Monday, August 31, 2009

Untuk Siapa Semua Itu ?

Lukas 12: 21 “Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil daripadamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti ?”



Di dunia ini kesuksesan dan kemakmuran seseorang umumnya diukur dengan kemampuan pekerjaan dan besar kecilnya penghasilan. Untuk mencapai hal hal itu, acap kali orangtua menasehati agar kita mengatur dan merencanakan masa depan kita sedini mungkin. “Anak-anak, kalian harus rajin belajar ya, supaya nanti kalau sudah besar bisa menjadi orang-orang yang sukses.”, kata mama yang sering terdengar setiap harinya ketika saya dan kakak saya sibuk bermain di rumah gantinya mengerjakan PR dari sekolah. “Iya mama, entar lagi deh kita kerjain PR nya…, lagi tanggung nih main game-nya…!”, jawab kami meminta ijin bermain. Seiring berjalannya waktu kami pun berhasil menamatkan pendidikan hingga ke bangku kuliah dengan hasil yang cukup baik. “Wah, senangnya ! Akhirnya kita bisa tamat juga ya dek..!,” kata kakak saya pada hari penamatan kami. “Iya kak, ini semua juga berkat doa-doa dan nasihat mama dan papa sejak kita masih kecil.”, kata saya menambahkan. Tetapi nyatanya pembelajaran masih belum berhenti di sana. Setelah tamat kuliah seperti kebanyakan orang lainnya, kami pun sibuk mencari dan memilih pekerjaan dengan harapan untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan kemampuan kami.

“Waduh, ternyata hari gini cari kerjaan susah juga ya ma ! Apalagi yang bisa libur di hari Sabat. Mama doain kita yah…”, kata saya mengeluh. “ Iya, mama dan papa pasti akan doakan kalian. Tetapi kalian harus selalu ingat untuk mengutamakan Tuhan dan hari Sabat dalam mencari pekerjaan. Pasti Tuhan akan buka jalan.”, kata mama di satu siang. Dengan pertolongan Tuhan, kami pun berhasil untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan libur pada hari Sabat. Namun dengan berjalannya waktu dan kesibukan sehari-hari, masing-masing kami menjadi terlalu sibuk dan bahkan terkadang terburu-buru dalam menyediakan waktu untuk bersama Tuhan pada waktu renungan pagi. “Ingat ya, pekerjaan dan kesuksesan itu adalah pemberian dari Tuhan. Jadi sesibuk apa pun kita harus mengutamakan Tuhan.”, kata mama dan papa mengingatkan kami kembali. “Iya ya ma, kita jadi malu. Kalau kerja di kantor kita bisa dengan semangat dan giat, bahkan sampai bekerja lembur hampir setiap hari. Sedangkan waktu untuk Tuhan sering kali terburu-buru.” Nah itu benar sekali. Jangan sampai kita giat bekerja di dunia ini, tetapi kehilangan kesempatan untuk bekerja di ladang Tuhan.”, kata papa menambahkan saat kami berkumpul untuk renungan malam.

Ayat renungan pagi kita mengingatkan orang yang hanya focus mengumpulkan harta dunia adalah orang bodoh, karena semua itu akan berlalu. C.S. Lewis dalam bukunya yang berjudul "The Screwtape Letters" mengungkapkan, “Kesuksesan dan kemakmuran mengikat manusia kepada dunia". Manusia merasa mengejar kesuksesan dan kemakmuran sebagai suatu proses dalam hidup untuk menemukan tempatnya di dalam dunia. Padahal sebenarnya dunialah yang sering mencuri tempat didalam hatinya. Pemazmur mengatakan usia manusia mencapai 70 tahun, dan jika kuat bisa mencapai 80 tahun. Tetapi apabila malam ini kita berhenti bernapas, dan meninggalkan dunia ini, pertanyaan yang baik untuk kita renungkan adalah “Apakah yang sudah saya sediakan, untuk siapakah itu nanti…?”. Sudahkah kita kumpulkan harta kita di surga dimana tidak ada pencuri yang akan mencuri, ataupun ngengat yang akan memusnahkannya? Marilah kita juga giat bekerja di ladang Tuhan dan menyediakan waktu khusus untuk berjalan bersama-Nya setiap hari.

Let us spread His words every day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Membina Keluarga Bahagia - I

Hari Minggu tanggal 30 Agustus 2009 merupakan hari pertama Kebaktian Kebangunan Rohani yang diselenggarakan oleh jemaat-jemaat yang tergabung dalam wilayah 4, Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya. KKR ini berlangsung setiap malam pukul 18:30 di GMAHK Kemang Pratama mulai tanggal 30 Agustus - sampai tanggal 3 September 2009 dan kemudian akan dilanjutkan dengan KKR Akbar yang akan diselenggarakan di Jakarta International Expo – Kemayoran dari tanggal 4 – 12 September 2009 dengan pembicara Pendeta Mark Finley.

Mulai pukul 18:00 sore, anggota-anggota gereja mulai berdatangan untuk mengikuti acara perbaktian KKR yang diselenggarakan di Gereja Jemaat Kemang Pratama, Bekasi. Tidak ketinggalan para anggota juga membawa tamu-tamu dari KPA masing-masing. Di gereja, mereka disambut oleh Friska, Daniel, dan beberapa remaja dari wilayah 4 sebagai penerima tamu. Tepat pukul 19:00 acara dimulai dengan song service dipimpin oleh Leonard dan Natalia. Setelah menyanyikan 4 lagu pujian, MC Anwar Hutabarat membuka acara dan sebagai lagu buka “Kusiapkan Hatiku Tuhan” pun dinyanyikan. Pdt. R.Y. Hutauruk melayangkan doa buka. “SetiaMu Tuhanku” adalah judul lagu pujian pertama yang dibawakan oleh jemaat Bukit Sion. Kemudian bapak Christian Siboro memperkenalkan pembicara pada KKR ini, yaitu Pendeta Johny Lubis dan Ibu Poppy Lubis.

Acara seminar rumah tangga dibawakan oleh Poppy Lubis dan Pendeta Johny Lubis yang berjudul “Membina Keluarga Yang Bahagia bagian I”. Dalam pembahasan ini, dibahas tiga cara mengatakan “I Love You”.

1. Visual, memperhatikan warna pakaian yang dipakai istrinya dan seorang istri yang visual menjaga rumahnya selalu tampak asri sebagai bukti pernyataan kasih.

2. Audible, di dalam Kidung Agung 2:14 “..., perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu ...". Istri yang audible mendengarkan suami yang bercakap-cakap dengannya, demikian juga sebaliknya dengan suami.


3. Kinestetik, di dalam Kidung Agung 2:6 “Tangan kirinya ada di bawah kepalaku, tangan kanannya memeluk aku.”. Pria kinestetik senang memegang tangan pasangannya saat mereka berjalan, wanita yang kinestetik selalu ingin dipeluk dan dimanja.

Kita semua dianjurkan mengucapkan “I Love You” tujuh sampai delapan kali sehari untuk mengurangi percekcokan di rumah. Kepada sepasang suami istri keluarga Siburian dari Bukit Sion, Poppy menanyakan berapa sering mereka mengucapkan kata “I Love You.” Ibu Siburian menjawab terakhir dia mendengar saat ulang tahunya beberapa bulan yang lalu. "Wah sudah cukup lama juga ya.", kata Pendeta Lubis sambil tersenyum lebar diikuti tawa oleh yang hadiri. Ketika pertanyaan yang sama ditanyakan ibu Poppy kepada Bapak Siburian, beliau menjawab bahwa istrinya setiap hari mengucapkan "I Love You" kepadanya. Jemaat yang hadir tergelak tawa mendengar jawaban yang tulus ini. Lebih lanjut ibu Poppy mengatakan bahwa setiap orang itu berbeda dan masing-masing ingin mengasihi dan dikasihi sesuai dengan yang diinginkannya.

Bagaimana setiap orang dapat menyesuaikan diri dengan keinginan orang lain? Pertama, kita harus kenali diri kita dan pasangan kita. Kedua, belajar menerima perbedaan. Dalam Mazmur 139 :15-16, “Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” Satu hal mengapa kita harus menerima pasangan apa adanya karena Allah menciptakan manusia dengan sempurna. Seminar rumah tangga yang dibawakan dengan kompak dan segar oleh Ibu Poppy dan Pendeta Lubis, mengundang sukacita di hati semua yang hadir. Jangan ketinggalan untuk ikut langsung mendengarkan dengan seminar Rumah Tangga yang baik ini setiap malam. Mari kita hadir malam ini di KKR Wilayah 4 di GMAHK Kemang Pratama ! Kita ajak keluarga dan sahabat kita datang ke KKR ini malam ini mulai pukul 18:30 !

Sumber Pengharapan

Pendeta Johny Lubis dan Ibu Poppy Lubis baru mengakhiri seminar rumah tangga. Acara selanjutnya adalah lagu pujian yang kedua “Sungguh Besar Kau Allahku” yang dinyanyikan dengan merdu dan kompak oleh jemaat Bukit Sion. Sementara lagu dinyanyikan, para diakon memungut persembahan, kemudian doa persembahan dibawakan oleh Pdt. Simanjuntak. Jemaat diundang oleh song leader untuk menyanyikan lagu tema “Kita Punya Satu Pengharapan”. Puncak acara KKR malam ini adalah khotbah yang dibawakan oleh Pdt. Johny Lubis. Judul pembahasan malam ini adalah “Sumber Pengharapan”.

