Thursday, June 30, 2011

Saling Mengisi

1 Petrus 3:8, “Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati.”




“Wah, boleh donk kita jalan-jalan bareng? Atau ikutan yuk kita belanja untuk keperluan Neneng dan anak-anaknya”, demikian adik ipar saya menyapa saya pada pagi hari di hari Minggu, tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-38 tahun. “Oh, iya bisa aja. Gampang itu kita atur, nanti aku tanya dulu kakakmu apa dia gak ada kegiatan lain yang udah di rencanakan”, jawab saya kepadanya sambil membersihkan dan memeriksa kesiapan mobil untuk digunakan bepergian pada hari libur itu. Kebetulan kami tinggal di satu lokasi perumahan yang sama, sehingga seperti biasanya setiap hari kami memarkir salah satu mobil di garasi rumah yang mereka tempati, sehingga tidak jarang kami sering ngobrol sebelum bepergian ke luar rumah.

Pagi itu cuaca terasa amat cerah dibarengi dengan kehadiran hamba Allah dari jemaat dimana adik kami sekeluarga berjemaat di rumah mereka. Kami pun turut bergabung bersama dengan anak-anak, berbakti bersama di rumah adik ipar saya sambil merayakan ultahnya. “Jadi jam berapa kita berangkat, jam 10.00 WIB aja karna kami harus anter mobil yang satu dulu ke Pasar Minggu”, demikian saya memastikan waktu keberangkatan ke salah satu pusat perbelanjaan yang kerap ramai dikunjungi banyak orang, disamping harganya yang relatif lebih murah, kualitasnya cukup baik dan full AC lagi, sehingga terasa nyaman untuk kita menghabiskan waktu berkeliling dan berbelanja di pusat perbelanjaan tersebut. “Ok deh, jam 10.00 WIB udah pas itu gak kesiangan banget”, jawab adik ipar saya spontan. Tanpa terasa kami sudah menghabiskan waktu sebanyak empat jam di pusat perbelanjaan itu, sambil membawa beberapa barang belanjaan, kami pun menuju tempat parkir mobil untuk pulang karena telah terasa letih.

Kehidupan seperti itu sering kami lakukan diantara kakak beradik. Terasa sangat berarti nilai sebuah kehidupan diantara kami kakak beradik sejak saya menikah selama hamper 13 tahun lamanya. Tidak ada satu beban yang terasa amat berat dalam siklus kehidupan yang saya alami oleh karena dukungan, perhatian dan bantuan baik berupa bantuan moril maupun material diantara keluarga istri saya kakak beradik. Andaikan saja masing-masing kita dalam hidup kekeluargaan baik dengan keluarga dari kita sebagai suami maupun keluarga dari pihak istri dapat menghidupkan pola hidup yang saling mengisi, tolong menolong, saling memperhatikan dan tidak saling cemburu dan membenci, maka hidup ini terasa amat sangat indah, sebab tidak ada satu kesulitan pun yang akan kita pikul kita sendiri, oleh karena dukungan dari keluarga, kakak beradik akan menguatkan kita untuk melihat betapa Allah itu sungguh baik memberikan keluarga yang saling menopang satu dengan yang lain. Tidakkah kita mau berjanji sejak hari ini, baik sebagai suami maupun istri untuk berusaha menjadi kakak maupun adik yang akan selalu menopang satu dengan yang lain demi kebahagiaan kita bersama, sebab hal demikianlah yang Allah kehendaki. Allah rindu agar masing-masing kita sebagai individu maupun keluarga bermanfaat bagi siapa saja teristimewa bagi keluarga kita. Allah memberkati kita semua sepanjang hari ini. Amin.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Suatu Jemaat Yang Dermawan

Rabu 29 Juni 2011

Acara malam permintaan doa, dimulai jam 19.30. Protokol oleh bapak Marlan Sianturi. Perbaktian malam ini dimulai dengan mengundang Roh suci hadir melalui berdoa dalam hati masing-masing. Jemaat menyanyikan lagu Sion No 183. ” Inilah Jam Ku Berdoa ” sebagai lagu pembukaan dan dilanjutkan dengan doa oleh bapak Manurung. Lagu pujian dinyanyikan oleh ibu-ibu. Malam permintaan doa adalah malam untuk kesaksian.

Kesaksian malam ini berupa ucapan syukur bapak Sontani Purnama kepada Tuhan atas penjagaan dan perlindungan yang telah diberikan kepadanya, dimana pada minggu yang lalu, saat sedang bekerja tanpa sengaja memegang besi yang sangat panas sekali, dengan segera diapun mengambil dan menaruh es batu di tangan yang terkena panas tersebut. Puji Tuhan, tidak terjadi cedera yang buruk pada tangannya. Selanjutnya topik-topik doa malam ini yaitu, mendoakan KPA-KPA dan jiwa-jiwa yang baru menerima kebenaran, Kongress anak-anak yang akan berlangsung pada bulan Juli, family of the month yaitu keluarga bapak Darlen Simanjuntak, juga mendoakan keluarga-keluarga di jemaat Kemang Pratama. Selanjutnya jemaat berdoa secara berkelompok.

Renungan Firman Tuhan dibawakan oleh gembala jemaat Kemang Pratama bapak Pendeta Sonny Kapitan yang diambil dari buku Alfa dan Omega Jilid 7 pasal 32 dengan judul “ Suatu Jemaat yang Dermawan ” yang menekankan tentang prinsip-prinsip umum yang mendasari sokongan terhadap pekerjaan Allah di dunia ini. Dan hal-hal yang penting untuk dilakukan dan diperhatikan yaitu, menghargai roh kedermawanan baik menunjang pekerjaan Allah dan dalam menyediakan keperluan-keperluan orang yang berkekurangan. Kedermawanan dapat kita tunjukkan dengan membagikan kabar kesukaan tentang keselamatan kepada Dunia. Demikian juga dengan kedermawanan dalam Persepuluhan atau hasil pertama haruslah dikhususkan untuk dipersembahkan kepada Tuhan dan kemudian diabdikan untuk digunakan oleh imam-iman. Untuk kesempatan-kesempatan yang khusus diberikan pula persembahan sukarela, syukur dan persembahan lainnya yang disisihkan bagi Allah. Allah adalah pemilik ladang dan segala sesuatu yang kita miliki adalah kepunyaan Allah. Seringkali umat-umat percaya berkeberatan untuk memberi kepada berbendaharaan rumah Tuhan, dan memberikan jauh lebih kecil dari apa yang dibelanjakan bahkan tidak ragu-ragu menggunakan harta mereka untuk pemanjaan diri dan kepuasan diri sendiri. Himbauan, dengan pertolongan Roh Kudus, Roh kedermawanan haruslah kita miliki, karena Roh kedermawanan adalah Roh Surga, sebaliknya roh kasih akan diri sendiri adalah roh setan. Allah adalah pemberi. Kemakmuran rohani erat kaitannya dengan kedermawanan Kristen. Marilah kita menunjukkan kasih kita kepada Allah dengan memberikan persepuluhan, persembahan khusus, syukur dan persembahan lainnya, serta membagikan kabar keselamatan kepada dunia. Oleh memberi dengan sukacita kita akan menambah berkat.

