Saturday, October 23, 2010

Sabat Anak dan Chidren Talent – „Berbicaralah Tuhan! Aku mendengar“

Spanduk dengan tulisan “Berbicaralah Tuhan! Aku mendengar – Sabat Anak 23 Oktober 2010” terpampang di atas mimbar, dan sekaligus mengingatkan jemaat yang hadir, bahwa pada sabat ini, 23 Oktober 2010 merupakan sabat anak yang diperingati setiap tahunnya oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh se dunia. Hari ini, semua acara, dari mulai Sabat pagi dalam acara Sekolah Sabat sampai dengan acara khotbah, dibawakan oleh departemen Pelayanan Anak.

Khotbah sabat ini dibawakan oleh ibu Lies Purnama, sebagai Pemimpin departemen Pelayanan Anak Jemaat Kemang Pratama. Seperti biasa, sebelum khotbah disampaikan, anak-anak berkumpul untuk mendengarkan cerita anak. Pada hari Sabat istimewa ini, bapak Ramlan Sormin dengan cara yang sedikit berbeda dari yang biasanya. Cerita anak kali ini dikemas dalam sebuah drama singkat, lengkap dengan suara-suara efek yang sangat menarik perhatian yang mendengarnya. Drama yang diperankan oleh berapa orang tua dan anak-anak itu bercerita bagaimana Hana yang memohon kepada Tuhan agar memperoleh anak, dan setelah diberikan anak, kemudian Hana menyerahkannya kepada imam Eli untuk melayani Tuhan di Kaabah. Di tempat imam Eli inilah, Samuel kecil menerima panggilan dari Tuhan.

Setelah cerita untuk anak, lagu pujian dikumandangkan oleh koor anak-anak yang dipimpin oleh bapak Joy Silaban dan Sdri. Natalia Tampubolon.

Khotbah sabat ini dibawakan sesuai dengan apa yang tertulis di spanduk: „Berbicaralah Tuhan! Aku mendengar“. Khotbah ini terdiri dari beberapa bagian dan pada setiap bagian, diawali dengan penampilan seorang anak yang memerankan salah satu tokoh Alkitab.

Samuel, yang diperankan oleh Malvin Simanjuntak bertutur tentang bagaimana Allah memanggil Samuel. Tuhan Memanggil – Aku Menjawab. Pada bagian kedua, Gideon yang diperankan oleh Rodney Maringka menuturkan bagaimana Allah Menunjukkan tanda kepada Gideon. Allah Tunjukkan – Aku Melihat. Bagian ketiga diperankan oleh Christ Simanjuntak sebagai Josia, seorang raja yang berkomitmen untuk menurut kepada Allah melalui tulisan yang diberikan kepada Musa. Allah Menulis – Saya Merespon.

Selanjutnya, Velan Sormin yang memerankan Maria, yang mau peduli terhadap sesama karena Allah sudah memeliharanya dan membuktikan kepeduliannya kepada Maria dengan mati di kayu salib. Allah Peduli – Saya Peduli. Dan pada bagian akhir Paulus, yang diperankan oleh Timothy Purnama bertutur tentang bagaimana Allah selalu memimpin, membimbing dan melindunginya kemanapun dia pergi. Allah Melindungi – Aku Mengikuti.

Intinya, Allah mau menjangkau kita masing-masing. Tuhan ingin punya hubungan dengan kita semua. Tidak peduli berapa usia kita, tidak peduli apa yang terjadi kemarin, Tuhan menginginkan kita, dan Dia akan menggunakan segala cara untuk mencapai kita. Allah memanggil kita. Silakan kita menjawab, "Berbicaralah, Tuhan! Aku mendengar"

Siangnya, setelah potluck dan latihan koor, anak-anak bersiap untuk menampilkan talenta-talenta mereka dalam Ayat Hafalan, Bercerita dan Berkhotbah. Timothy Purnama, Sari Silalahi dan Malvin Simanjuntak secara bergantian dengan Raissa Maringka dan Felisya Tambunan memandu acara Children Talent ini yang berlangsung sejak siang sampai pada penutupan hari Sabat.