Dunia sedang dilanda problema masalah. Setiap orang pasti memiliki masalah. Pendeta Lubis mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya. “Siapa yang pada malam ini tidak punya masalah, harap maju ke depan. Saya akan berikan uang ini kepada yang hadir malam ini !”, kata Pendeta Lubis sambil tersenyum lebar di awal khotbahnya. Serentak semua yang hadir tertawa, karena menyadari tidak mungkin mereka dapat uang itu karena semua mereka bermasalah. Pendeta Lubis bercerita ketika satu kali dia berkhotbah di hadapan orang banyak di satu negara. Dia memberikan tantangan yang sama. Beberapa lembar uang dollar dia keluarkan. Tidak ada satu orang yang maju. Ketika Pendeta Lubis memasukkan kembali uangnya ke dompet, tiba-tiba seorang bapak maju ke depan dan mengatakan “Pastor, I do not have any problem in my life ! Now, give me that money please...”. Pendeta Lubis terkejut dengan jawaban ini, sambil agak khawatir karena uangnya terpaksa harus dia serahkan kepada orang ini.

Merasa tidak yakin orang ini tidak mempunya masalah, Pendeta Lubis mulai bertanya satu per satu kepada orang ini, apakah dia punya masalah keluarga, masalah keuangan, masalah kesehatan seperti jantung, ginjal dan banyak lagi. Tetapi orang ini dengan ringan menjawab semua pertanyaan dengan berkata bahwa dia tidak punya masalah-masalah itu. Hampir kehabisan pertanyaan, akhirnya Pendeta Lubis melihat orang ini memakai kacamata. Pendeta Lubis meminta dia melepaskan kacamatanya dan membaca satu ayat yang tertulis di Alkitab. Bapak ini kesulitan membaca ayat itu tanpa kacamata ! Kelihatannya dia memiliki satu masalah, yaitu tidak dapat membaca tanpa kacamata. Dia akhirnya menyerah. Dia kehilangan kesempatan memperoleh uang dari Pendeta Lubis, karena ternyata ia juga bermasalah ! Semua yang hadir tergelak tawa mendengar kesaksian yang segar dan nyata dari Pendeta Lubis. Semua orang pasti memiliki masalah, tidak terkecuali.

“Namun walaupun kita memiliki masalah, kita punya pengharapan. Kitab suci adalah terang besar untuk menolong kita akan kebenaran memberikan pengharapan walaupun kita telah melakukan banyak kesalahan dahulu. Alkitab harus dipelajari setiap hari sama seperti tubuh membutuhkan makanan setiap hari. Alkitab tidak bisa dilenyapkan oleh virus dosa. Walaupun seluruh alam dan manusia telah rusak oleh virus dosa, namun Yesus dapat memulihkannya. Alkitab adalah surat cinta Allah.”, lanjut Pendeta Lubis. “Ada banyak janji-janji yang bisa kita tuntut. Alkitab merupakan pernyataan Allah dan catatan sejarah. Alkitab bukan merupakan suatu fiksi. Kembali kita perlu membaca alkitab setiap hari. Kita akan merasa keemasan sinar matahari, dan embun yang sejuk kalau kita membaca alkitab setiap hari.”, terang Pendeta Lubis kepada semua yang hadir.

“Kita harus mengambil waktu untuk membaca firman Tuhan seperti dikatakan didalam Mazmur 119:105 ‘Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.’ Dengan belajar alkitab setiap hari, kita akan menerima terang dari Allah. Alkitab akan memberikan perubahan dalam kehidupan yang penuh problema. Alkitab adalah buku yang ajaib pelita bagi kita, lampu yang penting dalam situasi kegelapan.”, jelas Pendeta Lubis tentang manfaat yang akan diperoleh dari Alkitab. Mengakhiri khotbahnya yang baik malam ini, Pendeta Lubis mengajak semua yang hadir untuk menerima pengharapan yang hidup dari Tuhan. Pengharapan itu ada di dalam alkitab. Kita diajak untuk membuka setiap hari, membaca alkitab dan merenungkannya. Maka kita akan berbahagia dengan pengharapan yang kita peroleh. Pdt. Lubis menutup acara KKR dengan doa. MC Anwar Hutabarat membawakan pengumuman dan menghimbau jemaat yang hadir untuk hadir lagi besok. Jemaat pun keluar secara teratur.

Anda mau menerima berkat firman Tuhan ? Mari kita ajak keluarga dan sahabat kita untuk hadir di KKR Wilayah 4 malam ini di GMAHK Kemang Pratama. Jangan ketinggalan menerima sukacita pengharapan hari ini !

Belajar Tentang Daud dan Kebersihan Tubuh

Sementara KKR Wilayah 4 tengah berjalan di dalam gereja Kemang Pratama pada hari Minggu 30 Agustus 2009, anak-anak yang hadir di KKR mendapat pelayanan firman Tuhan khusus di ruang kelas anak-anak. Tampak wajah-wajah yang berseri-seri dan riang memasuki kelas yang berada di samping gereja. Kelas anak-anak di hari pertama KKR ini dikoordinir oleh jemaat Tumoutou, Bekasi. Kelas dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok anak-anak taman kanak-kanak, kelompok anak-anak kelas 1 – 3 SD dan kelompok anak-anak kelas 4-5 SD. Di kelompok kelas taman kanak-kanak ini, Jessica Walean membawakan acara yang menarik. Ada 16 anak yang mengikuti kelas ini. Mereka mendengarkan cerita tentang keberanian Daud sewaktu mengalahkan Goliat. Anak-anak juga belajar tentang bagaimana menjaga kesehatan rambut, muka, tangan dan kaki.

Ibu Panembuan, istri dari Pendeta muda Ronny Panembunan, memimpin kelompok kelas 1 – 3 SD di salah satu ruangan. Ada 14 orang anak yang hadir di kelas ini. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok yang harus membaca cerita Daud dari Alkitab dan ketua kelompok diminta untuk menceritakannya di depan kelas tanpa melihat Alkitab. Felix, Vernon, Davin dan Grace yang duduk dikelas 3 SD ternyata dapat menceritakan kisah keberanian Daud dengan sangat baik. Mereka juga belajar untuk menjaga kebersihan tubuh.

Suasana yang ramai terdengar dari kelompok kelas 3 -5 SD. Kelas ini dipimpin oleh Joshua Sihotang. Terlihat sekitar 13 orang anak dengan sangat antusias mengikuti petunjuk dari kak Joshua yang meminta anak-anak membentuk kelompok yang harus memperagakan cerita keberanian Daud sewaktu mengalahkan Goliat dalam bentuk drama. Mereka juga belajar tentang cara mencuci tangan yang benar juga belajar lagu baru yang terdapat dalam Amsal 20:11. Dan satu per satu mereka menunjukkan kebersihan tangan mereka. Semua ikut merasakan kegembiraan belajar tentang Daud dan kebersihan tubuh pada malam ini. Mari kita ajak anak-anak kita hadir juga dalam KKR wilayah 4 di GMAHK Kemang Pratama malam ini. Anak-anak kita akan mendapat berkat khusus di kelas-kelas yang telah dipersiapkan khusus bagi mereka. Jangan tertinggal permata-permata hati kita untuk hadir menerima sukacita pengharapan sepanjang KKR ini !

Evaluasi Panitia KKR Malam Pertama

Kebaktian Kebangunan Rohani Wilayah 4 pada hari Minggu 30 Agustus 2009 berakhir pukul 21:00 lebih. Bapak Christian Siboro, ketua panitia KKR mengadakan evaluasi malam pertama KKR bersama seluruh panitia. Bapak Anwar Hutabarat menyampaikan bahwa malam ini tercatat jumlah tamu yang hadir pada malam pertama ini adalah 31 orang . Ini masih jauh dari jumlah 150 orang yang ditargetkan. Ada beberapa hal yang disampaikan oleh gembala jemaat yang menjadi faktor penghalang kedatangan tamu-tamu ini. Bapak Anwar mengusulkan agar setiap jemaat lebih giat lagi di malam berikutnya mengajak tamu-tamu yang telah direncanakan untuk hadir. Bapak Christian menghimbau agar masing-masing yang bertanggung jawab di jemaat menghubungi tamu-tamu ini agar dapat hadir. Perlu dihimbau para anggota-anggota jemaat agar hadir di setiap malam KKR ini. Kehadiran di malam pertama masih di bawah harapan kehadiran yang telah direncanakan.

Bapak Ramlan Sormin mengusulkan agar setiap gembala mencatat nama-nama dari setiap setiap tamu yang telah direncanakan untuk hadir dalam satu buku. Ada 150 orang tamu yang telah direncanakan hadir, berarti ada 150 nama yang perlu dicatat dan dilihat kehadirannya setiap malam. Nantinya dengan catatan yang berisi nama-nama calon tamu ini, gembala akan lebih mudah untuk melihat siapa-siapa saja yang tidak datang setiap malam, kemudian merencanakan perlawatan bagi mereka keesokan harinya, agar pada malam berikutnya mereka bisa hadir. Tanpa nama-nama yang tertulis dengan jelas, agak sulit untuk memonitor kehadiran tamu-tamu. Diharapkan dengan sistem ini, tamu-tamu dari malam ke malam dapat ditingkatkan terus. Di samping itu nama-nama tamu yang tidak hadir juga dapat didoakan secara khusus oleh tim doa, agar mereka dapat hadir di malam berikutnya. Usulan ini disepakati oleh panitia untuk dijalankan oleh setiap gembala setiap hari, dan pada setiap malam evaluasi setiap gembala akan menyampaikan statusnya kepada panitia.

