Thursday, March 31, 2011

Akhir Sebuah Perjuangan


Wahyu 3:21, “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhtaKu, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan BapaKu di atas takhtaNya.”


“Hai tim, pastikan target penagihan kita mencapai minimum 100%. Kalau tidak bisa melebihi. Dan saya tahu, kalian pasti bisa untuk itu”, demikian saya menginstruksikan sekaligus memotivasi para rekan kerja saya di kantor. “Ya Pak. Kita pasti usahakan untuk mengejar target walaupun ada dua pelanggan yang bapak sendiri tahu, kalau mereka agak susah diminta komitmen pembayarannya. Bahkan sudah melewati tanggal jatuh tempo hutang mereka”, jawab salah seorang rekan kerja saya yang setiap hari bertugas memimpin tim bagian keuangan di perusahaan kami untuk memantau kinerja operasional di bagian itu sendiri. Instruksi ini saya berikan di awal bulan, supaya rekan kerja saya fokus untuk tugas itu.

Tepat setengah jam sebelum jam makan siang, tiba-tiba salah seorang rekan kerja saya yang berusia delapan bulan lebih mudah dari saya sekaligus menjadi pemimpin tim ini menghampiri saya dan mengatakan, “Pak, pembayaran dari salah satu pelanggan kita yang sudah jatuh tempo itu sudah masuk. Ini pasti berkat jurus jitu dari surat elektronik atau email bapak kemarin ke mereka. Jadi langsung mereka action. Nggak mau dong, mereka untuk kesekian kalinya harus berhadapan dengan Bapak karena pengiriman barang mereka kita tahan gara-gara telat membayar?”, demikian informasi ini saya terima darinya. “Wow … mantap dan good job untuk semua tim penagihan. Ini yang saya mau kalian harus kerjakan setiap kali ada tugas khusus yang diserahkan kepada kalian”, demikian komentar saya kepada tim ini sambil berjalan keluar dari ruangan kerja menuju ke lokasi kerja seluruh rekan kerja saya berada. “Nanti lima menit sebelum jam dua belas, kita ke luar kantor dan makan siang bersama, mari kita rayakan hasil jerih payah kalian ini”, lebih lanjut saya berkomentar kepada seluruh rekan kerja.

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menerima penghargaan maupun memberikan penghargaan baik berupa ucapan atau pun memberikan sesuatu sebagai wujud dari rasa sukacita kita atas pencapaian atau pelayanan seseorang yang kita rasakan sangat menyentuh hati kita. Hal ini kita lakukan semata-mata agar orang lain yang menerima penghargaan itu mengerti betapa kita terpuaskan dengan semua pencapaian atau pun pelayanannya. Namun apapun bentuk penghargaan itu, semuanya dapat dikonversikan ke dalam nilai uang. Tetapi bagaimana dengan penghargaan atau pun upah yang Yesus janjikan untuk kita miliki? Upah itu sangat tidak ternilai harganya dan tak terbayarkan oleh orang terkaya di dunia sekali pun. Oleh sebab Ia menjanjikan surga dan kehidupan yang kekal akan menjadi bagian kita, duduk bersama dengan Yesus dalam takhtaNya, bukan oleh banyak persyaratan yang Yesus ajukan namun Ia hanya meminta kita menerima keselamatan yang Dia telah berikan, menjaganya tetap setia sampai Yesus datang kali yang kedua, maka mahkota kehidupan akan menjadi bagian kita. Jikalau kita berterima kasih atas penghargaan yang manusia berikan kepada kita, sudahkah kita bersyukur dan berterima kasih kepadaNya atas janji kehidupan yang kekal Yesus telah sediakan untuk kita? Semoga kita setia sampai akhir dan Allah akan mengaruniakan mahkota kehidupan untuk saudara dan saya. Amin.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

No More Night

Lagi-lagi PA Kemang Pratama kedatangan tamu lagi. Sabat ini, 26 Maret 2011, tamunya dari mahasiswa-mahasiswa Universitas Advent Indonesia (UNAI). Mereka datang dengan grup nyanyinya yang bernama Unceasing Cantica (UC). Pada Sabat ini merekalah yang mengisi acara PA dari awal acara sampai akhir acara. PA kali ini benar-benar berbeda karena PA yang biasanya mulai jam 16.30, namun sabat ini dimulai jam 14.00.

Acara PA dimulai dengan menyanyikan energizer dari Tysiatoura Tengor. Ka Tysiatoura mengajarkan dua lagu energizer baru untuk anak-anak Kemang Pratama. Walaupun PA saat itu sedikit yang datang, tetapi tetap penuh semangat. Untuk memulai acara PA, ayat inti dibawakan oleh Virginia dan lagu buka dari Lagu Sion nomor 283 “PMA Majulah!”. Setelah itu MC yang dibawakan oleh kak Felasky Grafiano dan kak Katheleen Manurung.

Sebelum berkenalan dengan anak-anak UC, mereka menyanyikan lagu “I want to thank you Lord” dahulu. Perkenalan dimulai oleh anak laki-laki, setelah itu menyanyikan lagu “Rite The Chariot”. Setelah anak laki-laki, saatnya anak perempunan memperkenalkan diri dan menyanyikan lagu “Heaven’s peace”.

Kini tiba acara inti dimulai. Ternyata acara inti PA kali ini bertemakan “No More Night” yang akan dibawakan melalui drama musikal. Drama ini menceritakan kejadian yang akan datang saat akhir zaman tiba. Dimana saat akhir zaman tiba, akan ada undang-undang hari peribadatan yang dikeluarkan oleh pemerintah, yaitu hari Minggu. Banyak umat-umat percaya dengan hari Sabat sebagai hari perbadatan, beralih ke hari Minggu. Karena pemerintah menyediakan segalanya untuk kebutuhan mereka. Di samping itu, umat-umat percaya yang mempertahankan hari Sabat melarikan diri ke hutan untuk menyelamatkan diri. Mengalami siksaan dan penderitaan, karena mereka percaya akan kedatangan Yesus yang kedua kali. Kemudian mereka akan diangkat ke surga yang tidak ada malam,kesakitan, kesedihan dan penderitaan lagi. Ditengah-tengah drama ada kuis singkat dan diakhir acara inti Unceasing Cantica menyanyikan lagu “No More Night” untuk mengakhiri acara.

