptis. Yesus berani mempertahankan tekad-Nya karena motif-Nya benar, yaitu melakukan kehendak Bapa-Nya. Tidak ada seorangpun yang dapat mencegah kita untuk menuruti panggilan ini. Kita harus lebih takut pada Allah ketimbang manusia (Kisah Para Rasul 5:29). Inilah motif kita, yaitu karena kita ingin melakukan kehendak Bapa. "Pada saat sangkakala berbunyi, dan Tuhan Yesus datang, di kelompok manakah kita? Apakah di kelompok orang yang bersembunyi karena tidak tahan melihat kemuliaan Tuhan? Atau pada kelompok orang yang bersorak-sorai menyambut Juru Selamat? Apakah kita termasuk kelompok Ilalang atau Gamdum? Kambing atau Domba?", tanya Pendeta Ronny kepada yang hadir.

Pendeta Ronny mengajak agar kita mempunyai satu pengharapan. Pengharapan seperti lagu Tema KKR kita. Pengharapan kepada Yesus. Hanya mereka yang benar-benar setia dan mengikut Yesus yang akan diangkat ke dalam kerajaan Surga. Kita tidak tahu kapan Yesus datang. Yesus datang seperti pencuri di malam hari (Wahyu 16:15). Jadi jangan menunda-nunda keputusan kita. Serahkan diri kita dibaptis, dan pengharapan itu akan menjadi milik kita. Pada bagian akhir khotbahnya, Pendeta Ronny melakukan panggilan dan ada lima orang yang datang ke depan untuk didoakan. Doa khusus ini dilayangkan oleh Pendeta Saiman Saragih. Pada kesempatan ini pula, panitia KKR Pemuda Advent Wilayah 4 menyerahkan ungkapan terima kasih kepada para pembicara di KKR kali ini, yaitu: Pdtm. Ronny Panambunan, Bapak Dave Politon serta Bapak dan Ibu Alvin Bidi. Di penutup acara, Pendeta Simanjuntak sebagai sekretaris Wilayah 4 menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemuda Advent Wilayah 4 untuk inisiatif dan kerjasamanya dalam menjalankan KKR Pemuda Advent yang telah berjalan dengan baik. Tuhan memberkati semua pemuda-pemudi wilayah 4 Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya!

Sunday, June 28, 2009

Tuhan Beserta Kita

Matius 1: 23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” – yang berarti: Allah menyertai kita."



Banyak hal ajaib yang terjadi ketika saya mengandung anak kami yang bungsu. Ketika itu kandungan saya baru berumur 5 bulan. Malam sudah pukul 00.30 saatnya orang-orang sedang tertidur pulas, sementara saya harus berjuang menentramkan diri dari rasa mulas. Saya mengalami kontraksi luar biasa, janin dalam kandungan betul-betul mendesak untuk keluar. Untung saja suami sedang tidak bertugas ke luar kota. “Papa pikir sebaiknya kita pergi saja ke rumah sakit sekarang agar dokter bisa membantu.”, kata suami kepada saya. Saya menyetujuinya dan kamipun segera berangkat ke rumah sakit. “Ibu harus dirawat karena janin ibu dalam kondisi yang sangat lemah. Ibu perlu istirahat total agar janin bisa dipertahankan.”, kata dokter yang cukup mengejutkan saya.”Apapun akan saya lakukan dokter demi keselamatan anak saya ini.”, kata saya menjawab permintaan dokter.. Selama dua minggu saya dirawat dengan badan terlentang dan perut diganjal bantal serta terus diberikan suntikan agar dapat memperkuat paru-paru anak saya. Semua ini saya jalani dengan hati yang tenang, yang penting anak saya di kandungan selamat. “Nah, sekarang ibu sudah boleh pulang. Tetapi ingat, jika hal seperti ini berulang lagi itu artinya ibu harus segera kembali lagi ke sini”,demikian nasehat dokter setelah selama dua minggu saya dirawat.

Bulan-bulan di depan saya keluar masuk rumah sakit untuk terus diperhatikan oleh dokter hingga kehamilan saya bertahan di usia ke-delapan. Tetapi baru saja lewat satu minggu di bulan ke-delapan saya kembali harus dirawat di rumah sakit, karena kontraksi yang terus menerus serta munculnya flek-flek. Tapi sudah tiga hari saya dirawat, saya belum juga bisa melahirkan. “Kelihatannya ibu harus saya berikan infuse untuk merangsang rasa mulas. Kalau hal ini belum juga berhasil maka terpaksa bayi ibu harus dilahirkan dengan operasi Caesar.”, kata dokter pada kami semua. Saya sebetulnya sangat mengkhawatirkan keadaan ini, karena bayi ini belum cukup usianya. Banyak orang yang mengatakan lebih baik seorang bayi dilahirkan di usia kandungan tujuh bulan daripada di usia kandungan ke-delapan bulan, karena itu membuat janin menjadi muda kembali dan belum siap secara sempurna. Saya hanya terus berdoa agar Tuhan memberikan yang terbaik buat kami. Tidak berapa lama setelah pemberian infuse itu anak kami lahir dengan selamat ! “Anak ibu perempuan, lahir dengan sehat sempurna. Beratnya 3,4 kg…”, bisikan perawat di telinga saya sungguh sangat melegakan hati saya. Puji Tuhan untuk semua keajaiban yang terjadi! Saya melihat bayiku begitu sehat. Rambutnya pirang, pipinya montok sekali. Kami sepakat memberi dia nama Emmanuel yang artinya Tuhan menyertainya sepanjang kehidupannya.

Ayat renungan kita pada hari ini mengatakan bahwa Allah menyertai kita yang diwujudkan melalui kehadiran Yesus ke dunia ini. Kesempatan yang Tuhan berikan bagi seorang ibu untuk mengandung seorang anak adalah karunia yang mulia dan indah. Mengalami dan mengamati setiap tahap pertumbuhan dalam kandungan yang dimulai dari pertemuan benih dalam kandungan, menjadi janin yang masih lemah dan belum lengkap, gerakan-gerakan aktif di dalam perut, hingga akhirnya dapat menjadi seorang bayi yang kuat, sehat dan siap untuk dilahirkan adalah satu keajaiban dari Tuhan. Perjalanan 9 bulan untuk satu kehidupan baru di dunia ini adalah proses yang penuh dengan pimpinan Tuhan bagi ibu dan bayi. Tuhan menunjukkan kasih yang besar dengan menyertai setiap proses hingga lahir seorang bayi yang dinantikan. Tuhan akan terus menyertai setiap manusia dalam melalui kehidupan di dunia ini. Bahkan, kehidupan yang kekal telah dipersiapkan bagi kita semua yang menerima Dia. Tuhan selalu menyertai kita, saat lalu, sekarang dan selamanya.