Salah satu anggota panitia memberi masukan agar Master of Ceremony lebih bersemangat dalam memimpin acara. Ajakan-ajakan dengan kalimat yang membangkitkan motivasi perlu disuarakan sebelum dan sesudah firman Tuhan disampaikan. Kepada setiap MC yang akan bertugas di malam berikut, hal ini akan disampaikan untuk mereka lakukan di setiap malam. Bapak Gilbert Sinaga mengusulkan agar lagu-lagu yang ditayangkan di layar LCD dipersiapkan lebih baik lagi, agar kebaktian dapat berjalan dengan lancar. Panitia akan menghubungi Gomgom Tampubolon untuk mempersiapkan ini.

Bapak David Tampubolon memberikan masukan bila balkon di atas telah dipenuhi oleh tamu dan anggota jemaat, maka ruang gerak dari pembicara perlu diperhatikan agar dapat terlihat oleh mereka yang duduk di atas. Bapak Gilbert Sinaga kembali mengingatkan agar mereka yang mengambil bagian menyanyi agar dapat hadir lebih awal, yaitu pukul 18:00 agar dapat mencek sound system yang diperlukan. Bapak Gilbert juga mengusulkan agar posisi standing mic bisa digeser, setelah paduan suara jemaat selesai menyanyi, agar ruang gerak pembicara bisa lebih luas. Semua masukan yang baik akan diterapkan pada malam berikutnya agar KKR dapat berjalan dengan lebih baik. Evalusi malam ini diakhiri dengan doa tutup.

Ayo Ajak Sahabat Kita Hadir di KKR Malam Ini !


Senin 31 Agustus 2009 malam ini adalah hari kedua KKR Wilayah 4. KKR yang berlangsung di GMAHK Kemang Pratama ini diisi oleh pembicara seminar rumah tangga yaitu Ibu Poppy Lubis dan Pendeta Johny Lubis. Acara seminar selalu dibawakan dengan segar oleh kedua pasangan ini dan membuat hadirin lebih memahami cara-cara memelihara rumah tangga agar tetap bahagia. Senin malam ini seminar rumah tangga berjudul "Membina Keluarga Bahagia - Bagian ke 2" akan dibawakan oleh Ibu Poppy dan Pendeta Johny Lubis. Setelah itu, Pendeta Johny Lubis akan melanjutkan dengan membawakan pekabaran yang memberi pengharapan baru bagi setiap yang hadir. "Harapan Hidup Kekal" adalah judul pengharapan yang akan kita terima pada malam ini. Pendeta Lubis membawakan firman dengan segar dan khas, semua yang hadir akan pulang dengan membawa berkat yang limpah dari Pendeta Lubis dan istri.

Anda juga dapat menikmati sajian lagu-lagu istimewa yang mengangkat kerohanian. Untuk anak-anak kita, mereka akan mendapat pelayanan firman Tuhan dan aktifitas yang menarik setiap malam yang disiapkan khusus oleh guru-guru sekolah sabat. Jangan lewatkan kesempatan indah menikmati firman Tuhan malam ini. Hadirlah bersama keluarga dan sahabat anda pada pukul 18:30 tepat di GMAHK Kemang Pratama ! Alamat GMAHK Kemang Pratama : Jalan Kemang Wijaya Kusuma Raya, Blok BY 3, Kemang Pratama 5, Bekasi.

Ibu Poppy Lubis : "One Bible, One Baptism !"

Hari Sabat 29 Agustus 2009, sinar matahari yang hangat dan udara sejuk mengisi setiap sudut halaman Gedung Sartika, Bekasi. Pagi itu jam menunjukkan pukul 8:15 pagi, ruangan utama di dalam gedung sudah mulai terisi oleh wajah-wajah yang berbahagia dari pelbagai anggota jemaat dari Wilayah 4 Konferens DKI Jakarta, yang terdiri dari Jaka Sampurna, Kemang Pratama, Narogong, Vila Nusa Indah, Bukit Sion,Tumou Tou Bekasi dan Bojong Menteng. Hari ini adalah Sabat gabungan untuk Wilayah 4 yang diadakan untuk memberi dorongan dan semangat bagi semua anggota jemaat untuk giat dalam penginjilan dan menyongsong KKR wilayah dan KKR “Hope For Indonesia”. Tema yang dipilih oleh panitia untuk Sabat gabungan ini adalah “Menangis Bila Tidak Menginjil”. Pdtm. Linton Hutagaol menyambut semua yang telah datang dari depan mimbar.

Diskusi Sekolah Sabat dipimpin oleh Pdtm. R. Panambunan. Diskusi berjalan dengan baik selama 30 menit dan diakhiri dengan kesimpulan pelajaran Sekolah Sabat dan dorongan bagi UKSS yang dibawakan oleh Pdt. R.Y. Hutauruk. Pendeta Hutauruk membagikan pengalaman UKSS di Kemang Pratama. Sebuah lagu pujian dibawakan dengan merdu oleh jemaat Narogong. Ibu Poppy Lubis, Direktur Bakti Wanita Advent (BWA) dan Sheperdess Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB), maju ke mimbar untuk memberikan movitasi penginjilan. Mengutip 1 Korintus 9 : 17, Ibu Poppy mengatakan, “Kita akan celaka jika tidak memberitakan injil.” Ibu Poppy teringat saat dia pertama kali diserahkan tanggung jawab memimpin departemen BWA di UIKB, Ibu Heather Down Small dari General Conference menitip pesan kepadanya, “One bible, one baptism” atau “Satu alkitab untuk mendapatkan satu jiwa”.

Pekerjaan yang tidak mudah, mengingatkan dia untuk mendapat satu baptisan dari setiap alkitab yang dibagikan. Ibu Poppy berdoa dan berserah kepada Tuhan. Hingga satu hari datang seorang ibu ke kantor UIKB dan memberikan bantuan untuk penginjilan. Doa terjawab, dengan motivasi yang kuat Ibu Poppy mulai menapaki tantangan yang ada di depan. Setiap ada perkumpulan dia membawa 20 Alkitab untuk dibagikan dengan pesan agar dapat menghasilkan jiwa. Ini juga dilakukan saat Ibu Poppy pergi ke daerah Batam. Waktu berjalan, hingga satu saat ada kabar dari seorang ibu di Batam yang mengatakan, “Satu alkitab dapat menghasilkan 3 jiwa”. Puji Tuhan ! Rupanya ada seorang ibu yang menerima kebenaran karena menerima satu alkitab. Lalu dia mengajak suami dan anaknya juga untuk belajar alkitab dan mereka bertiga menerima kebenaran Yesus.

Ibu Poppy mengundang semua bapak-bapak yang hadir membaca Yeremia 20 : 9. Di sana dikatakan agar kita memiliki semangat yang menyala saat kita menyampaikan injil kepada orang lain. Lebih lanjut dikutip 1 Korintus 9 : 27 yang mengatakan bahwa saat kita menginjil, kita juga menginjili diri kita sendiri. Saat kita mengingatkan orang lain akan firman Tuhan, firman itu akan mengingatkan kita juga. Kita akan terdorong untuk menghidupkan firman itu. Mengakhiri dorongan bagi semua orang Sabat itu, Ibu Poppy memberikan dua buah alkitab kepada dua orang ibu yang hadir. Diharapkan kedua ibu ini dapat membawa jiwa-jiwa kepada Yesus. Puji Tuhan untuk dorongan yang memberikan semangat kepada semua untuk menginjil ! Koor jemaat Kemang Pratama membawakan sebuah lagu yang penuh semangat, sementara diakon mengumpulkan persembahan.

Kemajuan Penginjilan Di Wilayah 4

Ibu Poppy Lubis, Direktur BWA Uni Indonesia Kawasan Barat, baru saja selesai menyampaikan dorongan penginjilan di kebaktian gabungan Wilayah 4 Konferens DKI Jakarta pada hari Sabat, 29 Agustus 2009. Giliran wakil dari jemaat-jemaat di wilayah 4 untuk menyaksikan apa saja yang sudah mereka lakukan dalam penginjilan. Bapak Syl Langitan mewakili jemaat Vila Nusa Indah menyaksikan ada 4 KPA yang berjalan baik. Di luar ke empat KPA itu, Bapak Syl sendiri memimpin dua KPA lain yang ada di kantornya, dan juga di rumah salah satu keluarga yang rindu belajar firman Tuhan. Bapak Syl merasakan kebahagian dan sukacita yang luar biasa, saat dia bisa berbagi kebenaran Tuhan kepada orang lain. Bahkan ada rasa kosong di hati kalau tidak menginjil. Setelah itu ditayangkan video klip dari penginjilan yang berjalan di jemaat Vila Nusa Indah.

