Wednesday, November 30, 2011

Undangan TUHAN

Matius 11:28, “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”


Salah satu keunikan hidup sebagai makhluk sosial, yakni keinginan untuk bersama-sama. Hari itu jatuh tepat pada hari libur yakni hari Minggu di bulan November. Entah bagaimana, saya dan istri mendapat tiga buah undangan yakni dua diantaranya undangan pernikahan dan satu diantaranya undangan syukuran dari orang-orang yang kami kenal, ada undangan dari teman kuliah dulunya, ada undangan dari kenalan lama dan ada undangan juga dari teman yang cukup dekat dengan kami sekeluarga.

Saya dan istri merespon ketiga undangan tersebut melalui kehadiran kami. Satu hal yang saya perhatikan, baik di gereja tempat pemberkatan maupun ke lokasi tempat diadakan resepsi adalah wajah-wajah yang penuh dengan sukacita, senyuman, tawa, canda, dan kebahagiaan. Suasana pemberkatan nikah yang penuh khidmat di gereja, disertai dekorasi yang sangat indah bahkan juga tempat resepsi yang penuh dengan kehangatan dan sambutan dari keluarga atau penerima tamu si pemilik pesta. Bilamana pemberkatan nikah selesai dilangsungkan, juga acara resepsi di ketiga tempat yang kami datangi terlihat wajah-wajah yang terasa lega dari mempelai, kedua pihak orang tua bahkan yang mengambil bagian pada acara-acara tersebut.

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Dengan tangan terbuka dan penuh kasih, TUHAN mengundang setiap orang untuk datang kepada-Nya. Inilah perhentian yang akan diterima oleh setiap orang yang berbeban berat. Apabila mereka mau datang kepada Yesus Kristus, kelegaan dan pengampunan akan diberikan. Bila kita merespon undangan-Nya dengan mempercayakan hidup dan menyerahkan segala kehendak kita kepada-Nya maka pasti kita peroleh kelegaan dan bahkan beban seberat apapun timbangan atau takarannya pasti ada jaminan kelegaan karena Yesus Kristus adalah TUHAN kita yang memikulnya. Pertanyaan bagi kita adalah: sudahkah kita merespon undangan dari Yesus? Undangan yang berlaku bagi kita setiap saat, setiap waktu dalam setiap aspek hidup kita, apakah kita dalam beban pekerjaan, beban pendidikan, beban mendapat jodoh, dan beban-beban lainnya? Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Tuesday, November 29, 2011

Seperti Tingginya Langit dari Bumi

Mazmur 55:9, “Seperti tingginya langit dari bumi demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu.”

Masih di bulan yang sama, tepatnya dimulai dari hari Sabtu pagi hingga Minggu sore, anggota persekutuan gereja kami mengadakan retreat di kota kembang daerah Jawa Barat. Lokasi pemukiman yang asri, tenang dan sejuk bahkan posisi bangunan yang berada di bawah kaki gunung Tangkuban Perahu dan gunung Burangrang yang tersohor dalam cerita budaya bangsa Indonesia, membuat hati kita juga terasa sejuk dan nyaman.

Ketika saya beserta keluarga masih berada di lokasi tersebut, anak kami yang bungsu bertanya kepada saya, ”Papa, tempat ini tinggi ya bisa lihat lampu-lampu yang kedap kedip di bawah sana….” Lebih lanjut si bungsu menambahkan, “Papa, memangnya kita sekarang dekat dengan langit ya?” kemudian saya menjawab, ”Anakku, sekarang kita masih di bumi, memang sekarang kita berada lebih tinggi dari tempatnya lampu-lampu yang di bawah sana, tetapi langit masih jauh di atas sana tempatnya bintang-bintang dan tempatnya takhta TUHAN.” “Oohhh begitu ya Papa” anak saya menanggapi.

“Seperti tingginya langit dari bumi demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” Suatu hal yang perlu kita ketahui dari nats ayat kitab suci pagi ini, seringkali kita memiliki rencana, rancangan yang menurut kita ini adalah jalan yang terbaik yang harus kita lakukan atau putuskan tetapi pada kenyataannya kadangkala berbeda jauh dengan apa yang kita sudah rencanakan/rancang dari semula. Konsep hidup ini adalah hal yang sering terjadi dalam setiap aspek kehidupan kita. Untuk itu bila dalam hal-hal tertentu kita memiliki rencana, yang perlu kita pahami adalah ada Dia, yakni TUHAN yang mempunyai kehendak untuk rencana tersebut. DIA tahu hal apa yang perlu terjadi untuk kita, DIA tahu hal terbaik yang perlu untuk kita, karena DIA memiliki rancangan dan jalan lebih tinggi dari jalan kita seperti tingginya langit dari bumi. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Saturday, November 26, 2011

ENGKAU TAK AKAN SANGGUP!







Mazmur 55:23, Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.


“Bayangkan saja…” demikian sang kakek yang berkulit putih dengan wajahnya yang ganteng, berperawakan tinggi dan besar serta pembawaan diri yang tenang, “usia saya sudah delapan puluh tahun, sementara istri saya masih jauh lebih muda dari saya, namun saya harus terus merawat dia sepanjang perjalanan di pesawat. Untuk berjalan saja saya susah, namun saya harus terus menuntun istri saya berjalan memasuki pesawat. Setibanya di pesawat pun saya harus memijit-mijit tangan, kaki dan punggungnya karena dia selalu mengerang kesakitan.

“Perjalanan panjang kami menuju Indonesia, saya lalui dengan penuh tantangan. Barang-barang bawaan istri saya yang teramat banyak juga turut menyita tenaga dan pikiran saya. Saya harus menjaga diri saya sendiri agar tidak sakit, merawat istri saya selama di pesawat ditambah dengan barang bawaan di tangan yang harus saya perhatikan.” “Ironisnya”, lanjutnya bercerita, “begitu kami tiba di bandara Soekarno Hatta, istri saya segera dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan karna kondisi fisiknya yang tidak mendukung.” Setibanya di Indonesia, di luar dugaan dan harapan kami sebagai orang tua yang telah lanjut usia, ternyata anak menantu kami mengkhianati putri kami, istrinya dan juga kami orang tua dan seluruh keluarga kami. Hal ini membuat kondisi kesehatan istri saya semakin memburuk dan memburuk.

