Wednesday, August 31, 2011

Yang Terbaik

Matius 7:11, “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang disorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”


“Yang ini buat Kakak aja ya ….. biar yang ini buat Ade.” Begitulah selalu yang terjadi di antara sang kakak beradik ini. Sang kakak selalu diberikan kesempatan oleh orang tuanya untuk memilih terlebih dahulu hadiah yang ada, karena ia anak yang tertua. Ironisnya, sang kakak selalu memilih hadiah yang paling bagus untuk dirinya. Tidak jarang sang adik hanya menangis untuk menunjukkan rasa kesalnya baik kepada orang tua maupun pada kakaknya karena ia harus siap menerima hadiah yang tersisa, apapun jenis dan model hadiah itu, walau terlalu sering ia sesungguhnya tidak menyukai jenis dan model hadiah yang sisa.

Saat yang ditunggu pun akhirnya tiba, yakni acara perayaan menyambut Tahun Baru. Seperti biasanya, Sang Oma mengirimkan berbagai hadiah untuk dibagikan kepada para cucunya. “Dek …. ayo kesini sebentar! Mama sama Papa mau ngomong..” “Ada apa ya Ma, Pa?”, jawab Adek. “Ini loh ada kiriman dari Oma, kamu yang pilih duluan ya, biasanya kan selalu kakakmu, sekarang kesempatanmu nak”, kata kakak kami kepada anak-anaknya. Wah Adek pun girang sekali, tak sabar dia melihat hadiah dari Omanya. Wah truk warna merah itu begitu indahnya, mengkilat dan bagus sekali, aku pilih yang ini sajalah, biar Kakak dapat yang warna kuning, kurang menarik, lebih kecil lagi, pikir Adek dalam hati, ini kesempatanku. “Ayo dek, dipilih ya”, kata papanya. Lalu Adek melihat ke arah dua mainan tadi, matanya tertuju pada truk yang bewarna merah, tetapi dia memalingkan matanya dan mengambil truk yang berwarna kuning. “Saya pilih yang kuning saja ya Pa.” “Lah, kenapa sayang? Mama tau kamu kan suka warna merah? Ambil yang merah juga ga apa-apa kok”, si Adek terdiam sejenak, “Aah ga ahh aku mau yang ini saja.” “Beneran nih, kamu pilih yang itu Nak?”, Papanya mulai bingung. Lalu Adek berkata, ”Iya Ma, Pa aku yakin sekali, aku akan memberikan yang terbaik untuk Kakak.”

Demikian halnya dengan Bapa kita yang di sorga, diliputi oleh sifat kasih-Nya yang begitu besar, Dia telah memberikan Yesus Kristus, anak-Nya yang tunggal untuk mati di kayu salib menjadi korban pendamaian bagi penebusan saudara dan saya. Sudahkah di dalam kehidupan saudara dan saya, kita telah memberikan yang terbaik untuk Tuhan? Apakah yang kita berikan selama ini sudah sebanding dengan pengorbanan Yesus di kayu salib? Jika kita sungguh-sungguh mengasihi Yesus, hendaklah kita memberikan yang terbaik untuk-Nya. Jika engkau merasa tertekan, mengalami penderitaan dan kesusahan hidup bahkan merasa putus asa, ingatlah pengorbanan Yesus melebihi semua penderitaan dan beban hidup kita, tidak ada alasan bagi kita berputus asa, sebab Yesus yang menyelamatkan kita dapat menyelesaikan segala perkara hidup kita, jikalau saudara dan saya mengundang Dia untuk menyelesaikan permasalahan hidup kita. Hiduplah bergantung kepada Yesus, sebab Ia sanggup melakukan dan memberikan yang terbaik untuk hidupmu dan hidupku. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Tuesday, August 30, 2011

Sudahkah Anda Mengucap Syukur Hari Ini?

Kolose 1:3-9, “Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu,…sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna.”

“Thanksgiving for anything“, bersyukur atas segala sesuatu. Ini merupakan tema renungan pada saat acara kebaktian Tutup dan Buka Tahun 2011 berlangsung di gereja tepat pada tanggal 31 Desember. Komitmen saya di dalam hati kepada Tuhan, “Tuhan, tolong bantu saya untuk bersyukur atas segala sesuatu yang Tuhan beri dan percayakan selama tahun-tahun yang lalu demikian untuk tahun-tahun mendatang. Saya rindu menyaksikan rencana Tuhan dalam hidup saya, membangun komitmen yang kuat walau sangat sulit, namun saya yakin dan percaya dengan pertolongan Tuhan dan kuasa-Nyalah, maka komitmen yang kuat ini saya berharap tidak pudar hingga Tuhan datang.”

Perasaan khawatir, rasa cemas, takut dan bimbang, yang sering saya rasakan dalam kehidupan selama ini yang membuat hidup ini selalu menagih janji kepada Tuhan, menggerutu dan terkadang ingin mengatur Tuhan untuk memberikan yang terbaik dalam kehidupan ini. Terus terang hal ini sering menjadi bagian dalam kehidupan saya. Kesibukan pikiran kita terhadap rasa khawatir, rasa cemas, takut dan bimbang dalam menghadapi kehidupan akan tergerus oleh elemen doa, rasa syukur dan pelayanan, di mana kami boleh saksikan kuasa Tuhan, berkat-berkat-Nya yang ajaib, nyata berlaku dalam kehidupan keluarga kami, dimulai dari jawaban doa-doa syukur kami dalam pergumulan keluarga kami selama ini, hingga tuntunan dan penyertaan Tuhan dalam setiap waktu yang kami rasakan.