Untuk meng-aminkan Firman Tuhan, jemaat menutup ibadah dengan nyanyian penutup dari Lagu Sion no 141 ” Aku Mau Yesus Sertaku ” dan ditutup dengan doa oleh bapak Pendeta Sonny Kapitan. Kiranya Menjadi Berkat.

-Mei-

Tuesday, June 28, 2011

Pelayanan Perorangan Sabat 25 Juni 2011

Oleh : Pdt. Sonny Kapitan

1 Korintus 9 : 23, 27
Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Roma 1 : 18
Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.

Jadi semangat menginjil kita hanya untuk meninggikan nama Yesus.

Tuhan memberkati, Selamat menginjul.

-deborah-

Monday, June 27, 2011

Yesus dari Mineapolis dan Pohon Kurma

Pengkhotbah pada Sabat ini tgl 18 Juni 2011, dibawakan oleh DR. Wilson Tobing dengan Judul “Yesus dari Mineapolis dan Pohon Kurma”. Bacaan Bersahutan di ambil dari Mazmur 92:13-16, ayat inti Mazmur 1:1-6. Kebaktian Sabat ini sebagai Pendamping I: Bp Jeff Eman Memimpin kebaktian, bacaan bersahutan & ayat inti, Pendamping II: Bp Viertin Tobing yang menyampaikan Doa syafaat melalui Doa khusus mewakili jemaat yang dimohonkan pada TUHAN, serta Pendamping III: Bp Sontani Purnama yang memimpin jemaat dalam kebaktian persembahan & Doa. Korister oleh Bp Munas Tambunan, dan pianis oleh Timothy Purnama serta lagu pujian oleh Kwarted 4G.

Adapun DR Wilson menekankan melalui FirmanNya…. Orang Kristen harus seperti pohon kurmayang selalu tahan dalam segala cuaca, baik musim panas, dan musim dingin. Bahkan pohon kurma bila bersatu akan membentuk Oasis di padang gurun. Keistimewaan lainnya dari pohon kurma adalah pohon kurma semakin tua dapat berbuah lebat, juga akarnya semakin dalam tertancap ke dalam tanah serta daun, dahan dan batang pohon kurma berguna untuk orang banyak demikian juga sebagai orang Kristen kita harus berguna untuk orang lain.

Lebih lanjut dalam uraian khotbahnya, DR Wilson katakana, Yesus dari Mineapolis adalah sehubungan dengan pekabaran pembenaran oleh iman dan Ellen G White menyetujui sehubungan dengan delapan butir: 1). Yesus adalah pusat pekabaran. 2). Injil itu adalah kabar baik. 3). Orang Advent harus bergerak dari pengetahuan ke pengalaman kehidupan kepada Kristus, bukan saja mengetahui hukum Allah tetapi kehidupan harus selaras dengan kehidupan Yesus. 4).Orang Advent harus mengerti penyempurnaan karakter Spiritual & intelektual. contoh: Matius 5:34-35—mengasihi orang yang membenci kita dll. 5). Orang Advent harus melebihi pekabaran 1888 di Mineapolis dan belajar bekerja sama-sama. Karena di Mineapolis kedua tokoh berdebat (Jones & Waggoner) tidak saling merendahkan hati bahkan berbantahan dengan Uriah Smith, Buttler, Yang muda tidak menghormati yang tua dan yang tua tidak menghargai yang muda. 6).Orang Advent harus meletakan Alkitab sebagai pusat metodelogy atau teologinya, bukan menurur orang per orang atau tokoh ini atau tokoh itu. 7). Mendalami pekabaran 1888 yang dibawakan oleh Waggoner yang harus diperhatikan adalah hanya direkomendasikan oleh Ellen G White. Setelah tahun 1888 banyak penyimpangan yang dilakukan oleh Waggoner atau kelompoknya, seperti tidak mengakui Trinitas sehingga Waggoner murtad dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. 8). Orang Advent (MAHK) harus memusatkan pekabaran 3 malaikat dengan semangat keseimbangan antara hukum Allah dan iman pada Yesus Kristus. Demikian akhir dari khotbahnya DR Wilson Tobing mengajak semua umat yang mendengar Firman pada Sabat ini untuk tetap setia sebagai umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sampai Maranatha. Amin

Lebay Banget...

Amsal 10:12 “Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.”




Sebetulnya ruang tunggu di sekolah ini cukup sejuk, karena areanya terbuka luas, bisa dibilang mirip seperti lobi di bandara. Tetapi siang ini matahari begitu terik, panasnya terasa membakar kulit. Spontan saja keringat mengalir membasahi wajah saya. Satu per satu teman-teman mulai berdatangan. Hampir semua berkomentar sama. “Wuiih panas banget ya hari ini….”, kata seorang ibu mengeluh. “Sudah mau kiamat kali…”, sahut yang lain sambil tersenyum kecil “Aduh ! Seharusnya kalau anak-anak pulang terlambat kita diberitahu dong, jadi nggak buang waktu begini!”, kata yang lain sedikit kesal. Begitulah keluhan ibu-ibu siang ini. Suasana semakin terasa hiruk pikuk ketika teman-teman berkumpul semakin banyak dan udara semakin terasa panas. “Loe kok diam aja sih, nggak kepanasan ya?” tanya teman saya sambil cemberut. “Masa kepanasan harus teriak-teriak? Mendingan diam aja, supaya agak sejuk,” jawab saya santai.

“Oh iya, gimana nih kita mau patungan berapa untuk kasih ucapan terima kasih ke guru anak-anak kita?” tanya salah seorang teman yang biasa aktif untuk segala urusan sosial sekolah. Karena aktifnya, sampai-sampai dia dijuluki ibu RT. “Yang lazimnya aja berapa, jangan terlalu ekstrim. Yang penting kita rela dan bermanfaat buat guru,” jawab yang lain. “Ok, kalau gitu kita samain seperti tahun lalu aja ya, jangan nanti ada yang ngomel di belakang loh, aku nggak mau terima complaint! ”, jawab si ibu RT tadi menganjurkan. “Loh, memangnya ada yang complain?”tanya saya heran. “Kasian deh, ketinggalan berita terus ini ibu,” teman di sebelah saya menggoda. “Itu loh kak, teman kita yang OKB jadi lebay banget deh! Dia sekarang maunya 4 kali lipat dari tahun lalu,” kata si bu RT lagi. “Ibu-ibu nggak setuju lah karena keberatan. Ini kan sifatnya kerelaan, sombong tuh dia. Padahal dulu nggak pernah mau ikut nyumbang. Tapi sekarang wow, maunya paling beda,” ujar yang lain. “Ya sudahlah jangan diambil hati, yang penting kitanya sepakat. Kalau dia tidak mau, silahkan dia memberi secara pribadi,” kata yang lain memberi ide. Dalam hati saya merasa lucu, kini cuaca yang tadi katanya panas akhirnya sudah tidak mereka rasakan lagi. Tidak ada keluhan dari siapapun. Justru sebaliknya, semua sibuk dengan berita yang satu tadi.

