Monday, October 31, 2011

MIE GORENG TEKTEK

Lukas 12:39-40, “Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan dating, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.”


Ketika perut terasa lapar, makan malam tidak tersedia di meja makan dan kaki terasa malas untuk melangkah ke luar rumah guna mendapatkan makanan, kita hanya perlu sabar menunggu untuk beberapa menit, maka penjual makanan yang menggunakan gerobak dorong tidak lama kemudian pasti akan muncul. Kita dapat memesan makanan berupa nasi atau mie yang digoreng maupun direbus. Itulah salah satu kemudahan yang kami dapati tinggal di kompleks perumahan kami saat ini. Hal yang sama rupanya menjadi kebutuhan tetangga rumah kami.

Waktu menunjukkan pukul 8.30 di malam hari, tepatnya hari Sabtu malam Minggu. Saya memasuki jalanan rumah kami. Beberapa meter sebelum saya tiba di rumah, mobil saya terpaksa berhenti oleh karena di jalanan yang sama ada penjual makanan sedang memarkirkan gerobak nya. Sementara saya hendak meminta ia menggeser gerobak nya, tiba-tiba sang penjual mendekati saya dan bertanya, “Pak, di mana ada tempat jual gas di daerah ini ya?” Ia pun sambil mengangkat tabung gas nya dan menunjukkannya kepada saya. “Wah, saya gak tau pasti Mas, tapi yang jelas Mas jalan aja ke depan di situ kan banyak banget tuh orang berjualan, mungkin ada penjual gas di antara mereka”, jawabku kepadanya namun merasa tidak seratus persen pasti. “Bu, sebentar ya saya ke depan mau cari gas dulu, ternyata gas saya habis”, ungkapnya kepada sang Ibu pembeli jajanan nya.

Sang penjual makanan tidak mengetahui ketersediaan gas di dalam tabung tersebut. Ironis nya, ia pun tidak menyediakan cadangan gas di dalam gerobak nya, sewaktu-waktu gas yang satu habis dapat segera digantikan dengan persediaan gas yang ada dan jualannya tetap dapat berjalan. Boleh jadi kita memiliki masalah yang sama seperti penjual mie goreng tektek ini dalam kehidupan kerohanian kita. Ketika masalah tiba, ternyata kita tidak memiliki cukup iman untuk menghadapinya dan baru mau mempersiapkan diri untuk mencari jalan keluarnya. Sangat disayangkan waktunya terlambat, sama seperti sang Ibu tersebut akhirnya memesan makanan dari penjual makanan gerobak lainnya yang melintas dari depan rumahnya pada malam itu. Sudahkah anda dan saya didapati memiliki iman yang dibangun setiap saat, ketika Yesus datang kita didapati siap secara rohani? Mari kita selidik diri kita masing-masing.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

MENABUR BENIH KEBENARAN


Pelayanan Perorangan, Sabat 29 Oktober 2011


Dorongan Pelayanan Perorangan (PP) pada hari Sabat, 29 Oktober 2011 dibawakan oleh sdr. Christ Natalio Simanjuntak, anggota Sekolah Sabat (SS) Anak-anak jemaat Kemang Pratama. Sabat ini merupakan Sabat istimewa dimana yang ambil bagian dalam kebaktian di SS dilayani oleh anak-anak dalam rangka hari Sabat Anak Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di seluruh dunia.

Sdr. Christ mengawali dorongan PP dengan membuka Firman Tuhan yang terdapat di dalam Pengkhotbah 11:6 berbunyi: “Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik. “ Menaburkan benih kebenaran pada pagi hingga petang.

Selanjutnya sdr. Christ membacakan Pengkhotbah 11:4,5, demikian Firman Tuhan: ”Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur, dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai. Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu.” Kita menabur dan menabur dan membiarkan Allah yang bekerja.

Pada akhir dari dorongan PP, sdr. Christ mendorong anggota jemaat yang hadir untuk menaburkan benih kebenaran Firman Tuhan dan menyampaikan traktat yang telah disediakan gereja untuk dibagikan kepada orang lain agar mereka dapat mengenal Tuhan dan kebenaranNya. Amin.

-JS-

Sunday, October 30, 2011

PESAN DOA LEWAT BBM

Mazmur 103:11, Tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia.”



Tiga belas tahun lamanya saya menjadi bagian keluarga Pama dan Mama mertua saya. Sangat indah dan harmonis kehidupan yang saya jalani bersama dengan kedua mertua saya. Tak terlukiskan kebaikan dan kasih sayang yang mereka tunjukkan baik secara nyata di hadapan saya maupun hal-hal lainnya yang dilakukan tanpa saya ketahui demi kebaikan bagi keluarga saya.

Saat ini kami tinggal di Negara dan kepulauan yang berbeda dengan mereka, namun kecanggihan dan perkembangan dunia teknologi dan informasi, jarak dan waktu bukan lagi menjadi hambatan. Apalagi dengan merambahnya pasaran blackberry ke dunia media komunikasi khususnya di Indonesia, membuat percakapan antar Negara tidak membutuhkan biaya yang sangat besar, belum lagi fasilitas BBM-nya yang mempermudah komunikasi di mana dan kapan saja. Tidak jarang di sela-sela kesibukan saya bekerja setiap hari orang tua kami ini sering mengirimkan pesan-pesan moral yang selalu mengingatkan saya atas kebaikan Tuhan dalam hidup saya.

Dari sekian banyak kebaikan dan keistimewaan mertua saya, satu hal yang menguatkan hati dan menumbuhkan semangat kerja saya adalah kebiasaan Ibu mertua saya mengirimkan pesan doanya kepada Tuhan untuk keluarga kami melalui blackberry messenger (BBM), teristimewa setiap hari Sabtu malam, saya pasti menerima pesan doa beliau kepada saya dan keluarga saya. Tadi malam saya menerima pesan melalui BBM berbunyi demikian, “Maz 103:11 Setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia. Selamat minggu bekerja. Tuhan akan selalu menyertai dan memberkati sepanjang hari demi hari perjalanan hidup dalam keluarga. Amin.” Saya bersyukur atas Papa dan Mama mertua yang baik Allah berikan kepada saya, yang tidak pernah henti-hentinya memberikan kekuatan mental dan spiritual kepada saya, walau kini Ia telah menjalani usia 65 tahun. Sabtu malam tak akan berlalu, Ibu mertua saya ini pasti selalu mengirimkan pesan seperti di atas kepada saya. Kiranya kita selalu dikuatkan oleh jaminan pemeliharaan Allah yang selalu dibisikkan ke telinga kita setiap hari sama seperti kesetiaan Ibu kami menyampaikan doanya kepada Allah untuk keselamatan kami. Tuhan memberkati kita semua, marilah kita saling mendoakan selalu. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Saturday, October 29, 2011

INTEGRITAS DIRI

Daniel 1:8, Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.”