Saudaraku yang terkasih dalam Tuhan, bersyukur adalah merasakan berkat Tuhan. Apabila kita rajin mengucap pujian syukur, bersyukur kepada Tuhan dalam tindakan, pelayanan dan dalam doa-doa kita dengan tidak bersungut-sungut, maka Tuhan akan senantiasa bertindak menambahkan berkat-berkat yang indah bagi kita. Membuka hati dan pikiran kita untuk dapat melihat berkat-berkat-Nya yang melimpah yang patut kita syukuri, karena Tuhan itu begitu baik, begitu banyak berkat yang Tuhan sediakan bagi kita namun mungkin belum kita syukuri. Mulailah sejak hari ini belajar bersyukur atas segala sesuatu yang diberikan-Nya, sehingga akan melayakkan kita menerima berkat yang lebih indah Allah sediakan pada waktu mendatang. Selamat menikmati berkat-berkat Allah hari ini. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Monday, August 29, 2011

Prioritas Hidup

Imamat 23:3, “Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah sabat bagi TUHAN di segala tempat kediamanmu.”


Telah beberapa tahun lamanya saya berkesempatan membaktikan diri di perusahaan saat ini. Tentu ada banyak pengalaman menarik saya dapatkan disamping teman-teman kantor yang baik dan ramah adanya. Tidak heran saya merasa seperti berada di rumah sendiri, karena ramah tamah dan kerjasama yang terjalin dengan baik selama ini. Kini, tiba saatnya saya harus meninggalkan semua pengalaman ini menjadi kenangan indah bagi saya. Kini tiba saatnya saya berkarir di kantor yang baru, salah satu perusahaan swasta untuk menangani pekerjaan di bagian accounting dengan status sebagai karyawan kontrak untuk periode enam bulan lamanya.

Sudah menjadi jodoh bagi karyawan di bagian accounting untuk menyelesaikan laporan keuangan setiap akhir bulannya. Hal ini bukan menjadi masalah tatkala proses tutup buku akhir bulan berlangsung dengan baik tanpa harus tinggal di kantor hingga larut malam. Sebaliknya tutup buku akhir bulan menjadi masalah ketika jadwal pelaporan jatuh pada hari Jumat dan harus tinggal lebih lama di kantor hingga malam hari. Mengapa? Kebetulan saya memiliki kepercayaan yang tidak mengijinkan saya untuk tinggal di kantor melewati matahari terbenam di setiap hari Jumat. Oleh karena hal ini telah ditanamkan di dalam diri saya sejak kecil, maka sulit bagi saya melawan kata hati saya ketika dihadapkan untuk tinggal lebih lama di kantor. Saya bergumul dan berdoa, “Tuhan, tolong beri saya jalan keluar, saya tidak ingin melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kepercayaan yang saya anut.” Karena hal ini terjadi, saya tidak sabar menunggu kapan kontrak saya berakhir, namun ternyata Tuhan mempunyai rencana lain. Allah lagi-lagi mendengar permohonan kami. Jadwal tutup buku tersebut dibuat menjadi dua hari, sehingga saya dapat pulang tepat waktu dan masa kerja saya diperpanjang.

Puji dan syukur kepada Tuhan. Allah selalu mendengar umat-Nya yang berseru kepada-Nya dan memberikan jalan keluar, sehingga saya tidak terhalang untuk berbakti. Terkadang dalam hidup ini, kita sering tidak yakin saat kita mengadapi suatu masalah, terkadang kita sering meragukan tuntunan, kuasa dan rencana Tuhan dalam hidup kita adalah baik adanya. Kita sering menjadi lemah, gelisah dan pengeluh. Tetapi percayalah, dengan mengutamakan Tuhan dalam hidup kita dan dengan iman kita yang berserah kepada-Nya serta membuka hati untuk mau belajar menerima tuntunan Tuhan dengan rasa syukur, Allah akan memberikan hal terbaik dalam hidup kita sesuai dengan rencana Nya. Semoga saya dan sahabatku yang kekasih dapat memilih prioritas hidup yang jelas untuk mendahulukan Allah yang pertama dalam hidup kita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Sunday, August 28, 2011

Bertumbuh…..

Kolose 2:7, “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”


Satu ketika saya membaca artikel Surat Kabar yang direferensikan oleh teman orang asing di kantor. Saya pun sangat tertarik dengan artikel tersebut, “Terrarium” yang berarti Tanaman dalam wadah kaca. Artikel ini menginspirasi kami untuk mempelajarinya sekaligus dapat membuka peluang bisnis, pikir saya. Di artikel tersebut dicantumkan juga nomor telepon dan alamat kursus “Terrarium”. Saya menceritakan dan mempromosikan kepada isteri saya dan ternyata dia tertarik untuk mengikuti kursus tersebut. Akhirnya Istri saya mengikuti kursus singkat cara membuat “Terrarium”. Ibu pemilik pondok kursus ini memberikan Kursus Private istimewa kepada kami, yang seharusnya kursus ini sebenarnya hanya dapat dilaksanakan bila peminatnya di atas lima orang. Singkat cerita istri saya diajari teknik bercocok tanam dalam wadah kaca, memilih jenis tanaman, memilih wadah kaca yang cocok hingga perawatan tanaman –tanaman tersebut.

Yang menarik bagi saya saat menemani kursus tersebut adalah cerita penelitian sang ibu saat mengembangkan penelitian tanaman Terrarium ini. Ketika ia menanam tanaman yang sama pada lahan yang sama, yang membedakan hanyalah bagaimana cara merawat tanaman ini. Tanaman yang pertama disirami secara rutin tiap pagi sore, sedangkan tanaman yang kedua disirami dua hari sekali. Ketika tanaman itu bertumbuh cukup besar, tiba waktunya untuk menguji kekuatan akar tersebut, ternyata perbedaannya yang cukup mencolok. Dibutuhkan waktu kurang dari dua menit untuk mencabut akar dari tanaman yang pertama, sementara dibutuhkan waktu sekitar lima menit untuk mencabut akar tanaman yang kedua. Mengapa hal ini bisa terjadi?? Tanaman yang pertama cukup dimanjakan dengan air yang ia dapat dengan mudah. Sehingga akarnya tidak berusaha mencari ke tanah yang lebih dalam. Sedangkan tanaman yang kedua, karena mendapat suplai air yang lebih sedikit, mau tidak mau akarnya mencari ke sumber air sehingga didapatilah akarnya jauh lebih kuat karena masuk lebih dalam ke tanah.