Sebelum acara PA selesai, UC akan menyanyikan sebuah lagu lagi, namun saat ini mereka menyanyi dengan alumni-alumni UC angkatan sebelumnya. Mereka menyanyikan lagu “On The Rock I Stand”. Acara PA diakhiri doa yang dilanyangkan oleh Pdt. Alvin Hendriks. Setelah itu kata sambutan oleh Ketua Munas Tambunan.

Acara PA sabat ini selesai. Jangan lupa datang ke acara PA berikutnya yang pastinya akan lebih seru lagi!!!! Pastikan kita semua hadir ya…. Tuhan memberkati.

-lala-


Wednesday, March 30, 2011

Digendong Sampai Ubanan

Yesaya 46:4, “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.”



“Kakak, Adek! Ayo, matiin TV nak. Sikat gigi. Terus masuk kamar! Kita mau berdoa lalu tidur. Sekarang udah jam setengah sembilan malam. Sudah waktunya tidur supaya besok nggak terlambat bangun jadi nggak terlambat juga ke sekolah”, demikian perintah saya kepada kedua anak saya. “Sebentar dong Pa. Filmnya nanggung nih. Sebentar lagi juga selesai kok. Paling juga jam sembilan filmnya selesai”, jawab anak saya yang tertua sambil asyik menonton dan mengikuti alur cerita yang ada di TV. Boleh dikatakan hampir setiap malam saya pasti memerintahkan hal yang sama kepada anak-anak saya terkecuali saat saya harus pulang malam ke rumah oleh karena menghadiri acara kebaktian di gereja atau ada kunjungan ke tempat lain yang memang perlu.

Segera setelah anak-anak saya memasuki kamar tidur, saya pun biasanya mendampingi mereka. Kami akan berdoa bersama, lalu mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur dan meminta mereka tidur. “Pa, mau dong dipijatin kelopak mata dan dahi kakak seperti biasanya”, pintanya kepada saya. “Iya Pa, adek juga mau donk digarukin punggung biar cepat tidur”, pinta anak saya yang bungsu. Kebiasaan ini sudah mendarah daging bagi anak-anak saya sejak mereka mulai memasuki usia enam tahun. Itulah sebabnya setiap kali saya mengantar mereka untuk tidur pasti meminta hal yang sama untuk dilakukan. Bagi saya, ini adalah suatu kenikmatan yang istimewa dapat memberikan perhatian dan pelayanan yang mereka sukai bagi anak-anak saya gantinya merasakan itu sebagai beban. Adalah menjadi kebiasaan saya untuk selalu menjenguk kedua putri saya ke kamarnya, memastikan selimut anak-anak saya menyelimuti tubuh mereka serta memastikan suhu pendingin di kamar mereka tidak terlalu dingin atau terlalu hangat supaya mereka dapat tidur nyenyak. Hal ini telah saya kerjakan dengan senang hati berpuluh tahun lamanya sejak kami dikaruniai anak sebelas bulan setelah usia pernikahan kami. Betapa bersyukurnya kami atas kehadiran mereka.

Kalau saja kita sebagai orang tua berusaha semaksimum mungkin untuk memberikan perhatian dan menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak kita, apalagi Bapa kita yang di surga yang tidak pernah terlelap dan tidak pernah tertidur berjanji akan tetap menggendong kita sampai tua. Allah tidak saja hanya menggendong kita namun ia memikul dan menyelamatkan kita. Bilamana anak-anak kita menaruh rasa bangga dan sayang kepada kita orang tuanya karena segala apa yang telah kita perbuat kepada mereka, kita lebih pantas dan patut berbangga oleh karena orang tua yang kita miliki yakni Khalik serwa sekalian alam itu mampu memberikan yang dunia tidak dapat berikan kepada kita dan tak ternilai harganya. Tidakkah kita pantas bersyukur dan berterima kasih oleh sebab Allah yang kita kenal adalah Allah yang Peduli? Masihkah kita ragu untuk memegang janjiNya bahwa Ia akan menggendong kita hari ini, esok dan seterusnya sama seperti Ia telah menggendong kita di hari-hari yang telah kita lewati. Semoga saudara dan saya mengerti kebaikan Tuhan bagi kita.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Memandang Tuhan Dengan Jelas

Dorongan Pelayanan Perorangan (PP) pada hari Sabat, 26 Mar 2011 dibawakan oleh sdr. Yves Saragih, salah seorang dari anggota Unceasing Cantica Universitas Advent Indonesia (Unai) yang melayani di jemaat Kemang Pratama dari Sabat pagi sampai sore hari.

Sdr. Yves mengawali dorongan PP dengan mengajak hadirin untuk membuka buku Lukas pasal 19 yang berisi cerita tentang Zakheus. “Kita mengetahui bahwa Zakheus adalah orang yang pendek dan dia ingin melihat Yesus, tapi dia tidak dapat melihatNya, apakah karena ia pendek?” demikian tanya sdr. Yves. Dia katakan, “Bukan, bukan karena ia pendek. Jadi karena apa? Mari kita buka Lukas 19:3, dikatakan: Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek”. Jadi, Zakheus tidak berhasil melihat Yesus, karena orang banyak menghalangi pandangannya untuk melihat Yesus. Seandainya tidak ada orang banyak yang menghalangi penglihatannya, tentu ia dapat melihat Yesus.

Seperti Zakheus, pandangan kita juga bisa dihalangi oleh penghalang-penghalang yang mengganggu pandangan kita pada Tuhan. Kita perlu menyingkirkan dan menjauhkan penghalang-penghalang yang mengganggu pandangan dan hubungan kita dengan Tuhan, sehingga kita bisa memandang Tuhan dengan jelas. Marilah kita datang kepada Tuhan dan mengarahkan pandangan kita senantiasa kepada Tuhan.