Sore itu adalah hari kedua saya berada di salah satu kota di negara berlambang Singa. Kehadiran saya bersama pimpinan perusahaan kami yang ada di Indonesia. Pimpinan perusahaan afiliasi dari negara lainnya pun bergabung bersama dengan para pimpinan dari regional dan kantor pusat. Kami berada di negara Singa tersebut dalam rangkaian acara rapat tahunan dan penetapan anggaran untuk tahun berikutnya. Suasana senang dan canda tawa sesekali muncul dalam pembicaraan pada sore itu hingga rapat usai. “Kita akan bertemu kembali di restoran hotel ini pukul 18.00 untuk makan malam bersama, jadi masih ada waktu sekitar 25 menit lagi untuk isirahat”, demikian salah seorang pimpinan kami di regional mengatur jadwal pertemuan selanjutnya.

Saya tiba paling akhir dari semua tim. Minuman keras telah tersedia di meja dan mereka telah menikmatinya, saya melihat mereka dari kejauhan. “Ini minuman kamu, kita sudah sediakan sebelum kamu datang”, tiba-tiba pimpinan saya memindahkan gelas minumannya ke arah saya dan meminta saya meminumnya tepat saat saya hendak duduk bergabung dengan mereka. “Terima kasih Pak, maaf kalo saya memesan juice atau air mineral saja karna saya tidak bisa meminum minuman keras seperti ini”, jawabku kepada sang pimpinan. Kami pun terlibat dalam pembicaraan mengenai keyakinan diri saya dan teman-teman dari negara lain pun mengajukan banyak pertanyaan seputar pola hidup saya. Banyak hal menarik yang kami saling dapatkan dalam pembicaraan petang itu. Satu hal yang lebih menarik, mereka mengerti dan menghargai keputusan saya untuk tidak mau meminum minuman keras itu bahkan hingga malam harinya.

Kita perlu mempertahankan integritas diri dan keyakinan kita baik di hadapan para pimpinan kita sekali pun di dunia ini, apapun kelak resiko yang harus kita hadapi. Sebagaimana Daniel dan ketiga sahabat-sahabatnya menunjukkan integritas dirinya dengan jelas bahkan tidak tergoyahkan, Allah menghargai dan menghormati upaya kita mempertahankan-Nya, sehingga mereka didapati sepuluh kali lebih pintar dari seluruh orang pintar di negara itu. Akankah kita sanggup mempertahankan integritas diri sebagai umat Allah dengan perbuatan yang benar di hadapan Allah hingga Yesus datang kedua kali kelak? Atau apakah kita dengan mudah memperjualbelikan integritas kerohanian kita ketika kita merasa hal itu akan mengancam eksistensi harga diri dan ekonomi keluarga kita? Mari kita ingat Daniel dan ketiga sahabatnya, mendapatkan perlakuan istimewa dari Allah oleh karena mereka pun mengistimewakan Allah dalam hidupnya. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Friday, October 28, 2011

BERADA PADA TITIK NYAMAN

Kejadian 39:8-9, Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: “Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau ini isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”


Saya menghabiskan waktu sekitar satu jam perjalanan lamanya menuju ke kantor setiap hari. Situasi di perjalanan sama sekali tidak dapat kita pastikan dari sehari ke sehari. Hari ini perjalanan bisa lancar, eh tiba-tiba besoknya padat merayap bahkan macet total yang biasanya dikarenakan adanya kecelakaan lalu lintas. Maklum, perjalanan yang saya lalui setiap hari semata-mata hanya melalui lintas jalan tol, jadi kondisi di jalanan tidak dapat kita prediksi. Dalam kondisi seperti ini saya hanya dapat bersabar sambil bersyukur untuk semua paket kehidupan yang harus saya jalani.

Ada satu hal yang sering menarik perhatian saya setiap hari sementara saya berkendara di jalan tol. Ketika kemacetan terlewati, saya memacu roda kendaraan untuk bergerak lebih cepat di atas kecepatan 100 km/jam. Pada kondisi seperti ini, saya berusaha mengambil lajur yang paling kanan dari antara empat lajur jalan tol yang disediakan dan sepengetahuan saya lajur paling kanan adalah lajur untuk mendahului. Namun anehnya, ada saja mobil yang berada di lajur paling kanan dan memacu kecepatan kendaraannya cenderung lambat. Untuk antisipasi hal ini, jauh sebelum saya mendekati mobil tersebut lampu dim telah saya nyalakan beberapa kali, bahkan tidak jarang klakson pun harus saya bunyikan agar saya diberi jalan melewatinya. Namun sayangnya, kendaraan yang melaju lebih lambat ini tidak mau bergeser dari posisinya. Mungkin dia merasa telah berada pada titik nyaman (comfort zone) sehingga tidak perlu baginya untuk bergeser dan orang lain yang harus berpindah ke lajur lain. Ini khusus bagi plat mobil yang berasal dari daerah kota kembang di Jawa Barat, entah itu secara kebetulan saya pun tidak tahu namun setiap kendaraan dari daerah itu belum pernah ada yang mau bergeser.

Dalam hati saya mengumpat, “Dasar orang udik, dapat SIM dari tempat sampah kali ya? Jalan pelan kok di lajur untuk mendahului.” Dalam hati saya berpikir, “Mungkin seperti inilah kami manusia ini dalam menghadapi dosa. Merasa sudah berada pada titik nyaman kehidupan sehari-hari sehingga tidak menyadari sesungguhnya saya dan saudara sedang berada dalam lajur yang salah, berbahaya dan dosa bergelimang didalamnya. Dosa kesayangan apakah yang kita sering lakukan namun tidak kita sadari itu adalah dosa karna kita merasa baik-baik saja dan berkat Tuhan hampir dari hari ke hari selama ini, sehingga kita pun tidak rela untuk berpindah dari dalamnya? Mampukah kita mengenali setiap hal yang mengakibatkan dosa bahkan menolaknya dengan tegas seperti yang Yusuf telah lakukan dan teladankan bagi kita? Semoga persahabatan kita dengan Allah membuat kita lebih mengasihi Dia dari segala-galanya. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Malam Permintaan Doa

Rabu 27 Oktober 2011

Malam permintaan doa dimulai tepat pukul 19.30 wib. Acara dimulai di hadirat Tuhan dengan mengundang Roh Kudus hadir melalui berdoa di dalam hati masing-masing yang dipimpin oleh Pendeta Sonny Kapitan. Selanjutnya jemaat menyanyikan lagu sion nomor 185 "Ku Datang Hampir KepadaMu" sebagai lagu pembukaan dan dilanjutkan dengan doa pembukaan oleh Ibu Meiske Tampubolon.