Saudaraku, ada pelajaran yang indah dan mungkin berguna bagi kita yakni bagaimana cara Tuhan mendidik kita agar bertumbuh adalah seperti tanaman di atas. Bayangkan saja jika Tuhan memanjakan kita dengan mengabulkan semua doa yang kita minta, atau tidak pernah mengijinkan penderitaan dan masalah hidup menimpa diri kita. Tentunya ini akan membuat kita menjadi orang yang manja, bahkan tidak sampai di situ, kita menjadi orang yang cengeng dan lemah. Akibatnya akar mental kita tidak kuat dan ketika permasalahan terjadi, dengan mudahnya kehidupan kita menyerah. Tetapi percayalah Tuhan sangat mengasihi kita, itu sebabnya Dia selalu mendewasakan kita dan melatih iman kita kepada-Nya, agar kita tetap teguh dalam iman kita dan selalu mencari Dia sebagai sumber perlindungan dan kekuatan kita. Pertanyaannya adalah, bersediakah kita bertumbuh setiap hari dalam tempaan permasalahan kita hari ini?? Selamat beraktifitas, kiranya Tuhan memberkati. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Saturday, August 27, 2011

“Berkat Yang Tentu“

Yeremia 17:7, “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!”


Lima tahun sudah saya dan istri dipersatukan dalam ikatan pernikahan yang sah. Sebagaimana lazimnya setiap orang memutuskan untuk berumah tangga, buah hati keluarga menjadi kerinduan utama. “Papa, usia pernikahan kita sudah lima tahun tak terasa berlalu. Berbagai upaya kita lakukan untuk mendapatkan kepercayaan dari Allah dalam hal keturunan, tapi kok sampe hari ini kita masih tinggal berdua aja di rumah ya?”, istri saya berkomentar pada satu kesempatan. “Kapan Allah akan ijinkan tangisan bayi ada dalam rumah kita ya, Pa?”, lanjut istri saya bertanya di tengah kerinduan kami yang sekian lamanya menunggu. Hingga saat itu kami belum juga mendapatkan momongan dari buah hasil pernikahan kami walaupun kami telah berobat dan berkonsultasi ke beberapa dokter hingga pengobatan tradisional atas saran beberapa keluarga dan sahabat-sahabat. Kebetulan di jemaat tempat kami tercatat sebagai anggota gereja, ada satu program kerja yang sangat menarik dibawah koordinasi departemen Rumah Tangga, di mana setiap bulannya dipilih satu keluarga yang akan didoakan selama sebulan penuh oleh seluruh anggota gereja baik pada kebaktian pagi dan petang di rumah demikian juga saat kebaktian dilakukan di gereja.

Pagi hari itu, keluarga kami mendapatkan giliran menjadi fokus doa sepanjang satu bulan ke depan, terus terang inilah saat yang sudah lama kami tunggu-tunggu. Salah satu dalam permohonan doa kami adalah kerinduan kami untuk memiliki keturunan. Kebetulan pada bulan yang sama, ada program pekan doa yang diadakan selama sepuluh hari berturut-turut. Tentu kami berusaha untuk datang setiap malam doa tersebut. Itu pun tak putus-putusnya anggota-anggota kelompok doa selalu membawakan permohonan kami untuk mendapatkan keturunan di dalam doa mereka. Satu bulan, dua bulan bahkan tiga bulan pun berlalu, istri saya merasakan ada sesuatu yang aneh dalam dirinya hingga akhirnya kami memeriksakan ke dokter dan laboratorium dan wow … dahsyat, ternyata istri saya dinyatakan positif hamil. Puji Tuhan atas jawaban doa kami dan seluruh anggota jemaat terjawab. Sungguh merupakan sukacita besar dalam rumah tangga kami, di mana Tuhan telah mempercayai kami untuk memiliki keturunan. Tuhan Maha Besar dan Ajaib.

Saudara-saudaraku yang kekasih dalam Tuhan, begitu banyak berkat yang kami saksikan dan rasakan bilamana kita dapat meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan Tuhan, Semakin sering kita datang kepada-Nya, setiap langkah kita dalam menjalani hidup ini akan terasa ringan dan damai. Begitu indah dan damainya jika kita selalu bergantung dan menyerahkan segala perkara, pergumulan, permasalahan dan permohonan kita kepada Tuhan. Apapun jawaban yang Tuhan berikan yakinlah itu merupakan yang terbaik menurut kehendak-Nya. Tetaplah berdoa di dalam iman dan pengharapan, karena, “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan yang menaruh harapannya pada Tuhan“. Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend “ dibawah ini:

Friday, August 26, 2011

Menghadapi Rasa Takut…

Markus 4:39, "Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: 'Diam! Tenanglah! Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali."

"S
elamat datang di Kota Sumedang”, itulah tulisan di gerbang kota yang menyambut kami saat memasuki jalan utama masuk Kota Sumedang. Waktu menunjukkan pukul 6.30 pagi. Kami dan rombongan dari salah satu Jemaat di Bandung berkesempatan melakukan pelayanan gereja di daerah Wado, Sumedang. Sebelum kami berangkat menuju Wado, rombongan singgah dan berkumpul di rumah keluarga kami yang tinggal di Kota Sumedang. Kota Sumedang dan sekitarnya belum ada gereja. Hanya ada kelompok doa kecil di mana ada tiga hingga empat keluarga di sana dan melakukan kebaktian di rumah–rumah keluarga. Ada Hamba Tuhan dan keluarganya yang melayani di daerah Sumedang dan Wado untuk pelayanan rohani dan membuka Kelompok Pendalaman Alkitab yang merupakan cabang dari jemaat kami di Bandung. Untuk pelayanan rohani inilah kami berkunjung ke Wado yang letaknya sekitar 2 kilometer dari Kota Sumedang di daerah yang mayoritas penduduknya berasal dari saudara sepupu kita yakni Muslim.