Bapak Munas Tambunan menyaksikan pekerjaan penginjilan di jemaat Kemang Pratama, melalui pelayanan masyarakat dalam bentuk pengobatan gratis. Disaksikan tentang seorang remaja yang sakit karena infeksi di tangannya. Anak remaja ini bisa memperoleh kesembuhan setelah datang di pengobatan gratis Kemang Pratama. Dia sangat bersyukur kepada gereja yang telah memberikan kesembuhan baginya. Bapak Agustinus Silalahi, dokter yang setia melayani di setiap hari Kamis malam pengobatan gratis diadakan, menyaksikan bagaimana mereka yang sakit ini merasa bersyukur karena mereka tidak saja diobati jasmaninya, tetapi mereka juga mendapat kesegaran rohani karena mereka selalu didoakan oleh dokter. Setelah pemeriksaan dokter, mereka juga mendapatkan konseling dari Pendeta Hutauruk, Ibu Dahlia Hutauruk dan Pendeta Jehezkiel Sababalat. Mereka merasakan beban yang lebih ringan saat pulang dari gereja, usai menerima pengobatan gratis. Pelayanan ini dapat menjadi metode penginjilan yang efektif, karena mereka dapat mengenal kasih Yesus lewat pelayanan kesehatan.

Jemaat Jakasampurna juga menyaksikan kegiatan penginjilan yang dilakukan di setiap KPA-KPA. Apa yang ditabur, terkadang belum langsung dapat kita peroleh hasilnya. Disaksikan beberapa orang yang mereka kunjungi, belum juga mau membuka hati sepenuhnya. Tetapi ini tidak membuat mereka undur, mereka terus rajin mengunjungi orang-orang ini dan mendoakan agar mereka dibukakan hatinya. Kesaksian lain menceritakan tentang bagaimana seorang bapak yang sudah mau menerima kebenaran namun masih terhalang oleh karena istrinya masih belum membukakan hatinya.

Usai kesaksian dari tiga jemaat, koor jemaat Vila Nusa Indah yang terdiri dari anak-anak dan dewasa membawakan lagu pujian yang merdu. Bapak W. Simanjuntak maju ke mimbar untuk mensosialisasikan angket dan pendataan anggota di wilayah 4. Mengutip Bilangan 1 : 2, Bapak Simanjuntak mengingatkan pentingnya untuk mengetahui data-data anggota jemaat seperti yang telah dipraktekkan oleh bangsa Israel pada waktu dulu. Bapak Simanjuntak menjabarkan apa-apa saja isi dari angket tersebut, dan menghimbau agar setiap jemaat dapat mengisi angket dengan baik dan data-data itu dapat dipakai lebih lanjut untuk menyusun langkah-langkah mendukung rencana tahunan Konferens DKI Jakarta, khususnya di Wilayah 4 ini.

Menangis Bila Tidak Menginjil

Kesaksian pekerjaan penginjilan telah selesai di acara kebaktian gabungan wilayah 4 pada hari Sabat 29 Agustus 2009. Bapak Christian Siboro menyampaikan profil pembicara di KKR “Hope For Indonesia” di Kemayoran nanti, yaitu Pendeta Mark Finley, Wakil Presiden GMAHK sedunia - General Conference. Video tentang Pendeta Finley ditayangkan di dua layar yang ada di depan. Jemaat bersiap memasuki jam kebaktian khotbah. Sebuah lagu dinyanyikan dalam format kwartet dari jemaat Bukit Sion. Mereka menyanyikan dengan merdu dan padu. Sementara itu jemaat mengisi pundi-pundi persembahan yang dibawa oleh para diakon. Setelah doa persembahan, koor jemaat Jakasampurna yang diwakili oleh pemuda dan pemudi, mengumandangkan lagu yang dinyanyikan dengan kompak, mempersiapkan jemaat yang hadir untuk menerima firman Tuhan.

Pendeta Johny Lubis, pemimpin GMAHK Indonesia Kawasan Barat, menyampaikan khotbah yang berjudul “Menangis Bila Tidak Menginjil”, sebuah judul yang selaras dengan tema kebaktian gabungan wilayah 4. Di awal khotbah Pendeta Lubis mengatakan bahwa orang Advent adalah orang yang paling gembira di dunia ini. Diceritakan pengalaman beliau saat berkhotbah di Cape Town, Afrika Selatan. Di sana mereka merayakan 150 tahun pekabaran Advent masuk di Afrika Selatan. Jemaat yang terdiri dari ribuan orang begitu bersemangat menyambut para pengkhotbah. Giliran Pendeta Lubis tampil di mimbar, mereka menyambut dengan semangat ,”Good evening pastor..! Welcome…!! What is the title of your sermon…??!”. Luar biasa semangatnya mereka saat menyambut firman Tuhan. Pendeta Lubis mengajak kita yang hadir untuk terus bersemangat dalam mendengar dan menyampaikan firman Tuhan.

Mengutip dari Yohanes 15 : 14, “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” Kita semua adalah sahabat Yesus, kalau kita menurut perintah Yesus. Salah satu perintah Yesus sebelum dia pergi kembali ke surga adalah agar kita memberitakan pekabaran kepada semua orang, untuk menginjil. Kalau kita belum menginjil, kita belum menjadi sahabat Yesus. “Ada 29 ibu kota negara di dunia yang menjadi target program penginjilan kota besar dari General Conference, dan Jakarta adalah salah satunya. Kita akan menangis kalau kita tidak menginjil adalah kalimat yang tepat untuk mengajak kita bersemangat dalam menginjil. Kita bawa tamu-tamu di KKR Wilayah 4 yang dimulai hari Minggu 30 Agustus hingga 3 September 2009. Setelah itu, kita ajak mereka untuk mengikuti KKR “Hope For Indonesia” di Kemayoran yang akan dimulai tanggal 4 September.”, jelas Pendeta Lubis.

Pendeta Lubis mengatakan bahwa di Battle Creek, tempat Nyonya E.G. White dimakamkan, ada tertulis kutipan ayat dari Daniel 12 : 3. Ayat ini mengatakan bahwa orang bijaksana akan bersinar cahayanya, saat mereka menuntun orang banyak kepada kebenaran. “Kita semua mau disebut sebagai orang bijaksana, untuk itu kita harus menuntun orang-orang kepada kebenaran Tuhan.”, kata Pendeta Lubis lagi. “Saat kita mengikut Yesus, dunia akan membenci kita. Jadi kita tidak perlu terkejut apabila dalam upaya kita menginjil kebenaran Yesus, kita menemukan tantangan dan halangan. Karena dunia tidak suka kebenaran Yesus.”, kata Pendeta Lubis menjelaskan apa yang menjadi tantangan dalam penginjilan sambil mengutip Yohanes 15:19.

Kepada siapa pertama kali kita harus mengabarkan injil ? Pendeta Lubis mengutip ayat dalam Lukas 24 : 47 yang mengatakan bahwa menginjil dimulai dari Yerusalem. Yerusalem di sini merujuk kepada keluarga kita, anak-anak kita, suami dan istri kita, orang tua kita, adik-kakak kita. “Kita harus mendahulukan orang yang ada di keluarga kita. Mereka harus menerima kebenaran terlebih dulu. Kita akan menangis, bila orang-orang yang dekat dengan kita tidak menerima kebenaran Yesus. Jemaat di wilayah 4 akan sedih bila tidak menginjil, itu sebabnya bawalah tamu-tamu datang di KKR wilayah dan KKR Hope For Indonesia. Khususnya, lihatlah bila ada keluarga dekat kita yang belum mengenal kebenaran, ajak mereka untuk datang. Kita tidak mau kecewa bila tidak menginjil.”, urai Pendeta Lubis tentang siapa yang harus kita dahulukan dalam penginjilan. Ada beberapa keheranan yang akan dilihat di surga nanti. “Kita heran karena ada orang yang kita tidak sangka tiba di surga, ternyata ada di surga. Sebaliknya, ada orang yang kita rasa pasti tiba di surga, ternyata mereka tidak kita temui di sana. Kita mau agar keluarga kita dan sahabat kita ada di surga. Untuk itu, mari kita beritakan pekabaran kebenaran ini kepada keluarga-keluarga kita terlebih dahulu. Pastikan mereka ada di surga bila Yesus datang menjemput kedua kali nanti.”, kata Pendeta Lubis mengakhir khotbah yang memberikan motivasi bagi semua yang hadir untuk menginjil.

Sunday, August 30, 2009

Mengapa Tuhan ?

Yohanes 11 : 15 a “Tetapi Aku bersukacita, Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat percaya.”








Sore itu, lima belas tahun yang silam, kami sekeluarga sedang berada di beranda rumah. “Bagaimana kakak pelajaran sekolahnya ?” tanya suami saya pada si sulung yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. “Aku senang sekali pa ! Kemarin dapat pelajaran yang baru, aku suka sekali deh!”, katanya sambil tertawa. Kita tersenyum mendengar komentarnya yang penuh semangat. “Permisi…!! Ada telegram untuk keluarga!”, seru tukang pos memecah keasyikan kami. “Wah ada telegram … ! Dari siapa ya…?”, kata saya sambil bangkit berdiri menghampiri tukang pos. Hati ini agak berdebar kencang karena jarang sekali menerima telegram. “Adikmu sudah meninggal dunia hari ini.” , saya kaget dan tangan ini gemetar memegang telegram yang membawa kabar duka ini. “Apa isi telegramnya ma ?”, kata suami saya dengan wajah khawatir menghampiri saya. Kami semua berbaur dalam dukacita dan panik sekali saat itu. Tidak pernah menduga akan mendengar berita dukacita secepat ini tentang adik yang kami kasihi.