Kesaksian pada malam pertengahan minggu ini dibawakan oleh Pendeta Sonny Kapitan yang menyatakan ucapan syukur kepada Tuhan dari keluarga bapak Karel Arsyad atas kesembuhan yang diberikan Tuhan kepada bapak Karel Arsyad dan anaknya Farrel Arsyad kemudian dilanjutkan dengan kesaksian bapak Dharlen Simanjuntak yang memohon untuk didoakan saudara perempuannya yaitu ibu Yuliana Simanjuntak yang sedang dalam proses pemulihan sehabis operasi laser pada matanya. Topik doa lainnya adalah mendoakan ibu Tobing yang sedang dirawat di rumah sakit Mitra Keluarga Cibubur, dan mendoakan family of the month untuk bulan Oktober yaitu keluarga bapak Munas Tambunan, juga KPA-KPA yang sedang berjalan. Sebuah lagu pujian dilantunkan untuk menutup sesi kesaksian yang dibawakan oleh "semua yang berkaca mata" dengan judul "Aku mau Turut Ya Tuhan".

Firman Tuhan pada malam permintaan doa dibawakan oleh bapak Joko Prasetyo yang berjudul “Surat Paulus Yang Terakhir” Yang diambil dari buku Alfa dan Omega Jilid 7 pasal 49 yang mengisahkan tentang surat Timotius yang kedua dimana Kisah mengenai Rasul Paulus ketika selesai pengadilan dan dia kembali di selnya. Didalam kesendirian dan penderitaannya dia masih bersukacita karena sebelum akhir hidupnya dia sudah banyak memberitakan kebenaran Kristus kepada banyak orang. Seorang yang bernama Timotius pun menjadi sahabat Rasul Paulus ketika dia hampir berakhir hidupnya dan pesan Rasul Paulus kepada Timotius yaitu agar Timotius tidak malu untuk memberitakan kabar kebenaran Kristus dan cita-cita yang tinggi yang Rasul Paulus inginkan kepada Timotius adalah hidup yang setia dan layak dihadapan Allah. Himbauan kepada umat Tuhan yaitu hendaklah hidup kita senantiasa setia kepada Yesus Kristus dan juga bilamana umat Allah beribadah kepada Kristus biarlah tabiat kitapun semakin diubahkan agar kita layak dihadapan Allah dan Kasih Allah senantiasa dapat dirasakan oleh setiap orang sama seperti Allah adalah kasih.

Untuk mengakhiri Firman Tuhan jemaat menyanyikan lagu sion nomor 302 “Dalam Hatiku Ada Lagu” sebagai lagu penutup dan diakhiri dengan doa oleh bapak Joko Prasetyo. Kiranya menjadi berkat bagi Kita semua…Amin.


-Mei-

Thursday, October 27, 2011

MENGHARGAI GANTINYA MENYERANG

Mazmur 71:8, Mulutku penuh dengan puji-pujian kepada-Mu, dengan penghormatan kepada-Mu sepanjang hari.”


Setiap hari dalam keadaan lelah pulang dari kerja, saya harus sediakan makanan untuk anak-anak dan suami yang juga dalam keadaan lelah pulang kerja dan pulang sekolah. Maklum kodrat sebagai seorang Ibu dan tugas sebagai seorang istri, tetap bertanggung jawab untuk urusan dapur walaupun saya dan suami sama-sama bekerja, ditambah dengan pembantu yang tidak tersedia di rumah kami, sehingga semuanya menjadi tanggung jawab saya sepenuhnya. Satu kali persediaan makanan di rumah hanya sedikit. Apa yang dapat saya lakukan pada malam yang melelahkan itu hanyalah memasak nasi goreng ditemani dengan beberapa butir telur dan bumbu yang serba pas-pasan. Yang jelas jumlah butiran telur dan bumbu yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah nasi yang hendak digoreng untuk disantap oleh empat orang.

Kini masakan pun tersedia dan siap untuk disantap. Suami dan anak-anak menyantap makanan dengan lahap sementara saya hanya makan sedikit sambil berkata dalam hati, “Hmmm … nasi goreng yang ku masak kali ini kurang enak, karena bumbunya pas-pasan, masaknya terburu-buru belum lagi tubuh terasa dalam keadaan lelah.” Tiba-tiba saya mendengar suami berkata, “Wow … nasi gorengnya enak sekali.” Saya hanya terdiam merasa pujian itu tidak sesuai. Salah satu anak kami pun bertanya, “Pa... apa memang Papa senang makan nasi goreng yang garamnya hanya sedikit dan tidak terasa seperti nasi goreng?” Suami saya pun balik menjawab, “Oh iya... karna kalau terlalu asin dan pedas kita tidak sehat, dan yang paling penting lagi kita senang walaupun Mama dalam keadaan lelah dia tetap menyediakan makanan untuk kita.”

Betapa hati saya bersyukur untuk suami yang Tuhan berikan kepada saya. Ia mensyukuri setiap usaha yang saya lakukan gantinya melihat kekurangan yang ada atas seluruh usaha yang telah saya lakukan itu. Alangkah baiknya dan indahnya jikalau sikap seperti suami saya dapat diperlihatkan oleh setiap pribadi baik di dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan gereja. Menerima dan melihat sisi positip seseorang dalam kesalahan yang dilakukan gantinya menyerang kesalahan dan kegagalannya itu sambil kita membantu orang lain untuk melihat kesalahan yang ia telah lakukan dan mengundang ia untuk bertobat sebagai wujud dari hidup saling mengasihi yang berasal dari Kristus. Menghargai jerih payah orang lain adalah baik walaupun mungkin jerih payah itu hasilnya tidak maksimum dan ada kesalahan didalamnya, sebab tiada seorang pun kita yang dapat menghasilkan sesuatu yang sempurna seutuhnya. Naikkanlah puji-pujian dan penghormatan kepada Allah setiap hari sebagai wujud terima kasih dan syukur kita atas kasih karunia-Nya, sebab hidup yang kita miliki adalah anugerah dari Tuhan. Mari membiasakan diri untuk saling menghargai satu dengan yang lain dalam segala kelemahan dan kekurangan diri kita, maka kita kelak mampu menghargai Allah dalam seluruh rangkaian hidup kita. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Wednesday, October 26, 2011

ALDO .. TERIMA KASIH YA

2 Tawarikh 32:25, Tetapi Hizkia tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, karena ia menjadi angkuh, sehingga ia dan Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka.”