Tepat pada pukul 7:00 pagi rombongan pun berangkat dengan mengendarai lima buah mobil dan perjalanan ke Wado ditempuh selama 2 jam, melewati jalur luar kota yang sudah di aspal dan sekitar 1 jam melewati jalan pedesaan sempit yang berbatu dan sedikit terjal selama 1 jam. Setelah satu jam perjalanan, kami pun memasuki jalan pedesaan yang sempit dan berbatu namun berlumpur karena daerah itu diguyur hujan sepanjang malam. Semakin lama jalan semakin terjal dan sempit, hanya bisa dilewati oleh satu buah mobil saja. Terkadang bila berpapasan dengan mobil lain, kami pun harus bergantian memberikan jalan. Di luar perkiraan kami ternyata semakin lama, jalan menuju ke gereja tersebut semakin ekstrim, sempit, licin, dan berlumpur. Ban mobil pun sudah dipenuhi lumpur tebal. Karena itu, kami memilih jalan yang agak ke pinggir, agar ban mobil tidak licin oleh lumpur. Namun tiba-tiba ban belakang mobil kami selip persis di sisi jurang. Kami sontak terkejut saat melihat di sebelah kiri kami ada jurang, keringat dingin mengucur. Kami berdoa dalam hati, berusaha tenang dan kami percaya bahwa dengan pertolongan Tuhan, maka mobil akhirnya bisa dikendalikan menjauh dari pinggir jurang. Akhirnya, kami pun tiba pada pukul 11.00 WIB yakni empat jam perjalanan dari kota Sumedang setelah melalui perjalanan yang menakutkan. Acara kebaktian pelayanan rohani pun akhirnya dapat kami laksanakan dan berlangsung dengan baik dan menyenangkan walau awalnya kami diliputi rasa takut, cemas dan galau ketika kami melihat warna langit kelabu seakan-akan hujan segera akan turun.

Ada kekuatan besar di balik kedamaian Yesus Kristus. Itu adalah sesuatu yang bisa kita minta dalam keadaan paling menyusahkan, ketika kita tercengkeram oleh kegelisahan atau tersiksa oleh rasa khawatir. Bahkan ketika pikiran kita tidak bisa memahaminya, namun hati kita percaya dan berfokus kepada damai sejahtera-Nya bukan pada masalah-masalah kita, dengan membiarkan iman kita mengempiskan rasa takut kita, maka kita dapat saksikan pengalaman indah bersama Allah yang kita sembah. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini:

Thursday, August 25, 2011

JALANAN MACET?

Ibrani 11:16, “Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.”

“Wah .. kira-kira hari Kamis nanti udah mulai macet gak ya di jalan tol? Takutnya pemudik udah mulai turun ke jalan, pasti macet deh tuh jalanan.” Obrolan ini menjadi konsumsi di antara saya dengan teman-teman di kantor karena setiap hari kami menggunakan jasa layanan tol menuju ke luar kota untuk mencapai kantor tempat kami bekerja. “Kalo Kamis sih mungkin belum macet banget, tapi kalo hari Jumat udah bisa dipastiin maceh deh tuh”, jawab teman bicara pada sore hari menjelang bersiap-siap pulang kantor. “Paling-paling kita nyampe kantor jam sebelas atau jam dua belas, itu pengalaman kita di tahun-tahun lalu saat jadwal pemudik udah turun ke jalan”, lanjut sang teman menerangkan.

Tahun demi tahun kita melihat jalan tol menuju ke luar kota baik jalan tol Jagorawi, Merak maupun Cikampek selalu dipadati oleh ratusan bahkan ribuan kendaraan yang melintas pada saat yang hampir bersamaan karena satu budaya mudik ke kampung halaman beberapa hari sebelum Ramadhan berakhir dan sangat mengharapkan dapat tiba di kampung halaman sesaat sebelum jam takbiran tiba. Bermacet-macet ria di jalanan, menghabiskan waktu berhari-hari di jalan raya bahkan menginap di kemacetan jalan raya, tidak mendapat tidur yang cukup, semua itu tidak membuat keinginan tiap-tiap keluarga pemudik surut untuk pulang kampung. Semua itu mereka tempuh dengan segala tantangan yang ada di dalamnya asalkan mereka dapat bersilaturahmi dengan kakek dan nenek, orang tua bahkan keluarga yang ada di kampung. Pantas kita acung jempol untuk semangat para pemudik bersilaturahmi di kampung halaman dengan segala hambatan, kesulitan dan keletihan yang harus dihadapi dan dikorbankan.

Bagaimana dengan saya dan para sahabatku yang dikasihi Kristus, adakah kita memiliki kerinduan yang sama seperti kerinduan para pemudik, walaupun menghadapi berbagai tantangan di perjalanan baik kemacetan, kurang tidur, badan letih, bahkan dituntut kesabaran yang lebih saat menempuh perjalanan untuk jarak yang relative singkat namun harus dicapai dalam hitungan beberapa jam, kita akan tetap maju demi satu tujuan tiba di kampung halaman yakni tanah air sorgawi untuk bersilaturahmi dengan Allah dan seluruh saudara-saudara kita seiman yang telah berada di sorga terlebih dahulu. Adakah anda dan saya memiliki satu kerinduan besar agar kelak dapat meletakkan jari tangan kita di atas telapak tangan Yesus yang tertusuk paku dan berlobang itu? Apa persiapan yang telah kita lakukan sejak saat ini agar kelak kita siap mudik beramai-ramai, berjalan dengan sabar dan tenang menapaki pintu gerbang surga, satu demi satu, kita akan berjalan menapakinya dibarengi dengan kerinduan besar untuk disambut Yesus di pintu gerbang surga. Allah menolong kita untuk memandang ke atas, focus kepada tujuan kita yakni mudik ke tanah air yang lebih baik yaitu sorga. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" dibawah ini :

Wednesday, August 24, 2011

NAMAKU DIBAHAS?