Acara dibuka dengan menyanyikan lagu „He’s Able“ dan dilanjutkan dengan doa pembukaan yang dilayangkan oleh bapak Wilson Tobing. Sebelum anak-anak menampilkan talenta-talenta mereka, ibu Lies Purnama, sebagai koordinator acara memberikan laporan dan menyemangati para peserta. Peserta Children Talent kali ini memang hanya diikuti oleh Power Point dan Teenage (Real Time Faith).

Anak-anak yang ambil bagian dalam Chindren Talent ini adalah :
  1. Glory Karamoy membawakan cerita: "Yesus Penyelamat“
  2. Caca Milleny Saragih, membawakan khotbah: "Bersahabat”
  3. Sandy Silalahi, membawakan khotbah: “Betapa IndahNya cinta kasih itu”
  4. Joshua Osmond Simanjuntak, membawakan Khotbah: “ Penjagaan malaikat Allah ”
  5. Verrel Sormin, membawakan Khotbah: “Arti Persahabatan”
  6. Junior Tampubolon, membawakan Khotbah: “Kisah Sup Batu”
  7. Kimberly Simanjuntak, membawakan Cerita: “Teladan Yusuf”
  8. Ivana Tobing, membawakan Cerita: “Daud & Goliat”
  9. Marcellino Karamoy, membawakan Khotbah: “Yohanes Pembabtis”
  10. Ivada Zanetta D. Putri, membawakan Ayat Hafalan
  11. Bayu Aji, membawakan Khotbah: “Samuel anak Tuhan”
  12. Rivaldo Simanjuntak, membawakan Khotbah: “Samuel”
  13. Chloudya Siboro, membawakan Cerita Alkitab: “Gereja menghadapi kesulitan”
  14. Rodney Giovanni Maringka, membawakan Khotbah: “Gossip & Grace”
  15. Elsa Tambunan, membawakan Khotbah: “ Perjuangan itu membawa berkat”
  16. Marchellino Pelaupessy membawakan Khotbah: “Bukan mengapa tapi bagaimana"
  17. Veber Sormin, membawakan Cerita: “Arti Kasih”
  18. Michelle Tobing, membawakan Cerita: “Allah terdiri dari 3 kesatuan”
  19. Odelia Levana Hasyim, membawakan Khotbah “.....................”
  20. Nicole Barnabas, membawakan Cerita “”

Para juri yang terdiri dari bapak Pdt. Saiman Saragih, ibu Yunita Wuisan dan ibu Naomi Tobing memuji semua anak-anak yang yang sudah berani menampilkan talenta-talenta mereka. Para juri sangat menghargai kemauan dan semangat para peserta. Tidak ada yang menang dan yang kalah dalam Children Talent ini. Yang ada, hanyalah nasihat-nasihat dari para juri agar para peserta dalam lebih baik lagi dalam menampilkan talenta-talenta mereka.

Di akhir acara, Ivana Tobing dalam sambutannya yang mewakili anak-anak, mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada anak-anak. Dan saat sambutan yang mewakili orang tua, bapak Ramlan Sormin mengingatkan kembali akan pentingnya Sabat Anak dan makna dari Sabat Anak. Terakhir, bapak Willy Wuisan, yang mewakili gereja, mengucapkan selamat kepada anak-anak dan berbangga karena anak-anak dapat menabung untuk dapat mempunyai seragam.

Tak terasa, waktu tutup Sabat telah tiba. Setelah renungan tutup Sabat dan doa yang dibawakan oleh bapak Munas Tambunan, dengan sukacita semua yang hadir beramah tamah di halaman gereja.

Puji Tuhan atas acara yang begitu baik.