Sehari-harinya saya bekerja di lingkungan sekolah. Dapat dipastikan setiap harinya saya berada di keramaian anak-anak didik, dimulai dari anak didik yang berusia empat tahun ke atas hingga anak didik di tingkat lanjutan atas. Banyak hal-hal menarik yang saya dapatkan setiap hari ketika melihat tingkah laku para anak didik di sekolah kami, baik yang bersifat positif maupun hal-hal yang bersifat kurang baik dan perlu pembenahan. Pengalaman kali ini adalah kejadian menarik yang bersifat positif.

Pada suatu pagi, Moria gadis kecil umur 4 tahun sedang bermain di sekitar sekolah. Ketika dia mau berlari ke ruang kelasnya, tiba-tiba pintu gerbang yang cukup besar menutup jalan menuju area kelasnya sehingga dia kesulitan untuk melewatinya. Di luar dugaan, Aldo teman sekelasnya, laki-laki kecil yang merasa bahwa laki-laki harus memberi pertolongan pada wanita berusaha untuk membuka pintu gerbang yang cukup besar itu dibandingkan dengan usia dan fisiknya. Aldo pun akhirnya berhasil membuka pintu gerbang dan Moria berhasil melewatinya. Moria katakan pada Aldo, “Aldo..... kamu orang yang baik, ganteng, tangan kamu kuat, kamu orang yang hebat, terimakasih ya.....” Aldo dengan bangga tersenyum sambil berlari.

Kedua sikap anak yang berperan dalam kisah ini harus kita teladani. Aldo, seorang yang ringan tangan dan baik hati, sedia memberi pertolongan kepada sesamanya tanpa harus dimintakan terlebih dahulu. Saat yang sama sikap Moria, gadis kecil yang telah mendapatkan pertolongan pun tahu berterima kasih kepada sesamanya bahkan tidak sampai di situ ia pun melapisi ungkapan terima kasih itu dengan suatu pujian yang wajar dan tulus. Jauhlah kiranya sikap angkuh raja Hizkia dari antara kita, gantinya kita berterima kasih kepada Allah atas seluruh kasih karunia dan kebaikan-Nya, raja Hizkia menyombongkan diri sehingga malapetaka menimpa dirinya dan bangsa yang ia pimpin karena keangkuhannya. Allah berharap kita menjadi umat yang rendah hati dan bersyukur kepada-Nya setiap hari. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Tuesday, October 25, 2011

OH.. ALLAH SUNGGUH AJAIB

1 Timotius 4:10, Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.”


Baru beberapa bulan yang lalu saya berjanji kepada Tuhan tidak akan berbohong kepada-Nya dalam hal pengobatan dan meminta jaminan bahwa Allah akan memberikan jawaban bilamana kami mengalami sakit maka Allah akan menyediakan semua biaya pengobatan kami, beberapa minggu yang lalu pun iman kami diuji apakah kami akan tetap setia memegang perjanjian kami dengan Tuhan dan membiarkan cara Allah yang akan berlaku. Betapa iman kami diuji ketika kami mendapatkan putusan dokter berkata, “Mata suami Ibu harus dioperasi akibat katarak dan itu satu-satunya solusi yang terbaik.” Perasaan kaget dan bingung bercampur aduk menjadi satu. “Berapa pula biaya operasi mata suami saya dan darimana kami mendapatkan uang untuk membiayainya”, demikian pertanyaan yang selalu muncul dalam benak saya.

“Dokter, kira-kira berapa ya biaya operasi katarak suami saya?” tanyaku pada dokter. Wow … saya kaget mendengar operasi katarak tersebut menelan biaya hingga Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah). Kami pun kembali dari rumah sakit disertai perasaan bingung dan pikiran yang hampa karena mustahil nilai uang tersebut kami dapat tutupi saat ini, karena sejujurnya kami tidak memiliki uang sebesar itu. Apa yang dapat saya lakukan hanyalah mengadu kepada Tuhan dan bercerita kepada teman dekat saya di tempat kerja. Beberapa hari berselang, saya pun mendapatkan telepon dari seseorang dan berkata, “Bu, saya dengar suami sedang sakit dan tindakan operasi katarak harus dilakukan segera.” Saya bingung darimana ia mendapatkan berita tentang penyakit suami saya karena kami tidak pernah bercerita kepadanya. “Oh … iya benar Pak. Suami saya harus dioperasi mata, namun sedang kebingungan hendak dibayar pakai apa biaya operasinya kelak”, jawabku kepadanya sambil pasrah. “Begini saja Bu, mohon beritahukan kepada saya berapa biaya operasi suami dan berikan pula nomor rekening Ibu kepada saya”, pinta sang Bapak.

Betapa Allah itu ajaib, Ia sanggup melakukan berbagai cara untuk menolong saya dan keluarga sesuai dengan permohonan doa kami. Keesokan harinya kami pun mendapatkan konfirmasi bahwa sejumlah uang Rp 5.000.000,- telah ditransfer ke rekening kami dan operasi katarak mata suami saya pun akhirnya dapat dilangsungkan dan berhasil dengan sempurna. Betapa dahsyatnya perbuatan tangan Allah yang kita sembah ketika kita menaruh harap dan pasrah hanya kepada-Nya. Masihkah kita ragu mengikut dan menyembah Allah dalam segenap kehidupan kita? Sama sekali tidak ada alasan bagi kita untuk ragu kepada-Nya. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Monday, October 24, 2011

ADUUH … MASALAH LAGI

Amsal 3:5, Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri.”


Dua hal yang menghantui ekonomi keluarga kami yakni dana pendidikan bagi ketiga anak kami dan biaya pengobatan ketika kami mengalami sakit. Bergabungnya suami saya ke lembaga pendidikan tempat saya bekerja mengurangi beban berat ekonomi keluarga kami. Sedikit banyaknya untuk biaya pendidikan anak kami yang berkuliah saat ini perlahan-lahan dapat kami tutupi. Namun masalah biaya pengobatan, hmmmm inilah masalah untuk kami, darimana kami mendapatkan biaya pengobatan ketika kami sakit.