Have a refreshing holiday !

Saturday, June 27, 2009

Sumber Kekuatan

Yohanes 1: 12 “Tetapi semua orang yang menerima-Nya, diberinya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.”




Saya tidak ingat persis kapan tepatnya saya sudah memiliki telepon genggam. Sepertinya sudah cukup lama, kurang lebih belasan tahun yang lalu. Memiliki telepon genggam waktu dulu sangat berbeda dengan sekarang. Telepon genggam sekarang ini sudah menjadi pemandangan yang biasa-biasa saja, karena setiap orang dengan mudah bisa mendapatkannya. “Berapa harga handphone ini pa...?”, tanya saya kepada suami. “Enam ratus ribu rupiah ma…, itu sudah termasuk nomor-nya loh!”, kata suami dengan bangga karena bisa memberikan saya barang yang termasuk mewah di kala itu. “Terimakasih ya pa…, mama jadi lebih mudah memperhatikan anak-anak dan berkomunikasi dengan papa bisa lebih lancar dong!”, jawab saya. Maklum kami berdua sama-sama bekerja. ”Jangan lupa untuk terus memeriksa baterainya ma. Kalau sudah mau habis segera di-charge saja supaya mama tetap bisa memakainya”, kata suami mengajarkan saya.

“Repot juga ya pa…, saya harus rajin memperhatikan baterainya dan melakukan hal yang sepertinya sepele padahal sangat penting sekali buat kita !”, jawab saya sambil terus memperhatikan suami melakukan cara men-charge baterai telepon genggam itu. “Mama harus selalu ingat ya ! Kalau mama lupa men-charge, nanti teleponnya mati, kita tidak bisa memakainya.”, katanya sambil tersenyum. Setelah itu, saya sudah dapat memakai handphone itu untuk berkomunikasi dengan lebih mudah. Tentu saya harus pastikan agar baterai tetap cukup terisi agar komunikasi tetap dapat dilakukan. Sekarang semuanya sudah berubah, handphone sudah semakin mudah ditemukan pada setiap orang, semua orang semakin merasakan pentingnya alat komunikasi yang satu ini. Namun satu hal yang tidak berubah, baterai handphone tetap menjadi bagian yang penting kalau kita mau berkomunikasi menggunakan alat ini.

Ayat renungan kita pada hari ini mengatakan tetapi kepada semua orang yang menerimanya, diberinya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya. Setiap hari kita melakukan aktifitas yang menguras fisik dan pikiran kita. Kita perlu istirahat agar dapat menyegarkan fisik dan pikiran kita, seperti sebuah handphone yang di-charge, agar dapat siap melakukan aktifitas setiap hari. Kita juga perlu menyegarkan kerohanian setiap hari kita agar tetap menjadi anak-anak Allah. Roh Kudus menjadi sumber kekuatan kita dan memberikan kita kesegaran setiap hari. Roh Kudus akan menolong kita, mengangkat kelemahan kita, memimpin kita dalam perjalanan hidup ini. Untuk itu, kita harus terhubung tanpa henti dengan Tuhan. Kita tekun berdoa dan menyelidiki firman-Nya, agar kita mendapat kuasa untuk melawan setiap godaan setan, kuasa untuk memilih yang benar, kuasa untuk menghadapi setiap masalah kehidupan, dan kuasa untuk tetap menjadi anak-anak Allah. Mari kita gunakan waktu untuk berkomunikasi dengan Tuhan setiap hari.

May we receive His wonderful blessings today !

Persiapan Kampore Pathfinder 2009 Di Malang

Pada hari Sabat siang 20 Juni 2009, setelah potluck, para Pathfinder yang akan mengikuti Kampore Pathfinder 2009 di Malang, dikumpulkan oleh pemimpin klub Pathfinder Bapak Rizal Maringka di lantai atas gereja. Bapak Rizal akan melakukan pengarahan persiapan akhir untuk ke kampore. Wajah-wajah ceria kelihatan di setiap anggota Pathfinder yang sepertinya sudah tidak sabar lagi untuk menghadiri perkemahan ini. Para pembina seperti David Tampubolon, Lianto Napitupulu, Annie Simanjutak turut hadir di acara pengarahan ini. Setelah doa buka, Bapak Rizal menyampaikan pembagian kelompok dan tanggung jawab selama acara kampore berlangsung. Beberapa penanggung jawab seksi dan asisten-nya telah ditunjuk.

Untuk memasak selama di kampore telah dibagi 3 buah regu, yaitu regu A yang bertanggung jawab memasak di pagi hari, regu B mempersiapkan makan siang, dan terakhir regu C yang akan mempersiapkan makan malam. Para pembina juga turut memberikan masukan selama pengarahan ini. Untuk jam keberangkatan telah ditentukan yaitu pada Minggu 28 Juni pukul 03:00 pagi dari gereja. Perjalanan akan menggunakan beberapa mobil yang dibawa oleh para pembina. Kota Solo dijadikan tempat untuk berisitirahat satu malam sebelum meneruskan lagi perjalanan ke Malang. Mereka akan tiba pada hari Senin sore di tempat kampore. Bapak Rizal mengingatkan Pathfinder untuk mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk dibawa ke kampore. Tim kesehatan akan mempersiapkan obat-obatan yang perlu dibawa. Semua Pathfinder mengangguk mantap terhadap semua arahan yang diberikan dan siap untuk mengikuti perkemahan. Selamat jalan Pathfinder Kemang Pratama !

Friday, June 26, 2009

Pekerjaan Yang Terindah

Amsal 31 : 25-26 “Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan. Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.”