“Mami, kita harus bisa mengatasi pikiran kita dalam menghadapi setiap masalah. Banyak keterbatasan kita, jadi walaupun kita pikirkan itu siang dan malam tidak akan membuat masalah lebih baik. Engkau tak akan sanggup mengatasi semua ini sendirian, kau akan terpuruk”, inilah perkataan yang sering saya lontarkan kepada istri saya agar dia tidak berusaha mengatasi masalah lewat dirinya sendiri. Saudaraku, engkau dan saya tidak sanggup mengatasi segala persoalan hidup kita dengan diri kita sendiri. Niscaya engkau akan terpuruk dan jatuh sakit. Undanglah kehadiran Allah melalui Roh Kudus-Nya untuk menolong saudara dan saya, angkatlah mukamu dan lihatlah pertolongan dari sorga sedang dikerahkan untuk menolongmu, maka kita akan terpelihara serta jiwa kita memiliki ketenangan. Peganglah ayat kita pagi ini menjadi kekuatan dan motivasi bagi perjalanan hidup kita untuk berjalan bersama Allah. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Thursday, November 24, 2011

KETIKA KU RENUNGKAN….

Mazmur 28:6-8, “Terpujilah Tuhan, karena Ia telah mendengar suara permohonanku. Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya. Tuhan adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!”

Cuaca pagi itu sangat cerah, langit pun terlihat terang benderang dan sinar matahari pagi menunjukkan wajahnya di ufuk Timur. Sebagaimana biasanya, roda kendaraan saya meluncur dengan kecepatan yang lumayan cepat di jalan tol setelah saya mengantarkan anak-anak ke sekolah. Perjalanan ke kantor pada pagi itu cukup padat, belum lagi volume truk-truk dan kendaraan trailer yang mengangkut container cukup banyak yang melintas dengan kecepatan rendah, menambah kepadatan lalu lintas. Namun demikian, kepadatan kendaraan tidak menjadikan saya beralasan datang terlambat ke kantor pada pagi itu.

Kurang sepuluh menit dari jam 8.00 WIB, posisi kendaraan saya telah mendekati lokasi kantor. Tiba-tiba saya mendengar bunyi “dreeet …… dreeet …. dreeett”, suara getar telepon genggam saya berbunyi. Serta merta saya mengambil telepon genggam dan melihat apakah telepon, e-mail, pesan singkat atau pesan masuk melalui blackberry messenger. Ternyata ada pesan masuk melalui blackberry messenger. Saya tergoda membukanya dan cukup membuat saya merenung atas kehidupan yang saya lalui setiap hari. Pesan itu sebagai berikut, “Apa arti SENYUM (SMILE)? (S) = See, (M) = Miracle, (I) = In, (L) = Life dan (E) = Everyday.” Saya artikan secara bebas, “Lihat atau kecaplah keajaiban di dalam hidup kita setiap hari.”

“Iya juga ya”, pikir saya dalam hati. Saya pun mulai merenungkan mulai dari bangun tidur, Allah menganugerahkan nafas kehidupan; udara segar, cahaya matahari pagi, kebutuhan sandang, pangan dan papan tercukupi setiap hari, memiliki pekerjaan, keluarga yang Allah ijinkan kita miliki, anak-anak dalam rumah tangga dan banyak kenikmatan lainnya yang secara cuma-cuma kita dapatkan dari Sang Khalik alam semesta. Bukankah suatu keajaiban kehidupan yang kita terima dari Allah setiap hari, “Gratis tanpa bayar”. Dapatkah anda bayangkan kalau saja udara segar yang kita hirup, cahaya matahari pagi, air hujan dan nafas hidup yang kita terima harus kita bayar kepada sang Khalik, adakah seorang manusia terkaya di dunia ini sekalipun sanggup untuk membayarnya sesuai dengan bilangan umur kita masing-masing saat ini? Marilah kita renungkan besar dan dahsyatnya kasih Allah bagi kita serta bersyukur kepada-Nya sama seperti Pemazmur yang dipenuhi dengan hati yang bersyukur dan menaruh keyakinan hanya kepada Allah, Sang Pemberi Hidup itu setiap waktu. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Wednesday, November 23, 2011

SORAK-SORAI ORANG BENAR

Mazmur 32:11, Bersukacitalah dalam Tuhan dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!


“Ayo …. terus … bawa terus … ayo … tendang … ahhhhhh”, teriakan keras berasal dari suara beberapa orang terdengar dengan jelas oleh telinga saya. “Suara itu sepertinya ada di dalam rumah saya”, pikirku dalam hati sambil penasaran ada apa gerangan. Suara riuh itu terdengar dengan jelas dan tiada henti, sementara saya sedang membuka pintu gerbang rumah dan memarkirkan mobil di garasi rumah saya. Suara-suara riuh itu semakin terdengar dengan jelas ketika saya memasuki rumah. Ternyata anak-anak saya dengan keponakan kami sedang asyik menonton pertandingan sepak bola antara Indonesia dan Malaysia. Ternyata anak-anak dan keponakan kami baik yang laki-laki maupun perempuan bahkan yang masih berusia tiga tahun dengan antusias menonton pertandingan tersebut.