Ayat renungan kita pagi ini mengingatkan bahwa kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi pelanggaran. Perselisihan bisa saja terjadi di antara kita. Entah di antara keluarga, teman, atau saudara yang dapat membuat kita rasa kesal. Bila kekesalan ini ditimbun, maka ujungnya menjadi sebuah kebencian. Berbeda pendapat adalah hal yang wajar. Bila perbedaan itu diliputi oleh rasa kasih, tentu akan ada cara untuk menghindar dari pertengkaran dan rasa benci. Kita diajak untuk memupuk rasa kasih dan pengertian satu dengan yang lain. Padamkan api kekesalan dengan kasih, sebelum berubah menjadi kebencian. Have a great day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

HATI YANG BERHIKMAT LEBIH BERHARGA DARI KEKAYAAN

Vesper 17 Juni 2011

Abad ke VI sebelum masehi, raja Salomo dikenal sebagai raja termasyur dan bijaksana. Bisah dibuktikan dalam catatan di Alkitab 1 Raja-raja pasal 10, dengan memiliki harta kekayaan yang sangat banyak dan hikmat yang dimiliki dari Sorga serta bijaksana dalam memimpin kerajaannya.Suatu ketika Ratu negeri Syeba yang saat itu berkuasa di daerah Arab Selatan, sekitar 1200 mill ke arah Selatan Yerusalem mendengar berita tersebutsb dan berketetapan di dalam hatinya ingin mengunjungi Raja Salomo dan menyaksikan sendiri bagaiman Raja Salomo memerintah kerajaannya. Sebenarnya Ratu Syeba juga memiliki banyak kekayaan: batu2 permata yg mahal harganya, lembu2 dan sapi ribuan jumlahnya, juga rempah2 dan kayu2 cendana. Ratu negeri Syeba memiliki segala-galanya baik harta, kecantikan, kemashuran dan kebesaran namanya. Ratu negeri Syeba merasa belum lengkap, ia merindukan Hikmat.

I Raja2 10 : 2. Ia datang ke Yerusalem dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, sangat banyak emas dan batu permata yang mahal-mahal. Setelah ia sampai kepada Salomo, di ucapkan segala yang ada di dalam hatinya kepada raja Salomo.

Terdapat 7 (tujuh) langkah yang telah dilakukan oleh Ratu negeri Syeba untuk mendapatkan Hikmat :

1). Rindu mendengar Hikmat .

1 Raja-raja 10 : 1 > Ketika Ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Raja Salomo berhubung dengan nama Tuhan, maka datanglah ia hendak mengujinya dengan teka-teki.

2). Ia datang dengan Rela berkorban.
1 Raja 10 : 2 > Ia datang ke Yerusalem dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dengan unta2 yang membawa rempah2, sangat banyak emas dan batu permata yang mahal2. Setelah ia sampai kepada Salomo, dikatakanlah segala yang ada di dalam hatinya kepadanya.

3)
. Belajar dari Orang yang Bijaksana.

1 Raja-raja 10 : 3 > Dan Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat di jawabnya untuk ratu itu.

4). Melihat Melebihi Apa yang Didengar

1 Raja-raja 10 : 4-5 > Ketika Ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah di dirikannya, makanan dimejanya, cara duduk pegawai2nya, cara pelayan2nya melayani dan berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa di persembahkannya di rumah Tuhan, maka tercenganglah ratu itu.

5). Berbahagia karena Memperoleh Hikmat .

1 Raja-raja 10 : 8 > Berbahagialah para istrimu, berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu .

6). Memuji Tuhan.

1 Raja-raja 10 : 9a > Terpujilah Tuhan, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukan engkau diatas tahta kerajaan Israel.

Penerapan hidup bagi kita,Hubungan pribadi dengan Allah adalah langkah awal yang harus kita lakukan untuk memperoleh hikmat sejati. Kita dapat menerima Hikmat dengan menghampiri Allah dan memohon kepadaNya dengan Iman – Yakobus 1 : 5 > Tetapi apabilan dianatara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit , maka hal itu akan diberikannya kepadanya.

Kita perlu cerdas secara intelektual dan cerdas secara spiritual. Dengan mengambil waktu setiap hari untuk membaca firman Tuhan, kita dimampukan untuk memperoleh hikmat. Karena hanya Tuhan yang dapat memebrikan hikmat kepada kita – Amsal 2 : 10-12 > Karena Hikmat akan masuk dalam hatimu, dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu. Kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau, supaya engkau terlepas dari jalan yang jahat, dari orang yang mengucapkan tipu muslihat. Demikian himbauan dari Ibu Lynda Karman dalam mengakhiri renungan Vesper. Amin


-mei-


Sunday, June 26, 2011

Merindukan Perubahan

2 Korintus 5:17 “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”



Hari Minggu ini matahari bersinar terang di atas langit. Hari terasa panjang. Mungkin karena kami memilih untuk bersantai melepaskan penat di rumah sambil sesekali menonton televisi dan bercengkrama bersama anak-anak. “Kakak lagi ngapain, kok kelihatannya repot sekali?” tanya saya ketika melihat si sulung mempersiapkan banyak alat di atas meja. “Nanti jam 3 teman-teman mau ke sini mam. Kita lagi ada tugas sekolah, Project Inovasi namanya. Kita harus membuat produk yang inovatif, terus dilengkapi dengan presentasi juga. Untuk presentasi sudah selesai dibuat, sekarang tinggal produknya nih…,” jawabnya menjelaskan. “Kakak satu kelompok sama siapa saja?” tanya saya lagi sambil mengamati si kakak menggunting kertas menjadi beberapa bentuk. “Mama masa nggak bisa tau sih? Kan teman perempuan-ku di kelas cuma 3 orang. Jadi nggak ada pilihanlah… Akan selalu satu grup sama si mentalis,” jawabnya sambil senyum-senyum.

“Kok dia dibilang mentalis kak? Bukannya teman kakak itu lugu dan imut-imut?” tanya saya bingung. “Hahaha…, mama itu kan dulu waktu dia masih TK dan SD. Sekarang dia sudah lain. Sebenarnya mentalis itu julukan dari anak laki-laki buat dia. Tapi kita cewek-cewek jadi ikut-ikutan. Habisnya dia sering marah nggak jelas sih. Kalau sudah marah, huh… nyeremin deh…!” jawabnya sambil tertawa pelan. “Ya ampun kalian ini…, jangan begitu dong! Kasihan kan, dia itu broken home. Kalian justru harus menghibur dia, bukan malah digoda seperti itu,” tegur saya. “I know mama, itu hanya sekedar candaan buat kami. Di sekolah semua guru selalu mengistimewakan dia. Kami semua diminta mengerti dan memaklumi prilaku serta sikap dia yang sangat sensitif dan emosional itu. Lama-lama kita semua jadi sebal ! Tapi karena guru sudah bilang begitu, ya sudah… kita kasih julukan mentalis aja,” wajahnya terlihat cemberut. “Oh gitu, sorry mama kan enggak tahu. Ngomong-ngomong di kelas kalian berarti ada dua orang ya kak yang broken home?” ujar saya lagi. “Iya ma, tapi kalau sama yang satu lagi aku malah kasihan. Dia sekarang malah berubah jadi baik banget. Dia bukan orang yang sombong lagi. Mereka berdua sama-sama jadi berubah deh. Yang sama di antara mereka berdua adalah mereka jadi lebih rajin ke gereja dan isi kata-katanya juga sudah lebh religious dibanding dulu,” jawabnya sambil terus sibuk membereskan perlengkapannya.