Setiap orang pasti memiliki kenangan khusus tentang ibunya, begitu juga dengan saya. Bagi saya ibu adalah segala-galanya. Bukan karena saya anak bungsu sehingga mendapat perhatian lebih dari ibu, tetapi karena ibu kami adalah seorang yang sangat bijaksana. Walaupun dia memiliki anak yang banyak, kami semua anak-anaknya ada 13 orang, namun ibu saya bisa memberikan perhatian yang cukup kepada kami anak-anaknya. “Kenapa sih ibu bisa punya anak banyak sekali ?”, tanya saya waktu itu ingin tahu. ” Jaman ibu dulu belum ada program Keluarga Berencana.., jadi filsafat orang Jawa yang mengatakan bahwa banyak anak banyak rejeki sangat kami lakoni…ha..ha..”, jawabnya sambil tertawa halus. “Ibu tentu kerepotan dong mengurusi kami semua, jangan-jangan ibu sudah lupa mana anak yang kelima dan keenam?”, tanya saya menggodanya. ”Tentu saja tidak, ibu sangat mengenali kalian. Masing-masing kalian kan punya keistimewaan sendiri.”, jelasnya dengan yakin.

Demikianlah waktu berjalan hingga kami semua sudah berumah tangga, ibu dengan sigap membantu kami anak dan mantunya yang memerlukan uluran tanganya. Setiap kali ada yang melahirkan pasti ibu akan menemani paling tidak selama tiga bulan pertama, baru setelah itu ibu kembali lagi ke rumahnya di Solo. “Air kacang hijau ini harus kamu makan biar cepat kuat !”, kata ibu setiap pagi kepada saya. “Ini ibu buatkan jus wortel, kamu harus habiskan ya supaya kamu tidak kekurangan vitamin.”, katanya sambil memberikan segalas jus di malam hari. Setelah saya melahirkan ibu tinggal bersama saya selama satu tahun. Mungkin karena saya bekerja beliau jadi agak khawatir untuk cepat-cepat pulang ke kampung. Ibu tidak pernah membeda-bedakan pelayanannya kepada kami anak atau menantunya. Walaupun kami tinggal terpisah satu dengan yang lain, tetapi nasehat-nasehatnya selalu menguatkan kami anak-anaknya dalam berkeluarga. Sekarang ibu sudah meninggalkan kami semua, tetapi kata-katanya selalu terngiang jelas di telinga saya, “Melek moto pasrahno kabeh lakumu marang Gusti Allah”, yang artinya “Bangun tidur serahkanlah kehidupanmu hari ini kepada Tuhan”

Ayat renungan hari ini mengatakan tentang ibu yang bijaksana yang selalu memberi pengajaran dan hikmat kepada anak-anaknya. Kita memiliki keluarga dalam hidup ini. Masing-masing memiliki peran yang baik dalam rumah tangga. Mungkin kita adalah seorang ayah atau seorang ibu dan memiliki anak-anak yang Tuhan telah percayakan kepada kita untuk membesarkan mereka di jalan Tuhan. Tanggung jawab ini tidaklah ringan. Terkadang terasa begitu berat, sehingga kita tidak sanggup untuk menjalankannya sendirian. Kita memerlukan hikmat dan kekuatan dari Tuhan. Kita perlu berdoa setiap hari, meminta Tuhan menuntun kita sebagai ayah atau ibu, memberikan kita kebijaksanaan. Agar kita sanggup mengajarkan hikmat yang berasal dari Tuhan kepada anak-anak kita. Inilah pekerjaan yang terindah bagi seorang ayah dan ibu.

Have a wonderful day !

Gunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini untuk bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.

Nikodemus

Kebaktian Rabu malam 24 Juni 2009 di gereja Kemang Pratama kali ini agak lain dari biasanya. Memang pada saat yang sama tengah berlangsung KKR Pemuda Wilayah 4 di gereja Jakasampurna. Kebaktian tetap berjalan tepat waktu. Pukul 19:30 Viastati memulai acara dengan mengundang jemaat bernyanyi dari Lagu Sion nomor 67, “Skarang Ku Pulang” dan dilanjutkan dengan doa pembukaan yang dilayangkan oleh Ibu Tina Wira. Lagu pujian malam ini dibawakan oleh Bapak Gilbert Sinaga yang diambil dari lagu yang berjudul “Hitung Satu-satu Berkatmu”. Pembahasan malam ini dibawakan oleh Bapak Mulana Simanjuntak yang diambil dari buku “Kerinduan Segala Zaman” pasal 17 yang berjudul “Nikodemus”. Nikodemus merupakan salah satu Sanhedrin. Sanhedrin (bahasa Ibrani: סנהדרין; bahasa Yunani: συνέδριον,[1] synedrion) adalah dewan dari 23 hakim yang ditunjuk di setiap kota di Tanah Israel.[2] Sanhedrin Agung adalah pengadilan tertinggi Israel kuno, dengan jumlah anggota sebesar 71 orang. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sanhedrin). Mereka adalah orang-orang yang terbaik dari bangsa Israel kuno. Sanhedrin pada saat ini seperti senator di Amerika Serikat atau anggota DPR di Indonesia.

Anggota-anggota Sanhedrin sangat fanatik terhadap agama. Mereka percaya bahwa seseorang diselamatkan karena memelihara hukum Taurat. Mereka menuruti hukum secara lahiriah dan bukan hati, tanpa filosofi. Mereka juga tidak menyambut Yesus. Namun Nikodemus, seorang Sanhedrin, mau datang mencari Yesus walaupun ia datang diam-diam pada malam hari. Dia mau berdialog dengan Yesus. Nikodemus adalah sesorang yang ingin mencari kebenaran. Pada waktu Yesus mengatakan, “harus dilahirkan kembali” Nikodemus mau mengajukan pertanyaan karena dia tidak mengerti apa yang Yesus maksudkan. Yesus mau Nikodemus berubah dan bertobat. Bukan sekedar pembaharuan rohani, dan pengetahuan secara teori, namun pembaharuan total. Pembaharuan dalam tabiat, yang merupakan pekerjaan Roh Kudus.

Yesus menginginkan penurutan, sama seperti ular tembaga yang dibuat oleh Musa untuk menyembuhkan bangsa Israel. Bukan ular tembaga yang menyembuhkan, namun penurutan untuk melihat ular tembaga itulah yang menyelamatkan bangsa Israel. Begitu juga dengan kita. Kita dituntut dalam penurutan, bukan secara lahiriah dan teori saja, namun penurutan total dalam tabiat. Oleh iman kita menerima rahmat Allah dan keselamatan datang dari Yesus. Kita tidak dapat bertobat dan berubah tanpa bantuan dari Roh Kudus. Ketika kita bertobat, maka oleh iman, Roh Kudus akan memberikan kehidupan baru. Mintalah kepada Roh Kudus dan pandanglah pada Yesus, itulah keselamatan yang sebenarnya. Bapak Mulana mengakhiri renungan yang baik pada malam ini.