- james -


Tuesday, March 29, 2011

Ala Bisa Karena Biasa

Lukas 6:35, “Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.”


“Ayo bang, ikan yang ini kelihatannya belum abang sentuh. Ikan itu memang disisakan hanya untuk abang saja. Aku sudah ngambil jatah cukup banyak nih. Lihat saja piringku. Sudah penuh dengan duri ikan dan sambal yang pedesnya minta ampuuun.... Sementara piring abang masih mulus belum berwarna-warni.”, demikian celetuk saya pada saat saya dengan beberapa rekan-rekan mengadakan makan pagi menjelang siang bersama di salah satu restoran manado yang cukup terkenal di bilangan daerah Jakarta Selatan. "Waduh, kayaknya kalo makan ikan yang itu aku nggak kuat deh. Melihat saja, aja aku sudah merasakan pedasnya", jawabnya kepadaku. Maklum restoran Manado memang terkenal dengan bumbu masakan yang serba pedas, dengan bumbu acar yang pedas pula. Pokoknya nggak ada yang nggak pedas, kalau masakan di restoran Manado.

Pagi menjelang siang itu terhidang dengan rapi sayur bunga papaya yang tentunya ada rasa pahit namun tidak sepahit biasanya karena didominasi rasa pedas bumbu masakan. Demikian juga dengan sayuran lainnya yang hampir sepahit sayuran terdahulu namun tetap rasa pedasnya lebih mendominasi. Ayam rica-rica dengan bumbu cabe hijaunya yang memenuhi masakan juga telah terhidang di hadapan kami bersama dengan beberapa jenis ikan yang tentunya semuanya terasa pedas. “Dulu bang, pertama kali aku makan masakan Manado, wow …! Teriak dan kaget aku waktu gigitan pertama rasa pedesnya bikin bibirku terasa terbakar...!! Pokoknya keringat abiss dah kalo sudah menyantap makanan seperti ini. Tapi setelah berkali-kali menikmati makanan seperti ini, akhirnya biasa saja jadinya. Nggak sepedes yang dulu lagi...”, demikian aku bertutur kepada salah seorang teman disampingku. Serta merta ia pun menjawab, “Itulah mungkin namanya ala bisa karena biasa ya? Makanya kamu sudah nggak terlalu kepedasan lagi".

Pisau yang tumpul jika selalu diasah, lama kelamaan akan menjadi tajam. Batu padas sekalipun jika setiap hari ditetesi air, lama kelamaan akan menjadi luluh dan mudah dihancurkan. Demikian perintah agung dari Allah yang sangat mudah untuk diucapkan namun sangat sulit untuk dilakukan, yakni mengasihi musuh dan mendoakan mereka, akan dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari jika kita meminta Roh Kudus bekerja di dalam diri kita. Lupakan siapa sesungguhnya diri kita. Jangan pernah berhitung dengan apa yang kita miliki. Jangan kita yang membuat ukuran kebaikan dan kehebatan atas apa yang ada pada diri kita namun biarkan Allah yang mengukur segala keberhasilanmu, maka kita sanggup untuk mengasihi musuh dan mendoakannya bahkan memberikan pertolongan tanpa mengharapkan balasan. Mengasihi orang yang telah mengasihi kita itu adalah hal biasa, dimana orang jahat sekalipun mengerti mengasihi orang yang berbuat baik kepadanya. Namun mengasihi, mendoakan dan memaafkan musuh adalah hal yang sulit dilakukan jikalau kita mementingkan ego diri kita. Apa bedanya kehidupan keagamaan kita jika kita hanya mengasihi dan memaafkan orang yang mengasihi serta memaafkan kita sama seperti orang jahat juga melakukan hal yang sama? Oleh sebab itu perlu belajar kepada Yesus yang mengosongkan diriNya dan tidak memperhitungkan kemuliaan yang ada pada diriNya demi membela saudara dan saya. Masihkah kita tidak mau mengasihi dan mengampuni musuh kita? Renungkan akan hal ini, dan Allah menolong hidup kita hari ini. Amin.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Pelayanan Masyarakat - Kemang Pratama & Tebet

Suasana pelmas charity clinic kali ini agak berbeda dari sebelumnya. Para Panitia charity clinic sebagian besar menggunakan seragam pathfinder type A dan kaos DKI plus kacu. Memang di spanduk yang terpapang di dinding area tertulis "Bakti sosial pengobatan gratis Pathfinder Kemang Pratama - Tebet.

Acara dibuka oleh Bp. Amat Bani selaku RW 01 dengan mengatakan bahwa kiranya warga disini dapat memanfaatkan moment ini dengan baik dari pagi hingga sore nanti. Namun sebelumnya panitia berkumpul sedikit briefing oleh MG Annie Simanjuntak selaku ketua pelaksana dilanjutkan doa buka oleh Pdt. Sopar Situmorang.

Kerjasama bakti sosial Kemang Pratama - Tebet ini diadakan di rumah kel. Bapak Dumaliling di daerah Lubang Buaya Pondok Gede. Tempat ini biasa digunakan untuk cabang UKSS Tebet dengan anggota 40 orang. Hingga saat ini KPA di daerah Lubang Buaya masih berjalan, dan ada satu kesaksian dari seorang Bapak pemeluk agama Khatolik bahwa beliau sudah 4 tahun bergabung dengan KPA rumah keluarga bapak Dumaliling, sangat menyenangkan dan meningkatkan iman.

Dokter yang berpartisipasi dalam charity clinic ini yaitu dr. Dora, dr. Connie, dr. Paskario, dr. Ragam Mangunsong, dr. Sofie Simanjuntak, drg. Elisabeth Siburian, dan bidan Ny. E Sijabat. Mereka telah meluangkan waktu untuk memberikan pelayanan pengobatan cuma-cuma pada hari libur yang seyogyanya mereka dalam berkumpul bersama keluarga.