Ayat renungan pagi ini mengatakan bahwa siapa yang di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru telah datang. Sikap manusia dapat berubah-ubah. Dari yang dulu lugu, sekarang menjadi pemarah dan emosional. Dulunya angkuh dan tinggi hati, sekarang menjadi penuh kasih dan perhatian. Tetapi perubahan yang Tuhan buat bagi kita sifatnya pasti, yaitu kita diubah menjadi manusia yang baru, manusia yang telah meninggalkan kebiasaan lama dan menjadi selaras dengan Tuhan. Tetapi perubahan itu tidak akan terjadi jika kita tidak bekerjasama dengan Allah untuk berubah. Untuk berubah, kita harus punya keinginan kuat di dalam diri sendiri untuk mau berubah. Perubahan dimulai dari dalam hati kita, percaya bahwa kita harus meninggalkan kebiasaan lama. Kita datang kepada Tuhan, memohon kekuatan. Kita perlu memulai hari bersama Yesus dan membiarkan Dia melakukan perubahan dalam diri kita. Jadikan perubahan ini sebagai kerinduan kita setiap hari. Have a refreshing holiday !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Saturday, June 25, 2011

Memulai Dari Yang Sederhana

Penghotbah 3 : 11 “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan oleh Allah dari awal sampai akhir.”



Mungkin karena suhu di luar begitu panas, sampai-sampai dingin yang dihembuskan oleh pendingin ruangan tidak mampu menghalau terik panas yang terpantul dari jendela kaca ke dalam ruangan ini. Sudah beberapa hari ini saya asyik dengan kegiatan baru, belajar berdagang dengan membuka toko kecil di kompleks tempat kami tinggal. Mungkin karena lumayan menguras energi, maka perut terasa lebih cepat ingin diisi. Segera saya buka bekal hari ini. “Wow, nikmatnya… Ada tempe dan tahu bacem, sayur asem, plus lalap dan sambalnya. Saya sudah tak kuat menahan selera untuk menyantapnya. Selesai makan, kembali saya mulai melayani pelanggan. “Halo ! Selamat siang…,” sapaan yang penuh ceria tersembul di balik pintu. “Selamat siang tante, apa kabar?” sambut saya segera. “Kabar baik dong! Tante senang mampir di toko ini karena bisa belanja sambil cerita,” jawabnya sambil tersenyum dan melangkah masuk. “Hahaha…, tante bisa aja,” balas saya. “Coba ngana dengar dulu tante pe cerita,” ujarnya cepat. “Wah, logat Minahasa-nya mulai deh...” tawa saya dalam hati.

“Cerita tante kedengarannya seru nih!, ” seru saya sambil siap mendengar. “Pasti dong! Begini loh, tadi siang tante makan soto di depan toko sana. Tiba-tiba ada penjual hiasan dinding yang datang, dia menawarkan gambar Tuhan Yesus di dalam bingkai. Lalu tante tanya, apakah kamu kenal siapa yang ada di gambar ini? Dia jawab ‘Enggak bu’. Tante tanya lagi, apakah kamu mau tahu ini gambar siapa? Dia balik tanya, ‘Memangnya ini gambar siapa bu?’ Lalu tante jelaskan, ini namanya Yesus. Dialah yang paling kaya di dunia ini, Dia yang punya seluruh isi dunia ini loh,” dengan semangat tante itu bercerita, sementara saya mendengar dengan tekun. “Dia yang menjadikan dan memberikan seluruh isi dunia ini untuk kita nikmati. Dia begitu mengasihi semua manusia dan Dia tidak meminta bayaran untuk semua yang sudah diperoleh dan dipakai oleh manusia. Tante tanya lagi, apa sekarang kamu sudah kenal kan siapa yang ada di gambar ini?” kata tante ini meneruskan ceritanya. “Dia jawab apa tante?” tanya saya penasaran. “Dari wajahnya tante melihat dia masih menyimpan kebingungan. Tetapi yang melegakan hati tante adalah ketika pedagang itu menjawab, ‘Terimakasih bu, sekarang saya sudah mengenal orang yang paling kaya di duni ini. Nanti saya akan beritahukan kepada orang lain.’ Nah, itulah pengalaman tante hari ini,“ ujar tante ini menutup ceritanya. “Wow ! Cara tante memperkenalkan Yesus efektif sekali. Sederhana tetapi mudah dimengerti orang, ” timpal saya dengan kagum. “Ya, semoga satu hari nanti dia jadi ingin tahu lebih banyak lagi. Tetapi yang paling penting kita sudah bagikan pekabaran ini, paling tidak apa yang dia sudah dengar tadi akan dia gunakan sebagai alat promosi ketika dia berjualan. Selebihnya biarlah Roh Kudus saja yang bekerja,” jawabnya dengan senyum lebar sambil sibuk memilih-milih apa yang mau dibeli.

Ayat kita pada hari ini mengatakan bahwa Tuhan akan membuat segalanya menjadi indah pada waktunya, manusia tidak dapat menyelami apa yang Tuhan lakukan dari awal hingga akhir. Memperkenalkan Yesus dan kasihNya kepada setiap orang adalah tugas kita. Kita mungkin berpikir, bagaimana kita bisa mulai melakukan hal itu. Banyak hal yang sederhana yang dapat kita lakukan untuk memulainya. Kita gunakan bahasa yang sederhana untuk menggambarkan betapa besarnya kasih dan keajaiban Tuhan. Saksikan keajaiban Tuhan yang kita telah rasakan kepada orang yang kita temui dimana saja. Ceritakan kasih Tuhan bagi kita setiap hari. Semua yang sederhana itu akan disempurnakan oleh kuasa Roh Kudus untuk tinggal di hati orang yang kita temui. Roh Kudus akan akan menyirami hati mereka agar bibit kebenaran yang kita sebar dapat tumbuh subur. Dan setelah itu, Tuhan akan menjadikan segalanya indah pada waktunya. May you receive His shower of blessings and Happy Sabbath !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Friday, June 24, 2011

Tuhan Melihat Hati

1 Samuel 16:7b “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”






Cuaca pagi hari ini mendung. Masih ada sisa tanah yang basah karena hujan rintik-rintik dini hari tadi. Sebetulnya suasana seperti ini membuat rasa enggan untuk meninggalkan rumah. Tetapi karena sudah berjanji dengan teman tentu saja saya tidak bisa memanjakan diri. “Krrrinnggg…!!,” telepon di rumah berbunyi. “Haiiii, kita jadi survei hari ini kan?” tanya teman saya di ujung telepon. “Oh iya dong, aku jemput kamu di halte ya…,” jawab saya memastikan. “Oke deh,” jawabnya singkat. Hari ini kami akan mensurvei beberapa tempat untuk kegiatan sosial program gereja. Tempat yang dituju ternyata lumayan sulit karena kami beberapa kali harus berhenti untuk bertanya.“Punten…,” sapa kami kepada sekelompok ibu yang sedang duduk santai. “ Apakah ada mamanya Bambang ?” tanya saya sambil tersenyum. “Oh, mamanya Bambang sih lagi mulung bu. Nanti sore baru pulang,” jawab salah seorang dari kerumunan mereka.