Tak lama kemudian saya pun bergabung dengan mereka dan menonton pertandingan yang sama. “Horee … hidup Indonesia! hidup Indonesia!” teriakan keras memekik telinga saya ketika tim sepak bola Indonesia memasukkan bola ke gawang lawan sehingga score pertandingan berubah menjadi 1:0. “Ayo … maju terus Indonesia. Raih juara satu mala mini juga”, keponakan lelaki kami berteriak dengan keras sebagai bukti kebanggaan dan dukungannya kepada Negara kita Indonesia. Saya hanya mendengarkan anak-anak dan keponakan kami saling berkomentar satu dengan yang lain, intinya membanggakan Indonesia. Mereka terlihat begitu berbahagia dan bangga ketika Indonesia unggul pertama kalinya melawan Malaysia, terlihat dari sorak-sorai mereka. Hal itu lebih terlihat dengan jelas ketika tim sepak bola Malaysia juga memasukkan bola ke gawang tim sepak bola Indonesia, tak satu suara pun terdengar kecuali diam membisu dan tampak kecewa.

Ayat roti pagi hari ini mengajak kita untuk bersukacita dan bersorak-sorak di dalam Tuhan, oleh karena Allah telah membenarkan dan menyelamatkan kita. Bersukacita dan bersorak-sorak untuk semua perbuatan ajaib Allah bagi kita, bagi upah yang pasti dan tiada ternilai, tidak seperti teriakan anak-anak dan keponakan kami bersorak-sorai hanya karena nama bangsa Indonesia walaupun kenyataan yang pasti mereka tidak mendapatkan manfaat atau upah apapun atas pertandingan itu kelak. Marilah kita berdiri hari ini, esok dan seterusnya sebagai orang-orang yang dibenarkan oleh Allah dan orang-orang yang jujur dan bersih kelakuan kita, maka sorak-sorai kemenangan dan upah yang terindah tiada tandingannya akan menjadi bagian saudara dan saya. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Sabat 19 November 2011

Laporan Pelayanan Perorangan

Sabat 19 November 2011

BELAS KASIHAN

Dorongan Pelayanan Perorangan (PP) pada hari Sabat, 19 November 2011 dibawakan oleh ibu D. Napitupulu, anggota jemaat Narogong, Bekasi. Sabat ini merupakan Sabat Gabungan jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) wilayah IV Konferens DKI Jakarta & sekitarnya sehubungan dengan akhir seri KKR yang berlangsung pada tanggal 16-19 Nov 2011.

Ibu D. Napitupulu mengawali dorongan PP dengan mengajak jemaat untuk mengucapkan yel-yel penginjilan: “Mari menginjil, Yesus pasti datang segera. Yesus pasti datang segera, mari menginjil”. Kemudian ibu D. Napitupulu menyatakan bahwa hati yang tulus dan berbelas kasihan akan sanggup mengembalikan orang-orang yang sedang menuju kehancuran hidup. Mereka hanya dapat bebas oleh karena kebaikan Yesus Kristus. Apa yang kita harus lakukan adalah memberitahukan kepada semua orang yang sedang berada dalam kesukaran hidup, bahwa Allah sendiri telah menyediakan cara untuk melepaskan mereka.

“Tapi bagaimana caranya? “ kata ibu Napitupulu. ”Saya ingat betul”, lanjutnya “almarhum bapak Saya dipanggil pendeta di daerah Saya padahal dia bukan pendeta tapi anggota biasa yang mau bekerja buat Tuhan. Apakah kita semua harus bercerita/berbuat dengan cara yang sama? Kita dapat melakukan hal-hal yang berikut:

1. Dengan media yang menjamur sekarang ini seperti Twitter, FB, email, HP, kita boleh sampaikan Firman Tuhan.

2. Dengan KPA=Kelompok Pendalaman Alkitab. Puji Tuhan di jemaat banyak ibu-ibu yang terlibat KPA. Dari pada ngumpul menggosip, lebih baik menggospel. Tidak ada untung menggosip orang lain, belum tentu benar, bisa berdosa. Dengan membagi Firman Tuhan, ibu-ibu menjadi rohaniawan dan kita dapat berkat dan menjadi kompas.

3. Partisipasi financial. Mungkin saudara berkata, “Saya tidak punya waktu”, tapi saudara bekerja dan punya penghasilan, bagikan berkat itu untuk penginjilan, karena penginjilan memerlukan dukungan financial. Pada umumnya orang berpendapat bahwa apabila kita member, apalagi banyak, maka kita akan kehabisan, tetapi Alkitab berkata dalam Amsal 11:25=Siapa banyak member berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.

4. Dengan doa. Doa setengah dari pekerjaan. Semakin banyak berdoa, semakin besar kuasa. GMAHK punya program DOA 777.

5.

Masih banyak hal yang bisa kita perbuat untuk melakukan belas kasihan membagikan Firman Tuhan kepada sesama manusia.

Pada akhir dorongan PP, ibu Napitupulu mengatakan jangan pernah berpikir bahwa saudara dan Saya adalah orang Kristen kelas 2, karena bukan sehebat Petrus atau Paulus dalam bersaksi. Temukan metode untuk diri sendiri, kemudia keluar dari rumah kita dan menggunakannya untuk kemuliaan Allah. Hidup dengan iman, tidak takut. Tuhan memberkati kita. Amin.

-JS-

Tuesday, November 22, 2011

BAGAIKAN LEM PEREKAT

Yohanes 15:4, “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.”

Saya memasuki lobby kantor sekitar pukul delapan lewat lima menit di pagi hari. Ada satu suasana yang berbeda dari biasanya. Ada banyak para karyawan pria yang bergerombol dan berkerumun di salah satu ruangan. Saya menoleh ke salah satu sudut yang berlawanan, saya melihat beberapa karyawan wanita juga berkerumun. Langkah kaki saya pun terhenti sejenak sambil membuka telinga saya dengan lebar dibarengi rasa penasaran, obrolan apakah gerangan yang sedang dibicarakan oleh orang-orang yang berkerumun ini. Ooohh … ternyata mereka sedang membicarakan pertandingan sepak bola yang sore itu akan berlangsung antara Negara yang berlambangkan binatang singa dengan Negara kita yang dilambangkan dengan Burung Garuda.