Sambil menunggu panggilan untuk pemeriksaan darah dan konsultasi dengan dokter, pdt. Mamahit memberikan seminar tentang pola hidup sehat "Newstart". Seminar dibawakan dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti kaum awam.

Pelayanan mencakup pemeriksaan darah untuk gula darah, asam urat, kolesterol dan trigliserida. Pemeriksaan bidan bukan hanya pemeriksaan kandungan saja, bidan juga melayani suntik KB dan test kehamilan. Selain itu, kami juga membagikan buah tangan saat mereka pulang.

Jumlah warga yang datang 315 orang dari mulai bayi hingga lansia, pasien tertua berusia 90 tahun. Dari yang tidak berpenyakit sampai kepada yang menggunakan kursi roda bahkan yng sulit berjalan. Mereka keluar dengan wajah berseri-seri dari pos terakhir conseling dan farmasi sambil membawa obat.

Anak-anak muda tebet dan kemang dibagian pendaftaran dengan penuh senyum mendata para pengunjung. Pengukuran berat badan dan tensi ditangani dengan penuh kelembutan. Di bagian laboratorium anak-anak muda mengambil darah para pasien sambil berbincang-bincang agar pasien tidak merasakan sakit. Setelah itu kemudian pasien menunggu antrian dokter, yang dipandu oleh Bapak Ramlan Sormin.

Bagian farmasi tak kalah sibuk mempersiapkan obat-obatan, sambil menunggu obat-obatan pasien dapat konsultasi untuk masalah non medis dengan ibu Yunita, pdt Sopar Situmorang, pdt Mamahit, pdt Saiman Saragih.

Acara ditutup dengan kata-kata sambutan dari bapak Pdt. Siagian, bapak Sondakh, bapak David Tampubolon dan lagu spesial dari bapak Rainhart jemaat Tebet yang baru dibabtis berduet dengan Natalia.

-Annie Ws-

Kunjungan Unceasing Cantica Bandung

Ayat Bersahutan pada perbaktian Khotbah, Sabat 26 Maret 2011, diambil dari kitab I Tesalonika 5 : 7 - 11 dan dibacakan secara bergantian oleh bapak Jeff Eman dan jemaat. Kemudian Cindy Simanjuntak (Unceasing Cantica) sebagai pemimpin pujian mengundang jemaat untuk menyanyikan lagu sion nomor 207 , “Jagalah Hai Orang Saleh”. Doa syafaat dilayangkan oleh Henson Sihombing (Unceasing Cantica). Selanjutnya lagu pujian disampaikan oleh Unceasing Cantica Bandung dan dilanjutkan dengan bacaan persembahan dibacakan oleh, Irfan Butar-butar (Unceasing Cantica) dan dilanjutkan dengan respon jemaat dalam memberikan persembahan dan diakhiri dengan doa persembahan. Sebelum Cerita anak - anak, terlebih dahulu Unceasing Cantika Bandung membawakan sebuah lagu pujian untuk Tuhan dengan judul ‘ Halleluya’ .

C
erita anak dibawakan oleh Cherylline Anne Citra(Unceasing Cantica), semua anak-anak diundang ke depan untuk mendengarkan cerita anak , yang menekankan agar anak-anak untuk suka berdoa dan memberi persembahan kepada Tuhan.

F
irman Tuhan Sabat ini disampaikan oleh Pdt.
Alvyn Hendriks yang berjudul ‘Are You Ready?‘ yang mengambil ayat inti dari Matius 24 : 13. Dan hal yang ditekankan pada sabat ini yaitu, mengenai keadaan dunia yang terjadi sekarang ini, yaitu dunia yang semakin lama semakin bertambah buruk. Ini adalah merupakan tanda bahwa kita berada pada akhir zaman. Dimana dunia telah dipenuhi ketakutan, manusia tidak merasa aman, banyak penduduk dunia menderita kelaparan, terkena beragam penyakit, bencana–bencana alam yang terjadi di berbagai tempat, sehingga manusia merasa harus lari ke tempat yang lebih aman , dan terjadi berbagai - bagai kejahatan yang membuat manusia menjadi khawatir dan tidak merasa aman dan damai. Tentunya semua kondisi ini telah dirasakan oleh umat – umat Tuhan dan akan dirasakan juga oleh umat – umat Tuhan. Namun sebagai umat Tuhan yang mengenal akan Firman Tuhan yaitu Alkitab, kita tidak perlu kwawatir. Mengapa?.... Karena semua bencana yang terjadi dan akan terjadi adalah merupakan wahana Allah untuk menyadarkan manusia akan akhir zaman dan sudah diberitahukan oleh Tuhan kepada umatNya melalui Alkitab. Iman di dalam Kristus dan hidup di dalam Kristus akan memberikan kedamaian, yaitu kedamaian yang berasal dari sang pencipta yang diberikan di tengah-tengah kekalutan yang terjadi di bumi ini. Apakah kita siap akan kondisi ini ?.... ‘Situasi akan menjadi sangat buruk ketika yang terbaik akan datang’ itulah keadaan dunia pada saat Yesus akan datang untuk yang ke 2x. . .

Kebaktian khotbah diakhiri dengan menyanyikan lagu sion nomor 215 ‘Kita Dijamu Oleh Raja‘ dan doa penutup oleh Pdt. Alvyn Hendrik. Selanjutnya semua jemaat dan juga para tamu diundang untuk potluck bersama dan mengikuti Acara PA dari Unceasing Cantica Bandung pada sore hari….
GBU

-Mei-


Monday, March 28, 2011

Nafas Hidup



Mazmur 37:5, “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak.”



Pagi itu tepat hari Sabtu, waktu dimana mezbah keluarga kami lakukan seperti biasanya. “Ayo nak, tolong adek mainkan pianonya. Kita nyanyikan lagu Inilah Jam Ku Berdoa.” Anak kami pun memainkan piano sambil kami mengumandangkan lagu tersebut hingga selesai sebanyak tiga ayat. Entah mengapa perasaan saya sungguh terharu sambil menyanyikan lagu dalam bahasa daerah sementara istri dan anak-anak saya menyanyikannya dalam bahasa nasional kita. Air mataku pun tak terbendung mengalir ke pipi sambil lagu dinyanyikan. Terbayang di depan mata saya sosok seorang ayah yang tekun berdoa. Hidupnya tak pernah berlalu tanpa dibarengi doa yang berserah kepada Allah. Terkenang di dalam benak saya bahwa ia sedang mendoakan dan menyebutkan nama kami anak-anaknya satu per satu agar Allah yang memeliharakan dan memberkati.