Pada jam kesaksian, Bapak Gilbert Sinaga mengucapkan syukur pada Tuhan karena dikaruniai seorang putra pada tanggal 18 Juni 2009, dan anak serta ibunya dalam keadaan sehat. Kemudian jemaat membentuk kelompok 4-6 orang untuk melakukan doa syafaat. Pokok-pokok doa yang dilayangkan adalah KPA yang diselenggarakan, Family of the month - keluarga ibu Eri, rencana renovasi rumah bapak Mulana Simanjuntak, KKR yang sedang berlangsung, Bapak George Pelaupessy yang menurun kesehatannya, Bapak Karamoy yang sakit, wabah flu babi di Filipina – tempat sebagian anak-anak anggota jemaat bersekolah, rencana keberangkatan Pathfinder dan Pembina ke perkemahan di Malang, dan Family of the month keluarga Ibu Eri – khususnya suami dan anak-anak – yang siap dibaptis. Setelah doa syafaat, jemaat menutup kebaktian Rabu malam ini dengan menyanyikan “Bila Klak Bebas dari Kerjaku”, dan doa penutup dilayangkan oleh Bapak Mulana Simanjuntak.

Thursday, June 25, 2009

Kendalikan Amarah !

Efesus 4: 26 “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu”



Sebagai anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar, bersahabat dengan teman tetapi kemudian bertengkar dan berteman kembali adalah hal yang biasa terjadi. Waktu itu saya masih duduk di kelas 5 SD, saya bertengkar keras dengan teman saya. Yang membuat repot adalah teman saya ini melapor kepada kedua orangtuanya.”Apakah betul kemarin kamu bertengkar dengan temanmu?”, tanya guru di sekolah kepada saya keesokan harinya. “Memang betul pak ! Tapi kami sudah saling memaafkan kok… Kami hanya salah paham pak!”, jelas saya kepada pak guru. “Orangtua temanmu datang ke sini, mereka marah sekali dan ingin bertemu dengan kamu. Sebaiknya kamu jelaskan baik-baik apa masalahnya, agar mereka mengerti bahwa kalian sudah berdamai kembali. Ayo, ikut ke ruang saya untuk menemui mereka.”, kata pak guru menganjurkan. “Baik pak, saya akan lakukan apa yang bapak bilang tadi.”, jawab saya sambil berjalan pelan di sebelahnya.

Entah darimana datangnya, tiba-tiba saja ibu teman saya sudah berdiri di depan saya sementara tangannya melayang hendak menarik rambut saya. Untungnya, tangannya kalah cepat dari tangan pak guru sehingga saya terluput dari kemarahannya. “Maafkan saya tante…! Tetapi tolong tante dengar dulu penjelasan saya… di antara kami sudah tidak ada masalah lagi. Pak guru juga tadi melihat sendiri kami sudah bermain bersama kembali.”, kata saya mencoba menjelaskan. “Saya tidak mau tahu ! Saya hanya mau memperingatkan kamu, jangan coba-coba memusuhi anak saya ya!”, katanya sambil melotot dan pergi meninggalkan kami yang masih terheran-heran dengan sikapnya. Di saat yang tidak menyenangkan seperti ini, saya merasa beruntung memiliki orang tua saya yang bijaksana yang pernah menasehatkan saya, “Jangan gampang menyerah dan menangis jika sedang ada masalah atau jika ada yang mengganggu kalian. Jika kamu benar, pertahankan kebenaran itu. Tapi seandainya kalian bersalah kepada orang lain, akuilah dan mintalah maaf.”

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa apabila kita marah, jangan sampai kita berdosa saat kita marah. Kita harus padamkan amarah sebelum matahari terbenam. Kita adalah manusia yang berdosa, terkadang kita terpancing dan sulit menghindar dari rasa marah. Kemarahan bisa saja timbul karena rasa kecewa kita, kekesalan kita atau kesalah-pahaman kita dengan orang lain terhadap sesuatu hal. Terkadang amarah timbul sebelum kita menyadarinya. Kemarahan timbul karena kita merasa benar dan tidak bisa memaafkan orang lain yang berbuat salah. Amarah merugikan semua orang termasuk diri kita. Amarah membuat orang lain sakit hati. Kemarahan juga membuat kita tidak dapat menikmati hidup dengan baik, memendam panas membara di dalam hati yang dapat merugikan kita sendiri. Bila kemarahan timbul, kita berdoa dan minta tolong kepada Tuhan agar kita diberi kesanggupan memadamkan amarah dengan segera, tanpa menunggu lebih lama lagi. Tuhan akan menolong kita untuk mengendalikan amarah kita, agar kita jangan berdosa.

Have a peaceful day !

Bible Quiz di Acara Pemuda Advent

Jam sudah lewat dari pukul 17:00, ketika Acara Pemuda Advent pada Sabat 20 Juni 2009 dimulai. Sebagian dari partisipan PA baru saja selesai mengikuti rapat persiapan keberangkatan ke kampore yang akan diadakan di Malang minggu depan. Pratikno memimpin acara PA dan mengajak semua menyanyikan lagu buka “He's Able” dan dilanjutkan bacaan ayat inti dan doa oleh Sandy Silalahi. Karena waktu yang terbatas, acara PA kali ini tidak menampilkan lagu istimewa dan langsung dilanjutkan dengan acara inti yang dibawakan oleh Bapak Agustinus Silalahi, yaitu Bible Quiz.

Bapak Agustinus membawakan sebuah kuis untuk kelompok- kelompok yang sebelumnya telah dipilih, semua ada empat kelompok. Semua kelompok diminta untuk menjawab pertanyaan benar atau salah, dan mencari bukti dari ayat alkitab atas jawaban kelompok masing- masing. Tiap kelompok sangat antusias dengan acara yang dibawakan karena dikemas dengan menarik. Pertanyaan- pertanyaan yang dilontarkan juga cukup menarik, misalnya apakah boleh menjalin hubungan spesial dengan orang non- advent? Sayangnya karena waktu yang sempit, acara inti tersebut terpaksa dipercepat. Di akhir acara, Bapak Agustinus menyimpulkan bahwa saat kita membaca alkitab, kita berusaha untuk mengerti yang kita baca dan jangan hanya sekedar membaca saja. Kita dapat memperoleh pengertian dalam membaca alkitab, bila kita memulainya dengan berdoa memohon pertolongan Roh Kudus. Setelah itu, kita benar-benar memfokuskan diri membaca alkitab.