“Ada keperluan apa ya bu?” tanya seorang bapak. Saya ceritakan maksud kedatangan kami ke tempat ini adalah untuk membantu memberikan pelayanan pendidikan dan ketrampilan bagi ibu-ibu. “Ibu-ibu perlu mengerti pentingnya kesehatan dan manfaat memiliki ketrampilan seperti memasak dan menjahit. Nanti jika sudah pandai bisa digunakan untuk menambah penghasilan keluarga,” jelas teman saya pada semua. “Terimakasih atas kedatangan dan niat baik ibu-ibu kepada kami di sini. Tetapi apakah mungkin bu, jika kami sudah pandai memasak dan berdagang orang akan mau membeli makanan dari kami? Karena semua orang pasti takut. Kami ini kan sudah dicap orang yang jorok dan miskin,” tanya salah seorang ibu sambil tersenyum lebar. Pertanyaan ini sebetulnya sulit untuk dijawab. “Ya, justru nanti ibu akan diajar untuk mengerti kesehatan dan kebersihan, jadi ibu-ibu tidak perlu khawatir dengan penilaian orang yang negatif”, jawab saya. Ada banyak hal lagi yang kami perbincangkan ketika itu, paling tidak mereka jadi menyadari akan niat baik kedatangan kami.

Ayat renungan pagi ini mengingatkan bahwa manusia melihat yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati. Tidak bisa dipungkiri, manusia cenderung menilai penampilan luar orang lain. Padahal penampilan luar manusia sering bersifat semu, tidak menggambarkan hati dan tabiat yang sesungguhnya jauh lebih penting. Menilai seseorang dengan hanya memuaskan mata kita, akan membuat kita gagal memperoleh ketulusan hati orang tersebut. Penilaian akan penampilan luar itu pula yang membuat banyak orang gagal untuk melihat kasih Yesus dan menerima Dia saat datang ke dunia . Banyak yang gagal dalam menilai Yesus, yang akhirnya menuntun kepada kegagalan memperoleh keselamatan yang mestinya mereka terima. Bila kita cenderung menilai orang lain dari penampilan luarnya, saatnya kita untuk merubah kebiasaan tersebut. Sebaliknya, bila kita dinilai orang hanya dari penampilan luar, kita tidak perlu kecewa. Karena Tuhan melihat hati kita. Have a wonderful day !

Gunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini dan bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.

Thursday, June 23, 2011

Dia Hanya Sejauh Doa

Yeremia 10:23 “Aku tahu ya Tuhan, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.”




Angin malam serta kabut yang begitu tebal cukup mengganggu perjalanan kami di tol ketika pulang dari Bandung. Baru saja kami menghabiskan waktu berkunjung ke rumah mantan tetangga ketika mereka masih tinggal di Bekasi. Empat belas tahun yang lalu hubungan kami cukup dekat dengan mereka. Saat itu anak-anak masih balita, ibu sahabat kami ini seringkali membantu dan memberikan nasehat seputar perawatan anak yang tentunya sangat berharga bagi saya khususnya. Karena bebas hambatan, perjalanan di tol Cipularang ini terasa membosankan. Apalagi di belakang anak-anak sudah pulas tertidur. Saya mulai pembicaraan untuk mengusir kantuk dan sepi. ”Si bapak tetangga kita tadi kasihan ya pa, kelihatan kurus sekali. Beratnya sudah turun 15 kilogram ! Papa dengar kan tadi beliau katakan setiap kali menjalankan operasi memakan waktu 9 jam ?”ujar saya pada suami. “Iya aku kaget tadi mendengarnya dan ini operasi yang ketiga. Lihat saja lehernya sudah hitam efek dari perawatan. Dia juga kan di-kemoterapi,” jawab suamiku sambil kagum dengan kekuatan bapak ini menjalani perawatan yang berat itu.

“Tadi sewaktu melihat hasil CT scan, aku ngeri campur takjub. Kita jadi bisa melihat dengan jelas tulang tengkorak, urat-urat dan aliran darah yang melakukan tugas mereka masing-masing. Benar-benar ajaib kuasa Tuhan”, giliran saya yang terkagum. “Iya, tadi kan si bapak bilang, di operasi yang ketiga ini beliau benar-benar merasakan kedekatan dengan Tuhan. Dia merasa dirinya tidak mempunyai kekuatan sama sekali dan di saat itulah dia merasakan apa artinya memiliki iman,” sahut suamiku pelan sambil membayangkan pertemuan tadi. “Benar-benar ajaib! Di situ kan begitu banyak saraf-saraf ke otak. Padahal tumor ganasnya harus diangkat di situ, dokter harus benar-benar teliti agar jangan sampai ada urat saraf yang terpotong,” lanjut dia membuat aku tidak sanggup membayangkannya. “Kita ganti pembicaraan ah pa, jadi sedih ingat ketika beliau masih sehat dulu. Semoga saja semua bisa berlalu dan beliau bisa sembuh sempurna. Kita akan melihat bahwa Tuhan mempunyai banyak cara untuk menolong kita,”jawab saya lirih.

Ayat kita pada hari ini mengatakan bahwa manusia tidak sanggup menentukan jalan dan langkah kehidupannya. Kesehatan masa lalu, bisa jadi hilang hari ini. Apa yang kita miliki hari ini, belum tentu kita miliki hari esok. Boleh jadi itu berupa kesehatan, sahabat, atau orang yang kita kasihi. Apa yang mesti kita buat ? Kita tidak bisa menentukan arah langkah kita. Apa yang kita miliki saat ini dan hari esok, tidak dapat kita pastikan. Di tengah ketidak-pastian, kita patut mengarahkan percaya kita kepada Tuhan yang penuh dengan kuasa dan kepastian. Tuhan tahu jalan yang ada di depan kita. Kita serahkan ketidak sanggupan kita kepada Dia yang sanggup. Percayalah, Tuhan memiliki rancangan yang baik bagi kita semua. Dan, Dia hanya sejauh doa. Have a great day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Pekabaran Diperhatikan

Rabu 22 Juni 2011

Acara malam permintaan doa, dimulai jam 19.30. Protokol oleh bapak Willy Wuisan. Perbaktian malam ini dimulai dengan mengundang Roh suci hadir melalui berdoa dalam hati masing-masing. Jemaat menyanyikan lagu ” Slamat di Lengan Yesus ” sebagai lagu pembukaan dan dilanjutkan dengan doa. Lagu pujian dinyanyikan oleh semua yang memiliki jam tangan. Malam permintaan doa adalah malam untuk kesaksian.

Kesaksian malam ini berupa ucapan syukur bapak Willy Wuisan kepada Tuhan atas ulang tahun pernikahannya dengan ibu Yunita yang ke-25 tahun, juga ucapan syukur ibu Ully Tambunan kepada Tuhan atas ulang tahunnya yang ke-52 tahun. Dilanjutkan dengan permohonan untuk didoakan sekaligus kesaksian dari ibu Adeline untuk mendoakan salah satu narapidana yang ada di penjara Kerawang yang bernama ibu Diana agar diberikan kesehatan oleh Tuhan. Kemudian permohonan bapak Darlen Simanjuntak untuk didoakan agar diberkati Tuhan karena kamis pagi tanggal 23 Juni 2011 akan dioperasi Apendik-nya. Juga tak lupa mendoakan KPA-KPA yang sedang berlangsung serta KPA yang baru, yang akan diadakan di rumah bapak Mamahit dan mendoakan jiwa-jiwa yang baru dibaptiskan untuk tetap setia kepada Tuhan juga akan ada banyak jiwa lagi yang akan menerima kebenaran Allah. Dan mendoakan juga permohonan ibu N. Silitonga untuk diadakan KPA yang baru di rumah keluarga A Seng dan Mei yang rindu juga mempelajari akan firman Tuhan. Dan topik doa lainnya yaitu mendoakan Family of the month untuk bulan Juni yaitu keluarga Darlen Simanjuntak. Selanjutnya jemaat berdoa secara berkelompok.