2 Korintus 5:10, “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat."


“Pagi itu matahari menampakkan wajahnya dengan sinarnya yang cukup cemerlang. Terlihat segala sesuatu dengan jelas oleh terangnya sinar matahari pagi yang mengawali hari bekerja pertama pada minggu ini bagi setiap orang yang bekerja di kantor. Pagi hari Senin itu, saya berangkat ke kantor lebih awal dari biasanya sehingga tiba di kantor dua puluh menit lebih awal pula dari jam delapan. Kira-kira pukul delapan lebih empat puluh menit, saya pun memasuki ruang rapat. “Selamat pagi Tris, apa kabar?” sapaku kepada pimpinan saya dari kantor regional wilayah Asia Pasific yang telah terlebih dahulu tiba di ruangan tersebut. Pukul Sembilan lebih lima belas menit pun acara dimulai yakni “Rapat Direksi” yang dihadiri oleh enam orang sebagai bagian dari tim manajemen perusahaan.

Agenda demi agenda pun dibacakan oleh pemimpin rapat bahkan aturan main selama mengikuti rapat pun diutarakan dengan jelas termasuk didalamnya untuk memastikan telepon genggam harus dimatikan atau paling sedikit diubah ke profil ‘silent’ serta tidak boleh menerima telepon selama rapat berlangsung. Satu per satu agenda yang telah dipampangkan dibahas secara mendetail hingga tiba kepada pembahasan terhadap kinerja karyawan dari tiap-tiap departemen yang ada di perusahaan tersebut. Cukup banyak nama-nama karyawan yang masuk dalam pembahasan kami baik mengenai sikap kerja dan mental orang yang bersangkutan yang mendukung maupun yang merongrong kinerja perusahaan pada umumnya. Berbagai jenis bentuk penghargaan dan hukuman pun kami bicarakan secara terperinci dan mempertimbangkan berbagai konsekuensi yang patut dipertimbangkan.

Terbayang olehku bagaimana Dewan Musyawarah Allah kelak menggelar meja pengadilan di surga sementara kitab-kitab dibuka dan agenda pembahasan dimulai satu per satu dengan seksama dan terperinci. Apakah gerangan yang menjadi nasibku ketika agenda pembahasan tiba untuk membahas namaku, akankah aku didapati baik? Atau jahat? Bagaimanakah kelak nasib saudara dan saya ketika tiba kepada agenda pembahasan nama kita, akankah kita dinyatakan layak menjadi penghuni kerajaan surga sebagai hadiah penurutan kita kepada Juruselamat? Penghargaan atau hukumankah yang akan menimpa diri kita kelak? Sahabatku yang kekasih, mari kita periksa diri kita masing-masing sejak saat ini, adakah kita siap untuk menerima penghargaan dari Allah kelak ataukah kita akan dihukum oleh karena segala perbuatan kita menghancurkan reputasi Allah bagi banyak orang selama kita hidup di dunia ini? Allah menolong kita untuk dapat hidup benar dan bertahan hingga kesudahan. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" dibawah ini :

Tuesday, August 23, 2011

BUKA PUASA BERSAMA YUK!

Matius 5:16, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

“Hello teman-teman …., kalian tolong atur deh hari apa kita mengadakan buka puasa bersama. Tempatnya di mana, juga terserah kalian, aku ngikut suara terbanyak aja”, kataku kepada teman-teman kantor yang satu departemen dengan saya. Sesungguhnya saya tidak turut merayakan ibadah puasa, sama seperti kedua orang teman saya yang lain, namun saya merasa ada baiknya kita menghormati ibadah orang lain sekaligus menjalin tali silaturahmi lebih akrab dengan sesama teman kantor. “Siip deh Pak, nanti kita diskusikan sama teman-teman. Kalau diajak makan siapa sih yang nolak, he he he”, jawab salah seorang teman kantor sementara yang lain menyambung, “Mantap deh Pak idenya” sambil ia mengacungkan jempolnya.

“Saya sangat merasa terharu mendengar undangan bapak untuk mengadakan buka puasa bersama tadi sore di kantor”, kata salah seorang teman kantor saya yang hampir setiap harinya turut menumpang dengan mobil saya ketika pulang kantor. Ia sebenarnya tidak menjalankan ibadah puasa, entah mengapa dia mengatakan seperti itu. “Emangnya kenapa Pak kok sampai bapak terharu?” tanyaku membalas pernyataannya. “Oh iya Pak, kalau dengan kepemimpinan yang dulu bahkan atasan kami secara langsung pun tidak pernah mengundang kami untuk mengadakan buka puasa bersama selama dia bergabung dengan perusahaan ini”, lanjutnya menerangkan dengan mendetail.

Makan malam yang disepakati pun akhirnya terlaksana di salah satu restoran dengan ala masakan Sunda yang sesuai dengan selera lidah kebanyakan kami. Saya melihat tali silaturahmi yang baik, canda tawa antara sesama teman mengkikis dinding pembatas perbedaan pendapat yang sehari-hari dapat muncul bahkan cenderung dapat membawa permasalahan yang lebih besar dan bersifat pribadi. Satu dengan yang lain saling bercerita dengan leluasa baik pria maupun wanita. Satu kesaksian yang saya dapatkan malam itu yaitu mereka sangat menghargai setiap kebaikan hati yang kita tunjukkan kepada mereka sebagai bentuk perhatian umat Allah sesama pemeluk agama yang saling menghormati dan mengasihi. Ayat kita pagi ini menandaskan bahwa sebagai umat yang ditebus dan diselamatkan oleh Allah, kita wajib berbuat baik bagi banyak orang sebab dengan perbuatan baik yang kita lakukan dengan tulus dan tanpa pamrih ini, Allah akan dipermuliakan oleh orang lain bahkan sahabat-sahabat kita yang tidak satu kepercayaan kepada kita. Kepercayaan yang kita miliki kepada Yesus, justru harus membuat kita memiliki hubungan yang dekat dengan orang lain gantinya merasa eksklusif dan mengasingkan diri, sebab Yesus bergaul dan berbuat baik terhadap semua orang. Allah memberkati kita untuk sanggup berbuat baik bagi semua orang. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" dibawah ini :

Monday, August 22, 2011

ABRAHAM MODERN

Ibrani 11:8, “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.”