Renungan tutup sabat dibawakan oleh Bapak Joy Silaban yang mengingatkan kita cara mendapatkan hikmat. Renungan diambil dari dua ayat di kitab Amsal. Ayat pertama adalah Amsal 15:33 "Takut akan Tuhan adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan." Ayat di atas digambarkan dengan sebuah ilustrasi yang bercerita tentang pesan seorang ayah yang sebelum meninggal menyampaikan pesan kepada kedua orang anaknya agar bekerja dengan giat dan jangan dilihat matahari. Kedua anaknya memiliki persepsi yang berbeda- beda tentang pesan ini. Anak pertama beranggapan bahwa ia harus bekerja malam hari dan pulang pagi subuh. Namun hasil yang dia dapatkan sangat sedikit, dan hal itu membuatnya lelah. Berbeda dengan anak kedua yang bekerja pada pagi subuh dan pulang malam hari, keuntungan yang ia dapat berlimpah ruah, karena waktu melakukan aktifitas yang baik adalah siang hari. Ia sangat berhasil dalam pekerjaanya. Seringkali kita memiliki persepsi yang berbeda- beda mengenai suatu hal. Namun kita bisa memperoleh pengertian yang bijak bila kita datang dan meminta kepada Tuhan. Ayat kedua adalah Amsal 16:16 "Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak." Bapak Joy mengajak kita di sepanjang minggu bekerja mendatang untuk mendahulukan memperoleh hikmat dari Tuhan, karena itu yang paling berharga buat kita. Acara PA ditutup dengan doa oleh Bapak Joy. Setelah itu semua membuat lingkaran besar di dalam gereja dan mengucapkan “Selamat minggu bekerja ! Selamat belajar ! Selamat bermain ! Tuhan memberkati ! Amin !”

Wednesday, June 24, 2009

Menikmati dan Mensyukuri

Efesus 5:20 "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita."






Angin keras menerbangkan dedaunan yang sudah kuning dan kering karena jatuh dari pepohonan. Debu berterbangan dengan kencang membuat udara terasa menyesakkan dada. Kami baru saja melintasi jalur rel kereta api. ”Kalian nanti bisa lihat di sebelah kita pasti ada kereta api yang lewat.”, kata saya kepada anak-anak. “Mama betul, itu kereta apinya lewat !! Kereta api itu menuju kemana sih ma?”, tanya si sulung, “Oh…, itu menuju ke Kota. Biasanya kalau pagi penuh sekali, karena penumpangnya dari berbagai kalangan. Penumpangnya yang paling banyak adalah pelajar dan pegawai kantor.”, jelas saya. “Papa dulu ke sekolah naik kereta seperti itu loh…”, tiba-tiba suami saya turut berbicara. ”Ceileh..., papa bernostalgia nih…!”, kata anak-anak menggoda hampir bersamaan. ”Kalian tahu kapur tulis kan?”. ”Kapur putih yang digunakan untuk menulis di papan tulis kan?”, kata si sulung. “Iya betul !”, jawab papanya. “Terus, kenapa dengan kapur tulisnya pa?”,tanya si abang penuh minat. ”Jadi kalau selesai sekolah, papa bersama seorang teman papa mengumpulkan sisa kapur tulis tersebut. Biasanya bentuknya sudah kecil-kecil, jadi bisa di simpan di kantong celana dan pakaian.”, suami saya mulai bercerita dengan semangat. “Maksud papa, kapur itu mau dipakai untuk apa sih?” tanya mereka lagi tidak mengerti.

“Kapur itu papa gunakan untuk bermain bersama teman papa selama di dalam kereta. Iseng saja, sekedar melepaskan kejenuhan. Papa bersama teman papa melontarkannya dengan jari ke luar lewat jendela kereta, seperti menggunakan senapan, seru deh…! Buat mengisi waktu saja. Habis kalau tidak begitu rasanya bosan sekali, perjalanan pulang ke rumah terasa panjang. Lapar, panas, sempit, dan bau segala macam jadi terlupakan deh...”, kata suami saya tersenyum mengenang masa kecilnya. “Jadi istilah jaman sekarang, papa dan teman-teman bermain seperti itu untuk menghilangkan bété ! Hahaha..”, ujar dia lagi. “Ya ampun papa...! Kok bisa membuat ide permainan seperti itu sih…!”, kata si sulung tertawa geli. “Ha.. ha.. ha.. Jaman papa dulu semua kan masih serba sederhana, tidak seperti kalian sekarang segala fasilitas sudah ada. Transportasi sudah lebih mudah, permainan sudah lebih banyak, jadi tidak sesulit jaman papa dulu. Tapi papa sih senang-senang saja. Yang penting bisa menikmati dan melalui hari-hari dengan baik.”, jelas papanya sekilas mengenang masa kecilnya dulu. “Makanya, kalian semua harus bersyukur kepada Tuhan. Segala sesuatu sudah lebih mudah dan banyak pilihan sekarang. Selalu bersyukur dan bergembiralah dengan apa yang kalian miliki.”, kata saya menambahi.

Ayat renungan pagi ini mengatakan agar kita mengucapkan syukur selalu atas segala sesuatu. Di dalam hidup ini ada banyak hal yang sudah kita lalui dan yang sekarang sedang kita jalani. Tanpa disadari, begitu banyak pemberian dari Tuhan yang patut kita syukuri. Kita patut bersyukur atas kesempatan yang diberikan untuk menjalani hidup ini, bersyukur untuk keluarga yang kita miliki, untuk melihat setiap perubahan-perubahan yang baik yang sudah terjadi, untuk anak-anak yang bertumbuh besar dan pintar, untuk kesempatan berharga masih dapat berbicara dan menikmati hari-hari bersama keluarga. Bersyukur untuk semua yang indah, yang tidak dapat diukur dengan materi. Terkadang karena kesibukan yang menuntut kita setiap hari, kita melewatkan kesempatan untuk bersyukur atas semua kebaikan yang begitu melimpah yang kita terima dari Tuhan. Tuhan rindu dan dengan sabar menanti kita datang menghampiri Dia setiap hari untuk menyatakan sukacita kita. Tuhan ada di samping kita dan ingin mendengar kita menyampaikan syukur kepada-Nya untuk semua kesempatan-kesempatan indah dan berharga yang diberikan bagi kita. Mari kita datang kepada Tuhan, kita sampaikan rasa terima kasih dan syukur kita kepada-Nya di setiap kesempatan yang kita miliki.