-aster ungu-

Monday, October 11, 2010

KKR Wilayah IV.2 - "Sedap Harap Pada Yesus Kristus"

Harapan adalah suatu hal yang selalu didambakan oleh setiap manusia. Harapan berhubungan erat dengan masa depan dan tujuan hidup. Setiap orang yang normal, pasti mempunyai sebuah harapan. Ada penyataan yang tertulis sebagai berikut: “Kecil disuka, muda kaya raya, mati masuk surga.” Harapan untuk hidup damai (disukai semua orang), harapan untuk masa depan (kaya raya), atapun harapan untuk masa yang lebih jauh dari sekedar hidup di dunia ini (masuk surga). Harapan telah menjadi kebutuhan pokok manusia. Dan kalaupun saat ini harapan-harapan tersebut belum telaksana, masih ada satu harapan yang terakhir. Harapan yang sangat penting. Yang merupakan tujuan akhir dari perjalanan umat manusia. Harapan untuk mendapatkan kehidupan yang kekal di Surga.

Sebagai pengikut Kristus, kita bersyukur bahwa Tuhan Yesus
Kristus telah memberikan pengharapan hidup kekal. Pengharapan yang akan diberikan secara cuma-cuma kepada setiap orang yang percaya dan mau menerimanya. Roma 10:13, “Sebab, barang siapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan“. Namun masalahnya, masih banyak orang yang tidak percaya dan bahkan belum mengenal sumber dari pengharapan itu.

Oleh karena itu, adalah menjadi tugas kita untuk memberitahukan kepada orang lain akan pengharapan keselamatan ini. Roma 10:14 mengatakan “Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakannya?” Setiap orang yang telah menerima dan mengetahui pengharapan ini, berkewajiban membagikan kabar pengharapan ini kepada orang-orang yang belum mengetahuinya.

Banyak metode yang digunakan untuk melakukan pekabaran ini.
Salah satunya adalah dengan membentuk KPA (Kelompok Pendalaman Alkitab) di lingkungan kita. Dengan KPA-KPA ini, diharapkan pekabaran pengharapan akan keselamatan dari Yesus akan dapat didengar dan dimengerti oleh orang lain, dan pada akhirnya orang tersebut dapat percaya kepada Yesus dan memperoleh keselamatan.

Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Wilayah IV.2 yang dilaksanakan di Gereja MAHK Jemaat Kemang Pratama merupakan suatu wadah pematangan iman para pelajar Alkitab di KPA-KPA. Melalui KKR ini, para pelajar ini dapat dikuatkan dan dapat mengakui imannya kepada Yesus dengan menerima panggilan untuk dibaptis.


Pdt. Samuel Simorangkir D.Min, yang merupakan direktur departemen komunikasi Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya, dan merangkap sebagai koordinator di Wilayah IV, dengan sangat baik membawakan pekabaran keselamatan ini. Dengan tema “SEDAP HARAP PADA YESUS KRISTUS”, selama lima malam, dari tanggal 4-8 Oktober 2010, pembicara membahas isu-isu seputar pengharapan.


Dari malam ke malam, secara bergantian, pembawa acara menyapa para tamu yang sudah rindu untuk
mendengarkan kabar sukacita yang akan diberitakan. Para pemimpin pujian, dengan bersemangat memimpin lagu-lagu pujian untuk memuliakan Tuhan. Selain puji-pujian yang dibawakan oleh jemaat-jemaat di wilayah IV.2 dan koor tamu dari gereja HKBP, para tamu juga mendapat pengetahuan tentang kesehatan yang dibawakan oleh ibu S. Palawi dan pengetahuan tentang rumah tangga yang bawakan oleh bapak Pdt. D.H. Manurung.

Malam pertama, pembicara membawakan pekabaran yang berjudul “Yesus Kristus Yang Kita Tinggikan”. Bersama Kristus nilai kemanusiaan kita ditinggikan se-level denganNya dan manusia dapat bersatu untuk memuliakan namaNya.


Pada malam kedua, pembicara membahas judul “Semuanya Karena Cinta“. Ini menjelaskan bahgaimana Bapa tekah mengirim Yesus dan Yesus mau berkorban untuk manusia hanya berdasarkan cinta yang merupakan kepribadian dari Allah.