Renungan Firman Tuhan dibawakan oleh gembala jemaat Kemang Pratama bapak Pendeta Sonny Kapitan yang diambil dari buku Alfa dan Omega Jilid 7 pasal 31 dengan judul “ Pekabaran Diperhatikan ” yang mengisahkan isi hati rasul Paulus kepada orang-orang percaya yang berada di Troas di Korintus. Untuk beberapa lama Paulus mengalami suatu beban jiwa yang besar dan berat dan hampir tidak dapat menanggungnya karena adanya kesulitan – kesulitan dari luar pertengkaran dan adanya ketakutan dari dalam serta kekhawatiran akan teguran-teguran rasul Paulus yang dapat disalahpahami. Banyak guru-guru palsu yang berusaha mendesakkan doktrin mereka sendiri gantinya kebenaran Injil. Namun kabar gembira datang dari Titus karena pekabaran dari surat-surat Paulus yang telah dikirimkan ke Korintus telah diperhatikan dan diterima oleh orang-orang percaya disana. Sehingga terjadi perubahan hidup bagi orang – orang percaya di Korintus yakni pertobatan yang tampak melalui buah-buahnya. Sukacita dan kegembiraan sangat dirasakan oleh Rasul Paulus atas penghiburan yang datang dari Allah melalui pertobatan yang telah terjadi tersebut. Demikian juga dalam kehidupan kita sekarang di dalam perkumpulan orang-orang percaya, ada dua pilihan yang diberikan kepada umatNya yaitu menyebarkan bau keharuman akan Dia di mana-mana atau-kah menyebarkan suatu bau kematian. Bagi orang yang percaya haruslah menerima Kristus dengan kehidupan yang suci dan menunjukkannya melalui buah-buah roh maka ia menyebarkan keharuman Injil. Tetapi bagi mereka yang menunjukkan kehidupan kesombongan, perselisihan, pertengkaran, prangsangka-prasangka buruk dan keinginan daging yang lainnya maka ia menyebarkan bau kematian. Himbauan, marilah kita kita merenung-renungkan kasih Allah, membiasakan hidup tidak bercacat dan hidup dipimpin kepada salib untuk memandang Anak Domba Allah.

Untuk meng-aminkan Firman Tuhan, jemaat menutup ibadah dengan nyanyian penutup dan ditutup dengan doa oleh bapak Pendeta Sonny Kapitan. Kiranya Menjadi Berkat.

-Mei-

Wednesday, June 22, 2011

Ceritakan Pada Yesus

Mazmur 16:2 “Aku berkata kepada Tuhan : Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau.”



Walau pelan, suara mobil dan motor yang melintas di depan toko terdengar cukup jelas. “Selamat datang kesibukan…,” gumam saya dalam hati. Kegiatan di pertokoan ini memang bergerak cepat, mungkin karena di sini ada banyak sekolah dan segala macam kebutuhan tersedia. Tak lama kemudian sebuah mobil besar parkir di depan toko saya. Seorang ibu setengah baya keluar dari mobil, penampilannya sangat serasi. Berikutnya turun seorang wanita muda, rambutnya diikat ekor kuda. Walau memakai kaca mata hitam yang besar, wajahnya yang cantik bisa terlihat jelas. “Selamat pagi,” sambut pramuniaga kami kepada ibunya yang duluan masuk. “Pagi…,” jawabnya dengan santai sambil langsung menuju ke deretan rak display. “Ada yang bisa saya bantu mbak?,” giliran saya yang menyapa anaknya. “Ini anak saya, dia lagi sedih mbak…,” justru ibunya yang menyambut. “Oh maaf, kelihatanya sedang kurang sehat ya?,” tanya saya sambil tersenyum. “Iya..., baru keluar dari rumah sakit, saya baru keguguran…,” kini si wanita muda yang menjawab walau wajahnya tak mampu menyimpan kesedihan.

“Maaf ya mbak, sebetulnya saya juga pernah mengalami seperti mbak. Dan itu adalah kehamilan saya yang pertama,” saya memulai cerita. ”Di usia kehamilan berapa bu…?” tanyanya mulai akrab. “Minggu ke-7. Waktu itu dokter yang menangani saya sedang keluar negeri, padahal saya mengalami pendarahan. Akhirnya saya diperiksa dokter pengganti. Dia menganjurkan agar kandungan saya segera digugurkan karena janin sudah terserang virus dan itu akan mengancam jiwa saya. Tetapi yang paling menyakitkan adalah ketika saya mengetahui bahwa diagnosanya ternyata salah,” saya bercerita sambil membayangkan peristiwa itu lagi. “Saya benar-benar terpukul dan tertekan. Saya tidak mampu menahan kesedihan. Hampir sepanjang hari saya menangis menyesali semua yang terjadi. Untungnya dokter kandungan yang menangani saya menasehati, jika saya tidak mau melupakan kesalahan atau melupakan kesedihan maka saya akan terhalang untuk memiliki anak lagi,” tutur saya melanjutkan cerita. “Ooh…begitu ya bu…?” suaranya pelan mencoba memahami pengalaman saya. Pagi itu perbincangan kami masih berlangsung lama karena saya bagikan semua yang saya saya alami. Wajahnya juga sudah terlihat lebih tenang dan nyaman ketika menceritakan kesedihan, kekhawatiran dan harapannya. “Besok-besok aku boleh datang kesini lagi ya bu untuk berbagi?” tanyanya dengan wajah yang mulai tersenyum. “Dengan senang hati…, tentu saja boleh. Pengalaman akan membuat kita bisa saling menguatkan,” jawab saya. “Wah…, terimakasih ya mbak sudah menghibur anak saya. Pertemuan ini tidaklah sisa-sia”, ujar ibunya yang ikutan mendengar percakapan kami.

Di dalam hidup ada saja saat ketika kita mengalami cerita duka dan kita membutuhkan seseorang untuk berbagi. Tetapi berbagi dengan orang yang sudah mengalami hal yang sama persis seperti kita tentunya akan lebih mengena di hati, karena orang itu bisa betul-betul merasakan seperti apa yang kita rasakan. Ayat kita pada hari mengatakan bahwa tidak ada yang baik selain Tuhan. Yesus sudah mengalami semua kesulitan di dunia ini. Sehingga Yesus dapat merasakan semua yang kita rasakan, apapun bentuk kesusahan itu. Bila kita rasa susah dan sedih, datanglah pada Yesus. Ceritakan semua keluh kesah hati kita pada Yesus. Ia akan mendengarkan dengan penuh kasih. Yesus akan sanggup memberikan penghiburan dan kekuatan. Karena Ia telah mengalami semuanya. Tell it to Jesus today.

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Tuesday, June 21, 2011

Ada Waktunya

Pengkhotbah 3:1, “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun dibawah langit ada waktunya.”




“Kepengen banget rasanya dapat kerjaan baru, tanggung jawab sama penghasilannya juga seimbang”, demikian obrolan saya kepada istri dalam suatu perjalanan bepergian ke kota sekedar refreshing atau penyegaran. “Kita berdoalah Pa, toh dari dulu setiap kali Papa mengharapkan pekerjaan baru, kita puasa dan berdoa sungguh-sungguh, kapan sih Allah tidak menjawab kita?” demikian respon istri saya atas pernyataan saya sebelumnya sambil kendaraan yang saya kemudikan melacu dengan kecepatan yang tinggi karena saat itu suasana jalan tol cukup hening dan kami pun dapat meraih pusat perbelanjaan dengan waktu relative lebih singkat.