God bless us every day !

Harga Sebuah Penyerahan

Tidak terasa triwulan kedua sudah hampir berakhir untuk tahun ini. Sabat 20 Juni 2009 adalah Sabat yang indah untuk seluruh anggota jemaat, karena semua akan turut serta dalam upacara Perjamuan Kudus. Friska Hutauruk membawakan cerita anak yang mengajarkan anak-anak untuk memiliki sikap bersabar dan memaafkan. Semua anak menikmati berkat melalui cerita itu dan kembali ke tempat duduk orang tua masing-masing. Paduan Suara Bakti Wanita Advent Kemang Pratama membawakan lagu “If The Saviour Stood Beside Me”. Lagu yang indah, mengajak jemaat untuk menyadari bahwa Yesus ada di samping kita setiap saat, sehingga perbuatan, perkataan dan pikiran kita akan selalu memuliakan Dia. Lagu yang merdu ini mempersiapkan jemaat untuk mendengar firman Tuhan yang dibawakan oleh Pendeta R.Y. Hutauruk berjudul “Harga Sebuah Penyerahan”.

Pendeta Hutauruk menyampaikan kisah tentang Zakeus yang begitu antusias untuk bertemu dengan Yesus. Zakeus pun memanjat sebuah pohon untuk dapat dijadikan tempat melihat Yesus yang banyak dibicarakan oleh seluruh orang. Zakeus menyadari keperluannya akan Juruselamat, dan bertobat dari semua perbuatannya yang tidak layak. Zakeus mau datang menghampiri dan menyerahkan dirinya kepada Yesus. Boleh jadi ada resiko-resiko yang dapat menghambat dia atau membuat dia ragu datang kepada Yesus seperti: Saya seorang pemungut cukai yang tidak jujur, apakah Yesus akan menerima saya?, apa kata tetangga saya nanti yang tahu persis kehidupan saya yang tidak baik ini?, apa saya akan dicemooh oleh orang banyak nanti?. Namun Zakeus tidak memperdulikan semua resiko-resiko itu. Dia mau datang untuk bertemu Yesus, karena dia sadari itulah yang terutama dia perlukan dan rindukan saat itu. Segala bentuk resiko yang mungkin terjadi secara pikiran manusia, tidak dia perdulikan. Ketika Yesus menghampiri dia dan menyatakan ingin datang ke rumahnya, hati Zakeus dipenuhi rasa syukur, dan dia menyatakan untuk meninggalkan perbuatan dia yang tidak layak dan mengganti semua kerugian yang dimiliki oleh orang-orang selama ini. Ketika Yesus menerima dia dengan kasih, tidak ada lagi yang dianggap lebih penting oleh Zakeus, selain memilih untuk tetap bersama Yesus di sepanjang sisa hidupnya.

Zakeus telah membuat penyerahan. Tapi saat itu banyak orang yang mengkritik dia dan mencibir masa lalunya. Pada saat kita menerima Yesus dalam hidup kita, banyak tantangan yang ada di sekitar kita. Namun jika kita mengasihi Yesus, maka kita tidak akan memperdulikan semua tantangan yang bersifat sementara itu. Zakeus tidak memperdulikan tantangan dan cibiran itu. Dia ingin mendapatkan keselamatan dan siap untuk menghadapi semua resiko. Bahkan Zakeus juga mengembalikan milik orang yang pernah dia rugikan dan memberikan hartanya bagi orang yang memerlukan. Pengorbanan yang Yesus telah berikan kepada kita di kayu salib adalah harga yang tidak dapat tergantikan oleh apapun. Pendeta Hutauruk mengajak kita untuk melakukan penyerahan kepada Yesus setiap hari dan melakukan yang Yesus kehendaki dalam hidup kita, apapun resiko yang akan menyertainya. Di akhir khotbahnya, Pendeta Hutauruk mengajak semua jemaat untuk merenungkan pengorbanan Yesus dan bersyukur untuk keselamatan yang kita peroleh melalui upacara Perjamuan Kudus. Puji Tuhan untuk firman yang indah pada Sabat ini !

Perjamuan Kudus Penuh Berkat

Pendeta R.Y. Hutauruk telah selesai menyampaikan firman pada hari Sabat 20 Juni. Jemaat bersiap mengikuti upacara perjamuan kudus. Satu per satu keluar ke halaman samping gereja untuk mengikuti acara pembasuhan kaki. Masing-masing menuju ke ruangan yang telah dipersiapkan, yaitu ruang kelas sekolah sabat anak dan halaman samping gereja. Mereka mengambil tempat duduk dan baskom yang telah dipersiapkan. Doa dilayangkan, dan mereka mulai saling membasuh kaki dan mengeringkan kaki dengan handuk yang telah disediakan. Diakon dan diakones sibuk melayani anggota jemaat dengan mengisi baskom-baskom yang telah dipakai dengan air yang bersih. Bapak Rizal Maringka memimpin lagu-lagu yang dinyanyikan sepanjang acara pembasuhan kaki.

Usai pembasuhan kaki, jemaat saling bersalaman satu dengan yang lain di dalam gereja sebagai tanda sukacita. Pendeta R.Y. Hutauruk memimpin upacara Perjamuan Kudus. Sementara Bapak Wilson Tobing, Bapak Sontani Purnama, Bapak Christian Siboro sebagai ketua jemaat saling bergantian membacakan ayat alkitab dan memimpin doa bertelut sebelum roti dan anggur perjamuan dibagikan. Diakones membuka tutup meja perjamuan. Pendeta Hutauruk memecah-mecahkan roti. Setelah itu diakon-diakon membagikan roti perjamuan kepada jemaat. Semua berdoa dengan khusuk sebelum memakan roti yang melambangkan tubuh Yesus. Pendeta Hutauruk kemudian menuangkan anggur ke dalam gelas-gelas yang disediakan. Kembali para diakon membagikan anggur perjamuan yang diterima dengan tertib oleh setiap jemaat. Jemaat berdoa, sebelum anggur yang melambangkan darah Kristus diminum. Setiap gelas kembali diambil oleh diakon dengan tertib. Acara perjamuan telah usai.