“Aduh gimana ini Papi, anak kita Rico (bukan nama sebenarnya) sakit. Kita harus bawa dia ke dokter, tapi kita bayar pake apa ya?” saya bicara ke suami sambil bingung. Sudah pasti suami saya pun mengalami kebingungan yang sama. Alhasil, kami pun beberapa kali berobat menggunakan nama saudara kami yang bekerja di perusahaan, lalu ia akan mengklaim pengobatan itu ke perusahaannya serta mengembalikannya kepada kami ketika klaim itu didapatkan dari perusahaan. Terus terang, hal ini menghantui hati nurani saya karna saya tau cara ini tidak benar. Saya pun bertekad untuk tidak mengulangi hal itu untuk ke sekian kalinya. Hal ini didasari ketika saya sekeluarga berada di asrama kampus anak saya berkuliah, anak kami Rico ini tiba-tiba sakit lagi, namun ia sakit ketika waktu menunjukkan pukul 2 subuh. “Papi ayo kita bawa ke rumah sakit sekarang, tolong keluarkan mobil segera”, tegasku kepada suami sambil kami berjalan menuju ke parkir mobil. “Astaga, gimana caranya mobil kita bisa keluar nih, sementara Rico udah tambah sesak aja nafasnya”, teriakku kepada suami sambil kalut.

Sejak saat itulah saya bertekad tidak mau berbohong lagi dengan menggunakan nama saudara kami ketika berobat. Doaku dalam hati sambil menangis, “Tuhan, ampunilah kami sekeluarga. Saya menyesal mengapa saya menggunakan caraku sendiri untuk menyelesaikan masalah ini, padahal Engkau Tuhan pemelihara hidup kami. Mulai hari ini, saya tidak akan menggunakan cara-caraku sendiri, namun saya mau kepastian jawaban dan penyelesaian dari Tuhan setiap kali kami mengalami masalah yang sama dengan kesehatan kami, maka Engkau akan menyediakan semua biaya-biaya itu.” Perasaan hati saya terasa lebih tenang, saya yakin Allah akan memeliharakan kami. Saudaraku, biarlah ayat roti pagi hari ini menyadarkan kita bahwa Allah sumber segala jawaban permasalahan kita, jangan gunakan cara-cara kita sendiri! Belum tentu hal itu berkenan bagi Tuhan. Allah memberkati kita untuk yakin kepada-Nya setiap hari. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Sunday, October 23, 2011

KETIKA BEBAN HIDUP TERASA BERAT…

Ayub 26:1-2, Tetapi Ayub menjawab: “Alangkah baiknya bantuanmu kepada yang tidak kuat, dan pertolonganmu kepada lengan yang tidak berdaya!”


Paling tidak telah melewati enam tahun lamanya saya tidak bekerja di perusahaan setelah seluruh hak saya terima dari perusahaan tatkala saya memutuskan untuk pensiun dini. Hari-hari berlalu masih terasa biasa-biasa saja, di kala saya baru berhenti bekerja. Namun berlalunya waktu, beban hidup keluarga kami terasa semakin berat. Saya bersama suami pun akhirnya memutuskan untuk meneriwa tawaran pekerjaan di organisasi yang berada di bawah naungan keagamaan walau harus berpindah kota. Kami pun menghabiskan waktu beberapa tahun lamanya mengabdi di lembaga pendidikan di kota sejuk nan asri yang letaknya kurang lebih sekitar 70 kilometer dari kota Jakarta.

Beban hidup keluarga terasa lebih berat lagi bahkan hampir tak kuasa menghadapinya ketika anak kami yang tertua mulai memasuki bangku kuliah walaupun kami saat ini telah kembali ke Jakarta dan bekerja di lembaga pendidikan yang lain namun berada di bawah naungan organisasi yang sama. “Wah … seperti apa ini ntar ya? Apa kita sanggup mengirimkan si Abang untuk kuliah sementara penghasilan kita aja hanya cukup untuk menghidupi makan kita sehari-hari”, inilah pembicaraan yang sering muncul di antara saya dan suami ketika membayangkan seperti apa kehidupan rumah tangga kami kelak karna ekonomi yang serba pas-pasan belum lagi untuk jaminan kesehatan yang tidak kami dapatkan dari organisasi tempat kami bekerja. Saya pun berdoa kepada Tuhan selama ini untuk mendapatkan pekerjaan lain di perusahaan, karna kami melihat itulah satu-satunya jalan yang harus kami tempuh jikalau roda kehidupan ekonomi rumah tangga kami dapat berjalan.

Kita berencana namun Allah menentukan lain. Saya tidak mendapatkan pekerjaan di perusahaan, namun Allah mengatur agar suami saya dan saya sendiri bekerja di lembaga pendidikan yang sama dan tentunya penghasilan yang kami terima lebih baik dari yang sebelumnya. Beban ekonomi rumah tangga kami pun terasa lebih ringan walaupun masih jauh dari harapan. Kami bersyukur sebab Allah baik dan pertolongan-Nya terasa meringankan bagi kami seperti pertolongan yang Ayub rasakan pada saat ia menghadapi pergumulan hidup. Mari kita berlindung dan meminta pertolongan hanya daripada-Nya!. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

“ Ingatlah dan Kuduskanlah Hari Sabat ” Keluaran 20 : 8

Kebaktian Vesper 21 Oktober 2011

Ibadah Vesper GMAHK Kemang Pratama dimulai tepat pukul 19.30. Sebelum memulai acara jemaat berdoa didalam hati untuk mengundang kehadiran Roh Suci. Untuk memulaikan acara jemaat menyanyikan lagu sion nomor 242 “ Sabat Hari Perhentian “ yang dipimpin oleh saudara Robert Rihihina dan dilajuntkan dengan doa oleh ibu Adeline. Sebelum mendengarkan firman Tuhan, Kaum Pria menyanyikan lagu “ Yesus Sahabat Terindah “.