Di malam ketiga, pembahasan dengan judul „Aku Ingin Seperti Yesus Kristus“, membahas bagaimana manusia diciptakan sesuai degan peta/citra Allah. Dan Melalui Kasih KaruniaNya kita semua ingin hidup Kudus seperti Yesus Kristus yang memiliki Kasih terhadap Allah dan sesama.

Sedangkan di malam keempat, pembicara mengambil judul „Sudah Waktunya Untuk Hidup Baru“. Disini pembicara membahas bagaimana manusia lama harus binasa melalui Baptisan yang Kudus agar aku dapat hidup berdamai dengan Allah.

Klimaksnya pada malam kelima, atau yang terakhir, dengan judul „Hidup Yang Berpengharapan“, pembicara membahas KedatanganNya yang ke-2 kali yang sudah dekat. Inilah saatnya kita hidup baru dan memiliki tabit seperti Yesus. Hidup seperti kelompok 144.000 yang selalu mengikuti anak domba kemana saja Dia pergi.

Oh, Betapa indah dan sedapnya berharap kepada Tuhan Yesus Kristus.


Pada Malam terakhir ini, menjadi malam yang istimewa, oleh karena pada malam ini, sebelum pembicara menyampaikan pembahasannya, terlebih dahulu anak-anak tampil untuk membawakan lagu pujian kepada Tuhan.

Sebelumnya, anak-anak ini, yang turut hadir dari malam ke malam, dalam acara KKR ini, mengikuti Acara Pembangunan Tabiat Anak (APTA). Dalam acara ini, anak-anak diajarkan bernyanyi, pengetahuan kesehatan, prakarya dan cerita Alkitab. Begitu antusiasnya anak-anak ini, sehingga setiap malamnya, kelas anak-anak selalu saja penuh.

Anak-anak ini secara berturut-turut membawakan 3 lagu pujian yaitu ”Yesus Dalam Keluarga”, ”Yesus Cinta Anak-anak”, dan ”I have the Joy”. Namun, yang istimewa, anak-anak ini dapat menyanyikan dalam banyak bahasa. Dalam bahasa Indonesia, Inggris, Mandarin, India, Jawa, Sunda, Batak, dan Menado.


Pada malam terakhir ini pula, pembicara mengadakan panggilan. Dan tercatat 14 orang telah maju ke depan untuk menerima panggilan itu.


Puji Tuhan atas jiwa-jiwa yang telah digerakkan oleh Roh Kudus.