Saya pun mulai mengupdate biodata saya dengan harapan sewaktu-waktu ada lowongan pekerjaan, saya siap meluncurkan lamaran segera. Tanpa terasa satu tahun lamanya saya sudah berdoa bahkan melakukan beberapa kali puasa untuk permohonan khusus yang satu ini. Wawancara demi wawancara pun telah saya jalani dengan beberapa perusahaan multinasional yang terkenal di dunia. Hingga satu kali saya wawancara dengan salah satu perusahaan yang terkenal besar dalam dunia bisnis consumer goods dan saya pun menaruh harap sangat besar untuk mendapatkan kesempatan mengisi posisi lowong tersebut, namun apa hendak dikata ternyata kita hanya dapat berusaha, keputusan bukan di tangan kita, melainkan Allah yang lebih mengetahui semua itu.

Ajaiblah Allah yang kita sembah, Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya yakni waktu yang tepat dan terbaik menurut Allah sebagai jawaban atas doa kita. Saya mendapatkan pekerjaan yang baru bukan oleh usaha saya untuk melamarnya namun hasil rekomendasi sahabat saya kepada perusahaan tersebut. Demikianlah Allah bekerja dalam diri kita. Pada saat kita berpikir bahwa inilah yang terbaik serta sekaranglah waktunya, sering Allah berkehendak lain dan kita boleh jadi merasa kecewa karena merasa seolah-olah Allah tidak mengerti kebutuhan kita saat itu. Sesungguhnya Allah sanggup melakukan dan mendatangkan segala sesuatu yang baik bagi diri kita asal kita siap menunggu dan menerima semua itu dengan sukacita sesuai dengan waktu yang Allah tetapkan bukan waktu yang kita tetapkan. Tuhan kiranya menolong kita untuk berusaha sekuat tenaga disertai doa dan sabar menunggu kapan Allah menentukan waktu yang baik untuk realisasi jawaban doa kita tanpa ada rasa kecewa dan putus asa. Selamat berkarya hari ini. Amin.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Jubah Kebenaran.

Pelayanan Perorangan Sabat, 18 Juni 2011 dibawakan oleh Sdr. Jeff Eman.

Matius 22: 9,10 "Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai disana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu."
Yesus menyampaikan pada kita setiap orang dimanapun untuk datang ke pesta/ perjamuan.
Kita berterimakasih karna telah terbentuk KPA dan mengundang saudara kita untuk belajar kebenaran dan kita terlibat dalam pelayanan di Jemaat.

Kita sudah membentuk 7 KPA dan sekarang sudah jadi 8 KPA, melebihi target, kita sering merasa tidak bisa tetapi Allah membantu kita.

Matius 22: 12 "Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk kemari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja."
K
etika kita berkumpul, kita bawa jiwa-jiwa pada Tuhan dan kita gunakan jubah kebenaran. Ketika kita bawa jiwa-jiwa, kita dituntut juga menggunakan jubah kebenaran. Kita akan dinilai dari jubah kita, karena jubah diberikan secara individual. Pada saat kita memelihara jiwa-jiwa kita juga sedang memelihara jubah kita. Tuhan memberkati

-deborah-

Monday, June 20, 2011

Nikmatnya Rindu

Mazmur 5:4 “Tuhan, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.”




Sudah lima hari ini kami merasa suasana rumah terasa jauh berbeda, hanya si kecil yang tinggal bersama dengan kami. Kedua kakaknya sedang pergi bersama rombongan sekolah untuk melakukan program pelayanan sekolah di kampung yang cukup jauh. “Mama, hari ini kakak dan abang pulang kan?,” tanya si kecil pada saya. ”Iya… Kenapa? Adek kangen yaa?,” tanya saya menggoda. “Iya…,” jawabnya menahan sedih. Saya tahu pasti dia memang kesepian dan kangen kepada kedua kakaknya. Sejujurnya itu juga yang kami alami. Dan rasanya tidak hanya saya yang mengalami perasaan seperti ini. Teman-teman saya juga mengalami hal yang sama. “Anak loe cerita apa aja?,” seru salah satu teman tadi pagi. “Aduh gua kangen banget deh ama anak gua…,” kata yang satu lagi. Begitulah kami ibu-ibu bergatian bertukar cerita ketika bertemu di sekolah. Sebentar kami tertawa lucu dan terkadang merasa kasihan jika mendengar cerita dari ibu yang lain.

Menunggu pukul 5 pagi adalah waktu yang sangat kami nantikan setiap hari, karena anak-anak diperbolehkan untuk menelepon kami. “Mama, telepon balik ya…,”suara si kakak dan si abang bergantian di handphone. Dengan senang hati kami langsung menekan nomor telepon mereka dan kami larut dalam percakapan penuh kerinduan. “Kemarin banyak kegiatan yang tidak bisa di lakukan ma, karena hujan tidak berhenti. Nah, malam ini aku kebagian tugas ronda. Mama doain aku ya supaya nggak apa-apa,“ kata si kakak dengan semangat. “Semalam hujan terus ma, jadi dingin banget…! Ya alergi-ku jadi kambuh deh… bersin-bersin terus. Aku sampai nggak bisa tidur. Akhirnya, aku datangin aja pak guru. Aku baru bisa tidur setelah dipinjamin bantal guling…hahaha….!,” suara si abang dibarengin dengan tawanya yang khas. Ada banyak lagi cerita tetapi sebagian besar bermanfaat membuat mereka jadi lebih mengerti apa artinya keluarga, dan apa artinya rindu kepada keluarga.

Ayat renungan kita pagi ini menggambarkan bagaimana Daud datang bertemu dengan Tuhan di pagi hari, dan ia menunggu-nunggu Tuhan dengan kerinduan setiap pagi. Pada saat kita bersama-sama dengan orang-orang yang dekat dengan kita, maka kita akan menganggap itu sebagai hal yang biasa. Rasa rindu itu seperti tidak terpupuk. Namun saat kita berpisah, walau sementara, dengan orang yang kita kasihi maka akan timbul rasa rindu. Boleh jadi itu juga yang terjadi dalam hubungan kita dengan Tuhan. Karena kita tahu Tuhan selalu menyertai kita, maka kita tergoda untuk menganggap itu hal biasa, kita tidak rindu bertemu dengan Tuhan. Kita sudah terbiasa bangun, bekerja, meeting, mencapai target perusahaan setiap hari, kita lupa bertemu dengan Tuhan. Atau kita lebih fokus untuk belajar tekun, mencari nilai bagus, memasak masakan yang enak, berbelanja memburu barang yang sedang trend, sehingga kita lupa untuk rindu datang kepada Tuhan. Ayat renungan mengajak kita untuk merindukan Tuhan setiap hari. Seperti Daud, kita patut datang pada Tuhan setiap pagi, merindukan kehadiran Tuhan bersama kita. Kita gunakan waktu di pagi hari untuk menyampaikan syukur, pujian, dan permohonan kepadaNya. Mari kita pupuk kerinduan kepada Tuhan setiap hari bersama keluarga. God bless.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Sunday, June 19, 2011

Jangan Beri Kesempatan

Efesus 4:27, “dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.”