Firman Tuhan pada malam vesper dibawakan oleh bapak Dharlen Simanjuntak dengan judul “ Hari Ke-Enam “ dimana mengingatkan tentang pentingnya hari ke-enam atau hari persiapan Sabat dan bagaimana kita menyambut hari Sabat. Hal persiapan Sabat adalah penting diri dalam menyongsong hari Sabat. Mengapa kita perlu persiapan ?... oleh karena kita akan mempersiapkan hati dan pikiran kita untuk menerima berkat-berkat Sabat-nya. Beberapa tanggapan malam ini tentang persiapan hari Sabat diberikan oleh ibu Ani Simanjutak, bapak Willy Wuisan dan beberapa jemaat yang lainnya, tentang pengalaman di dalam melakukan persiapan hari Sabat dimana ‘ …dulu hari persiapan itu benar-benar dilakukan dengan disiplin yang baik namun berbeda dengan sekarang dimana oleh karena kondisi dan situasi maka lebih banyak kompromi terhadap hari Sabat’. Namun himbauan pada malam ini adalah tiga hal yang perlu untuk diperhatikan yaitu, hari Sabat adalah milik Allah yang merupakan hari kesukaan, memikirkan hari Sabat sehingga akan merindukan hari Sabat, kita memberikan hari Sabat itu hanya untuk Allah. Dengan persiapan yang memadai maka setiap umat-umat Allah akan menyucikan Sabat dan mendapatkan sukacita berkat Sabat.

Untuk menutup ibadah vesper Jemaat menyanyikan pujian penutup dan dilanjutkan dengan doa penutup oleh bapak Dharlen Simanjuntak. Selesai acara vesper jemaat membentuk lingkaran di halaman gereja dan mengucapkan selamat Sabat dan yel-yel Sabat. Kiranya menjadi berkat dan sampai berjumpa Sabat pagi…

-Mei-

Saturday, October 22, 2011

ALLAH MEMBUKA JALAN

Wahyu 15:3, Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya : “Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Yang Mahakuasa! Adil dan Benar segala Jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!”

Mata saya tertuju pada kalender di atas meja sesaat setelah saya membaca pesan melalui surat elektronik pagi itu. Saya membacanya sekali lagi untuk memastikan saya tidak salah membaca isi surat elektronik itu. “Astaga!”, saya mengernyitkan dahi, tanggal tersebut jatuh pada hari di mana saya harus berada di gereja untuk berbakti. Adalah menjadi agenda tahunan perusahaan kami, satu hari dalam setiap tahunnya, mengharuskan seluruh karyawan tanpa kecuali untuk masuk kantor dan berpartisipasi menjalankan tugas mengecek jumlah persediaan barang dan mencocokannya dengan data di sistim kami. Setiap karyawan mendapatkan tugas yang sama, di mana pengaturan area masing-masing telah ditentukan oleh pimpinan departemen operasional.

Saya coba diskusikan dengan pimpinan dan menawarkan kemungkinan apakah diperkenankan melakukan tugas saya sebelum hari tersebut sehingga tidak perlu masuk bekerja pada hari Sabtu. Walau tidak secara gamblang menyatakan ke-tidaksetujuannya, saya menangkap pesan pimpinan memberatkan usulan saya jika saya tetap melakukannya. Saya meninggalkan ruangan pimpinan dengan galau, terduduk di ruang kerja sambil berpikir-pikir apa yang sebaiknya saya lakukan. Saya serahkan kepadanya untuk berdoa dan meminta petunjuk-Nya agar memberikan jalan terbaik atas persoalan yang tengah saya hadapi. Tengah malam ketika saya hendak beranjak tidur, saya mendengar bunyi pesan singkat di telephone selular yang berasal dari salah satu karyawan di kantor cabang, isinya meminta petunjuk saya untuk mengatasi persoalan yang sedang dihadapi. Setelah berbincang sejenak dan memberikan arahan singkat, saya tutup pembicaraan malam itu dan saya bawakan permasalahan yang tengah terjadi dalam doa pribadi saya malam itu.

Pagi itu merupakan pagi yang sangat indah dalam hidup pekerjaan saya, karena sebelum saya memulai tugas, pagi itu pimpinan saya memanggil dan meminta saya untuk terbang keesokan harinya mengunjungi cabang yang sedang memerlukan bantuan saya. Saya bersyukur karena tidak lagi harus masuk dan bekerja pada hari Sabtu dalam minggu itu, karena saya masih bertugas di luar kota. Kekuatan doa mengalahkan segala sesuatu. Ketika kita tidak mengerti jalan yang harus kita tempuh dan lalui, ketika kita hampir kehilangan harapan, mari kita mengandalkan Dia, dan biarkan DIA yang bertindak. Melalui kuasa doa, Dia akan membantu kita mengatasi segala persoalan yang kita hadapi. Doa menjadikan kita berakal-budi, membuat kita memiliki ide-ide cemerlang yang secara manusia terkadang sulit kita mengerti. Hanya melalui doa, Dia akan me-mampukan kita melakukan hal-hal istimewa dibawah kehendakNya. Tetaplah Berdoa! Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Friday, October 21, 2011

Sabat Anak 2011

Kembali pada bulan Okober ini, jemaat Kemang Pratama menyelenggarakan program Sabat Anak. Acara yang diselenggarakan pada hari Sabat, 20 Oktober 2011 ini memang dikhususkan untuk anak-anak. Mulai dari acara Sekolah Sabat, Khotbah, sampai dengan acara PemudaAdvent semuanya melibatkan anak-anak.

Saat memasuki gereja pada hari itu, suasana yang berbeda langsung terasa. Pada pintu masuk, ada hiasan balon. Begitu juga didalam ruangan gereja. Spanduk Sabat anak terpampang pada bagian atas mimbar, sedangkan mimbar juga dipenuhi dengan hiasan tanam-tanaman dan balon. Dan tak lupa, sebuah pin disematkan kepada anggota yang hadir pada saat itu.

Acara dibuka dengan song service yang dibawakan oleh Velan Sormin dengan diiringi oleh Joshua Simanjuntak. Pemimpin Acara, Stella Simanjuntak mengundang jemaat untuk menyanyikan Lagu Sion nomor 149, ”aku Tak Ingin Harta”, sebagai lagu pembukaan. Ayat inti dan doa pembukaan dibawakan oleh Rodney Maringka, kemudian dilanjutkan dengan berita mision yang dibawakan oleh anak-anak dalam bentuk drama. Lagu pujian sabat ini dibawakan oleh guru-guru Sekolah Sabat anak, dan dilanjutkan dengan diskusi pelajaran Sekolah Sabat seperti biasanya.

Usai diskusi pelajaran SS, renungan Pelayanan Perorangan dibawakan oleh Christ Simanjuntak. Kemudian acara Sekolah Sabat ditutup dengan menyanyikan Lagu Sion nomor 181, ”Yesus Sahabat Terindah”, dan doa penutu dilayangkan oleh Kimberly Simanjuntak.