Tampak pembicaraan serius dan hangat. Ada yang mencoba menebak angka hasil pertandingan berapa, ada pula yang menebak kira-kira siapa pemain yang akan mencetak gol pada pertandingan malam nanti. Saya pun melanjutkan langkah kaki menuju ke ruang kerja saya yang terletak di lantai dua dari bangunan kantor yang perusahaan kami miliki sendiri. Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat, sementara saya asyik dengan beberapa rapat yang baru berakhir pada beberapa jam sebelum pulang, sehingga saya baru mulai melanjutkan pekerjaan yang terletak di meja kerja saya sore hari itu. “Pak, saya pulang duluan ya”, tegur tim kerja saya sambil membuka pintu ruangan saya. “Oh … iya” jawab saya sambil beranjak dari tempat duduk dan bergerak ke luar ruangan. “Apa Pak Dwi sudah pulang juga ya?” tanyaku kepada tim kerja saya yang berjenis kelamin wanita. “Sudah Pak, semua sudah pada pulang karna mau nonton bola”, jawabnya menegaskan.

Benar adanya seluruh ruangan kerja lainnya sudah gelap tanpa cahaya lampu saat saya beranjak ke luar ruangan hendak pulang ke rumah. Bahkan salah satu ruangan di lantai bawah yang biasanya masih dihuni oleh banyak orang pun sudah lengang tanpa penghuni. “Hebat bener ya daya tarik sepak bola ini bagi banyak orang”, pikirku dalam hati. Bagaikan ada lem perekat yang menempel di tubuh banyak orang, sehingga begitu ada pertandingan sepak bola, orang-orang rela meninggalkan segala-galanya demi menyaksikan pertandingan tersebut. Kalau saja kedekatan kita dengan Allah memiliki lem perekat yang kuat sama seperti daya tarik sepak bola ini, tentunya banyak manusia di muka bumi ini yang akan hidup lebih baik karna hubungan kekerabatan dengan Allah pasti akan menghasilkan buah-buah perkataan, pemikiran dan perbuatan yang baik pula, sebab hanya kebaikan semata yang ada pada Allah. Mari kita lekatkan diri kita kepada Allah si Pemberi Hidup itu, maka buah yang akan kita hasilkan adalah buah kebenaran dan kebaikan semata. Sudahkah kita siap meninggalkan segala sesuatu yang lain yang dapat menghalangi kita untuk tinggal di dalam Allah? Berdoalah dan minta pertolongan Roh Kudus agar kita memiliki minat yang sama bahkan lebih besar seperti minat kita yang amat besar terhadap pertandingan sepak bola. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Monday, November 21, 2011

INDAHNYA PERTEMUAN ITU

Wahyu 19:7, “Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba dan pengantin-Nya telah siap sedia.”


Hari itu jatuh tepat pada hari Rabu. Saya telah mendapatkan ijin untuk mengambil cuti sehari sebelumnya. Istri dan anak-anak kami pun sudah tidak sabar menunggu waktu pertemuan itu. “Asyiik …. Kakek dan nenek datang hari ini. Jam berapa sih Pa mereka tiba? Trus kakak sama adek ikut jemput mereka gak?” Pertanyaan inilah muncul saat kami hendak mengadakan kebaktiak medzbah keluarga. Anak-anak kami sudah tidak sabar menunggu kedatangan Kakek dan Nenek mereka. Rupanya mereka sudah sangat rindu untuk ketemu.

“Dimana posisimu?” tanyaku kepada adik ipar. Rupanya saya dan adik iparku sudah sama-sama tiba di bandara, saya dari rumah dan ia langsung meluncur dari kantor menuju bandara. Jadwal ketibaan yang ada di layar di bandara menunjukkan perkiraan waktu tiba sekitar pukul 1.15 WIB pada siang hari. Atas bantuan teman yang bertugas di bandara, saya dan adik ipar dapat masuk ke dalam bandara tanpa hambatan. Beberapa menit lamanya kami menunggu, saya pun mengalihkan pandangan ke salah satu sudut bagian kedatangan bandara. Eeeh … benar ternyata Kakek dan Nenek anak-anak kami sudah ada di sana.

Indahnya pertemuan yang telah lama ditunggu-tunggu dan dirindukan itu. Baik kami maupun orang tua kami sangat senang dan menikmati pertemuan indah itu. Satu dengan yang lain saling bertukar cerita dan pengalaman tentang kehidupan yang terjadi selama kami tidak bersama-sama. Sungguh suatu pertemuan yang indah dan sangat kita rindukan bilamana kelak kita akan bertemu dengan Yesus sang Juruselamat dunia itu. Tangan-Nya yang bekas tertusuk paku itu akan dibukakan dan siap menyambut kedatangan saudara dan saya, membelai kita dengan penuh kasih dan membawa kita ke dalam kerajaan surga. Oh… sungguh mulia dan indah hari itu, hari pertemuan kita dengan Sang Khalik dunia ini. Tidakkah saudara dan saya memiliki kerinduan yang sama dengan Kristus untuk saling bertemu dan tinggal bersama-sama di surga kelak? Mari kita siapkan diri kita untuk pertemuan itu. Amin

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Saturday, November 19, 2011

MENGHITUNG HARI

Mazmur 119:166, “Aku menantikan keselamatan daripada-Mu, ya Tuhan, dan aku melakukan perintah-perintah-Mu.”


“Papa dan Mama nanti datang beberapa bulan mendatang. Kami sudah rindu untuk melihat cucu-cucu dan ketemu dengan kalian semua”, demikian perkataan orang tua kami melalui telepon. “Oh, gitu ya Ma, baguslah kalau begitu, kita juga udah kangen”, jawab kami juga melalui pesawat telepon. Kami masih terlibat dengan berbagai cerita dan pembicaran lainnya sekitar setengah jam ke depan melalui telepon itu. Kami senang walaupun kami tidak tinggal di kota yang sama dengan orang tua kami, kecanggihan alat teknologi yang ada saat ini membuat jarak yang jauh seolah-olah dekat sehingga kita dapat berkomunikasi kapan saja dan di mana saja.