“Kak …. aku rencana mau ke Jakarta hari Kamis ini, trus hari Jumat sih maunya kita belanja”, inilah isi pesan singkat teman istri saya melalui telepon genggam. “Di mana kita bisa beli tahu seperti yang di Lembang ya, Kak?” tanya teman istri saya lewat pesan singkat berikutnya. Isi pesan singkat ini pun diberitahukan kepada saya. “Jam berapa dia datang trus kapan dia pulang?” tanyaku kepada istri lebih lanjut. “Dia berangkat ke Jakarta jam 6 sore kembali ke kota asal yang dikenal sebagai kota pusat durian dan bika Ambon hari Selasa jam 6 sore juga, trus nanti kita jemput dia di terminal bis Damri aja”, kata istriku dan saya pun menganggukkan kepala menandakan setuju. Istri saya terlibat dalam percakapan dengan temannya yang tinggal di kota lain, mereka saling atur jadwal kegiatan mereka selama temannya ada di Jakarta.

“Kita berangkat ke Bandung yuk sekarang, sekalian aja kita beli pesanan temen Mami ”, ajakku kepada istri pada pagi hari libur dalam rangka menyambut HUT RI ke-66. Waktu menunjukkan pukul 6.15 WIB, “Kita siap-siap aja sekarang biar bisa berangkat cepat trus pulangnya juga bisa cepat supaya bisa mengikuti kebaktian malam hari di gereja nanti”, lanjutku berkomentar kepada istri. Kami pun segera berkemas-kemas dan mempersiapkan segala sesuatu. Tepat pukul 7.20 WIB, mobil yang kami tumpangi pun meluncur memasuki jalan tol arah Jakarta – Cikampek untuk terus melaju menuju ke Bandung. Perjalanan kami cukup lancar pada pagi hari libur itu dan tiba di Bandung dengan selamat. Seluruh pesanan teman istri saya pun kami telah beli walau harus kami dapatkan dari beberapa tempat yang berbeda dan berjarak cukup jauh di kota itu, belum lagi kemacetan menemani perjalanan kami selama di kota itu. Namun demi teman baik istri saya, kami merelakan waktu, uang dan tenaga untuk memenuhi seluruh keperluan sahabat.

Seandainya pesan singkat yang kita terima itu datangnya dari Allah, akankah kita meresponsnya dengan segera. Akankah kita dengan cepat akan meluangkan waktu, uang dan tenaga kita demi menyenangkan hati Allah sama seperti saya dan istri saya yang segera merespons dan mengorbankan segala sesuatu demi seorang sahabat yang kami anggap selama ini telah memberikan pertolongannya kepada kami? Bagaimana dengan berkat yang tidak terhingga, berkelanjutan dan kita nikmati setiap hari dari Allah, siapkah kita berkorban demi Allah dan kebaikan-Nya tanpa harus berbantah-bantah dan menunda waktu? Ayat pagi ini menghimbau kita untuk memiliki respons yang sama seperti respons Abraham ketika Allah meminta maka Abraham bertindak dengan segera tanpa menunda waktu dan banyak bertanya? Lihatlah dan milikilah pengalaman Abraham bersama Allah oleh karena penurutan Abraham, maka ia mendapatkan upah yang terindah dalam hidupnya, berada di surga bersama Yesus, Sang Juruselamat. Kiranya kita akan menjadi Abraham Modern dalam setiap sikap dan responsnya atas perintah Allah. Allah memberkati kita semua. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

ILAH

Kebaktian khotbah Sabtu, 20 Agustus 2011, di awali dengan menyanyikan lagu-lagu dari lagu sion yang dipimpin oleh bapak Erhart Tobing. Acara kebaktian khotbah dimulai dengan bacaan ayat bersahutan yang dipimpin oleh bapak Z. Sijabat diikuti oleh jemaat dan dilanjutkan dengan lagu pembukaan lagu Sion nomor 294 “ Kusembah Juruselamat “. Kemudian doa syafaat dilayangkan oleh bapak Dixon Simanjuntak. Bacaan persembahan dibacakan oleh bapak Viertin Tobing dan dilanjutkan dengan pemungutan persembahan oleh diakon. Cerita untuk anak-anak dibawakan oleh ibu Lamria Simanjuntak dengan judul ‘ Suka Memberi ’ yang mengajak anak-anak untuk suka menginjil melalui suka memberi. Dan lagu istimewa dinyanyikan solo oleh saudara Didin. Khotbah Sabat ini berjudul ...