Pada bagian khotbah, pemimpin biduan Raissa Maringka mengundang jemaat untuk memasuki jam khotbah dengan menyanyikan lagu ”Tuhan Ada Dalam Kaabah” dengan diiringi oleh Felisya Tambunan pada piano.

Bacaan Alkitab bersahutan dipimpin oleh ibu Lies Endahwati, yang juga merupakan pemimpin departemen Pelayanan Anak jemaat Kemang Pratama. Ayat bersahutan kali ini diambil dari beberapa ayat, yaitu dari Yes 48:12, Maz.119:145, Maz 32:8, Maz 26:3, Jer 31:33, Maz 119:97, Yes 49:15.16, Maz 35:28, Yeh 34:16, dan Maz 86:11, yang berbunyi : ”Dengarlah Israel, umat yang Kupanggil, Aku tetap Allahmu. Dengan segenap hati aku berseru kepada-Mu; jawablah aku ya TUHAN. Aku akan menunjukkan jalan yang harus kautempuh. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu. Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka. Betapa ku cintai Taurat-Mu! Aku merenung-kannya sepanjang hari. Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; Dan lidahku akan menyebut-nyebut keadilan-Mu, memuji-muji Engkau sepanjang hari. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu”

Ayat-ayat ini dibacakan secara bergantian oleh anak-anak.

Lagu pembukaan diambil dari buku Advent Youth Sing nomor 152 yang berjudul ”Pass It On”, kemudian ibu Sitimei Kapitan melayangkan doa syafaat. Bacaan persembahan dibawakan oleh ibu Sari Tobing, dan setelah diakon mengumpulkan persembahan, doa juga dilayangkan oleh ibu Sari.

Cerita anak kali ini dibawakan oleh bapak Willy Wuisan dengan sangat menarik, sehingga bukan saja anak-anak yang tertarik, namun semua yang hadir turut menyimak cerita mengenai domba yang hilang yang dibawakan secara interaktif. Setelah itu, Koor Anak-anak membawakan lagu pujian.

Setelah ibu Lies Endahwati membacakan ayat inti yang diambil dari Filipi 2:5-11, ” Dalam kehidupanmu, kamu harus berpikir dan bertindak seperti Kristus Yesus. Kristus sendiri, seperti Allah dalam segala hal.:Dia setara dengan Allah.Tapi dia tidak berpikir bahwa menjadi setara dengan Allah merupakan sesuatu yang harus dipertahankan. Dia menyerahkan tempat-Nya kepada Allah dan menjadikan diri-Nya sendiri bukan apa-apa. Dia lahir menjadi seorang manusia dan menjadi seperti seorang hamba. Dan ketika dia hidup sebagai manusia, Ia merendahkan diri-Nya sendiri dan taat sepenuhnya kepada Allah. Dia taat bahkan ketika hal itu menyebabkan Dia mati -- mati di kayu salib. Jadi Allah mengangkat Kristus ke tempat yang tertinggi. Allah membuat nama Kristus lebih besar dari setiap nama lain. Allah ingin setiap lutut bertekuk kepada Yesus- Semua orang di surga, di bumi, dan di bawah bumi. Setiap orang akan mengatakan, "Yesus Kristus adalah Tuhan" Dan membawa kemuliaan kepada Allah Bapa.

Sesuai dengan tema Sabat Anak Tahun 2011, pendeta Sonny Kapitan membawakan khotbah dengan judul “Be Like Jesus, Go Fishing!”. Namun, kali ini khotbah dilakukan sedikit berbeda dengan yang biasanya. Kali ini, pengkhotbah turun dari mimbar, berganti pakaian dengan pakaian nelayan dan turut membawakan drama bersama dengan anak-anak. Ada Velan Sormin, ada Timothy Christian Purnama berpakaian pada zaman Alkitab, ada Junior Tampubolon memakai baju seorang dokter, ada Veber Sormin mengenakan baju seorang kerja kontruksi, helm dan sabuk kerja. Dan ada juga Kimberly Simanjuntak yang menggunakan kacamata dan membawa buku seolah sebagai guru. Semua mereka pada intinya menyatakan bahwa saat mereka besar nanti, dalam profesi apapun, mereka siap menjadi seperti Yesus. Menjadi penjala manusia.

Diakhir khotbah, pendeta Sonny Kapitan memberikan kesimpulannya yang intinya, juga mengajak semua dari kita untuk dapat menjadi seperti Yesus dan memberitakan kabar keselamatan kepada semua orang.

Khotbah diakhiri dengan menyanyikan lagu dari Advent Yout Sing nomor 159, ”Savior, Like a Shepherd Lead Us”, kemudian ditutup dengan doa berkat oleh Pdt. Sonnt Kapitan.


Children Talent

Usai potluck, acara Sabat Anak kembali dilanjutkan. Kali ini, anak-anak diberi kesempatan untuk menampilkan talenta-talenta mereka. Acara dibuka oleh ibu Lies Purnama, kemudian secara bergantian anak-anak memulai talenta-talenta mereka.

Acara dibagi menjadi tiga sesi dan pada setiap sesi, disuguhkan lagu pujian yang dibawakan secara bergantian oleh bapak-bapak, ibu-ibu dan orang-orang muda. Mulai dari anak-anak yang terkecil sampai yang besar tampil membawakan talenta mereka. Ada yang bernyanyi, bermain musik, bercerita dan berkhotbah. Semua dibawakan dengan penuh semangat dan suka cita. Dan diakhir tiap sesi, para juri – kementator memberikan komnetar atas penampilan anak-anak. Umumnya, para juri sepakat bahwa semua anak-anak mempunyai hal-hal positif yang dapat lebih dikembangkan agar dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam membawakan talenta-talenta mereka.

Diakhir acara, anak-anak mendapatkan bingkisan kenang-kenangan dari Departemen Pelayanan Anak. Setelah acara tutup sabat, kembali semua yang hadir menikmati hidangan makan malam ditambah dengan es krim.

Sampai jumpa di Acara Children Talent tahun depan.