Saya tidak tauh pasti kenapa ayah kami ini rajin bahkan tekun berdoa baik pagi, siang dan malam hari bahkan ketika tengah malam saya sering mendengar ia sedang mendoakan kami. “Eh, matahari menunjukkan waktu sudah tengah hari, mari kita berkumpul di pematang sawah supaya berdoa”, demikian instruksi yang ayah berikan kepada kami tatkala kami sedang bekerja di sawah, beristirahat sejenak dan berdoa pada tengah hari. Satu hal yang saya ketahui secara pasti adalah ayah kami menyadari ketidakmampuannya untuk mendidik kami anak-anaknya, tekanan keadaan ekonomi dibawah rata-rata ditambah dengan jumlah anak yang relative sangat banyak. Tentunya ia menginginkan kami anak-anaknya agar berhasil dalam pendidikan sama seperti anak-anak orang lain yang berkecukupan dalam ekonomi, namun ia sangat menyadari keterbatasan dan ketidakmampuan ekonominya dalam berbagai hal menjadi pemisah antara keberhasilan yang harus dicapai anak-anaknya dengan apa jadinya kami, anak-anaknya kelak. Dalam keterbatasan itu ayah kami sangat yakin bahwa Allah memiliki semuanya dan sanggup memberikannya kepada kami. Puji Tuhan atas doa-doa orang tua kami dan atas kemurahan Allah, apa yang dicita-citakan orang tua kami akhirnya tercapai.

Dalam segala keterbatasan kita, ada penyelesaian. Dalam permasalahan hidup yang kita hadapi, ada penyelesaian. Dalam setiap perkara yang kita lalui, ada jawaban. Datanglah kepada Allah, berbicaralah dan ceritakanlah kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kita. Allah hanya sejauh DOA. Sebagaimana kita memerlukan makan dan minum setiap hari, demikian hendaknya kita berdoa setiap hari yang berguna sebagai asupan makanan dan minuman bagi hidup rohani kita. Banyak berdoa banyak kuasa, sedikit berdoa sedikit kuasa. Oleh sebab itu berdoalah dengan tidak jemu-jemu, sebab Allah dapat kita jangkau hanya melalui doa kita setiap hari kepadaNya. Allah menolong saudara dan saya menjadi orang yang suka berdoa dan nantikanlah jawaban Allah yang sungguh ajaib bagi doa kita. Amin


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Yesus Barabas atau Yesus Kristus

Sabat ini adalah Sabat Perjamuan Kudus untuk Jemaat Kemang Pratama pada kwartal pertama pada tahun 2011. Ayat Bersahutan pada perbaktian Khotbah, Sabat 19 Maret 2011, diambil dari kitab Matius 6 : 5-8, dan dibacakan secara bergantian oleh bapak David Tampubolon dan jemaat. Kemudian saudara Robert Rihihina sebagai pemimpin pujian mengundang jemaat untuk menyanyikan lagu sion nomor 193 , “ Aku Mau Turut Ya Tuhan ”. Doa syafaat dilayangkan oleh bapak Larry Manurung. Bacaan persembahan dibacakan oleh, bapak Jamesson Silitonga dan dilanjutkan dengan respon jemaat dalam memberikan persembahan. Dan diakhiri dengan doa persembahan.

Sebelum masuk pada pekabaran khotbah, terlebih dahulu BWA Kemang Pratama membawakan lagu pujian untuk Tuhan dengan judul Standing On The Promises “ dengan penuh semangat. Setelah itu, semua anak-anak diundang untuk ke depan, untuk mendengarkan cerita anak yang dibawakan oleh ibu Evelyn Sormin yang menekankan bahwa ‘ Tuhan itu Hebat ‘.

Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. J. Lubis yang mengambil ayat inti dari Yohannes 14 : 15 dengan judul ‘ Yesus Barabas atau Kristus ‘. Hal yang ditekankan pada sabat ini yaitu Allah mengatakan kita adalah sahabatnya if you do what I command you atau apabila kita melakukan apa yang diperintahkanNya. Bila kita melihat kebelakang kepada masa yang lalu, banyak berkat yang telah Tuhan berikan kepada kita…. 20 abad yang lalu, Pilatus sebagai hakim mengadili Yesus semalam-malaman, yaitu Yesus yang penuh kelembutan, penuh kasih, dan kesabaran. Namun walaupun Yesus telah diadili dengan waktu beberapa jam lamanya, wajah Yesus tetap bercahaya, mengapa ?... karena Yesus selalu berhungan dengan Bapanya. Matius 27 : 16, dan pada tempat yang sama dibelakang pengadilan Yesus, seorang penjahat yang bernama Barabas yaitu, seorang, kriminal, yang harus mati, dan yang wajahnya penuh dengan dosa pun sedang dipenjara. Namun orang banyak berteriak – teriak dan memilih untuk membebaskan Barabas dan menyalibkan Yesus. Dan Yesus yang tidak berdosapun disalibkan. Yesus rela mati untuk menebus dosa dan menyelamatkan manusia. Dia menebus saudara dan saya… Seringkali dalam roda kehidupan kita, kita dihadapkan terhadap pilihan yaitu Barabas atau Yesus… Apabila kita mau memilih Yesus, maka kita harus menyalibkan sifat – sifat jahat kita dan membebaskan Yesus untuk menuntun kehidupan kita… Amin

Kebaktian khotbah diakhiri dengan doa oleh Pdt. J. Lubis dan selanjutnya jemaat diundang untuk mengikuti acara perjamuan kudus…..