Bulan yang ditetapkan sebagai jadwal kedatangan orang tua kami pun tiba. “Ini udah tanggal berapa dan bulan apa Pa?” tanya anak kami kepada saya. Saya pun memberitahukan tanggal dan bulan berapa hari itu. “Asyiik, berarti kakek dan nenek akan datang beberapa hari lagi”, teriak anak-anak kami kegirangan. Maklum, anak-anak kami ini sangat dekat dengan kakek dan neneknya. Demikian kejadian berlangsung dari hari ke hari menjelang kedatangan kakek dan nenek anak-anak kami. Mereka tidak sabar menunggu untuk bertemu dengan kedua kakek dan nenek mereka. Kami pun sebagai orang tua merasa senang oleh karena anak-anak kami sangat menyayangi kakek dan nenek mereka.

Jikalau saja kerinduan kita untuk bertemu dengan sang Juruselamat sama seperti kerinduan anak-anak kami untuk bertemu dengan kakek dan neneknya. Menghitung hari setiap pagi, sementara hari demi hari yang kita lalui membuat kita sehari lebih dekat kepada kedatangan Yesus kedua kali. Adakah saudara dan saya memiliki kerinduan yang sungguh-sungguh untuk bertatap muka dengan sang Penebus, Allah yang Pemurah dan Penyayang itu? Mari kita mempersiapkan diri untuk menyambut sang Penebus dalam hidup yang bertobat setiap hari sebagai bukti kasih kita Allah, sang Khalik itu. Amin

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Friday, November 18, 2011

KETIKA KITA MERASA TIDAK PASTI

Amsal 16:3, “Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu.”


Sejujurnya saya meminta kepada pimpinan saya untuk mengadakan perjalanan dinas satu minggu lagi, namun saya berangkat satu minggu lebih awal dari rencana saya semula karna atasan saya menginginkan saya untuk bepergian lebih cepat. Akhirnya, saya pun menjadwalkan perjalanan dinas sesuai dengan jadwal yang diinginkan atasan saya, walaupun saya sendiri tidak merasa nyaman dengan tanggal tersebut dikarenakan berbagai aktifitas yang mendesak di kantor. Saya pun mengatur tugas-tugas saya dengan tim yang ada sebaik mungkin, memastikan semua kegiatan akan berjalan dengan baik.

Perasaan tidak nyaman mulai saya rasakan dikala email pemberitahuan rencana kunjungan saya baru mendapatkan konfirmasi dari orang yang hendak saya temui tiga hari setelah saya kirimkan email yakni sehari sebelum saya harus berangkat itupun sudah sore hari. Ketidaknyamanan kedua yang saya rasakan yakni jadwal penerbangan yang tidak sesuai harapan dikarenakan reservasi dilakukan kurang dari 12 jam sebelum keberangkatan. Namun demikian saya akhirnya berangkat juga. Pukul 4.20 WIB di pagi hari saya sudah berada di counter “check-in”, berharap saya memiliki waktu luang lebih banyak sebelum terbang. Eeh …. apa yang saya harapkan tidak sesuai. “Kok … lama banget sih?” pikirku dalam hati sambil berdiri menunggu di depan counter. Tiba-tiba petugas berkata, “Mohon maaf Pak lama menunggu. Kami harus mengenakan denda sebesar USD 50,00 untuk penggantian tiket karna nama yang ada di dalam tiket tidak sama dengan nama yang ada di dalam paspor. Paspor lama bapak memang namanya lengkap namun nama di tiket ini tetap tidak lengkap. Silahkan bapak bayar ke kasir”, kata sang petugas sambil menunjukkan lokasi kasir.

“Aduh kenapa ya perjalanan saya kali ini kelihatannya tidak mulus prosesnya”, pikir saya dalam hati sambil saya pun berdoa, “Ya Allah, hanya Engkau yang hambamu andalkan untuk perjalanan dinas ini. Hambamu hanya berharap mendapatkan kesuksesan walaupun diawali dengan proses yang terlihat tidak mulus. Terbatas kemampuan saya untuk menganalisa semua itu, namun Engkau maha mengetahui dan saya yakin akan kehadiran dan pertolonganMu. Amin.” Saya pun berusaha untuk tidur nyenyak sepanjang perjalanan tanpa harus mengingat masalah yang telah terjadi. Ketenangan pun akhirnya menjadi bagian saya sepanjang perjalanan itu. Semoga kisah saya ini menjadi kekuatan bagi para pembaca di seluruh pelosok tanah air bahkan belahan bumi ini, Allah sanggup mengambil alih ketidaknyamanan perasaan jiwa kita, ketika kita pun menyerahkan hal itu kepada-Nya dan jiwa kita akan mendapatkan ketenangan. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Tuesday, November 15, 2011

Iman Yang Tulus Ikhlas

2 Timotius 1:5, “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan aku yakin hidup juga di dalam dirimu.”


Beberapa waktu yang lalu, kami sekeluarga berkesempatan berlibur bersama ayah dan ibu mertua di kampung halaman mereka tepatnya di Padang Sidempuan daerah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Kami pun memanfaatkan waktu liburan untuk berwisata mengelilingi hampir keseluruhan daerah tersebut dan melihat-lihat pemandangan yang ada serta kesejukan udara dan dinginnya cuaca di kota itu. Tidak lupa kami pun mengunjungi sebuah bangunan gereja yang berdiri di bawah kaki sebuah bukit. Ketika melewati halaman gereja tersebut, Ibu mertua katakan pada saya,”Nak …. dulu orang tua saya paling setia dan dikenal di kampung ini sehingga sekarang pun saya tetap bertekat setia dalam iman saya.”

“Ketika orang tua saya yakni kakek kalian wafat, banyak orang-orang dari kampung ini bahkan kampung sebelah yang datang untuk melayatnya”, ungkap Ibu mertua saya sambil melanjutkan ceritanya. Para pelayat yang datang bisa mencapai lebih kurang satu kilometer karena memang kakek dan nenek mertua saya, juga orang tua mertua saya dikenal sebagai orang yang baik, taat beragama dan memiliki persahabatan dengan orang lain.

Ayat roti pagi ini menekankan, “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas… yaitu iman yang hidup dalam nenekmu Lois dan ibumu Eutike.” Pelajaran aplikasi bagi kita, dengan latar belakang keluarga yang cinta TUHAN, kehidupan rohani Timotius terbentuk. Melalui didikan nenek dan juga orang tuanya, Timotius tumbuh menjadi pemuda yang takut akan TUHAN dan punya hati melayani. Itulah sebabnya Rasul Paulus selalu ingat padanya dan ingin segera bertemu dengan Timotius. Tidak mudah untuk menemukan iman yang tulus ikhlas seperti yang ada dalam diri Timotius. Sekarang ini banyak orang Kristen yang mudah kecewa dan imannya tidak lagi murni kepada TUHAN hanya karena menghadapi masalah dan kesulitan hidup. Bahkan mengharapkan TUHAN membalas dengan kenyamanan hidup. Iman yang tulus ikhlas membuat seseorang tetap focus mengasihi dan melayani TUHAN di segala keadaan. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Monday, November 14, 2011

ALLAH PEMIMPIN KITA

Mazmur 73:23, “Tetapi aku tetap di dekat-Mu, Engkau memegang tangan kananku.”


Adalah merupakan kesempatan yang berbahagia di usia pensiun seperti sekarang ini, Allah masih memberikan kesehatan yang baik kepada saya dan istri sehingga dapat mengunjungi ke tiga cucu saya di negara Kanguru yang jarak tempuhnya melalui udara tujuh jam lamanya. Satu hal yang menjadi perhatian saya di dalam keluarga anak kami yakni bahwa hampir setiap hari ketiga cucu ini dibawa oleh ibunya ke area taman tempat bermain anak-anak yang disediakan oleh pemerintah setempat di setiap kecamatan.

Cucu saya yang kedua terkenal sebagai seorang anak yang super aktif alias tidak mau diam, sehingga Ibunya tidak boleh lengah untuk memperhatikannya. Kalau berjalan, Ibunya selalu memegang dia dengan tangan kanannya. Saya bertanya, “Kenapa kamu selalu memegang dia dengan tangan kananmu?” “Pa”, kata mamanya menjawab, “Supaya saya lebih mudah mengawasinya.” Para ibu memang adalah pemberian besar dari Allah. Ibu-ibu dengan penuh kasih menyertai anak-anak mereka kepada Yesus.

Lebih indah lagi untuk mengetahui bahwa kita memiliki Allah yang Maha Kasih yang selalu memegang tangan kita sepanjang pengembaraan di dunia ini. Biarpun kita harus melalui ujian dan kesusahan, Pencipta kita akan selalu memimpin kita sampai akhirnya kita tiba di rumah Bapa. Ingatlah selalu bahwa Allah bersamamu dan bersamaku dalam setiap penyerahan diri kita kepada-Nya. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Sunday, November 13, 2011

SUNGGUH DAHSYAT RANCANGANMU

Mazmur 92:6-7, “Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaanMu, ya Tuhan, dan sangat dalamnya rancangan-rancanganMu. Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu.”

“Hello, selamat sore Ibu”, tegur saya dalam pembicaraan lewat telepon dengan seorang petugas darat maskapai penerbangan yang popular di Asia Tenggara ini. “Saya berencana merubah jadwal penerbangan pulang saya sehari lebih awal, mohon bantuannya untuk memeriksa apakah ada kursi yang masih kosong untuk saya pindah hari dan penerbangan”, pintaku kepada petugas lewat telepon. Cukup lama saya menunggu, sang petugas darat maskapai penerbangan itu sedang mencari alternative jadwal penerbangan yang memungkinkan untuk saya. Saya pun akhirnya berhasil memperoleh kursi untuk jadwal penerbangan sehari lebih awal dengan waktu transit hanya 50 (lima puluh menit) sebelum pesawat lanjutan berangkat.

Waktu menunjukkan pukul 5.30 di sore hari tatkala saya melihat jadwal pesawat mendarat sekitar pukul 6.15 pada sore hari. “Selamat sore Ibu, mohon diperiksa apakah jadwal penerbangan saya berikutnya juga berada di gedung terminal dua bandara ini”, pintaku kepada petugas memastikan. Tak berapa lama ia pun kembali ke kursi saya dan mengkonfirmasikan bahwa saya berada di gedung terminal yang sama untuk pesawat lanjutan kelak. Saya lumayan stress sore hari itu karna waktu pesawat mendarat menunjukkan pukul 6.20 di sore hari sementara penerbangan saya berikutnya sudah harus lepas landas pukul 6.40 sore hari.

Seluruh usaha dan kekhawatiran saya supaya tidak ketinggalan pesawat lanjutan pun tidak membawakan hasil. Suara pada pengeras suara yang saya dengar memanggil kami yang akan mengikuti penerbangan lanjutan untuk datang ke counter depan. “Selamat malam bapak, pesawat yang harusnya bapak tumpangi telah berangkat, boarding pass bapak kami gantikan dengan yang baru ini, namun keberangkatan pesawat sekitar tiga jam berikutnya.” Saya merasa cukup kecewa karna pesawat tersebut hanya terlambat sekitar 20 menit saja bahkan lebih dari itu saya ingin segera berkumpul dengan keluarga. Beberapa menit kemudian baru saya tersadar sambil berkata dalam hati, “Syukur kepada Allah, pesawat saya delay ternyata supaya saya sempat mencari barang elektronik titipan salah satu keluarga.” Sering kita tidak mengetahui apa maksud dan rencana Allah melalui hidup kita. Sungguh banyak yang mustahil kelihatannya. Namun justru di dalam hal-hal yang kita anggap mustahil itu ternyata IA sedang bekerja dan merencanakan jauh lebih baik dari apa yang kita rencanakan. Mari kita melihat hal-hal positif dari satu kejadian yang terlihat secara negative, maka kita akan dipenuhi akal budi dari Allah. Serahkanlah segala rancangan kita kepadaNya dan biarkan Allah yang mengemudikan kita dan bukan sebaliknya. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Friday, November 11, 2011

ALLAH MENGETAHUI RAHASIA HATI

Mazmur 44:22, “Karena Ia mengetahui rahasia hati !”

Baru saja saya pulang sehabis berkunjung melihat cucu di luar negeri. Selama enam bulan mobil mungil dengan harga relatih murah yang terakhir kami pakai terpaksa kami tinggalkan di rumah. Ketika masuk ke sebuah gereja yang lebih besar pada Sabat pertama di mana saya menjadi anggota, seorang rekan dekat saya setelah melihat mobil tersebut tiba-tiba melontarkan sebuah pertanyaan: “Pak ,.. apakah mobilnya masih mengenal Bapak?” Saya hanya tersenyum sambil berpikir, apa gerangan makna pertanyaan itu.

Kemudian Sabat kedua kami berbakti di gereja yang lebih kecil. Seorang saudara dekat bertanya pula sambil tertawa: “Pak ... saya pikir mobilnya sudah diganti dengan yang panjang, bukan yang pendek lagi setelah dari luar negeri.” Saya juga tidak menjawab hanya tersenyum sambil berpikir apa arti pertanyaan itu. Di tengah jalan menuju pulang ke rumah, hal itu saya tanyakan kepada isteri, orang yang setia menjadi tempat curhat. “Mama, tanyaku, “Apa arti dari pertanyaan kedua saudara kita itu?” Kalau kita pakai motor, apa lagi nanti yang akan dikatakan? Jadi, kalau begitu, pakai ini salah dan pakai itu salah lagi!” “Ah ,.. Papa ini jangan sensitif”, jawab isteri saya. “Kita kan tidak mengetahui apa isi hati orang, hanya Tuhan yang tau.”

Akhirnya saya disadarkan oleh firman Tuhan yang mengatakan dalam Mazmur 44:22, “Karena Ia mengetahui rahasia hati!” Memang hal itu benar bahwa Allah itu adalah: Mahakuasa, Maha hadir dan Maha mengetahui. Allah mengetahui apa yang terdapat dalam hati kita. Segala sesuatu terbuka dan jelas dihadapan Allah. Hal ini tentu meyakinkan saya untuk selalu bersikap positif kepada sesama, dan saya tidak boleh menghakimi karena Allah yang mengetahui hati. Tuhan Yesus memberkati kita. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

“Barang Siapa Kukasihi Ia Kutegur dan Ku Hajar“

Sabat, 05 November 2011

Sabat ini merupakan sabat kunjungan dari jemaat GMAHK Getsemani ke Jemaat Kemang Pratama.

Acara perbaktian pada jam khotbah dimulai dengan menyanyikan lagu-lagu pujian yang dipimpin oleh ibu Lenny Silitonga dan diiringi pianis Felicia Tambunan. Selanjutnya bacaan Alkitab bersahutan dipimpin oleh bapak Munas Tambunan dan dilanjutkan dengan nyanyian pembukaan khotbah dari lagu sion nomor 210 “ Hai Waris Surga “. Doa syafaat dipimpin oleh bapak Mulana Simanjuntak. Bacaan persembahan dibawakan oleh bapak Donny Ham dan dilanjutkan dengan respon jemaat melalui pemungutan persembahan oleh diakon. Selanjutnya “ koor Getsemani “ mempersembahkan dua buah lagu pujian istimewa. Cerita anak-anak pengantar khotbah dibawakan oleh ibu N. Nenoharan, anak-anak diundang untuk datang duduk didepan untuk mendengarkan cerita yang menarik. Selanjutnya “Koor Getsemani” menyanyikan dua buah lagu pujian pengantar khotbah .

Pengkhotbah Gembala Jemaat GMAHK Getsemani Cikarang : Pdt. N.Z. Nenoharan

Firman Tuhan pada sabat ini mengambil ayat inti dari Wahyu 3 : 19, yang berbunyi : “ Barang siapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!. Dimana firman Tuhan menekankan pentingnya umat-umat Tuhan pada saat sekarang ini menggunakan setiap kesempatan untuk selalu setia kepada Tuhan. Sehingga setiap tantangan akan iman akan memperolah kemenangan. Kehidupan umat-umat Tuhan yang penuh dengan tekanan akan dapat membawa sukacita dengan menggunakan Emas yaitu Iman yang murni, minyak yaitu Kuasa roh Allah, Jubah yaitu kebenaran Kristus. Kehidupan Jemaat di Laodekia menggambarkan juga kehidupan umat-umat Tuhan pada masa sekarang ini. Dimana Jemaat Laodekia merasa memilki segala sesuatu dan kaya, sehingga merasa tidak membutuhkan apa-apa. Namun Firman Tuhan adalah merupakan suatu kebutuhan yang terpenting yang harus dimilki untuk dapat membangun iman dan selalu setia kepada Tuhan. Himbauan pada Sabat ini mengajak umat-umat Tuhan untuk selalu bergantung kepada Allah dan menggunakan setiap kesempatan untuk melayani Allah melalui penginjilan dan juga menggunakan sebagian uang yang ada untuk melakukan pekerjaan Tuhan.

Untuk meng-aminkan Firman Tuhan yang baru disampaikan “ koor Getsemani ” menutup dengan menyanyikan dua buah lagu pujian dan ditutup dengan doa berkat oleh Pendeta N.Z. Nenoharan. Selesai acara perbaktian, jemaat dan para tamu yang hadir diundang untuk potlak bersama dan mengikuti acara PA yang akan diadakan pukul 16.30. Namun selesai potlak sebelum pulang ke Jemaatnya sebagai tanda terima kasih “ Koor Getsemani “ masih mempersembahkan empat buah lagu pujian untuk Tuhan.

-Mei-

Thursday, November 10, 2011

UJIAN KESETIAAN

Matius 25:21, ”…. engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggungjawab dalam perkara yang besar...”


Pagi-pagi benar tepatnya di waktu subuh, sepulang mengantarkan keluarga dari sebuah rumah sakit, saya masuk melalui pintu gerbang perumahan di mana saya tinggal. Biasanya di waktu subuh seperti itu beberapa pedagang sibuk dan terkadang meletakkan barang dagangannya begitu saja di pinggir jalan. Di saat kendaraan membelok ke kiri tiba-tiba terasa bahwa ban mobil sebelah kanan terasa menggilas sesuatu yang menurut pemikiran saya bahwa itu hanyalah air yang terdapat pada sisi jalan.

Setibanya di rumah, seorang Ibu pedagang datang menemui saya pagi hari itu. “Pak, tadi mobil bapak telah menggilas ikan yang saya letakkan di pinggir jalan”, katanya sambil menunjukkan bungkusan ikan yang sudah hancur. Kejadian ini tidak saya sadari. Bukan air yang saya gilas tetapi ternyata ikan dari sang pedagang. Kemudian saya menjawab: “Bu ,.. saya bertanggungjawab untuk itu dan akan menggantinya.” Setelah ibu itu menyatakan sejumlah harga yang harus saya ganti, masalahnya pun selesai. Pengalaman ini mungkin adalah perkara yang kecil, namun hal ini telah mengingatkan saya akan firman Tuhan dalam Matius 25:21 “... engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggungjawab dalam perkara yang besar...”

Hal yang ditekankan ialah tentang kesetiaan, bukan kepada keuntungan atau profit. Upah bagi pelayan yang setia, kepadanya akan dipercayakan kesempatan yang lebih meningkat untuk melayani. Yesus juga berbicara di sini tentang upah yang akan kita terima di dunia yang akan datang yang Dia telah persiapkan bagi umatNya yang percaya kepada-Nya. Adapun nilai yang saya temukan di sini adalah, kita mau setia akan perkara yang kecil apapun bentuknya. Lakukan yang terbaik untuk itu, bertanggungjawab maka percayalah perkara tanggungjawab yang lebih besar akan kita terima. Saya berterimakasih kepada Tuhan untuk kepercayaan yang Dia telah berikan kepada saya dan memohon kepada-Nya untuk memberi kemampuan agar apapun yang saya lakukan berhasil. Tuhan Yesus memberkati!. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Malam Permintaan Doa

Rabu Malam, 09 November 2011

"Pembantu Gembala Yang Setia"

Malam permintaan doa dimulai tepat pukul 07.30. Acara diawali dengan mengundang hadirat Tuhan melalui Roh Kudus hadir dengan berdoa di dalam hati masing-masing yang dipimpin oleh ibu Yunita Wuisan. Selanjutnya jemaat menyanyikan lagu sion nomor 51 "Yesus Spertinya Gembala" sebagai lagu pembukaan dan dilanjutkan dengan doa pembukaan oleh ibu Adeline.

Kesaksian pada malam pertengahan minggu ini dibawakan oleh Pendeta Sonny Kapitan yang menyaksikan "untuk didoakan" tamu-tamu dari KPA-KPA, dari KPA Pita Insani bapak Dokter Jefry Silaen yang rindu untuk menerima Yesus juga keluarga bapak Iskandar, dan beberapa tamu KPA yang lainnya. Topik doa lainnya adalah mendoakan bapak Joy Silaban dan bapak Wira yang sedang dalam keadaan sakit dan juga proses penyembuhan, mendoakan KKR Wil IV, mendoakan permohonan dari ibu Adeline, mendoakan Retret Kemang Pratama yang akan dilaksanakan pada hari Sabat, dan juga mendoakan family of the month untuk bulan November yaitu keluarga bapak Adrian Arsyad.

Sebuah lagu pujian istimewa dinyanyikan oleh saudara Didin …….

Pembahasan Firman Tuhan pada malam permintaan doa dibawakan oleh bapak Dikson Simanjuntak yang berjudul “ Pembantu Gembala Yang Setia ” Yang diambil dari buku Alfa dan Omega Jilid 7 pasal 51 yang mengisahkan tentang bagaimana tugas yang diterima oleh Petrus dari guru besarnya yaitu Yesus Kristus, dimana dia memilki tabiat yang pemarah, kurang pengendalian diri dan sifat yang kurang baik lainnya, tetapi satu keinginannya adalah menjadi pengikut Yesus Kristus, dan yang dilakukannya adalah melakukan penyangkalan dirinya, melakukan pertobatan yang dibantu oleh Roh Kudus dan bergantung kepada Yesus Kristus ditengah – tengah badai pencobaan. Tugas yang diberikan Yesus kepada Petrus adalah melayani dan memberi makan domba-dombaNya atau melayani orang-orang yang ada di Galatia dan itu adalah merupakan syarat yang diberikan Yesus kepada Petrus sebagai tanda kasih Petrus kepada Yesus.

Di dalam suratnya Petrus menasihatkan untuk orang-orang di Galatia dan di Pontus untuk bertahan disetiap pencobaan dalam setiap ujian dan pencobaan yang datang kepada mereka sebagai tanda kasih mereka kepada Yesus Kristus. Himbauan kepada umat-umat Tuhan malam ini yaitu, Allah meminta umatnya marilah kita menunjukkan kasih kita kepada Tuhan melalui menerima kebenaran Allah, hidup penuh kesetiaan kepada Tuhan, memiliki tabiat yang penuh kasih, memakai pakaian kebenaran dan melayani Allah di dalam kehidupan kita dengan membawa jiwa-jiwa datang kepada Tuhan . Sehingga umat-umat Tuhan serta banyak jiwa yang akan diselamatkan melalui menerima Yesus sebagai Juruselamat dan juga setiap umat Tuhan akan dapat bertahan disetiap pencobaan yang datang.

Untuk mengakhiri Firman Tuhan jemaat menyanyikan lagu sion nomor 144 “ Bawalah Yang Hilang “ sebagai lagu penutup dan diakhiri dengan doa oleh bapak Dickson Simanjuntak. Kiranya menjadi berkat…

-Mei-