Ada satu kesaksian yang disampaikan oleh Ibu Etty Sukaryati yang bersyukur karena Tuhan akan mempersatukan putrinya Yudith dengan Dolvi dalam pernikahan kudus di hari Minggu 21 Juni 2009. Persembahan penyangkalan diri dikumpulkan, sebagai syukur kepada Tuhan atas semua berkat dan pimpinanNya bagi masing-masing keluarga. Pendeta Hutauruk menutup acara perjamuan suci dengan doa berkat bagi semua jemaat. Setelah itu semua saling bersalam-salaman satu dengan yang lain dan membentuk lingkaran yang besar di dalam gereja. Wajah berseri penuh sukacita kemudian bersama-sama mengucapkan “Selamat Sabat ! Tuhan memberkati ! Haleluyah ! Amin !”. Puji Tuhan untuk kesempatan indah menikmati acara Perjamuan Kudus penuh berkat di Sabat ini.

Tuesday, June 23, 2009

Kita Akan Mengerti

Amsal 2:9 “Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran bahkan setiap jalan yang baik.”




Embun pagi masih bertahan di atas dedaunan. Hari memang masih pagi, anak-anak semua masih tertidur lelap. Saya biarkan mereka tidur karena ini hari libur panjang mereka. Sementara berdiam diri, ada banyak hal yang terlintas di kepala. Hari-hari kemarin adalah hari-hari yang terberat dalam hidup saya, memerlukan usaha yang cukup keras untuk melupakan segala kepedihan yang terjadi. Tiba-tiba nada dering telepon berbunyi ! “Hallo…, selamat pagi..!!”, kata suara di seberang sana memecah kesunyian. “Selamat pagi juga, mau bicara dengan siapa?”, tanya saya lemah membalas sapaannya. “Hei…, ini aku ! Enggak kenal suaraku ya?”, sahutnya bercanda. “Sorry, masih pagi, jadi belum on nih. Mimpi apa kamu, sudah lama tidak terdengar tiba-tiba telepon ?”, balas saya. “Aku sebetulnya sudah telepon berkali-kali, tetapi enggak pernah ketemu kamu! Maaf ya…, aku terlambat. Aku mau sampaikan turut berdukacita. Aku tahu kamu pasti sedih sekali , tapi aku yakin kamu mampu menghadapinya…!”, katanya memberi semangat. “Ohh…, thank you. Tapi aku tidak sekuat yang kamu pikir. Kenangan-kenangan indah bersama papa terus berputar di kepalaku, perih sekali rasanya…”, jawab saya terbata-bata karena tak mampu menahan airmata yang terus menerus turun.

“Hei…, kamu ingat nggak ? Sewaktu aku kehilangan mamaku dulu, kamu yang kasih tahu bahwa semua kita pasti akan melalui masa sulit seperti ini. Tetapi kenapa sekarang kamu bicara seperti itu?”, suara di sana mengingatkan saya. “Memang sih…, kalau belum mengalami memang lebih mudah untuk berkata-kata. Tetapi ketika saya mengalami sendiri, sakitnya minta ampun…”, jawab saya membela diri. “I know…it’s ok. Aku tahu kamu begitu dekat dengan papamu. Tetapi justru sekarang kamu harus segera melupakannya supaya kamu jangan semakin larut dalam kesedihan. Kenangan memang selalu indah untuk diingat, tetapi tidak untuk disesali dan ditangisi !”, katanya berfilosofi. ”Kenyataannya tidak semudah itu, ada banyak cerita tentang papa… Kamu masih ingat kan komentar papaku ketika kamu kasih aku oleh-oleh durian botak saat pulang kerja dulu?”, tanya saya mengingatkan peristiwa lalu saat dia memberikan oleh-oleh buah durian yang duri-durinya sudah dipangkas bersih, sehingga terlihat botak. “Tentu saja aku ingat itu ! Kalau enggak salah waktu itu si om bilang : ya ampun kok ada durian yang botak, ditanam di mana ya?”, jawab dia disertai tawanya yang renyah. Sayapun jadi ikut tertawa . “Yah itu memang hanya sebagian kecil hal-hal yang indah yang bisa kita ingat tentang papamu. Sebagai sahabat aku ingin mengingatkan bahwa kita semua pasti akan kehilangan orang-orang yang kita cintai, itu yang harus kita sadari. Oleh karena itu jangan terlalu lama bersedih. Yang penting kamu banyak berdoa, Tuhan akan membantu meringankan bebanmu.”, katanya mengingatkan saya lagi. Saya bersyukur untuk sahabat, teman, keluarga yang mengelilingi saya untuk membantu melewati masa sulit ini.

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa kita akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran bahkan setiap jalan yang baik. Dalam hidup ini terkadang kita tidak tahu bagaimana rasanya satu peristiwa, sampai kita mengalami hal itu sendiri. Terkadang kita tidak mengerti, mengapa dan untuk apa kita melalui satu peristiwa yang pedih, berpisah dengan orang yang kita kasihi. Tetapi ketika kita mengalaminya, kita baru mengerti dan melihat alasannya secara jelas. Tuhan memberikan kita hikmat dan pengetahuan untuk setiap peristiwa yang kita lalui, agar kita boleh mengerti tentang kebenaran. Tuhan mengijinkan kita menghadapi peristiwa pedih, berpisah dengan yang kita kasihi, untuk mengajarkan kita bahwa semua ini adalah akibat dari dosa yang mesti dihadapi setiap manusia. Namun melalui peristiwa yang sama, Tuhan juga mengajarkan kita untuk percaya dan berharap kepada janji-Nya bahwa satu saat nanti kita akan bertemu kembali dengan orang yang kita kasihi. Melalui semua peristiwa yang kita lalui, ada hikmat yang Tuhan ajarkan agar kita mengerti.

Have a good day !

Gunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini untuk membagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.

Persekutuan Pemimpin Diskusi Sekolah Sabat

Hari Jumat 19 Juni, acara Vesper baru saja usai pukul 20:30 malam. Para pemimpin diskusi pelajaran Sekolah Sabat dari tiap UKSS dan juga peminat diskusi berkumpul untuk mengikuti persekutuan pemimpin diskusi Sekolah Sabat. Bapak Sulasta mengawali diskusi dengan memberikan beberapa poin penting dari pelajaran Sekolah Sabat yang berjudul “Komunitas”. Setelah beberapa poin penting dibahas, tiba saat untuk memberikan tambahan keterangan atau pertanyaan dari sesama pemimpin diskusi. Bapak Munas Tambunan memberi beberapa keterangan tambahan. Pendeta R.Y. Hutauruk menyampaikan bahwa gereja adalah satu komunitas dan kita patut saling memperhatikan kebutuhan anggota komunitas satu dengan yang lainnya. Itu sebabnya penting untuk kita berpartisipasi dalam setiap kegiatan perlawatan. Mereka yang tidak hadir di gereja membutuhkan perhatian dari sesama anggota komunitas gereja.