-Mei-

Revival, Reformation and Beyond

Setelah melayani pada kebaktian khotbah Sabat pagi, 19 Maret 2011, sore harinya diadakan seminar dengan judul “Revival, Reformation and Beyond” oleh Pdt. J. Lubis. Acara ini di pimpin oleh Pdt A. Sagala, Penasehat wilayah IV dan dihadiri oleh anggota jemaat dari :
  • Jemaat Kemang Pratama
  • Jemaat Jakasampurna
  • Jemaat Bukit Sion
  • Jemaat Vila Nusa Indah
  • Jemaat Tumoutou Bekasi
  • Jemaat Narogong
  • Jemaat Bojong Menteng
  • Cabang Galaxi

Pdt. Lubis menanyakan apakah kita percaya bahwa orang yang paling berbahagia didunia ini adalah kita sebagai umat MAHK? buktinya:

  1. Satu minggu lagi kita lebih dekat dengan kedatangan Yesus yang kedua kali.
  2. Didalam alkitab ada 373 janji. Dia memberikan keinginan dan kerinduan kita.

Matius 7:7 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Lebih lanjut beliau menanyakan: “Who are We? Who am I?Looking back/lihat kebelakang, bagaimana berkat Tuhan yang berlimpah. Siapa saya? pikirkan dalam hati masing-masing siapa kita ini? dan lihat jauh kedepan supaya kerohanian kita lebih baik lagi. Kita bukan siapa-siapa, tapi karena kasih Tuhan kita menjadi berharga. Kita bukan apa-apa, tapi karena kasih Tuhan kita menjadi pelayanNya. Beliau beri contoh, bahwa beliau datang dari keluarga yang sangat miskin, tidak punya kakak atau adik, tidak punya ayah, hanya berdua dengan ibunya, berasal dari daerah terpencil di pulau Sumatera, bisa jadi apa? Demikian katanya. Tapi oleh kasih Tuhan, maka beliau bisa seperti sekarang ini, melayani Tuhan bukan saja di wilayah Indonesia tetapi lebih luas lagi di divisi Asia Pasifik Selatan.

Setiap kali Pdt. Lubis melihat pusara ibunya dia selalu mengingat “Who am I? (Siapa saya? Saya ingin ikut jejaknya. Saya yakin dia akan diangkat kesurga. Yang jadi pertanyaan, Bagaimana saya? apakah saya juga diangkat ke Surga?

Adapun poin-poin yang beliau sampaikan adalah:

Revival : Have I been revived?/ Apakah saya sudah berjalan bersama Allah? saya harus berjalan bersama Allah setiap hari dan harus lebih dekat kepadaNya.

Kalau kita tidak berjalan dengan Tuhan, akibatnya kepada keluarga dan hidup semakin menurun. Jadi revival itu jangan lari dari Tuhan tapi datang dan berjalan bersama Tuhan. Supaya bisa revival harus “Prayer Fellowship”.Kita bisa berjalan dekat dengan Tuhan hanya dengan doa.

Pesan Ketua General Conference:

Joint Millions of:

  1. Seventh-day Adventist
  2. Seventh days a week at
  3. Seven O’clock ( am or pm )

Doa dengan ACTS:

  1. Adoration /Memuji nama Tuhan
  2. Confession /Pengakuan dosa
  3. Thanksgiving /Bersyukur dan berterimakasih
  4. Supplication /Permohonan

Hope Channel:

Pekabaran televisi ke seluruh dunia, di Indonesia juga sudah ada Hope Channel Indonesia.

Prayer Fasting:

Diusahakan tiap kwartal sabat pertama disamping berdoa kita berpuasa, sudah ada bahan khotbah untuk tiap sabat puasa, dan ini adalah program sedunia.

Mazmur 62:2 Hanya dekat dengan Allah saja aku tenang, daripadaNyalah keselamatanku.

  • Gunakan telepon untuk mengingatkan saudara kita
  • Gunakan computer twitter,Facebook untuk mengingatkan saudara kitabaca alkitab dan buku Ny.White

General Conference juga menghimbau agar tahun 2011 ini di rumah dan di jemaat kita membaca buku “The Great Controversy” karena pada tahun 2012 kita akan bagikan buku ini pada mereka yang belum mengenal Tuhan. Sebelum berakhir buku ini kita akan temukan “Sunday Law”.

Pada akhir dari seminarnya, Pendeta Lubis menyampaikan yang perlu kita lakukan untuk Revival:

  1. Triple 7 (ACTS - 4 perkara dalam doa)
  2. Puasa pada Sabat pertama di setiap kwartal.
  3. Gunakan HP, computer, Face Book, Twitter untuk mengingatkan saudara-saudara kita.
  4. Baca buku The Great Controversy (Kemenangan Akhir).

- James & Deborah -


Sunday, March 27, 2011

Rumah Idaman



Wahyu 21:4, “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.”



"Hei bangun! Bangun!", teriak paman sambil berusaha membangunkan aku pada pagi hari Sabtu itu. "Ada apa paman?", tanyaku lebih lanjut. "Kita harus segera berangkat ke Jakarta dan melanjutkan perjalanan kembali ke kampung halaman melalui kapal laut!", demikian pamanku memberikan instruksi supaya saya segera berkemas-kemas. Memang ayah kami sudah beberapa hari dirawat di rumah sakit oleh sebab menderita penyakit ginjal, demikian informasi yang kami terima sesuai keterangan dokter. “Kita tidak tau apa ayah kamu masih bisa bertahan hidup. Namun dalam perkiraan kami sebagai orang medis, sangat tipis harapan papamu bisa bertahan hidup lebih lama lagi”, komentar pamanku yang kebetulan berlatar belakang medis.