“Ayo kita telepon mereka ke sana …!”, kata saya mengajak suami pergi ke luar rumah. Pada saat itu belum ada saluran telepon di daerah rumah kami, apalagi telepon genggam. Kami mencari warung telepon terdekat untuk memastikan berita dukacita ini. “Adikmu mengalami kecelakaan dan sekarang dia sudah meninggal dunia…!”, terdengar suara mama di ujung telepon tidak sanggup menahan kepedihan ini. Dengan lesu dan sedih yang mendalam, kami kembali ke rumah dan berdoa untuk mencari ketenangan hati . Saya bertanya kepada Tuhan dalam doa. “Tuhan …, jika Engkau mengasihi kami, mengapa Engkau mengijinkan hal yang menyedihkan terjadi pada adik kami satu-satunya ini.”, seru saya dengan hati yang hancur dan tidak mengerti. Ketika kami tiba di rumah orang tua kami yang tinggal di kota yang sama dengan adik kami, mereka sangat terpukul dengan kejadian ini. “Kami sudah melayani Tuhan dan hidup setia, tetapi mengapa Tuhan mengijinkan hal menyakitkan seperti ini terjadi ya…?”, itulah pertanyaan yang mengganggu di benak kedua orangtua saya. “ Sungguhkah Yesus itu mengasihi umat-Nya?”, tanya mama lagi sambil menerawang jauh dan balutan air mata menguasai wajahnya.

Renungan pagi ini mengatakan bahwa dukacita yang dialami oleh manusia akan membawa kebaikan, yaitu kita diberi kesempatan untuk belajar percaya kepada Tuhan. Alkitab mencatat bahwa Yesus mengasihi Lazarus. Namun, mengapa ketika Tuhan Yesus mendengar bahwa Lazarus sedang sakit, Ia tidak segera datang ke Betania untuk menyembuhkannya. Yesus justru menunda kedatangan-Nya dan akhirnya Lazarus mati. Yesus sangat mengasihi Lazarus dan juga kedua saudaranya Marta dan Maria. Ketika dukacita datang melanda kita, Tuhan punya maksud dan rencana yang sering kali tidak kita mengerti kenapa Ia mengijinkan semua itu terjadi. Terkadang Tuhan membiarkan kita masuk ke dalam lembah kekelaman, terkadang juga Tuhan membiarkan kita seolah-olah ditinggal sendirian. Pada saat-saat seperti itulah iman kita sedang diuji. Tuhan membiarkan kita mengalami masa-masa gelap dengan satu tujuan, yaitu agar kita berlajar untuk percaya kepada-Nya. Pada saat yang gelap itu datang, marilah kita menghadapinya dengan datang kepada Tuhan dan menemukan rencana indah di balik semua peristiwa yang kita hadapi. Tuhan baik senantiasa.

Have a wonderful break !

Saturday, August 29, 2009

Kapernaum

Hari Rabu 26 Agustus 2009, tepat jam 19:30 Sutikno mengundang jemaat Kemang Pratama untuk menyanyikan Lagu Sion nomor 174, ”Pada-Mu Batu Zaman” sebagai lagu pembukaan pada kebaktian Rabu malam ini. Setelah doa pembukaan yang dilayangkan oleh Pendeta Jehezkiel Sababalat, sebuah lagu pujian yang berjudul “What A Day That Will Be” dialunkan oleh keluarga Viertin Tobing, yang menyiapkan hati jemaat untuk mendengarkan renungan mala mini. Pendeta Richard Y. Hutauruk membawakan renungan dari buku Kerinduan Segala Zaman pasal 26, yang berjudul “Kapernaum”. Kapernaum adalah sebuah kota besar, salah pusat bisnis pada saat itu. Di sini tempat berkumpulnya segala bangsa dan segala derajat manusia. Yang kaya ataupun miskin, yang terhormat maupun yang hina. Itulah sebabnya Yesus memilih kota ini untuk pelayanan-Nya. Di Kapernam Yesus banyak sekali mengadakan mujizat dan pelayanan. Orang-orang datang silih berganti tak putus-putusnya. Yesus menyembuhkan orang-orang ini sampai larut malam, sehingga Yesus tidak dapat beristirahat. Banyak orang datang kepada Yesus karena ingin kesembuhan dan Yesus tidak pernah membeda-bedakan orang yang dilayani-Nya. Semua orang mendapatkan kesembuhan, tanpa membeda-bedakan orang. Yesus tidak pernah membedakan apakah orang yang datang kepada-Nya oleh karena pekabaran-Nya atau hanya karena keinginan mereka untuk memperoleh kesembuhan.

Saat Yesus sedang menjelaskan tentang kerajaan-Nya dan mengenai tugas-Nya untuk membebaskan manusia dari tawanan setan, Ia telah diganggu oleh seseorang yang dirasuk setan. Namun Yesus yang pernah mengalahkan setan dengan menggunakan Firman Tuhan ”Ada Tertulis”, dapat dengan mudah mengalahkan setan, sehingga orang-orang yang ada terpaku keheranan. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkan-Nya, katanya: "Apa ini satu ajaran baru ? Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." Markus 1:27. Tiap-tiap orang bebas memilih kuasa mana yang ia mau untuk memerintah dirinya. Orang yang dirasuk setan itu hanya dapat mengucapkan kata-kata yang berasal dari setan. Namun, isi hatinya yang tidak dapat didengar, telah didengar sebagai doa oleh Yesus. Mereka yang rela masuk dalam hubungan janji dengan Allah di Sorga tidak akan dibiarkan dalam kuasa setan. Setan tidak akan dapat menguasai kita tanpa persetujuan kita dan Allah pun tidak dapat berdiam di dalam kita bilamana tidak ada persetujuan dari kita. Pilihan ada pada kita. Manakah yang kita setujui ? Dari pelajaran ini, ada tiga hal yang dapat kita pelajari. Pertama, Yesus dapat mengalahkan setan dengan menggunakan Firman Tuhan. Kedua, Yesus melakukan pelayanan-Nya tanpa memandang siapa yang datang kepada-Nya. Dan yang ketiga adalah pentingnya berkomunikasi dengan Tuhan.

Kesaksian pada malam ini dibawakan oleh Pendeta Hutauruk mengenai kelompok umat percaya dari sekte lain yang rindu belajar alkitab, namun pendeta mereka adalah mantan Advent. Kesaksian Ibu Adeline Pandiangan mengenai kesembuhan yang diperolehnya. Dan Bapak Viertin Tobing yang memberikan kesaksian dari hal pengabaran injil melalui pembagian buku-buku, traktat, dan DVD. Pokok-pokok doa malam ini meliputi KKR Akbar, KKR satelit di wilayah, KPA, tamu-tamu KKR, Family Of the Month Agustus 2009: Keluarga Herryson Kore, dan lain-lain. Setelah doa bertelut dilayangkan di kelompok masing-masing, kebaktian permintaan doa ini diakhiri dengan menyanyikan Lagu Sion nomor 72, ”Batu Zaman Itu Membri Lindungan”. Pendeta Hutauruk menutup kebaktian malam ini dengan doa.

Tuhan Yesus memberkati !

Friday, August 28, 2009

Tangan Tuhan Yang Memelihara

1 Petrus 5 : 7 ”Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”








Sewaktu kami masih kecil, papa seringkali menggunakan waktu libur untuk membawa kami berjalan-jalan ke berbagai tempat rekreasi. Salah satu tempat yang sangat saya sukai adalah berjalan-jalan ke kebun rambutan milik teman papa. Tanahnya cukup luas dan penuh dengan pohon rambutan. “Ayo kita berangkat, nanti kalau kesiangan, kita jadi tidak bisa lama di sana.”, kata papa mengajak kami semua. “Pasti seru sekali ya pa, melihat buahnya yang lebat ! Sekalian kita bisa menikmatinya sampai puas…!”, kata saya pada papa. “Iya…, tapi harus ingat loh bisa sakit perut kalau makan terlalu rambutan terlalu banyak.”, suara mama ikut mengomentari. Karena letaknya tidak begitu jauh, kami pun tiba dengan cepat di kebun itu. “Wah pa, ..buahnya banyak banget ! Ini pasti lagi panen. Hampir di setiap pohon berbuah dengan lebat !”, kata saya gembira, “Kalau yang merah pasti rasanya manis banget ya kak!”, adik saya terlihat begitu gembira. “Kakak mau naik ke pohon dulu ah…, ingin tahu rasanya memetik langsung dari pohon. Nanti adek tolongin kakak ya tangkap buah yang kakak petik…!”, kata saya sambil mulai memanjat pohon rambutan yang lumayan besar ini. “Oke kak, siiipp deh …! Tapi hati-hati loh, siapa tau ada semut merah di pohonnya!”, kata-katanya membuat saya jadi lebih berhati-hati.

Karena letak buah-buahnya yang tidak terlalu jauh, saya jadi semakin bersemangat untuk memanjat pohon tersebut. Di atas pohon angin sepoi-sepoi berhembus terasa sejuk sekali. Melihat buahnya yang ada dimana-mana saya jadi ingin memetik sebanyak-banyaknya. Tanpa saya sadari, saya sudah memanjat jauh lebih tinggi dari awal tempat saya berpijak. “Adek siap tangkap yaa…!”, teriakan saya belum selesai tiba-tiba ada bunyi yang terdengar keras “kkkkraaaak…!!”, dahan pohon tepat di mana saya berpijak patah dan tubuh saya bergelantungan di atas pohon ! “Papa, mama…! Tolong…!! Kakak hampir jatuh !!”, teriak adik dengan panik. Untung saja ada dahan pohon yang cukup besar di atas kepala. Dengan cepat saya raih kemudian saya pegang dengan keras agar bisa menahan tubuh saya yang tidak ada pijakan lagi. Saya rasakan jantung berdebar dengan keras. Seketika itu juga papa dan mama datang bersama penjaga kebun. “Kamu jangan melihat ke bawah ya, dan pegang sekuat-kuatnya!”, kata tukang kebun sambil dengan cepat memanjat pohon untuk menolong saya. “Kita bersyukur karena kakak luput dari bahaya, itu tadi pasti karena pertolongan tangan Tuhan.”, kata mama setelah saya turun dari pohon dengan selamat. “Sekarang kita berdoa dahulu. Kita bersyukur karena perlindungan Tuhan buat kakak dan kita semua.”, kata papa mengingatkan kami sebelum pulang meninggalkan kebun tersebut.

Ayat renungan kita pagi ini mengingatkan bahwa Tuhan senantiasa memelihara kita. Setiap orang memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya. Dalam mencapai tujuan ini, segala upaya akan dilakukan. Namun dalam perjalanan untuk mencapai tujuan itu, terkadang ada hal-hal yang dapat menggagalkan rencana kita, bahkan membahayakan diri kita. Kita perlu serahkan semua rencana kita kepada Tuhan. Tuhan akan siap untuk menolong kita. Kita tidak perlu khawatir, karena di tengah dunia yang berdosa ini, bahaya dan ancaman selalu ada. Yang kita perlukan adalah percaya sepenuhnya kepada pimpinan Tuhan, karena Ia mengasihi kita, tangan-Nya siap menolong kita selalu. Dan akhiri setiap hari dengan rasa syukur kepada Tuhan, oleh sebab Ia telah memelihara kita dalam memperoleh setiap yang kita rencanakan.

Have a nice day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Kuis "Follow The Bible" - 2

Selamat datang di kuis "Follow The Bible" ! Kuis ini dapat anda ikuti setiap hari Jumat. Materi kuis berasal dari bacaan Alkitab yang anda ikuti sepanjang 7 hari terakhir, mulai dari hari Sabat lalu hingga hari Jumat ini. Diharapkan kuis ini dapat menyegarkan anda kembali untuk pelajaran baik yang telah anda dapat melalui bacaan "Follow The Bible".

Kuis hari ini mengacu kepada bacaan Alkitab yang telah anda ikuti sepanjang 7 hari, dari Sabat 22 Agustus - Jumat 28 Agustus 2009, yang mencakup Yeremia pasal 39 - Yehezkiel pasal 3.

Untuk memulai kuis ini, klik tombol Start Quiz. Untuk setiap pertanyaan, pilih salah satu jawaban yang tepat dengan klik lingkaran yang ada di sebelah kiri jawaban, kemudian klik tombol Submit My Answer di setiap halaman jawaban. Waktu maksimum yang diberikan untuk menjawab 10 pertanyaan ini adalah 5 menit.

Di akhir kuis, anda dapat melihat hasil nilai yang anda peroleh. Anda juga dapat melihat nilai rata-rata dari semua yang telah mengikuti kuis ini. Setelah itu anda juga dapat mengikuti jawaban yang benar untuk setiap pertanyaan. Anda dapat mengikuti kuis ini kembali dengan klik tombol Try Again. Ajaklah keluarga dan sahabat anda untuk mengikuti kuis ini dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini. Ajak mereka untuk membaca Alkitab yang telah dijadwalkan dalam "Follow The Bible" setiap hari.

Kesaksian Pdt. Syafeto - Direktur PA Daerah NTT

Acara Pemuda Advent di hari Sabat 22 Agustus 2009 dimulai pukul 17.00 sore. Robert Rihihina memimpin jalannya acara. Vira Chandra membacakan 1 Timotius 4 : 12 sebagai ayat inti dan melayangkan doa buka. Jemaat Kemang Pratama kedatangan tamu yaitu Pendeta Sayfeto, Direktur Pemuda Advent dari kantor GMAHK daerah Nusa Tenggara Timur (NTT). Pendeta Sayfeto membawakan acara inti yang menyaksikan pelayanan beliau sebagai hamba Tuhan. Pendeta Sayfeto banyak menghadapi pergumulan yang terkadang membuat ia hampir jatuh. Tetapi Tuhan selalu memelihara serta menjaga dia dan keluarganya. Sewaktu muda dia tumbuh di keluarga yang non Advent, tetapi sejak umur 12 tahu dia sudah memutuskan untuk memelihara hari Sabat. Namun di kampungnya belum ada orang yang memelihara hari Sabat seperti dia. Dia pun pergi ke kampung lain dan bertemu dengan satu kelurga beragama Advent. Dia pun akhirnya memutuskan untuk bersekolah di UNAI, setelah menjual buku-buku dari percetakan Advent selama 5 tahun. Setibanya di UNAI dia hanya memiliki uang Rp 150.000,-. Padahal waktu itu uang yang dibutuhkan untuk mendaftar dan biaya lain-lain sekitar Rp 850.000,-. Dengan iman akhirnya ia dapat sekolah di UNAI, walaupun saat semester ketiga ia harus keluar sementara, karena harus menjual buku untuk pembiayaan kuliahnya. Berkat tangan Tuhan yang memelihara, tahun 1992 dia dapat meraih gelar S1 di bidang Theologia dan menjadi seorang pendeta.

Pendeta Sayfeto memulai pelayanannya di suatu pulau kecil di pinggir NTT. Di pulau tersebut tidak ada sinyal telepon. Ia beserta keluarga hidup sangat sederhana. Pernah suatu hari gaji yang harusnya ia peroleh di akhir bulan tidak sampai, padahal ia dan keluarga sudah tidak memiliki cadangan makanan lagi. Istrinya menangis dan anak tertuanya, Angel, melihat ibunya menangis, Angel pun akhirnya berdoa. Doa seorang anak kecil yang masih duduk di kelas 4 SD sampai kepada tahta Tuhan di surga. Mujizat itu nyata ! Satu keluarga yang dipakai oleh Tuhan memberikan bantuan kepada keluarga Pendeta Sayfeto. Mereka dapat membeli bahan makanan. Puji Tuhan ! Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-umatnya yang setia. Pendeta Sayfeto kemudian dipindahkan dari pulau itu ke kota Kupang. Beberapa tahun kemudian, dia kembali ke pulau tersebut untuk mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani. Walaupun dengan biaya yang minim, ia percaya Tuhan akan menolong dia. Banyak yang berusaha untuk mengacaukan KKR ini. Pendeta dan semua orang yang hadir di KKR dilempari batu, bahkan ada yang dipukul hingga bermandikan darah. Namun akhirnya pemimpin kelompok tersebut diamankan oleh polisi. Walaupun peristiwa tersebut sangat mengganggu dan menggoncang iman, namun Roh kudus tetap bekerja kepada orang- orang yang hadir di KKR. Di akhir KKR lebih dari 20 orang menerima Yesus sebagai juruselamat mereka melalui baptisan kudus. Puji Tuhan ! Kembali Tuhan menunjukkan pemeliharaannya dan tidak ada yang dapat menghalangi bila Tuhan yang memimpin di depan.

Sebelum Pendeta Syafeto melanjutkan kesaksian, Male Acapela membawakan sebuah lagu pujian yang merdu berjudul "For Me", menceritakan tentang kasih Tuhan yang begitu besar kepada kita semua. Setelah lagu pujian, Pendeta Syafeto menyaksikan bahwa berapa bulan setelah KKR berlangsung, ia kembali ke pulau itu lagi, dan berkhotbah di salah satu gereja. Tanpa disadari ada beberapa pihak yang memisahkan diri dari organisasi GMAHK dan mempengaruhi gereja-gereja di pulau tersebut. Dari tiga gereja di sana, satu gereja telah terpengaruh.Dan ketika ia sedang berkhotbah, ada seorang bapak yang menyuruhnya turun dari mimbar. Namun ia terus melanjutkan khotbahnya. Setelah pulang gereja, orang tersebut memukulnya, hingga ia luka-luka, namun herannya ia sama sekali tidak merasa sakit. Pendeta Sayfeto, memutuskan untuk bertemu dengan bapak tersebut. Ia bergumul dalam doa selama tiga hari sebelum bertemu dengan bapak itu. Di akhir malam ketiga, ia bertemu bapak itu di gereja dan saling bercakap- cakap. Pendeta berkata bahwa ia sama sekali tidak membenci bapak tersebut, walaupun secara manusia ia awalnya sakit hati, namun sekarang ia telah memaafkan bapak itu. Mereka pun saling berdamai dan besoknya mereka sepakat untuk bertemu di pasar, saling berboncengan sepeda motor dan makan bersama. Sungguh satu kesaksian yang sangat menguatkan iman semua yang hadir di acara PA ini, bahwa Tuhan senantiasa memelihara orang yang setia dan melayani Dia !

Acara PA yang kedua dibawakan oleh Newin Tambanon, tentang pasangan dalam alkitab. Setiap pasangan yang telah diacak, diminta menceritakan kisah cinta mereka masing- masing dan pelajaran berharga apa yang bisa di dapatkan dari cerita mereka. Di akhir acara, diberi kesimpulan bahwa lebih baik memilih pasangan yang satu iman bagi kita. Akhirnya tiba pada waktu tutup sabat. Pendeta Sayfeto membawakan renungan tutup Sabat dan mengatakan bahwa walaupun kita masih muda, kita bisa menjadi pengabar- pengabar injil muda. Lebih lanjut kita diajak untuk saling mengampuni satu sama lain, karena hal tersebut dapat memecahkan masalah. Pendeta Sayfeto mengajak kita untuk menjadi anak-anak Tuhan yang suka mengampuni dan menjadi pekabar keselamatan bagi orang lain. Setelah doa tutup, kita membuat lingkaran besar berjabat tangan seraya mengucap “Selamat Minggu Bekerja ! Tuhan memberkati !” Amin !

Mari Kita Ikuti Pembahasan Sekolah Sabat !

Kita dapat mengikuti pembahasan pelajaran Sekolah Sabat ke - 9 di halaman website ini. Kali ini Pastor Harold White akan membahas secara detail tentang aplikasi pelajaran Sekolah Sabat ke - 9 di halaman website ini, mulai pukul 16:00 WIB sore hari ini. Pembahasan ini akan memperkaya apa yang telah kita pelajari sepanjang minggu ini. Sampai bertemu sore ini !


Thursday, August 27, 2009

Ketika Topan Melanda

Markus 4 : 39 “Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: ‘Diam ! Tenanglah !’. Lalu angin itu reda, dan danau itu menjadi teduh sekali.







Usia saya masih belasan tahun ketika tinggal bersama orangtua di daerah. Tidak jauh dari rumah kami, tinggal seorang sahabat mama yang letak rumahnya hanya sekitar 300 meter. “Kamu tolong mama ya nak pergi ke rumah tante yang di ujung jalan itu, ada barang yang dititipkan melalui dia untuk mama.”, kata mama menyuruh saya di satu siang. “Tapi kan..., dirumah tante itu ada anjing yang galak ma..., waktu itu aku hampir digigit. Aku takut kesana ma ...!”, kataku menolak permintaan mama. “Tidak ada orang lain di rumah ini selain kamu, jadi mama minta tolong sama kamu ya...”, kata mama memberi alasan. Tidak putus asa, saya terus menerus berusaha menghindar dari permintaan mama tetapi usaha saya ternyata sia-sia saja karena memang tidak ada pilihan lain. Akhirnya saya pergi ke rumah sahabat mama itu. Sambil jalan saya mencari cara agar bisa masuk ke rumahnya dengan aman. Saya menemukan sebuah ide yang bagus. Setiba di sana saya minta tolong kepadanya. „Tante, boleh enggak disimpan dulu anjingnya... Saya takut melihat mulutnya yang terbuka memamerkan taring-taringnya!“, kata saya memohon kepadanya. „Oh oke, tidak apa-apa. Bruno...ayo masuk sana !“, demikian suara tante yang langsung dituruti oleh ajingnya.

Sayapun bisa bebas masuk ke ruang tamu serta menunggu sejenak. „Ini titipannya ya..., tolong berikan kepada mama kamu.“, kata tante mengantar saya keluar ke pintu depan. Saya berjalan dengan santai karena saya melihat sendiri bagaimana anjing itu sudah masuk ke belakang rumah. Saya saya mau keluar, tiba-tiba ‚ „Guukkk..!! Gukkk...guukk.!!“. Suara anjing itu terdengar menggelegar ! Rupanya anjing itu dapat membuka pintu belakang dan langsung berlari menyongsong saya yang sedang berjalan ke pintu keluar. Langsung saja adrenalin saya terpompa, dengan sigap saya meraih pegangan pintu, berpamitan sambil lari dan berteriak, lalu menghilang dibalik pintu! „Bruuuk...!!“, terdengar bunyi sesuatu yang sangat keras. Tidak jadi menerkam saya, anjing itu malah menabrak daun pintu. Saya tidak perduli lagi apapun yang terjadi di belakang. Terasa jantung saya berdebar keras, tetapi saya terus berlari dan berlari sekencang mungkin agar bisa segera tiba di rumah.

Ayat renungan pagi ini mengatakan bahwa Yesus sanggup menghardik angin topan dan membuatnya reda. Kemahakuasaan Yesus tidak hanya berlaku atas topan di atas danau Galilea, tetapi juga atas topan kehidupan ini. Topan kehidupan bisa berupa masalah-masalah berat yang menimpa kehidupan seseorang. Itu bisa berupa kesulitan ekonomi, ketidakharmonisan dalam keluarga, keretakan hubungan suami-istri, orang tua-anak, dan yang lain lain. Semua orang dapat diserang oleh topan kehidupan, termasuk orang kristen yang taat dan setia. Biasanya ketika menghadapi “topan“ seperti itu, kita takut, kuatir, bahkan menjadi putus asa dan letih lesu. Tidak jarang kita berteriak minta tolong kepada Tuhan, oleh karena tidak sanggup lagi menahan derasnya topan kehidupan. Memang, dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak akan sanggup mengatasi topan kehidupan ini. Hanya Yesus saja yang sanggup mendiamkan topan kehidupan yang menyerang kita. Bagian kita adalah percaya, dan berserah penuh kepada Yesus, dan membiarkan Dia mendiamkan topan itu.

Have a good day !

Bagikan Roti Pagi ini dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Ikuti Kuis Follow The Bible Besok !

Sudahkah anda mengikuti program bacaan Alkitab "Follow The Bible" setiap hari ?

Apakah anda dapat mengingat kembali pelajaran baik yang anda telah baca ?

Apakah pelajaran yang baik yang anda ikuti ini cepat terlupakan ?

Jangan sampai pelajaran yang baik berlalu dari kita, karena setiap firman Tuhan adalah permata yang berharga bagi kita !


Untuk membantu menggiatkan kita dalam mengikuti program bacaan Alkitab "Follow The Bible" dan menyegarkan kembali pelajaran baik yang telah anda baca, maka di halaman website ini setiap hari Jumat akan hadir kuis alkitab. Jumat besok, kuis ini akan mengacu kepada bacaan Follow The Bible selama satu minggu, mulai Sabat 22 Agustus - Jumat 28 Agustus 2009, yaitu dari Yeremia pasal 39 - Yehezkiel pasal 3.

Kuis alkitab "Follow The Bible" Jumat yang lalu telah mendapat respons yang baik dari para pembaca. Pastikan anda mengikuti kuis ini Jumat besok. Ajak keluarga dan sahabat anda yang lain yang telah mengikuti program Follow The Bible untuk mengikuti kuis ini.

Let us read and follow the bible every day !

Mempersiapkan Jiwa Datang Pada Yesus

Hari Sabat 22 Agustus 2009, jemaat baru usai mendengarkan berita Mission. Bapak Munas Tambunan membawakan dorongan Pelayanan Perorangan (PP) kepada semua anggota jemaat. Bapak Munas mengingatkan bahwa KKR wilayah 4 Konferens DKI dan sekitarnya sudah tinggal satu minggu lagi. Dan akan dilanjutkan dengan KKR akbar “Pengharapan Untuk Indonesia”. Bapak Munas mengajak semua anggota untuk membawa tamu-tamu datang di KKR ini. Melalui KPA-KPA yang telah rutin berjalan disertai juga dengan kegiatan Pelayanan Masyarakat melalui pengobatan gratis selama ini, jemaat telah melihat akan kebutuhan rohani yang haus dan rindu untuk mengenal kebenaran lebih lanjut.

Bapak Munas menceritakan tentang kegiatan pelayanan masyarakat baru-baru ini tentang seorang anak yang kira-kira berumur 15 tahun. Dia datang dengan luka yang cukup serius di tangannya dan dia diantar oleh ibunya datang ke pengobatan gratis yang diselenggarakan gereja. Mereka sudah pergi ke beberapa tempat untuk pengobatan, namun belum membuahkan hasil yang baik. Dengan berkat pertolongan Tuhan, anak ini bisa ditolong pada saat dia datang di pelayanan masyarakat. Bapak P.A. Siboro yang tengah memberikan pelajaran tentang manfaat arang, memberikan pertolongan dengan arang. Dalam waktu kurang dari 1 minggu, berangsur-angsur anak ini mulai merasakan kesembuhan. Dia bersyukur sudah ditolong oleh gereja. Banyak cara untuk menjangkau orang lain. Kita bisa menjangkau melalui pelayanan masyarakat, melalui KPA, melalui belajar bersama secara perorangan. Bila kita sungguh-sungguh berdoa, maka kita dapat membawa jiwa-jiwa ini untuk datang kepada Tuhan. Mengakhiri dorongan pagi itu, Bapak Munas mengajak kita untuk bergiat menginjil dan mengajak sahabat-sahabat kita di KKR mendatang. Mari menginjil, Yesus pasti datang segera !

Wednesday, August 26, 2009

Pengaharapan Dalam Ketakutan

Ibrani 2 : 14-15 “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.”




Tiga tahun yang lalu suami saya masih bertugas di negara orang lain dan kami sekeluarga tinggal di sana selama beberapa tahun. Sementara itu anak-anak melanjutkan kuliah di universitas yang berasrama. Saat itu taifun tengah melanda kota. Suara angin begitu kencang, berdesing tidak berkeputusan, ditambah dengan hujan yg begitu lebat. "Iihhh..., kok seram sekali ya pa bunyi anginnya?", kata saya kepada suami. "Iya ma...., bagaimana ya kabarnya anak-anak kita di asrama? Mama bisa tolong jemput mereka nggak? Rasanya lebih tenang kalau kita semua berkumpul di saat seperti ini. Ajak saja sekalian anak-anak yang lain ! ", tambah suami saya sebelum dia pergi ke kantor. "Iya pa, kalau begitu mama bersiap sekarang ya untuk menjemput anak-anak.", kata saya menyetujui usulannya.

Saat saya sedang dalam perjalanan menjemput anak-anak saya di asrama, saya begitu takut karena hujan dan agin kencang menghadang di jalan ! Banyak pohon-pohon dan tiang listrik tumbang di kanan-kiri jalan, menghalangi jalan yang kami lewati. Sekitar tiga kilometer lagi dari sekolah tiba-tiba sebuah tiang listrik yang besar tumbang dan menutupi seluruh badan jalan, sehingga saya tidak dapat melanjutkan perjalanan. Dengan panik saya segera menelepon anak- untuk memberitahu mereka. "Hallo... kakak ? Hallo..? Bisa dengar suara mama enggak ...?", seru saya berkali-kali karena suara dari ujung telepon yang terputus-putus. Beberapa saat setelah itu, telepon genggam saya pun kehilangan sinyal sama sekali, oleh karena taifun sudah merusak beberapa menara transmisi telepon. Saya tidak bisa menelepon anak-anak dan suami utk memberitahu keadaan saya. "Aduh ya ampun..., bagaimana ini...?!", saya menjadi lebih panik lagi karena tidak bisa berkomunikasi. "Tuhan tolonglah saya...!", itulah kata-kata yang keluar dari mulut saya. Setelah berpikir sejenak, saya putuskan untuk kembali pulang ke rumah oleh karena saya tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan dan tidak bisa menjemput anak-anak.

Di tengah perjalanan pulang saya terjebak oleh banjir ! Air sudah menggenangi sebagian jalan tol yang akan kami lalui dengan ketinggian kira-kira 60 sentimeter. Mobil yang saya kendarai harus didorong dalam keadaan mesin mati untuk melewati banjir tersebut. "Ya Tuhan, tolonglah agar saya boleh tiba di rumah dengan selamat... Agar suami dan anak-anak saya juga bisa tiba dengan selamat dan kami bisa berkumpul kembali di rumah.", itulah doa dan pengharapan saya. Atas perlindungan Tuhan, akhirnya saya dapat tiba kembali di rumah dengan selamat. Sekitar jam 7 malam telepon rumah pun berbunyi dan dari ujung telepon terdengar suara anak perempuan saya. "Ma... aku, kakak dan beberapa teman sekarang sudah berada di terminal bus dan akan naik bus terakhir untuk pulang setelah banjir mulai surut ya...". Rasanya lega sekali mendengar bahwa mereka dalam keadaan baik-baik saja. Malam itu sekitar jam 10:00 malam ketika suami, anak-anak bersama beberapa orang teman kuliahnya dapat tiba dengan selamat di rumah. Keesokan harinya kami dapati berita di pelbagai media berita, ada 209 korban akibat taifun tersebut! Ini adalah taifun terburuk yang pernah terjadi di negara ini. Kami semua yang berkumpul memanjatkan doa terima kasih dan syukur kepada Tuhan yang meluputkan kami semua dari taifun ini.

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa Yesus telah berhadapan muka dengan muka dengan kematian dan Dia telah mengalahkan maut itu, serta bangkit kembali sebagai pemenang. Sebagaimana Yesus telah mengalahkan kematian dan iblis si penguasa maut. Melalui pengorbanan-Nya, Yesus telah membebaskan umat manusia dari perhambaan rasa takut akan kematian. Kebangkitan Yesus memberikan harapan, bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan hanya merupakan transisi sebelum kita menuju kepada hadirat Allah saat Yesus datang nanti. Fokus kita saat ini bukanlah pada masa transisi tersebut, tetapi pada apa yang ada di seberang sana, di Pantai Laut Kaca. Kita dapat mengalahkan rasa ketakutan kita yang terbesar, hanya jika kita tinggal selalu dalam kepastian pengharapan di dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Let us fix our eyes to Jesus and be glad every day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Jangan Ragu !

Hari Sabat 22 Agustus 2009, jemaat Kemang Pratama baru selesai mengikuti kebaktian Sekolah Sabat dan bersiap memasuki jam kebaktian khotbah. Melalui cerita untuk anak-anak, Ibu Evelyn Sormin mengajak anak-anak untuk senantiasa berterima kasih kepada orang tua masing-masing yang telah memelihara mereka dari kecil hingga saat ini. Usai mendengar cerita, anak-anak kembali ke tempat duduk semula. Male Acapella Kemang Pratama membawakan sebuah lagu istimewa berjudul “Because He Lives”. Kebangkitan Yesus membawa harapan kepada semua manusia untuk memiliki hidup kekal dan sukacita selamanya. Lagu ini menyiapkan jemaat untuk mendengarkan khotbah berjudul “Jangan Ragu !” yang di bawakan oleh Bapak Ramlan Sormin.

“Manusia memiliki impian-impian dalam hidupnya. Terkadang impian yang telah dibangun tidak dapat diwujudkan bahkan hancur berantakan. Bagaimana kita membangun kembali impian yang telah hancur ?”, ucap Bapak Ramlan mengawali khotbah di Sabat ini. Sebelum melanjutkan khotbahnya, Bapak Ramlan mengundang Male Acapella untuk menyanyikan sebuah lagu berjudul “Something Beautiful”. Lagu ini menceritakan tentang bagaimana ketika impian yang dibangun hancur berantakan, ketika apa yang kita angankan ternyata akhirnya runtuh berkeping-keping dan menjadi debu, maka Tuhan sanggup mengubah semuanya menjadi indah kembali. “Nehemia ketika itu mendengar kabar tentang keadaan kota Yerusalem yang porak poranda, tembok dan gerbang kota telah hancur berantakan. Musuh dengan mudah menjarah dan membuat orang yang tinggal di dalam kota menjadi tidak aman dan kehilangan harga diri. Setelah mendengar kabar itu, Nehemia menangis, dia berdoa dan mencurahkan kehancuran hatinya kepada Tuhan.”, lanjut Bapak Ramlan dalam khotbahnya. “Langkah pertama ketika kita melihat impian kita hancur berantakan adalah datang dengan kerendahan hati, mencurahkan segenap kehancuran hati kita kepada Tuhan dan meminta Tuhan untuk menuntun kita membangun kembali impian kita. Impian kita bisa berupa rumah tangga yang bahagia, impian akan pekerjaan yang berhasil, kesehatan tubuh yang baik, anak-anak yang dapat dididik di jalan Tuhan, impian untuk tetap setia berada di jalan Tuhan.”, seru Bapak Ramlan menjelaskan langkah pertama dalam membangun kembali impian yang hancur.

“Nehemia memiliki kesabaran dan bergantung kepada Tuhan. Diperlukan waktu sekitar empat bulan lamanya sebelum Nehemia melihat kesempatan untuk dapat mencurahkan isi hatinya kepada raja. Langkah ke-dua dalam membangun impian yang hancur adalah kita perlu bersabar, berserah kepada Tuhan dan menunggu waktu yang tepat yang Tuhan telah rencanakan untuk memulai membangun impian kita.”, urai Bapak Ramlan lagi. “Nehemia menggunakan strategi komunikasi yang tepat. Dia tahu bahwa raja sangat menghormati nenek moyang mereka. Nehemia menggunakan kata tanah leluhur yang telah hancur kepada raja. Hal ini menyentuh hati raja yang sangat menghormati akan leluhurnya. Kita perlu menggunakan strategi berkomunikasi, mengetahui latar belakang seseorang kepada siapa kita berkata-kata. Dan Nehemia sangat bijaksana dalam berkomunikasi, dia tahu siapa yang dia hadapi, dan bagaimana cara mengambil hati orang itu.”, jelas Bapak Ramlan tentang langkah Nehemia berikutnya.

Langkah ke-tiga dalam membangun impian yang hancur adalah menganalisa apa yang salah sehingga impian itu hancur. Kita perlu melakukan analisa kekuatan kita, kelemahan kita, kesempatan yang ada serta ancaman yang mungkin ada di sekitar kita saat kita mau membangun kembali impian itu. Setelah itu kita membuat perencanaan yang baik untuk membangun kembali impian. “Nehemia tahu persis apa yang dia perlukan. Dia minta pertolongan raja memberi surat kepada bupati di kota yang dia lewati, meminta ijin untuk menebang hutan agar kayu dapat dipakai membangun kota Yerusalem, bahkan ia mendapatkan pengawalan dari raja. Nehemia juga sudah tahu musuh-musuh yang ia akan hadapi yang siap mengancam rencananya. Ketika dia sudah sampai di Yerusalem, dia menganalisa dengan detail setiap reruntuhan kota, mana saja yang rusak, apa penyebabnya, dan merencanakan apa yang harus dilakukan untuk membangun kembali impian yang hancur.”, kata Bapak Ramlan. “Langkah ke-empat adalah menjalankan rencana itu bersama Allah. Nehemia mengakui bahwa Allah yang memimpin semesta alam yang membuat rencana itu berhasil. Bila kita menjalankan setiap rencana kita bersama Allah, maka kita akan berhasil membangun kembali impian kita.”, ujar Bapak Ramlan. Mengakhiri khotbahnya, Bapak Ramlan mengajak kita untuk tidak ragu membangun kembali impian kita bersama Tuhan, dengan mengikuti langkah yang telah Nehemia lakukan di masa yang lalu. Puji Tuhan untuk pelajaran yang baik Sabat ini !