Bapak Willy Wuisan menyampaikan apa yang dia sudah terapkan selama ini,yaitu mengirim pesan singkat / sms kepada anggota-anggota gereja yang tidak hadir. Kalau tidak bisa bertemu langsung, maka pesan singkat yang diterima ini bisa menjadi bentuk perlawatan kepada anggota-anggota gereja. Bapak Ramlan Sormin menambahkan bahwa dalam satu komunitas, anggota-anggotanya memiliki tujuan yang sama. Mereka senang untuk berbagi kepada anggotanya, semua saling memperhatikan dan berusaha mencukupi keperluan anggota. Dengan memperhatikan kebutuhan dan kelemahan anggotanya, maka komunitas itu akan bergerak dengan dinamis untuk mencapai tujuannya. Dalam sebuah komunitas tidak boleh melakukan pembedaan satu dengan yang lain, hal ini dapat membahayakan persatuan satu komunitas, oleh karenanya hal ini harus dihindarkan. Ibu Shally Tambunan juga memberikan tambahan bahwa kita harus terus belajar menunjukkan sikap kristiani agar orang diluar kita dapat merasakan kasih Yesus bagi mereka. Diskusi pelajaran yang baik berjalan hampir 1 jam. Bapak Sulasta menutup diskusi malam itu dan doa tutup dilayangkan.

Persiapan Perjamuan Suci

Acara Vesper pada hari Jumat 19 Juni baru saja selesai. Di luar gereja, para anggota diakon dan diakones berkumpul dan mempersiapkan untuk jalannya upacara Perjamuan Suci pada Sabat pagi keesokan hari. Bapak Joko Prasetyo, Tikno, Robert Rihihina dan Daniel mempersiapkan meja perjamuan yang akan dipakai. Meja diangkat ke depan mimbar dan diletakkan dengan rapih. Kursi-kursi plastik warna merah diangkat dari dalam ruang-ruang kelas sekolah sabat anak dan diatur di halaman samping gereja. Kursi ini juga diatur di dalam ruang-ruang kelas sekolah sabat anak. Di kedua tempat ini acara pembasuhan kaki akan dilaksanakan.

Bapak Joko, Robert, Daniel, Doddy Manurung dibantu oleh Rizal Maringka mempersiapkan baskom-baskom yang akan dipakai dan mengisi satu persatu dengan air dari ember yang telah diisi sebelumnya. Baskom itu satu per satu diletakkan di bawah setiap kursi. Ibu Ully Tambunan dan Ibu Tina Wira mempersiapkan handuk-handuk dan meletakkan di setiap kursi. Mereka juga menutup meja dengan taplak putih yang telah dipersiapkan. Semua perlengkapan pembasuhan kaki dan perjamuan telah dipersiapkan di tempat masing-masing. Jam sudah menujukkan pukul 22:00 malam, para diakon dan diakones pun pulang dengan sukacita.

Diskusi Pelajaran Sekolah Sabat "Komunitas"

Hari Sabat 20 Juni 2009, jemaat memasuki jam pelajaran sekolah sabat. Tiap-tiap Unit Kerja Sekolah Sabat (UKSS) memulai diskusi pelajaran Sekolah Sabat. Di UKSS Kemang Pratama 1, 3 dan Rawa Lumbu, Bapak Jeff Eman memimpin diskusi pelajaran yang berjudul “Komunitas”. Bapak Jeff memulai dengan kisah pendirian menara Babel. Mereka ingin membentuk masyarakat di satu tempat. Hal ini bertentangan dengan yang Tuhan kehendaki. Tuhan menghendaki manusia itu pergi ke segala penjuru bumi. Jamesson Silitonga menambahkan bahwa itu berarti Tuhan menginginkan manusia sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial maka sepatutnya kita berbaur dengan komunitas dimana kita berada. Di dalam komunitas itu kita perlu memperhatikan satu dengan yang lain. Bapak Hendra Tampubolon mengatakan komunitas itu baik selama Tuhan menjadi pemimpin dalam perkumpulan itu. Ibu Tina Wira sepakat dengan apa yang Bapak Hendra katakan, seraya menambahkan agar kita dapat membagikan kasih Yesus dimana kita berada. Bapak Willy Wuisan menambahkan bahwa kita harus menjaga kesatuan dalam komunitas, memperhatikan yang lemah, dan tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain. Sifat ekslusif harus dihindarkan agar komunitas tetap bersatu. Bapak Jeff mengangkat satu diskusi tentang bagaimana kita membaur dengan komunitas lain. Tiap-tiap anggota UKSS memberikan tanggapan secara aktif kepada topik diskusi ini.

Di UKSS Pemuda-Pemudi, Vira Chandra memimpin diskusi. Ada satu pertanyaan menarik yang dilontarkan oleh William, yang berasal dari pertanyaan seorang sahabatnya. Bapak Viertin Tobing menjawab dengan mengatakan bahwa pemilik komunitas kita adalah Tuhan. Allah memiliki tujuan untuk perkumpulan kita. Kita harus setia kepada tujuan itu dan saling bersatu untuk mencapai tujuan yang Allah kehendaki melalui komunitas kita. Kita perlu melayani dengan tulus dalam komunitas yang Tuhan bentuk ini. William, yang berasal dari Filipina ini, memberikan contoh tentang satu komunitas kristen di Filipina yag hanya mementingkan keseragaman dalam komunitas, tapi tidak menonjolkan Yesus dalam kesehariannya, membuat semua menjadi tidak berarti. Bapak Lianto Napitupulu menambahkan bahwa di dalam komunitas ada banyak talenta yang berbeda, Tuhan menginginkan kita menggunakan talenta itu untuk saling melengkapi.

Sementara itu di UKSS Galaxy, Bapak Jerry Manurung yang memimpin diskusi mengatakan agar kita semua boleh menjadi anggota gereja yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dengan kasih Yesus pemimpin kita. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10:10 pagi, diskusi sekolah sabat di tiap-tiap UKSS berakhir dan ditutup dengan doa. Semua penuh dengan sukacita mendapatkan pelajaran yang baik yang dapat diterapkan untuk menjadi anggota komunitas kristiani yang baik sesuai yang Tuhan kehendaki.