- aster ungu -

BERSIAP

2 Petrus 3:10, Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.


Seketika saya dan teman-teman yang berada dalam ruangan rapat pagi itu sontak terkejut saat pimpinan kami menyampaikan rencana kedatangan Pimpinan pusat kami yang baru untuk mengunjungi perusahaan kami di Indonesia dan ingin bertatap muka secara langsung sambil berkenalan dengan beberapa pimpinan departemen yang berhubungan dengan Keuangan dan Operasional Perusahaan. Saat meninggalkan ruangan rapat saya berpikir-pikir apa yang harus saya lakukan dengan segera untuk memastikan segala sesuatunya berjalan baik saat kunjungannya nanti, mengingat jadwal kedatangannya adalah tiga hari lagi. “Rekan-rekan kerjaku, dalam waktu tiga hari lagi kita akan menerima kunjungan Pimpinan pusat perusahaan kita. Area keuangan adalah salah satu area yang akan dia kunjungi kelak. Mohon kerjasama seluruh tim agar kita membereskan segala sesuatu di bagian kalian masing-masing, baik yang menyangkut kerapian administrasi di pembukuan maupun lingkungan kerja kita masing-masing. Saya akan ‘review’ sehari sebelum jadwal kunjungan untuk memastikan persiapan kita matang”, ujarku kepada seluruh tim.

Kesibukan mulai terlihat di sana-sini, beberapa karyawan operasional tampak hilir mudik di seputar lokasi kantor lengkap dengan peralatan mereka masing-masing. Tampak mereka tengah melakukan tugas secara masal, perbaikan fisik bangunan dan kebersihan area luar kantor dan sekitarnya, bahkan terlihat beberapa pimpinan departemen terkait tidak segan-segan menyingsingkan lengan turut membantu menyelesaikan tugas tersebut. Tak kalah sibuk saya dan team juga bahu membahu membereskan segala sesuatu yang berhubungan dengan kelengkapan laporan perusahaan, tempat penyimpanan laporan, kebersihan dan kerapihan ruang kerja, alat-alat kerja seperti telepon, fax, komputer, laptop dan lain-lainnya serta sistim kerja agar berfungsi baik, sampai kepada masalah kebersihan ruang makan dan gudang penyimpanan barang. Tak ayal beberapa karyawan termasuk saya harus bekerja lembur mengingat waktu yang diberikan kepada kami demikian pendek. Tiba saat kedatangan Pimpinan pusat yang hanya satu hari saja, cukup membuat kami semua tersenyum lega. Segala upaya usaha kami tidak sia-sia adanya, persiapan yang kami lakukan dengan matang dan sepenuh hati telah menghasilkan sesuatu yang baik. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang diberikan kepada kami di Indonesia cukup membuat kami bangga. Kami telah berhasil membawa nama baik perusahaan kami di mata perusahaan kami secara global.

Yang menjadi tantangan bagi saya dan saudara pagi ini adalah, Apakah persiapan yang kita lakukan untuk menyambut kedatangan-Nya Yang Agung itu melebihi persiapan yang kita lakukan untuk menyambut tamu agung duniawi? Adakah kesediaan kita untuk meluangkan waktu kita yang sisa sedikit ini untuk memperbaiki dan memperbaharui kehidupan kita dalam hal meneladani kehidupan-Nya di waktu lalu? Maukah kita bahu membahu di sela-sela kesibukan kita dalam hal menyelesaikan misi-Nya di dunia ini? Apakah saya dan saudara menjadi salah satu di antara pribadi yang menjadi pelayan-Nya untuk mempercepat kedatangan-Nya. Mari saudara, bersiap menyambut kedatangan-Nya!. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Malam Permintaan Doa

Rabu Malam, 19 Oktober 2011

Malam permintaan doa dimulai tepat pukul 07.30. Acara dimulai dengan mengundang Roh Suci hadir melalui berdoa di dalam hati masing-masing yang dipimpin oleh saudara Didin. Selanjutnya jemaat menyanyikan lagu sion nomor 298 “ Tiada Sahabat Saperti Yesus” Sebagai lagu pembukaan dan dilanjutkan dengan doa pembukaan oleh oma Tina.

Kesaksian pada malam pertengahan minggu ini dibawakan oleh Pendeta Sonny Kapitan yang menyatakan ucapan syukur kepada Tuhan dari keluarga Pendeta Saragih dimana anaknya sudah dapat mengikuti ujian serta perkuliahan dan mendapat izin dengan baik . Selanjutnya ucapan syukur kepada Tuhan oleh ibu Lince karena sudah kembali dari Yerusalem dalam keadaan sehat dan dilanjutkan oleh Pendeta B. Riwujeru yang bersaksi tentang penyertaan Tuhan akan tempat perbaktian Gereja Advent Lenteng Agung. Topik doa malam ini yaitu, mendoakan Pendeta Sonny Kapitan, bapak Jeff Eman dan bapak Wilson Tobing yang akan berangkat ke Trawas untuk mengikuti seminar, mendoakan Jemaat Gereja Lenteng Agung agar dilindungi dan dapat senantiasa berbakti kepada Tuhan, mendoakan bapak Karel Arsyad yang masih di dalam perawatan di rumah sakit Kemayoran, dan juga mendoakan family Of the month untuk bulan Oktober yaitu keluarga bapak Munas Tambunan. Selanjutnya Jemaat berdoa secara berkelompok.

Lagu pujian untuk mengawali Firman Tuhan dibawakan oleh Velan Sormin dan Didin yang berjudul “ Tuhan Pimpin Spanjang Jalan “…

Firman Tuhan pada malam permintaan doa dibawakan oleh bapak Munas Tambunan yang diambil dari buku Alfa dan Omega Jilid 7 yang mengisahkan tentang perjalanan pelayanan Rasul Paulus di Galatia. Banyak tantangan dan penderitaan yang dialami Rasul Paulus namun dia tetap bersukacita di dalam pelayanannya. Namun sebagai manusia ketika kaisar Nero berkuasa dia merasakan suatu penderitaan yang lebih lagi bahkan teman-temannya meninggalkan dia, namun Tuhan senantiasa bersama dengan dia itulah yang memberikan kekuatan kepadanya, ‘ A friend in need is a friend in deed’. Paulus bersaksi bagaimana pentingnya pekabaran yang dia sampaikan untuk keselamatan mereka, namun dia tetap sendiri. Dan himbauan pada malam ini yaitu, tempat persembunyian kita adalah Tuhan, kuasa Tuhan akan menolong umat-umatnya di dalam menghadapi tantangan di dalam berbagai pencobaan hidup dan kerohanian, karena tujuan akhir setiap umat Tuhan adalah Mahkota kemenangan yang akan diberikan Tuhan yaitu kehidupan yang kekal di sorga.

Untuk mengakhiri Firman Tuhan jemaat menyanyikan lagu sion nomor 24 “ Iman Orang Saleh Kekal “ sebagai lagu penutup dan diakhiri dengan doa oleh bapak Munas Tambunan. Kiranya menjadi berkatbagi Kita semua, Amin.

-Mei-