Kami pun meninggalkan rumah paman menuju ke pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta sementara tiket kapal laut telah dibeli oleh kakak saya. Perjalanan melalui kapal laut sangat menyenangkan sambil mendengarkan lagu-lagu dikumandangkan oleh para penyanyi trio dan kwartet yang ada di dalam kapal tersebut di tengah lautan luas terbentang tanpa batas di kiri dan kanan. Tiga hari kemudian, tepatnya pada hari Senin pagi kami tiba di pelabuhan di kampung halaman. Mata saya tertuju kepada sosok pemandangan seseorang yang pastinya saya kenal. “Eh, bang udah lama nunggu kami di sini?” tanyaku kepada salah seorang dari lima kakak lelaki saya yang menjemput kami. “Oh ... belum lama juga, Dek”, jawabnya sambil terlihat wajah yang lesu dan kurang bersemangat. Tiba-tiba paman kami yang berjalan dibelakang saya bertanya kepada abang saya, “Bagaimana keadaan ayah kalian?”. "Iya Paman. Ayah sudah menghembuskan nafas yang terakhir pada hari Sabtu siang saat mama dan keluarga yang lain baru tiba dari gereja". Serta merta saya bersama paman dan kakak saya yang seperjalanan dengan saya dari Jakarta menangis dan menangis. Kami sering menangis sepanjang perjalanan dari pelabuhan menuju ke rumah duka yang kami dapati telah dipadati oleh kerumunan orang banyak yang melayat kematian ayah kami.

Kita sungguh tidak berkuasa atas hidup kita sendiri. Kita tidak dapat menambahkan satu centimeter pun nafas atas hidup kita. Sungguh hanya atas perkenaan Tuhan bagi kita semata. Kesedihan yang kami alami saat itu sungguh tak terkatakan, pedih dan pilu perasaan hati kita. Hanya ada satu pengharapan bagi kami anak-anak ayah kami yakni kesetiaan dan penyerahan hidup ayah kami ini kepada Tuhan, kesungguh-sungguhannya melayani pekerjaan Tuhan tanpa pamrih, menghibur hati kami semua dan meyakini bahwa pada suatu pagi yang cerah nanti, saat sangkakala dibunyikan dan Anak Manusia yakni Yesus, Juruselamat Dunia itu turun ke bumi pada kedatanganNya kali yang kedua, akan mempertemukan kami semua dengan ayah yang kami kasihi, teladan dalam kerohanian kami dan kami pun akan menikmati janji Tuhan yang pasti pada ayat nats Alkitab pagi ini, “tiada lagi air mata, tiada lagi perkabungan dan dukacita” berkerajaan bersama Yesus selama-lamanya. Allah kiranya menolong kita yang masih hidup untuk tetap setia dalam iman kepada Yesus sampai kedatanganNya yang kedua kali nanti. Selamat menikmati hari libur.

Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Perjamuan Kudus

Setelah Pdt. J. Lubis memberikan firman pada Sabat tanggal 19 March 2011 berjudul "Yesus Barnabas atau Yesus Kristus" yang menekan Siapakah saya, Siapakah saudara, Siapakah kita ini dihadapan Allah, lalu ketua Jemaat Kemang Pratama sdr David Tampubolon mengundang semua anggota Jemaat dan para tamu yang hadir untuk turut ambil bagian dalam perjamuan kudus diawali pembasuhan kaki, untuk para wanita tersedia di ruang kelas anak anak dan para pria di ruang potluck para diakon akan melayani saudara saudara.

S
abat ke 12 adalah Sabat perjamuan Kudus untuk Jemaat Kemang Pratama Bekasi, setelah pembasuhan kaki maka beberapa Daikon mengundang para anggota masuk kembali ke dalam gereja untuk pelaksanaan perjamuan kudus yang akan di pimpin oleh Pdt. Saiman Saragih karena gembala jemaat kemang Pratama sedang Sakit.

Rombongan Pdt. S Saragih , ketua Jeffry Eman, Munas Tambunan, David Tampubolon
masuk dan diikuti barisan oleh 13 Diakon berpenampilan solem dan 13 Diakones berseragam warna merah marum. Pdt. S. Saragih sebagai pemimpin acara mengundang Diakones membuka meja perjamuan, bacaan ayat firman untuk roti yang melambangkan tubuh Jesus dan doa oleh ketua sebelum Pdt memecah mecahkan roti perjamuan lalu memberikan kepada diakon untuk diberikan kepada para anggota jemaat, dilanjutkan bacaan ayat firman perihal air anggur yang melambangkan darah Jesus dan doa oleh ketua, kemudian diberikan kepada diakon untuk diberikan kepada para anggota jemaat juga.

Ketua Munas sebagai protokol memberikan waktu beberapa menit untuk kesaksian bilamana ada diantara anggota untuk bersaksi, kesaksian pertama oleh sdr Jeffry Eman, bahwa Tuhan itu sangat baik karena dalam kesibukannya ditahun ini, ia masih ada waktu untuk pelayanan dan kesaksian terakhir oleh sdr Munas Tambunan. Allah itu penolong yang sejati karena sejak tahun lalu hinggga tahun ini beberapa pergumulan dapat dilalui.


Kemudian para diakon yang bertugas mengumpulkan persembahan
penyangkalan diri, laul diikutin lagu sion no. 2 sebagai lagu penutup acara, anggota jemaat secara teratur saling salam dan membentuk lingkaran lalu diakhiri dengan mengucapakan Selamat Sabat dan Haleluya sebagai ucapan menutup acara perjamuan kudus di dalam gereja.

Setelah jam potluck, Bapak Pdt Saragih dan ketua sdr Munas Tambunan berserta sdr Dharlen, sdri Yunita beserta beberapa diakon/diakones menuju rumah Pdt. Sonny Kapitan untuk melaksanakan perjamuan kudus, dan dilanjutkan meluncur ke rumah sdr Ramlan di Kemang 1 melaksanakan perjamuan untuk Oppung Sormin ibunda sdr Ramlan dikarenakan sakit.


-dharlen-

Saturday, March 26, 2011

Sepatu Yang Tertinggal

Amsal 3:27, “Janganlah menahan kebaikan daripada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. (Amsal 3:27)”


Pada suatu pagi, saat penumpang berdesakan berebut naik ke bus kota, aku mendapatkan tempat duduk persis di dekat pintu masuk. Dari kerumunan orang yang berebut naik bus, terlihat seorang bapak tua pada saat menginjakkan kakinya ke tangga bus, salah satu sepatunya terlepas dan terjatuh ke jalan sementara bus terus melaju dan pintu tertutup sehingga bapak tua itu tidak mungkin bisa mengambil sepatunya yang terlepas itu.

Lalu aku melihat si bapak tua tadi dengan tenang melepaskan sepatunya yang sisa sebelah, membuka jendela bus lalu melemparkan sepatunya keluar jendela. Sungguh aku terkejut melihat kejadian tersebut dan pada saat yang sama seorang pemuda disampingnya bertanya kepada bapak itu, “Kenapa pak, koq sepatu bapak dibuang keluar?”, tanya pemuda itu heran. Kemudian si bapak tua itu menjawab, “Iya, barusan sepatu saya terinjak dan tertinggal jatuh di jalan saat naik di bus ini dan tujuan saya membuang sepatu yang sebelah lagi adalah supaya siapa pun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya.” Aku yang tanpa sengaja melihat dan mendengar percakapan itu, tertegun sesaat……

Dari cerita diatas, kita dapat belajar bahwa dalam hidup ini janganlah mempertahankan sesuatu hanya karena kita ingin memilikinya atau karena kita tidak ingin orang lain memilikinya. Terkadang kita kehilangan banyak hal disepanjang masa hidup kita. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita. Kita harus percaya dan yakin bahwa Tuhan punya rencana lain di balik semuanya itu. Pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi agar kita boleh melihat berkat-berkat yang Tuhan sediakan bagi umatnya yang percaya. Belajar dari pengalaman seorang bapak tua yang kehilangan sepatunya yang mungkin sangat ia sayangi. Namun, ia rela melepaskan sepatunya yang sebelah lagi agar orang lain yang menemukannya bisa memanfaatkan daripada ia mempertahan sepatu sebelahnya yang tidak bernilai itu. Sungguh indah dan terberkatinya hidup kita bila kita hidup dekat dengan Tuhan dan peduli dengan orang di sekitar kita. Tuhan Memberkati.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Friday, March 25, 2011

Di Balik Gelap Ada Terang

Roma 8:28, “Kita tau sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”


Saat itu, papa terbaring lemah tak berdaya. Telah beberapa hari ia mendapatkan perawatan di rumah sakit dan dokter pun sudah angkat tangan menyatakan pasrah atau tipis harapan baginya untuk bertahan hidup. Penyakitnya tidak dapat disembuhkan menurut ukuran manusia. Hanya mujizat saja yang dapat menyembuhkan papa. Papa kami adalah seorang pekerja keras, tegas dan nyaris dapat dikatakan tidak pernah mengalami sakit serius seperti sekarang ini. Ia adalah orang yang kuat secara fisik. Pekerjaannya sehari-hari adalah berdagang yang telah dirintisnya sejak tahun 1983 sekaligus merupakan usaha keluarga bagi kami hingga saat ini.

Ada satu perbedaan prinsip besar antara kami dengan papa dalam hal menjalankan usaha ini. “Pa, sebaiknya usaha ini kita buka hanya enam hari saja termasuk hari Minggu”, ujar kami mencoba berdiskusi dengan papa. “Kenapa harus begitu? Makan aja setiap hari kok cari makan harus pake aturan enam hari segala?” demikian ia berkomentar menanggapi pembicaraan kami. Apa hendak dikata, selama ini tidak ada hari libur bagi papa di dalam menjalankan usahanya. Hal ini dikarenakan papa seorang pekerja keras, belum lagi kami anak-anaknya memiliki keyakinan iman yang berbeda dengannya sehingga perbedaan keyakinan ini kadangkala menjadi kendala bagi kami untuk sejalan dengannya. Kebetulan kami pergi ke gereja untuk beribadah setiap hari Sabtu sementara papa tidak. Bahkan kami pun harus kembali membantu papa seusai pulang gereja. Mencoba beberapa kali mendiskusikan hal ini kepada papa namun tetap tidak berhasil hingga tiba waktunya ia terkulai lemah tak berdaya di rumah sakit dan tidak berdaya sama sekali. Ajaib dan diluar dugaan kami bagaimana Allah memiliki rencana bagi seseorang. Justru di dalam ketidakberdayaannya, dia mau menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. Ia pun menghembuskan nafas yang terakhir tak lama setelah ia menyatakan imannya bersama-sama dengan kami di saat-saat terakhir ia berjuang menghadapi penyakit yang menggerogoti tubuhnya, ketika papa pun menyadari tidak ada harapan baginya untuk hidup dengan bergantung kepada dirinya sendiri bahkan kepada usahanya kecuali kepada Allah yaitu Sumber Hidup dan Khaliknya. Kami pun merasa berbahagia oleh karena papa kami memiliki keyakinan yang sama dengan kami kepada Kristus. Papa … selamat jalan .. .sampai bertemu di pagi yang cerah ketika Yesus datang kelak.

Bukankah Tuhan itu sungguh baik? Di dalam setiap masalah, penderitaan, bahkan dukacita, walaupun semua hal di atas seringkali kita tidak dapat mengerti saat kita menghadapinya, bahkan menyedihkan kehilangan seseorang yang kita cintai, namun dibalik semua itu pasti Tuhan mempunyai rencana yang terbaik bagi kita. Dibalik gelap pasti ada terang, dibalik hujan pasti akan terbit matahari. Dibutuhkan kesabaran kita untuk membiarkan Allah menyatakan rencana terbaiknya melalui diri kita. Dibutuhkan iman yang pasti untuk melihat dengan mata rohani kita bahwa dalam setiap peristiwa kita tau Allah hadir untuk memberikan pertolongan kepada kita. Mari kita membiasakan diri melihat kehadiran Allah dalam setiap peristiwa yang kita hadapi dan kita akan beroleh kelepasan dan jalan keluar dari setiap peristiwa itu serta jadilah bijak dan tetap beriman kepadaNya. Allah mengerti setiap keadaan kita. Amin.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.