Memasuki jalan tol Cipularang, hujan mulai turun. Saat itu kami sedang dalam perjalanan kembali dari Bandung. Suasana sore menjelang malam itu begitu sepi karena berbarengan dengan waktunya orang berbuka puasa. Hujan makin deras dan pandangan ke depan mulai terganggu. ”Hati-hati pa”, kata istri saya mengingatkan. ”Ok.”, jawab saya santai. Suasana yang sepi membuat saya sedikit santai. Dan, kendati hujan turun dengan deras serta pandangan mulai terhalang, saya tetap memacu kendaraan karena jalanan yang relatif sepi.

Di pertengahan jalan yang menurun, samar-samar saya melihat kerlip lampu. Namun saya tidak pasti, apakah itu lampu atau hanya pantulan cahaya saja. Semakin dekat dan dekat, akhirnya saya sadari bahwa itu adalah lampu sebuah mobil yang sedang mogok. Rupanya lampu mobil itu sudah tidak terang lagi sehingga dalam cuaca yang seperti ini, sangat sulit untuk melihat dari jarak jauh. Spontan saya menginjak rem dan membanting stir ke kanan. Puji Tuhan, di belakang kami tidak ada kendaraan lain, sehingga tidak terjadi kejadian yang lebih buruk.

Saudara, terkadang kita juga tidak sadar akan adanya bahaya di sekeliling kita. Kita merasa aman dan percaya diri dengan kemampuan kita. Sekalipun keadaan di sekeliling kita sudah mengingatkan diri kita, namum terkadang kita tidak mau mendengar amaran tersebut. Kita merasa nyaman sampai satu saat kita sadar bahwa kita ada dalam bahaya. Terima kasih kepada Tuhan, bilamana kita dapat disadarkan akan bahaya, namun bagaimana bila itu terlambat? Kita tidak mendapat kesempatan kedua untuk mengerem dan membanting stir. Janganlah memberi kesempatan kepada bahaya. Janganlah beri kesempatan kepada Iblis. Tuhan Yesus Memberkati.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Saturday, June 18, 2011

Kebiasaan Buruk

Yeremia 9:5, “Yang seorang menipu yang lain, dan tidak seorang pun berkata benar; mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan dan malas untuk bertobat.”



”Sulit sekali bersihnya pak”, kata salah satu teman kami. Dia menggosok-gosokkan sikatnya ke lantai dengan cukup kuat. Namun, ternyata kotoran yang melekat sulit sekali dihilangkan. Bahkan kotoran tersebut, sepertinya sudah menyatu dengan lantai. ”Coba gunakan pembersih yang minggu lalu kita beli”, kataku. Setelah diberikan cairan pembersih itu, barulah kekotoran tersebut mulai sedikit-demi sedikit terangkat, sehingga lantai mulai terlihat bersih. Memang sulit sekali membersihkan lantai ini, yang sudah terlanjur menjadi kotor. Perlu waktu, biaya dan tenaga ekstra untuk membersihkan kekotoran tersebut.

Di sisi lain, pada divisi yang lain, terlihat lantai yang bersih. ”Setiap hari, sebelum pulang kerja kami membersihkan lantai ini, sehingga kotoran tidak melekat dan diam di permukaan lantai”, jelas sang supervisor. Rupanya, pada divisi ini, telah diberlakukan suatu kebiasaan untuk melakukan tindakan pemeliharaan kebersihan setiap hari. Ini dilakukan bukan hanya pada saat lantai itu kotor, namun kegiatan ini telah menjadi bagian dari kebiasaan, sehingga baik pada saat lantai kotor, maupun tidak, kegiatan bersih-bersih ini tetap dilaksanakan. Hal yang terpenting yang dapat saya tangkap adalah perkataannya, ”Kita menjaga agar jangan sampai lantai ini kotor, sehingga kita tidak perlu melakukan pekerjaan tambahan untuk membersihkan lantai ini”. Satu kalimat nasihat yang baik yang dapat kita ambil manfaatnya.

Terkadang kita juga seperti orang pada divisi pertama, yang terkadang membiarkan kekotoran menempel pada diri kita, sampai saatnya kita menyadari bahwa kita memerlukan pembersihan. Dan pada saat itu, kita merasa sudah terlalu kotor sehingga pesimis dengan untuk kembali ke jalan yang benar. Namun, di lain pihak, nasihat dari divisi kedua merupakan nasihat yang dapat kita aplikasikan. Kita dapat menjaga diri kita agar tetap bersih, sehingga kita tidak akan terbebani dengan kekotoran yang ada. Menjadi diri agar tetap bersih atau menjaga dari kekotoran adalah kebiasaan. Bilamana kita sudah terbiasa hidup bersih, bagaimana mungkin kita tahan hidup dalam kekotoran. Kiranya Tuhan menolong kita untuk tetap hidup dalam kebenaran. Tuhan Yesus Memberkati.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.

Friday, June 17, 2011

Jalan Yang Sempit



Yakobus 5:8, “Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!”



”Kita makan di sini saja”, kata kawanku menunjuk satu tempat makan yang cukup ramai. Malahan, bukan saja ramai, namun sepertinya kita harus antri untuk mendapatkan tempat di situ. ”Aduh, ramai sekali. Kenapa tidak yang diseberang jalan itu saja? Disana tidak ada orang. Toh, makanannya juga sama”, protesku. ”Tempat ini ramai, berarti makanannya enak. Kalau di sana juga enak, tentu juga akan ramai”, jelas temanku. Aku menurut saja dan kami akhirnya menunggu untuk mendapatkan tempat di rumah makan tersebut.

Entah berapa lama kami menunggu, akhirnya pelayan memanggil kami untuk duduk di dalam rumah makan tersebut. Suasananya biasa saja, namun ketika kita di dalam, kita di perlakukan dengan sangat baik. Makanan dihidangkan diberikan satu persatu dan kami mulai menyantapnya. Ternyata apa yang dikatakan teman saya adalah benar. Makanan ini sungguh nikmat. Tidak sia-sia kami menunggu untuk mendapatkan tempat di sini. Penantian yang saya lakukan dengan perasaan tidak sabar, jemu dan kesal hilang seketika setelah menyantap hidangan yang ada. Bilamana tadi saya bersikeras untuk pindah dari rumah makan ini dan mengunjungi rumah makan di sebrang jalan, mungkin saya tidak akan mendapatkan suatu rasa makanan yang begitu baik.

Terkadang, kita juga tidak sabar dengan hal-hal yang ada disekitar kita. Sering kali kita terjebak dengan keadaan yang seakan mempersulit kita. Kita semua sering dininabobokkan oleh program-program instan. Kesuksesan instan. Kemakmuran instan, bahkan keselamatan instan. Hari ini kita diingatkan, bahwa untuk meraih sesuatu yang baik, perlu adanya kesabaran dan pengorbanan. Kesabaran bukanlah kesia-siaan. Kesabaran juga bukan kekalahan. Kesabaran adalah untuk kemenangan. Kesabaran untuk mendapatkan yang terbaik. Tetaplah setia dan sabar dalam pelayanan kita, karena akan tiba saatnya kita menikmati buah dari kesabaran kita, karena kedatangan Tuhan sudah dekat. Tuhan Yesus Memberkati.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.