“ ILAH “

Penghotbah : Bapak Mulana Simanjuntak

Firman Tuhan yang disampaikan mengambil ayat inti dari Amsal 21 : 2 , yang menekankan tentang pentingnya umat-umat Tuhan untuk mengagung Allah sang pencipta daripada mengangungkan ciptaanNya. Karena bilamana hal-hal yang bersifat rohani apabila salah dipersepsikan oleh umat-umat Tuhan maka itu akan menjadi berhala dan ilah yang dapat membawa kepada kebinasaan. Sama seperti kisah bangsa Israel ketika di pagut oleh ular karena persungutan yang dilakukannya, sehingga Tuhan menyuruh Musa untuk membuat ular tembaga dimana setiap orang yang memandang akan sembuh dan tidak akan mati. Tuhan menghendaki penurutan bangsa Israel dan meminta mereka untuk memandang hanya kepada Tuhan, namun mereka salah mempersepsikannya dimana mereka bahkan menyembah ular tembaga yang dibuat oleh Musa sehingga itu menjadi Ilah. Hal demikian tidaklah dikehendaki oleh Tuhan. Demikian sekarang ini, banyak hal-hal rohani dan atribut-atribut rohani bahkan pengetahuan akan kerohanian pada saat ini yang menyebabkan menjadi berhala karena lebih ditonjolkan daripada hidup secara rohani di dalam Tuhan. Kehidupan yang lebih menunjukkan kebenaran diri akan kerohaniaannya dibandingkan menunjukkan dan menonjolkan akan kasih Allah. Dan himbauan kepada umat-umat Tuhan pada Sabat ini yaitu, marilah kita memiliki iman yang teguh hanya kepada Kristus karena kita adalah milik Kristus dan kita bertumbuh di dalam Kristus hanya dengan lebih mengagungkan Allah sebagai pencipta di atas segala-galanya daripada mengangungkan ciptaanNya dan juga kebenaran diri sendiri.

Untuk menutup firman Tuhan yang baru disampaikan jemaat menyanyikan lagu penutup lagu sion nomor 19 “ Yesus Terindah “ dan diakhiri doa oleh bapak Mulana Simanjuntak. Selanjutnya jemaat dan juga para tamu yang hadir diundang untuk potluck bersama dan mengikuti acara kelas kemajuan Pathfinder dan Adventurer yang akan diadakan pada sore hari, dan juga mengikuti seminar SS dan PP Wilayah III dan IV di gereja Advent Bekasi pada pukul 15.00... Selamat Sabat..

-Mei-

Sunday, August 21, 2011

PANJAT PINANG

1 Timotius 6:12, “Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.”



“Ayo …! Ayo….! Naik terus, kalian pasti bisa.” Suara hiruk pikuk serta riuh terdengar pada sore itu. Sekelompok orang ada yang duduk dan tidak sedikit pula yang berdiri mengelilingi taman empat persegi yang berukuran kurang lebih 10 meter x 10 meter dan ditumbuhi dengan rerumputan. Teriakan demi teriakan di teriak kan banyak orang sebagai wujud dukungan mereka terhadap dua grup pria dan wanita yang sedang berjuang pada sore itu. Tidak sampai di situ saja, alat pengeras suara pun turut menambah keramaian pada sore itu ditambah dengan tepuk tangan yang meriah dan berkesinambungan. Tidak jarang sesekali terdengar teriakan “Yaaaa ……” tatkala diantara dua grup ini ada yang gagal untuk naik dibarengi dengan tawa banyak orang yang merasa lucu atas kejadian itu.

“Kita ikutan deh ngeliat sebentar sebelum kita pulang”, ajakku kepada istri dan kedua suami istri yang bersama kami turun ke kota pada sore itu yang adalah sepupu saya juga. “Wow … seru juga nih”, kataku saat melihat satu dari antara dua grup yang sedang berjuang memanjat pohon pinang yang telah dilumuri dengan campuran oli, gemuk dan minyak goreng itu adalah para wanita yang berjumlah lima orang. Ternyata, sore itu diadakan perlombaan panjat pinang dalam rangka merayakan hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-66 di kampus hijau nan sejuk dan asri serta dihuni oleh ribuan mahasiswa dan perumahan para staf dan dosen. Dua grup yang bertanding sedang berusaha dengan berbagai cara dan strategi mereka masing-masing untuk dapat menaiki pohon pinang yang serba licin dan tinggi itu. Tidak peduli dengan kondisi mereka yang serba kotor akibat campuran minyak tersebut, satu dengan yang lain bersatu dan berusaha untuk saling menopang dengan harapan dapat meraih hadiah yang tergantung di atas pohon pinang yang telah ditata sedemikian rupa dalam bentuk lingkaran. Usaha demi usaha dikerahkan hingga grup wanita berhasil tiba di atas pohon pinang itu.

“Terpikir dalam benak saya sore itu, “Jikalau grup ini diminta untuk bertanding mempertahankan iman mereka demi Kristus, akankah mereka mau bersatu dengan yang lain dan saling menopang? Apakah mereka mau mengerahkan segala usaha untuk tegak berdiri bagi Kristus walau resiko kematian sekalipun ada dihadapan mereka? Akankah mereka mau mengorbankan apapun demi Kristus sama seperti mereka mengorbankan pakaian dan diri mereka untuk hadiah yang ternilai? Ayat pagi ini mengingatkan kita akan pertandingan melawan dosa dan iblis seumur hidup kita dalam iman yang benar demi meraih hidup kekal di Yerusalem Baru dimana Yesus tinggal. Bertahanlah! Bertahanlah dengan iman yang anda dan saya miliki saat ini, sebab dalam pertandingan iman semua kita akan memperoleh hadiah yakni hidup kekal. Betapa baiknya Allah yang telah menyediakan “hidup kekal” sebagai upah kesetiaan kita untuk pertandingan iman yang kita hadapi. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Phraos


Acara Vesper Kemang Pratama 19 Agustus 2011, dimulai tepat pukul 19.30 tepat. Acara vesper diawali dengan berdoa di dalam hati masing-masing. Acara vesper dipimpin oleh Saudara Didin. Jemaat menyanyikan lagu Sion nomor 242 “ Enam Hari Sudah Lalu “ sebagai lagu pembukaan dan diikuti dengan doa pembukaan. Lagu pujian disampaikan oleh ibu-ibu Kemang Pratama dengan judul “ Aku Masuk Dalam Taman “.