-aster ungu-

Tuesday, October 05, 2010

MELAKUKAN KEHENDAK BAPA

Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Yakobus 2 : 14–17



Mengapa orang yang sudah berprestasi dalam pelayanan dengan mengusir setan dan melakukan mukjizat demi nama Yesus masih tidak dikenal oleh-NYA? Bukankah ini bertentangan dengan konsep yang diterima oleh banyak orang Kristen hari ini, bahwa dengan mengaku Yesus adalah TUHAN, mereka sudah menjadi umat-NYA? Mereka mengatakan bahwa keyakinan akan keselamatan juga semakin kuat tatkala membandingkan diri mereka dengan orang-orang yang tidak percaya kepada TUHAN Yesus, apalagi bila membandingkan dengan mereka yang menghina nama Yesus. Orang-orang Kristen ini merasa sudah istimewa di mata TUHAN. Akhirnya mereka merasa puas dengan hidup Kekristenan yang telah mereka capai tanpa menyadari bahaya yang membayang di balik kepuasan itu. Pengakuan bahwa Yesus adalah TUHAN tidak sekadar pengakuan di bibir, tetapi harus bersumber dari kepercayaan dalam hati (Rm. 10:9–10). Mungkin kita berpikir, kalau orang bisa mengaku, pastilah itu berasal dari hatinya yang percaya. Tetapi tidak demikian, karena orang-orang yang dienyahkan oleh TUHAN (Mat. 7:23) pasti juga merasa dirinya percaya kepada TUHAN. Tetapi ternyata TUHAN Yesus tidak percaya bahwa mereka percaya kepada-NYA. Kepercayaan mereka ternyata tidak menyelamatkan mereka.
Kepercayaan yang benar dalam hati pasti terwujud dalam tindakan, sebab iman tanpa perbuatan seperti tubuh tanpa roh, dan pada hakikatnya adalah mati (ay. 17, 26). Jadi iman harus disertai dengan tindakan atas pengakuan kita bahwa Yesus adalah TUHAN. setan-setan pun percaya bahwa Yesus adalah TUHAN (ay. 19), tetapi percaya seperti itu bukan iman yang menyelamatkan. Iman yang menyelamatkan berarti tidak saja kita dapat memanggil Yesus sebagai TUHAN, tetapi juga melakukan kehendak BAPA. Melakukan kehendak BAPA sama dengan hidup dalam otoritas TUHAN Yesus, sebab IA menyampaikan apa yang dikehendaki BAPA untuk dilakukan oleh umat-NYA, sehingga kita harus mendengarkan-NYA (Mat. 17:5). Marilah kita renungkan, sejauh mana kita telah hidup dalam otoritas TUHAN? Sedalam apa kita telah belajar mengerti kehendak TUHAN dan melakukannya? Orang yang sungguh-sungguh berniat menjadikan Yesus sebagai TUHAN dan memperlakukan-NYA dengan proporsional sebagai Majikan Agungakan senantiasa berusaha mencari kehendak-NYA dan melakukannya. Jangan jemu-jemu mempelajari Firman-NYA, supaya kehendak-NYA nyata untuk kita lakukan dan pada saatnya nanti, IA menerima kita sebagai hamba-NYA yang setia. Orang yang percaya Yesus sebagai TUHAN akan senantiasa berusaha melakukan kehendak ALLAH.

Monday, October 04, 2010

DENGAN SEGENAP AKAL BUDI

Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Matius 22 : 37–40


Semua gereja pasti menganjurkan anggotanya untuk intensif membaca Alkitab. Tapi apakah gereja telah membekali orang percaya dengan rambu-rambu yang jelas dalam menggali Alkitab? Sebab Alkitab seperti hutan belantara yang harus dikuasai jalan setapaknya; kalau tidak, si penjelajah akan tersesat di jalan dan tidak bisa pulang. Memahami isi Alkitab memang tidak mudah, tetapi dapat dilakukan. Untuk memahaminya kita sama sekali tidak membutuhkan wahyu yang bersifat mistis. Yang penting adalah untuk menggali Alkitab kita harus menggunakan akal budi kita, yaitu rasio yang maksimal melalui kerja keras. Itulah sebabnya TUHAN mengatakan bahwa kita harus mengasihi DIA dengan segenap akal budi juga (ay. 37). Akalbudi adalah pikiran, yang haruslah selalu mengalami pembaruan (Rm. 12:2). Berkenaan dengan ini, kita harus terlebih dahulu memahami apa maksudnya “Alkitab adalah Firman TUHAN”. Apa sebenarnya yang Firman TUHAN: bukunya secara fisik, atau huruf-huruf yang menyusun kata-kata, atau bagian lain? Ataukah hanya sebagian saja dari Alkitab yang merupakan Firman TUHAN, yaitu yang mengutip kata-kata TUHAN? Sebenarnya maksud “Alkitab adalah Firman TUHAN” ialah, Alkitab ditulis berdasarkan inspirasi dari Roh Kudus, serta sudah lengkap dan memadai guna mengajar dan memandu kita untuk beriman dan hidup dalam kebenaran menuju kesempurnaan, kembali kepada rencana ALLAH yang mula-mula.


Kemudian perlu pula kita pahami, bagaimana kita dapat menemukan kebenaran dari dalam Alkitab? Sebab ternyata dari dalam Alkitab orang bisa menarik kesimpulan dari apa yang dimengertinya sebagai kebenaran, padahal ternyata bukan. Kita tahu, ajaran-ajaran sesat yang mencoba merusak iman jemaat yang murni juga melandaskan doktrinnya kepada Alkitab. Untuk menemukan kebenaran dari dalam Alkitab yang benar-benar benar, sekali lagi kita harus melibatkan akal budi kita dalam memilih dua hal. Pertama, kita harus berani memilih, siapa yang layak didengar ajarannya. Kita harus memperhatikan apa yang disampaikan setiap pemberita Firman. Kalau pembicara menyampaikan Firman TUHAN yang murni, maka paradigma atau cara berpikirnya menjadi benar. Kedua, kita harus memilih berbagai buku dan majalah rohani yang bermutu untuk dipelajari, yang dapat meletakkan fondasi iman yang benar. Untuk itu kalau kita tidak tahu, kita perlu bertanya dan berdiskusi dengan saudara-saudara seiman yang mengerti mengenai hal ini.Untuk menggali Alkitab kita harus menggunakan akal budi kita, bukan dengan pengalaman mistis.

Friday, October 01, 2010

DATANGLAH KERAJAANMU

Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Matius 6 : 10


Perhatian kita harus dipancangkan kepada apa yang menjadi visi dan misi Yesus, yaitu kedatangan Kerajaan-NYA. Itulah sebabnya dalam Doa Bapa Kami TUHAN Yesus mengajarkan kalimat doa yang merupakan pola kehidupan yang harus diselenggarakan, bukan hanya diucapkan: “Datanglah Kerajaan-MU”. Kerajaan ALLAH yang kita rindukan itu bukan kerajaan duniawi, melainkan Kerajaan kekal yang mulai saat ini seharusnya sudah kita rasakan dengan pemerintahan Kristus dalam hati kita, dan akan datang secara utuh dan lengkap saat Kristus menghancurkan seluruh kekuatan jahat, dan memerintah di langit baru dan bumi baru. Untuk ini, kita harus dipersiapkan menjadi umat yang layak bagi DIA. Kitaharus bersyukur dalam segala keadaan hidup kita di dunia ini, dan tidak boleh menuntut agar hidup kita di dunia ini berkeadaan seperti yang kita inginkan. Hidup di dunia hanyalah masa persiapan menyambut kehidupan yang sebenarnya, yaitu kehidupan sempurna yang dirancang TUHAN di langit baru dan bumi baru. Dengan memahami dahsyatnya kebenaran ini, kita harus menyadari bahwa Kekristenan tidak sama dengan agama-agama lain. Agama-agama lain mengajarkan kepada pemeluknya bahwa dengan mengikuti ajaran agama dan hukum-hukumnya, hidup akan dapat dijalani dengan lebih mudah dan bahagia karena hidup berkelimpahan secara materi dapat diraih. Maksudnya firdaus dialami di bumi ini dan diharapkan juga dialami di dunia yang akan datang. Tetapi Kekristenan tidak demikian.
Seseorang yang disentuh oleh Injildan mengemban visi dan misi TUHAN akan memasuki kehidupan yang lebih sukar, sebab ia harus mengerti kebenaran dan hidup di dalamnya. Untuk dapat mengemban tugas sebagai saksi Kristus sampai ke ujung bumi, seseorang harus diproses menjadi manusia yang kembali seperti rancangan ALLAH yang mula-mula terlebih dahulu. Tahap ini tidak mudah, tetapi jika kita bersedia melaluinya, kita dapat menghayati apa artinya memiliki hati di Kerajaan Surga, bukan di bumi ini. Justru kesukaran yang kita alami di bumi ini akan mengingatkan kita untuk selalu mengatakan “Datanglah kerajaan-MU” dengan penuh kerinduan, sehingga sekalipun sukar, kita dapat tetap bersukacita di dalam Kristus. Mulaisaat ini marilah kita renungkan, apakah kita masih mau mengiring TUHAN atau tidak. Masih tetap mengiring TUHAN berarti kita harus mengenakan visi dan misi Yesus sebagai baju kehidupan kita, meskipun itu bisa berarti menunda kebahagiaan sampai di kerajaan-NYA nanti. Bila tidak, sia-sia kita menjadi Kristen. Mengenakan visi dan misi Yesus berarti bersedia menempuh hidup yang lebih sukar.