Syalomm. Firman Tuhan malam ini dibawakan oleh Gembala Jemaat Kemang Pratama Pendeta Sonny Kapitan dengan judul “ Phraos”, yang terdapat pada Firman Tuhan di dalam Galatia 5 : 22-23, yang mengingatkan umat-umat Tuhan akan pentingnya memiliki sifat ‘Phraos’ yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti binatang buas yang telah dijinakkan. Dari sisi kerohanian kita diminta untuk memiliki ‘phraos’ di dunia yang penuh kekerasan. Karena janji Tuhan kepada umatNya yaitu akan berbahagia dan akan memiliki bumi yang baru yaitu kerajaan Sorga apabila umat-uamt Tuhan yang telah menerima Yesus memiliki kelemahlembutan yang dipantulkan melalui sikap hidup umat-umatNya. Alkitab mengingatkan tentang perhisan yang harus dikenakan oleh umat Tuhan yaitu perhiasan manusia batiniah, sikap ‘Phraos’ yakni sikap lemahlembut, tenang, tidak berpura-pura dan dapat mengendalikan diri. Kelemah lembutan adalah juga merupakan suatu kekuatan yang terkendali dengan baik, karena sering orang berpikir bahwa kelemah lembutan adalah kelemahan. Sehingga orang tidak mau belajar untuk memilikinya. Namun sebagai umat Tuhan kita diingatkan untuk tetap memiliki kelemahlembutan dalam kehidupan walaupun dunia tertawa dan pola pikir yang berbeda tentang kelemah-lembutan. Kelemah lembutan adalah suatu kekuatan yang terkendali dengan baik yang merupakan keteladanan yang Yesus berikan. Karena Umat Tuhan wajib untuk hidup sama seperti Yesus telah hidup dan mengikuti teladanNya. Dan himbauan pada malam ini yaitu, marilah kita belajar dengan pertolongan Roh Kudus untuk memilki kelemahlembutan yang kita tunjukkan di dalam kehidupan rumah tangga, lingkungan sekitar , lingkungan pekerjaan bahkan di dalam persekutuan umat-umat Tuhan. Sehingga umat Tuhan akan menjadi umat yang menang dan seimbang di dalam kehidupan kerohaniannya.

Untuk meng-amin firman Tuhan yang baru disampaikan jemaat menyanyikan lagu penutup lagu sion nomor 281 “ Aku Perlu Sungguh Pada Yesus “ dan ditutup dengan doa oleh Pendeta Sonny kapitan. Selanjutnya jemaat keluar dengan teratur dan membentuk lingkaran di halaman luar sambil menyanyikan lagu “ God is So Good “ dan mengucapkan yel-yel. Sampai jumpa Sabat pagi…

-Mei-

Saturday, August 20, 2011

TERBANG DI UDARA

Ayub 10:12, “Hidup dan kasih setia Kau karuniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku.”



Sesungguhnya saya adalah orang yang takut pada ketinggian. Terbang tinggi di udara merupakan ketakutan yang luar biasa bagiku. Tidak heran sepanjang hidup, saya berusaha untuk jarang bepergian melalui pesawat udara. Waktu pun berlalu dan musim pun silih berganti, demikian halnya dengan pekerjaan saya yang berganti dari satu bagian ke bagian yang lain. Ada banyak hal-hal baru yang saya dapatkan untuk tugas baru saya, namun saat yang sama juga saya dihadapkan kepada tantangan baru yang merupakan ketakutan saya selama ini yakni bepergian ke pelbagai wilayah di seluruh tanah air demikian juga ke seantero jagat raya dunia ini, mau tidak mau saya harus banyak terbang. Tidak terbayangkan olehku ketika pesawat sedang terbang tinggi di udara tiba-tiba mengalami naik turun karena turbulensi kekosongan udara yang ada di atas sana.”

Kini tiga tahun lamanya saya sudah menangani tugas baru ini. Bulan ke bulan tiada berlalu tanpa mengudara. Kekhawatiran demi kekhawatiran muncul setiap kali saya hendak terbang dari satu kota ke kota lain baik di dalam maupun luar negeri. “Saya ambil jadwal penerbangan malam hari aja, pasti saya akan langsung tertidur karna jikalau di darat pun saya sudah pasti tidur pada malam hari”, demikian pemikiran-demi pemikiran yang timbul dalam benak saya. Saya berusaha mengatasi ketakutan saya lewat diri saya sendiri. Namun hal itu sering tidak menjamin kenyamanan perjalanan saya. Bagaimana tidak, sebab namanya sedang di udara, tak seorang pun bahkan pilot sekali pun tak dapat menjamin turbulensi dalam perjalanan nihil, tentu saya tidak dapat tenang tidur juga. Akhirnya saya menyadari bahwa satu hal yang harus saya lakukan “pasrah” ke dalam tangan Allah.

“Bapa, Engkaulah yang memberi nafas hidup bagiku dan daripadaMu pula aku datang. Buangkan kiranya rasa takut dalam diriku dan gantikan dengan penyerahan diri ke dalam tanganMu. Kini aku menyadari bahwa aku tidak mampu melakukan apa-apa terhadap diriku sendiri kecuali itu atas seijin Allah”, inilah doa yang saya layangkan tiap kali saya harus meninggalkan istri dan anak-anak untuk bepergian ke pelbagai tempat dalam rangka menjalankan tugas. Saudara dan sahabatku, sering anda melakukan hal yang sama, bergantung kepada diri sendiri gantinya kepada Allah. Mencoba mengatasi rasa takut dengan kemampuan kita sendiri gantinya meminta Ia mengatasinya. Apa yang kita takutkan, kadangkala Allah biarkan itu menimpa kita supaya akhirnya kita menyadari bahwa kita tidak mampu menjaga diri kita sendiri kecuali Allah yang menganugerahkan kehidupan dan keselamatan itu. Sejak hari ini, Allah meminta kita memegang janji pemeliharaan Allah melalui ayat renungan pagi ini sama seperti Ayub yang telah menikmati pertolongan dan pemeliharaan Allah dalam hidupnya. Serahkanlah hidup kita kepada Allah, sebab Ia yang menciptakan kita. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :