Saturday, December 31, 2011

Renungan Akhir Tahun : "Urim dan Tumim"




Keluaran 28:30  “Dan  di dalam tutup  dada pernyataan keputusan itu  haruslah kau  taruh  Urim  dan  Tumim, haruslah itu di atas jantung  Harun, apabila ia masuk menghadap TUHAN, dan  Harun harus tetap  membawa  keputusan bagi  orang  israel di atas jantungnya di hadapan  TUHAN.”








Di atas  Sinai, TUHAN berfirman  kepada  Musa  mengenai  petunjuk peribadatan yang  diinginkanNya dan  Dia memberikan petunjuk mengenai Kemah  Pertemuan dan perkakasnya, persembahan khusus. Kepada
Musa  juga diperintahkanNya untuk mempersiapkan perlengkapan  baju  keimaman untuk Harun.  Salah  satu dari sekian banyak perlengkapan baju keimaman itu adalah Urim dan Tumim.

Ketika  bangsa  Israel  membutuhkan  sebuah  jawaban, maka imam besar akan memasukkan  Urim  dan  Tumim  ke  belakang  tutup dada.  Kemudian ia akan mengambil    salah  satu  dari  batu    yang  bentuk  dan ukurannya sama.  Jika  didapati  adalah  Urim, itu  artinya ‘Ya,  benar’.  Sedangkan jika di dapati Tumim  itu  berarti ‘Tidak’.   Dalam bahasa  Ibrani,  Urim  berasal  dari kata ‘Ur’ yang  berarti  ‘Terang’,  dan  Tumim  dari  kata ‘Tummim’  yang  berarti  ‘Lengkap, sempurna atau integritas’.

Kita patut bersyukur bahwa semua orang percaya adalah imamat yang rajani,  Sebagai  imam-imam rohani  dalam keluarga dan gereja  kita diharapkan  dalam praktik  kehidupan  sehari-harinya, harus  mampu mengambil  keputusan  di dalam Urim/terang Firman  dan Tumim/dalam sebuah integritas yang teruji.  Saat perjalanan hidup  kita mencapai akhir tahun  2011  dan  akan menyambut  tahun  yang  baru
2012, maka  kita  perlu mengambil  keputusan  iman dan  kehidupan untuk berada  di jalan terang Yesus Kristus  dan  memiliki integritas yang baik kepada  gereja-Nya,   terlebih pada Yesus Kristus.  Waktu  yang terbentang  di hadapan kita adalah sebuah tanda tanya.  Biarlah di dalam setiap mengambil sebuah  keputusan maha penting kita selalu meminta petunjuk dari  TUHAN hingga Maranatha.  
Selamat memasuki tahun baru 2012    Kiranya Tuhan memberkati kita senantiasa.

Pdt. Sonny Kapitan – Gembala Jemaat GMAHK Kemang Pratama

SUKACITA SESUNGGUHNYA

Yesaya 61:10, "Aku bersukaria didalam Tuhan, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya."

Saya membawa anak, istri dan orang tua kami berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan di pusat kota ketika hari Natal tiba. Natal kali ini kami rayakan dengan menghabiskan waktu mengunjungi pusat perbelanjaan gantinya mengunjungi keluarga dekat dari pihak Papa yang bermukim di wilayah Timur kota Metropolitan ini. “Ayo kita jalan-jalan ke mal aja deh sambil liat-liat sesuatu, kali aja ada yang menarik untuk dilihat maupun dibeli memanfaatkan diskon Natal”, ajakku kepada mereka. Tidak sesulit untuk mengajak bepergian ke tempat saudara, untuk mengajak anak, istri dan orang tua kami berkunjung ke mal, sehingga dalam jangka waktu tidak terlalu lama kami tiba di pusat perbelanjaan yang biasa kami kunjungi.


Berjalan berkeliling dari satu toko ke toko yang lain, asyik melihat-lihat barang-barang yang dipajang di tiap-tiap toko atau outlet. “Masih mau ngeliat toko lainnya? Kalo gak biar kita masuk ke mal itu aja yuk”, tanyaku sambil mengajak mereka berkunjung ke salah satu pusat perbelanjaan yang relatif berkelas itu. Kami segera melangkahkan kaki memasuki pusat perbelanjaan tersebut, bergerak dari satu lantai ke lantai yang lain hingga tak terasa kami telah menghabiskan waktu cukup lama di mal tersebut. “Gila nih orang-orang, banyak amat yang belanja dan rata-rata banyak-banyak juga belanjaan mereka”, celoteh saya kepada istri dan orang tua kami sambil memperhatikan setiap pengunjung yang berbelanja terlihat berpakaian rapi selayaknya orang habis merayakan kebaktian Natal.


Antrian di kasir juga cukup panjang dan memakan waktu. “Belanja apa aja mereka ini ya Mami?” tanyaku kepada istri. “Yang pasti mereka belanja untuk persiapan pakaian baru di tahun baru-lah’, tegas istriku membalas. Para pengunjung pusat perbelanjaan sibuk untuk memilih pakaian dan keperluan lainnya untuk memastikan mereka mengenakan pakaian yang baru di tahun yang baru nanti. Tentunya dengan mengenakan gaun yang baru di tahun yang baru, akan menambah sukacita memasuki tahun yang baru. Tidak salah kita mengenakan gaun dan pernak-pernik baru lainnya di tahun yang baru, namun satu hal yang tidak boleh kita lupakan biarlah sukacita kita hanya karna memastikan Allah telah mengenakan pakaian keselamatan yang tidak dapat diambil oleh orang lain di dunia ini. Kita patut bersukacita karena kebenaran Kristus yang menyelimuti segala kelemahan kita lewat pengampunan dosa kita. Biarlah gaun yang baru atau penampilan secara luar kita tidak lebih mendominasi sukacita kita menyambut tahun yang baru kelak, namun keselamatan melalui kematian Yesus Kristus dan selubung jubah kebenaran yang telah membasuh dosa kita, semuanya itu akan mendominasi sukacita menyambut tahun yang baru, karena selangkah lebih dekat kepada kedatangan Yesus kedua kali, patut kita lebih bersedia. Amin.


Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Friday, December 30, 2011

BEHARAPLAH PADA ALLAH

Mazmur 42:12 "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!"

Beberapa hari yang lalu, hatiku gembira bercampur sedih. Gembira karena putri kami telah Allah peliharakan selama sebelas tahun dan saat itu ia merayakan ulang tahunnya yang ke-sebelas. “Kakak, tolong kakak ambil kue ulang tahun Adekmu dari kulkas biar Papi ambil kotak kue sekaligus dengan pisau dan lilin ulang tahun”, bisikku kepada anak kami yang tertua. Saya dan anak kami yang tertua masing-masing beranjak dari tempat duduk menuju ke arah yang berbeda dan kembali ke meja yang sama. Masing-masing kami memberikan ucapan selamat ulang tahun bagi anak kami yang kedua dan diakhiri dengan harapan-harapan yang hendak disampaikan oleh yang berulang tahun.


Doa untuk mezbah keluarga di pagi hari sekaligus doa ucapan syukur dan penyerahan bagi anak kami yang berulang tahun pun kami layangkan. Saya mendapatkan giliran untuk mendoakan anak kami. Air mata tak terbendung saat doa kami layangkan, yakni air mata sukacita atas berkat dan kebaikan Tuhan memberikan keturunan bagi saya dan istri bahkan tanpa terasa telah bertumbuh dewasa saat ini. Namun, tidak dapat berlalu dari pikiran saya nasib yang menimpa salah seorang kakak yang sangat kami kasihi. Terbayang di dalam pikiran saya, seorang yang dikenal baik, bertanggung jawab dan rela berkorban demi kemajuan adik-adiknya bahkan memiliki masa lalu yang kurang menyenangkan sebagai anak tertua dilahirkan dari keluarga kurang mampu, menanggung beban penderitaan yang amat besar sepanjang hidupnya.


Kendati ia dapat bertahan hidup hingga saat ini bahkan mengecap bangku pendidikan yang patut dikatakan sangat tinggi, bagi saya cukup menyedihkan nasib yang menimpa dirinya hingga saat ini. Sering muncul pertanyaan dalam diri saya tatkala saya mengingat nasib kakak saya, “Mengapa Allah membiarkan semua ini menimpa dirinya, seolah-olah tiada kesempatan Allah berikan baginya untuk mengecap kebahagiaan hidup ini?” Air mataku bercucuran mengingat penderitaan hidup yang dia alami hingga saat ini. Doa dan permohonanku kepada Allah hanyalah, “Ya, Allah, kalaupun Engkau tidak memberikan kebahagiaan yang sama seperti kami adik-adiknya terima dari tangan-Mu, biarlah Engkau memenangkan imannya sehingga ia akan menikmati upah yang tiada taranya Engkau telah sediakan bagi dirinya dan bagi kami juga kelak. Biarlah kakak kami ini dapat bertahan dalam iman hingga Yesus datang.” Hari ini ia genap berusia enam puluh tahun, semoga ia selalu dalam pemeliharaan Allah. Berharaplah pada Allah, ketika pengharapan kita kepada apa yang kita rasa dapat kita raih, itu pun sirna. Ketika kita berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang menurut perkiraan kita mudah untuk kita raih itu pun tak kunjung tergapai, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah pada Allah, Penolong kita dan Allah kita.” Amin.



Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Gereja Yang Menang

Malam Permintaan Doa
Rabu, 28 Desember 2011


Acara malam permintaan doa Protokol oleh saudara Didin Irono. Perbaktian malam ini dimulai dengan mengundang Roh suci hadir melalui berdoa dalam hati masing-masing. Jemaat menyanyikan lagu sion nomor 181 “Inilah Jamku Berdoa” sebagai lagu pembukaan dan diiringi piano oleh Timothy. Doa buka oleh bapak Munas Tambunan.

Firman Tuhan Melalui Kesaksian. Kesaksian oleh bapak Munas Tambunan, Terpuji nama Tuhan, yang telah memimpin perjalanan keluarga untuk mengikuti acara pernikahan di Siantar dan acara telah berjalan dengan baik. Dilanjutkan dengan topik-topik doa yaitu, mendoakan ibu Lince Manurung dan bapak Richard Palaupessy yang sedang sakit, mendoakan KPA-KPA di Kemang Pratama yang sedang berjalan dan juga mendoakan Man of the month bulan Desember 2011 saudara Didin Irono . Selanjutnya jemaat berdoa ber kelompok 2-3 orang.

Renungan Firman Tuhan dibawakan oleh gembala Jemaat Pdt. Sonny Kapitan yang diambil dari buku Alfa dan Omega Jilid 7 pasal 58 yakni pasal yang terakhir untuk rabu malam yang terakhir tahun 2011, dengan judul “Gereja Yang Menang” yang memberikan pekabaran akan pengharapan bagi umat-umat Tuhan yang setia yang akan memperoleh hadiah yakni kehidupan kekal di sorga. Umat yang setia didalam mengabdi pada pekerjaan Tuhan dimana kehormatan Allah, kebenaran Allah selalu ada pada umatNya. Dengan membuang segala keragu-raguan, kebimbangan, dan kelemahan maksud dari pikiran umat-umat Tuhan dan dengan sukacita rela untuk menggunakan dan untuk digunakan untuk pekerjaan Tuhan. Injil Allah telah menang dengan kuasa Allah melalui rasul-rasul, dimana di atas dasar telah diletakkan sendiri oleh Yesus, rasul-rasulpun telah mendirikan sidang Allah. Himbauan, marilah kita mau dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani, yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Umat yang setia akan memuji Dia yang telah mati supaya umat manusia boleh beroleh hidup yang terukur dengan kehidupan Allah.

Selanjutnya setiap keluarga diberikan kesempatan untuk menyanyikan satu ayat nyanyian kesukaan dari lagu sion dimulai dari keluarga bapak M. Tambunan menyanyikan lagu dengan Judul “Keperluan Besok Tuhan,” Keluarga bapak W. Wuisan menyanyikan lagu berjudul “Kasih Allah,” Keluarga bapak Pdt. Siagian menyanyikan lagu dengan Judul “Tuhan Slalu Pimpin Aku,” ibu Adeline dan oma Tina menyanyikan lagu berjudul “Ajaiblah Yesus Juruselamatku,” Keluarga bapak Sontani menyanyikan lagu dengan Judul “Itu Nyata Dihatiku,” Keluarga bapak D. Tampubolon menyanyikan lagu dengan Judul “Apabila Damai Perjalananku,” Keluarga bapak J. Silitonga menyanyikan berjudull “Kesukaan Bagi Dunia,” Keluarga bapak Ramlan Sormin menyanyikan lagu dengan Judul “Sebrang Langit Biru,” dan yang terakhir Keluarga bapak Harris Kore menyanyikan lagu berjudul “Tuhan Pimpin Spanjang Jalan,” Dan harapan kepada umat-umat Tuhan hendaklah selalu memuji Tuhan melalui nyanyian, berdoa, persekutuan, penyerahan dan dikuatkan dalam iman sampai Maranatha.

Untuk meng-aminkan Firman Tuhan, jemaat menutup ibadah dengan nyanyian dari lagu sion nomor 2 “Kepada Allah Bri Puji” dan ditutup dengan doa oleh Pdt. Sonny Kapitan. Kiranya Menjadi Berkat.


-Mei-

Thursday, December 29, 2011

BERTAHAN DALAM ANTRIAN PANJANG

Bilangan 11:32-33, "Lalu sepanjang hari dan sepanjang itu dan sepanjang hari esoknya bangkitlah bangsa itu mengumpulkan burung-burung puyuh itu - setiap orang sedikit-dikitnya mengumpulkan sepuluh homer, kemudian mereka menyebarkannya lebar-lebar sekeliling tempat perkemahan. Selagi daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunya, maka bangkitlah murka Tuhan terhadap bangsa itu dan Tuhan memukul bangsa itu dengan tulah yang sangat besar."

“P
api, kami berangkat sendiri atau nunggu Papi datang”, tanya anak kami yang tertua lewat BBM. “Tunggu Papi aja nak, sekarang sedang di jalan pulang”, jawabku memastikan. Pukul sebelas lewat tiga puluh pagi hari libur massal itu, saya beserta anak-anak dan istri sedang antri untuk membayar tiket masuk ke Ancol. Kedatangan kami ke tempat hiburan yang dipadati mobil hampir di seluruh areal itu adalah untuk mendampingi anak-anak kami menonton drama musical Laskar Pelangi, di mana beberapa bulan sebelumnya kami belum berhasil membawa mereka menonton konser yang sama di Taman Ismail Marzuki disamping waktunya yang tidak tepat karna jadwal sekolah juga tiket yang tersedia sedemikian mahalnya, tidak sebanding usaha untuk mendapatkan tiket dengan konser yang hendak ditonton, sehingga kami membujuk mereka untuk tidak menonton saat itu.

Parkir mobil yang memanjang di sepanjang jalanan sisi kiri dan kanan jalan telah memadati seluruh areal Ancol. Saya pun memarkirkan mobil cukup jauh dari lokasi loket penjualan karcis masuk Dunia Fantasi. Tiba di lokasi loket penjualan karcis, saya melihat istri dan anak-anak saya turut dalam antrian. Pandangan saya alihkan ke kanan dan ke kiri seluruh loket yang tersedia, terlihat dengan jelas antrian panjang di setiap lajur terdiri dari bayi yang digendong ibunya, anak-anak bahkan hingga remaja dan orang tua. Kelihatan semua orang bertahan dalam antrian panjang untuk mendapatkan karcis walaupun kerumunan orang banyak membuat udara pendingin sampai terasa panas, berkeringat dan tidak nyaman. Tidak satu orang pun terlihat oleh saya undur dari barisan antrian panjang hingga tiba giliran masing-masing mendapatkan tiket. Saya pun turut dalam antrian tersebut untuk mendampingi istri dan anak-anak saya. Kebanyakan orang yang antri hendak menonton pertunjukan drama musical Laskar Pelangi tersebut. Terbukti gedung pertunjukan dipadati dengan orang banyak.


Demi hobbi dan keinginan yang memaksa, segala cara ditempuh hingga antrian yang panas dan berkeringat pun terasa bagaikan sedang antri di tempat yang sejuk. Jikalau saja pertunjukan yang hendak dipertontonkan adalah pertunjukan tentang kerohanian dan keagamaan, akankah kerumunan dan antrian akan sepadat dan sepanjang antrian drama musical tersebut? Akankah gereja dipadati dan menjadi kerumunan orang banyak, tatkala iklan kebaktian kebangunan rohani atau pun pendalaman Alkitab dikumandangkan dan antusias manusia terhadap hal-hal rohani sama seperti antusias manusia terhadap dunia hiburan? Atau kita akan seperti bangsa Israel yang mudah jatuh ke dalam persungut-sungutan tatkala situasi sekeliling tidak seperti yang diharapkan, kurang bersabar menunggu petunjuk dan tindakan dari Allah? Akankah peristiwa merugikan yang terjadi bagi bangsa Israel melalui burung puyuh akan terulang di jaman kita ini, hanya oleh karena rasa mementingkan diri kita sendiri yang mengundang kepada persungut-sungutan bahkan kemurtadan kelak? Allah menolong kita untuk bertahan dalam iman dalam sukacita pelayanan serta dibarengi dengan kesabaran serta ucapan syukur. Amin.


Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini:

"Missionaris Terbesar Di Dunia"

Sabat, 24 Desember 2011

Sabat ini merupakan Sabat Istimewa bagi seluruh ibu, dalam rangka memperingati hari ibu. Setiap ibu-pun sangat berbahagia atas perhatian yang diberikan oleh Para Suami dan anak-anak…

Kebaktian khotbah dimulai dengan menyanyikan lagu-lagu pujian yang dipimpin oleh ibu Ani Simanjuntak. Bacaan ayat bersahutan dibacakan oleh Ramlan Sormin dan Jemaat, dilanjutkan dengan nyanyian pembukaan lagu Sion nomor 28 “Hati Yesus Penuh.” Doa syafaat disampaikan oleh bapak Sontani Purnama. Bacaan persembahan dibawakan oleh saudara Robert Rihihina yang dilanjutkan dengan pemungutan persembahan oleh diakon dan ditutup dengan doa. Kemudian sebuah lagu pujian disampaikan oleh BWA Kemang Pratama dengan judul “Ajarilah Kami.”

Judul Khotbah : “Missionaris Terbesar Di Dunia

Pengkhotbah adalah Pemimpin Rumah Tangga : Bapak Viertin Tobing


Allah Bersabda sabat ini melalui Firman Tuhan dengan ayat inti yang diambil dari 3 Yohannes 1 : 4, yang berbunyi “Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.”


Sebuah selingan berupa puisi dan juga lagu dibawakan oleh Vita, Ivana, Kanya yang diiringi dengan musik …

Firman Tuhan pada sabat ini mengingatkan akan pentingnya tugas seorang ibu didalam perkembangan kerohanian keluarganya. Melalui buku Amsal, Firman Tuhan memberikan nasihat berupa karakteristik yang perlu untuk dimiliki oleh seorang wanita khususnya seorang ibu dalam membina keluarganya. Iman seorang ibu dapat memberikan kebaikan kepada keluarganya seperti iman isteri Nuh yang rela menginvestasikan waktu, tenaga dan juga hartanya didalam memelihara dan mendidik anak-anaknya, iman Abigail yang adalah merupakan istri yang bijaksana, iman Yokhebet yang percaya penuh kepada Allah bahkan memberikan kasih sayangnya yang tulus kepada Musa, juga iman wanita-wanita lainnya yang ada di dalam Alkitab yang senantiasa menguatkan orang lain untuk percaya kepada Allah.

Selanjutnya ibu-ibu yang hadir diberikan penghargaan berupa penyematan bros yang cantik oleh suami atau anak-anak mereka.


Himbauan, sebuah kutipan dari Rumah Tangga Advent Hal. 231 berbunyi, “Ibu itulah wakil Allah untuk mengkristenkan seluruh keluarganya…seorang ibu adalah seorang diantara missionaris yang terbesar di dalam dunia.” Marilah kita menjadi ibu yang adalah missionaris Allah bagi keluarga dan juga orang lain.


Untuk menutup Firman Tuhan Jemaat menyanyikan lagu penutup Lagu Sion nomor 256 “Doa Ibu” dan dilanjutkan dengan doa berkat oleh Gembala Jemaat Pdt. Sonny Kapitan.


Selanjutnya jemaat dan juga para tamu yang hadir diundang untuk mengikuti potluck bersama. Untuk anggota Jemaat diundang Konferensi Jemaat yang akan diadakan sehabis Potluck dan selanjutnya jam 15.00 akan diadakan acara PAG Wilayah IV di GMAHK Kemang Pratama.


-Mei-

PERGUNAKAN YANG ADA DAN BERBELASKASIHAN


Pelayanan Perorangan,

Sabat 24 Desember 2011



Dorongan Pelayanan Perorangan (PP) pada hari Sabat, 24 December 2011 dibawakan oleh sdr. Malvin dan Joshua Simanjuntak, anggota Sekolah Sabat (SS) jemaat Kemang Pratama, Bekasi. Sabat ini merupakan Sabat ke-13, dimana seluruh rangkaian SS dilayani oleh anak-anak jemaat Kemang Pratama.
Sdr. Malvin mengawali dorongan PP dengan mengajak jemaat untuk mengucapkan yel-yel penginjilan: “Mari menginjil, Yesus pasti datang segera. Yesus pasti datang segera, mari menginjil”. Kemudian sdr. Malvin mengisahkan tentang nabi Musa yang Tuhan utus untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Dalam Keluaran 4:1-3, pada awalnya Musa kurang percaya, kemudian Tuhan berfirman: “Apakah yang di tanganmu itu” Jawab Musa: “tongkat”. Dan bawalah tongkat ini ditanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda mujizat” ayat 17. Tuhan mengutus Musa untuk melaksanakan pekerjaanNya tidak dengan sesuatu yang sangat hebat yang dia miliki, apakah itu kepintaran, ketampanan secara fisik, kekayaan dan lain-lainnya. Allah hanya bertanya kepada Musa, apakah yang ditanganmu itu. Jawabnya: Tongkat. Itulah alat yang dipakai Musa selama dia memimpin bangsa Israel.
Allah mau kita belajar bekerja sama dengan Dia dalam melaksanakan pengabaran Injil Damai Sejahtera ke seluruh dunia. Apakah Allah bertanya kepada kita berapa uangmu, kecerdasanmu, kemampuan fisikmu, dll? DIA bertanya pertanyaan yang sama kepada kita: Apakah yang ditangamu itu atau dengan kata lain apa yang kau miliki walaupun sepertinya tidak bernilai? Apa saja, baik itu kemauan, kemampuan atau kepemilikan atas sesuatu barang, bilamana diserahkan kepada TUHAN untuk melakukan pekerjaanNYA, TUHAN dapat gunakan itu untuk mendapatkan hasil yang luar biasa.
Kemudian Joshua melanjutkan perihal kehidupan Yesus selama di dunia ini. Dalam Yohanes 4:34 Yesus berkata kepada mereka: Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bagaimana Yesus melakukannya dan yang Dia kehendaki agar umatNya juga lakukan?
  • Matius 9:36=Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka…
  • Matius 14:14=Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
  • Matius 15:32=”Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.
Dalam Matius 9:13 Yesus berkata: “… Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.
Setiap manusia mengingini dan dapat memberi belas kasihan, apapun itu bentuknya, apakah berupa senyuman, kata-kata yang baik, harta, waktu kita, dll.
Pada akhir dorongan PP sdr. Joshua menyampaikan bilamana TUHAN menanyakan: Apakah yang ada pada kamu itu? Kita bisa menjawab roh belas kasihan, karena itu sangat murah dan mudah. Marilah kita melayani TUHAN dengan apa saja yang kita miliki. Veber Sormin sebagai pemimpin acara Sekolah Sabat mengajak jemaat untuk bernyanyi dan berdoa menutup acara kebaktian Sekolah Sabat. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Amin.

-JS-

Wednesday, December 28, 2011

JANGAN TAKUT! PERCAYA SAJA

Markus 11:24, "Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu."

Saya masih bersama rombongan pada sore hari Minggu menuju ke luar kota Jakarta yang jaraknya dapat ditempuh kurang lebih dua jam perjalanan saja lamanya. Terasa asyik perjalanan itu walaupun sudah sore hari berangkat oleh karena satu dengan yang lain saling berbagi pengalaman baik bersifat pribadi maupun keluarga dan kelompok. Badan saya terasa letih karena seharian ke luar rumah untuk mengerjakan berbagai hal. Saya memilih lebih banyak mendengarkan teman-teman bercerita dan menyimak pelajaran positif yang dapat menguatkan saya gantinya mengembangkan pemikiran yang negatif dalam diri saya.


Dari sekian banyak cerita, ada satu pengalaman menarik dari seorang Ibu yang turut bersama kami dalam perjalanan. “Kalian tau…” ujar sang Ibu mulai bercerita. “Sebenarnya kita beragama ini kadang kurang sungguh-sungguh bahkan sering mengandalkan diri kita sendiri”, lanjut sang Ibu berkomentar. “Kamu tau … katanya sambil menyebutkan nama saya, waktu suami saya dipercaya mengelola keuangan dari sebuah pembangunan rumah ibadah, banyak keajaiban Tuhan yang terjadi merupakan bukti Allah itu memang pemilik segala sesuatu di bumi ini.” Sore itu, suami saya bercerita bahwa persediaan uang menipis bahkan dapat dikatakan tidak ada, sementara pemborong membutuhkan sejumlah uang yang cukup besar untuk dibayarkan esok hari, demi kelancaran proses pembangunan. “Berdoa dulu kamu kepada Tuhan Ma, besok harus bayar ke pemborong tapi uang gak ada. Mintalah kepada Tuhan uang untuk pembayaran esok”, pinta suami saya dengan polos agar saya berdoa untuk hal ini.


“Memang benar saya pun segera masuk ke bilik dan berdoa, memohon agar Tuhan kirimkan orang untuk mengantarkan sejumlah uang kepada suami saya agar pembayaran dapat dilakukan.” Ajaib dan kuasalah Allah yang kita sembah. Keesokan harinya ada orang lain yang bertelepon mengatakan, “Pak, tolong diperiksa di rekening, saya baru saja kirimkan sejumlah uang untuk membantu pembangunan rumah ibadah, semoga dana ini dapat membantu”, ujar sang penelepon kepada suami saya. Jumlah uang yang dikirimkan melebihi jumlah dana yang harus dibayarkan kepada pemborong. Bukankah ajaib Allah kita? Seorang hamba Allah menuliskan, “Engkau boleh khawatir akan masa depan dan melupakan Tuhan, jikalau engkau tidak pernah merasakan pimpinan-Nya di masa lampau”, artinya, “Sepanjang kita meyakini bahwa hidup yang telah kita lalui adalah anugerah Tuhan saja, itu artinya kita tidak perlu khawatir akan masa depan yang hendak kita lalui. Jaminan itu pasti bahwa Allah yang sama akan memimpin kita hari ini, esok bahkan hingga Maranatha.” Saudara dan saya hanya perlu percaya akan janji-Nya dan lakukan perkara-perkara yang baik, Allah bersamamu setiap hari. Kiranya hal ini menjadi jaminan bagi kita untuk menjalani sisa hari-hari kita di tahun ini dan dalam menjalani hari-hari hidup kita di tahun mendatang. Amin.



Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol”Tell A Friend” dibawah ini:

WAHYU


Rabu Malam, 21 Desember 2011

Judul : WAHYU

Malam permintaan doa dimulai tepat pukul 19.30wib. Acara diawali dengan mengundang hadirat Tuhan melalui Roh Kudus hadir dengan berdoa di dalam hati masing-masing yang dipimpin oleh bapak Dharlen Simanjuntak. Selanjutnya jemaat menyanyikan lagu sion nomor 183 “Inilah Jamku Berdoa” sebagai lagu pembukaan dan dilanjutkan dengan doa pembukaan oleh saudara Didin.

Kesaksian pada malam pertengahan minggu ini dibawakan oleh ibu Ani Simanjuntak yang menyaksikan perlindungan Tuhan pada saat mengadakan acara Pemuda Advent Konferens di Pulau Tidung dilanjutkan dengan kesaksian oleh Pendeta Sonny Kapitan yang menyaksikan jalannya beberapa KPA dan dimohon untuk mendoakan tamu-tamu dari KPA-KPA tersebut, yaitu dari KPA Pita Insani bapak Dokter Jefry Silaen yang rindu untuk menerima Yesus juga keluarga bapak Iskandar, dan beberapa tamu KPA lainnya. Ada pula tamu dari Pelmas yaitu keluarga bapak Soepandi. Topik doa lainnya adalah mendoakan Man of the month untuk bulan Desember yaitu saudara Didin.


Sebuah lagu pujian istimewa dinyanyikan oleh Orang-orang Muda dengan judul “Kasih Allah.”


Pembahasan Firman Tuhan pada malam permintaan doa dibawakan oleh bapak Sontani Purnama yang berjudul “Wahyu” Yang diambil dari buku Alfa dan Omega Jilid 7 pasal 57 yang mengisahkan tentang bagaimana keadaan orang – orang Kristen pada zaman rasul-rasul yang dipenuhi dengan kesungguh-sungguhan dan kegairahan meskipun menghadapi pertentangan yang hebat, sehingga Injil kerajaan itu tetap dikumandangkan ke seluruh bagian dunia yang didiami ini. Semangat yang dinyatakan pada waktu itu juga menjadi pena ilham bagi pengikut-pengikut Yesus pada segala zaman. Wahyu diberikan untuk petunjuk dan penghiburan sidang sepanjang babak Kristen. Setiap umat yang mengikuti Yesus haruslah mengikuti Anak Domba yaitu Yesus Kristus dan berikatkan pelayanan yang suci dengan mengenakan kain linen yang putih yang menjadi kebenaran orang-orang suci. Himbauan, marilah kita menjadi umat-umat Tuhan yang tetap setia kepada Anak Domba itu sehingga kita akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu yakni kerajaan surga.

Untuk mengakhiri Firman Tuhan jemaat menyanyikan lagu penutup dan diakhiri dengan doa oleh bapak Sontani Purnama. Kiranya menjadi berkat bagi Kita semua. Amin.


-Mei-

Vesper, 23 Desember 2011

Vesper, 23 Desember 2011


“ Tetapi Aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah ”. Kisah Para Rasul 20 : 24


Kebaktian Vesper di Gereja Advent Kemang Pratama di mulai jam 19.30 wib. Dan untuk memulai acara jemaat berdoa di dalam hati masing-masing untuk mengundang kehadiran Roh Suci di dipimpin oleh bapak Willy Wuisan. Jemaat menyanyikan lagu sion nomor 241 “Sabat hari Perhentian“ sebagai lagu pembukaan dilanjutkan dengan doa. Lagu pujian istimewa dibawakan oleh “Semua yang bernomor urut tujuh.”

Firman Tuhan pada malam vesper ini dibawakan oleh bapak Dharlen Simanjuntak yang menekankan pentingnya umat-umat Tuhan memiliki persiapan untuk menyambut hari Sabat. Allah memberikan Sabat kepada manusia agar manusia selalu mengingat akan penciptanya. Sebagai umat-umat Tuhan hendaknya juga dapat memberikan dan menunjukkan kasih kepada pencipta melalui pelayanan yang telah Tuhan Yesus tugaskan kepada pengikut-pengikutNya. Apa yang kita berikan ?... Apa yang kita capai ?...Himbauan, kita adalah umat Allah, bangsa pilihan maka patutlah kita memberikan kasih kita, diri kepada Allah melalui pelayanan yang terbaik bagi Allah sehingga kita akan diberikan hadiah utama yakni, kerajaan surga. Waktu cepat berlalu, maka berbuatlah sesuatu bagi Dia…

Untuk meng-aminkan firman Tuhan, Jemaat menyanyikan lagu penutup dan kebaktian vesper diakhiri dengan doa oleh bapak Dharlen Simanjuntak. Selesai kebaktian jemaat membentuk lingkaran di dalam gereja lagu “ God is so good” dan mengucapkan yel-yel, Selamat Sabat 3X, Tuhan Memberkati, Halleluya, Amin. Sampai berjumpa pada hari sabat pagi…


-Mei-


Tuesday, December 27, 2011

ALAT PENUNJUK ARAH


2 Timotius 3:16, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”


“Y
uk, kita berangkat aja, nggak ada yang kita tunggu lagi kok. Beberapa orang yang saya hubungi mengkonfirmasikan nggak bisa ikut karna sedang mengikuti acara keluarga masing-masing. Kalau sekian banyak kita yang berangkat, cukup satu mobil saja, biar gak semua repot”, ajakku kepada rombongan yang siap meluncur untuk melayat ke luar kota pada sore hari itu. Rombongan berjumlah enam orang, diantaranya seorang Ibu bersama kami menuju ke kota kembang. “Naik mobilmu aja ya Dek”, tanyaku kepada adik sepupu saya yang berjemaat di gereja yang sama dengan saya. “Oh iya, siap bang”, jawab adik sepupu saya mengiyakan permintaan saya.


Rombongan telah berada di dalam mobil ketika waktu menunjukkan pukul lima lewat tigapuluh menit di sore hari. Pendeta yang bersama dengan kami memimpin doa untuk mengawali perjalanan kami. “Alamatnya dimana bang?” adik sepupu saya bertanya dan salah seorang anggota rombongan pun memberitahukan alamat rumah duka tersebut. Kami melihat adik sepupu saya menyalakan sebuah benda dan memasukkan alamat rumah tersebut. Kami tau benda itu adalah sebuah alat penunjuk arah atau GPS. Perjalanan kami dipandu oleh alat penunjuk arah ini dan banyak sekali kemudahan yang kami dapati sepanjang perjalanan kami menuju ke rumah duka, kebetulan daerah itu merupakan daerah yang saya pribadi tidak pernah melaluinya. Kami pun terlibat dalam pembicaraan tentang kegunaan GPS di sepanjang perjalanan kami sore itu.


Demikian sesungguhnya kegunaan Alkitab, yakni Firman Allah yang hidup bagaikan sebuah alat penunjuk arah yang jelas dan pasti bagi kita. Alangkah baiknya sama seperti kita menggantungkan harapan kita kepada alat GPS untuk memberikan arah perjalanan kita, maka kita pun menggantungkan arah penunjuk jalan kehidupan hanya kepada Alkitab, sudah pasti kita tidak akan kesasar. Seperti ayat kita pagi ini, Firman Allah bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Bukankah kita patut bersyukur kepada Allah atas sebuah alat penunjuk jalan kehidupan yang telah disediakan bagi kita? Wujudkan rasa syukur saudara melalui membaca Alkitab setiap hari, agar saudara dan saya tidak kesasar. Amin.


Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini:

Monday, December 26, 2011

NATAL vs KEDATANGAN-NYA

Markus 13:35-36, “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam atau pagi-pagi buta, supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur.”


“Kita masih ada acara apalagi nih, kalau gak biar kita pulang aja?”, ajakku. “Ya udah buruan yuk kita pulang, aku mau ganti baju dulu, udah gerah pake pakaian begini, ntar kita datang lagi”, ajak istriku untuk segera berkemas-kemas pulang. “Ntar malam kami, para ibu mau makan malam bersama, kebetulan malam ini semua bisa ngumpul”, ujar istri saya sambil memberitahukan agenda acara malam hari nanti, berketepatan malam itu adalah malam Minggu. Kami pun segera masuk ke dalam mobil dan meluncur keluar dari kompleks perumahan yang terletak di bilangan Bekasi Selatan.


Menit demi menit berlalu, perjalanan kami bergerak dari kompleks perumahan di mana lokasi gereja berada. Pertigaan bahkan perempatan demi perempatan kami lewati dengan penuh kesabaran. Mengapa? Entah mengapa sore itu kelihatannya semua jalur perjalanan terlihat lebih padat bahkan tergolong macet. Namun demikian, mobil yang kami kendarai berjalan terus melewati beberapa daerah titik rawan macet. Herannya, kurang dari dua kilometer sebelum kami tiba di rumah terlihat sangat padat dan macet total. ”Waduh, kelihatannya jalanan di depan kita mandek ini Mami”, cetusku spontan ketika mobil yang kami tumpangi terasa tidak bergerak secara signifikan. “Iya yah, perasaan dari tadi suasana jalanan macet banget”, jawabku spontann pula.Akhirnya saya dan istri memutar arah perjalanan dan mengambil jalan alternatif dikala kemacetan turun di jalan.


“Oh iya, Papa ingat sekarang, kan malam ini umat Kristen pada umumnya hendak ke gereja untuk menyambut Natal. No wonder kalau jalanan macet, pasti banyak keluarga dari kaum Kristen tentunya berbelanja mempersiapkan makanan istimewa di hari Natal, sebelum mereka meluncur ke gereja”, aku mulai bercerita dan berdialog tentang semua hal itu. Muncul pemikiran dalam benak saya, “Sementara Yesus sudah akan datang segera untuk kali yang kedua, mengapa kami orang Kristen ini sibuk dengan perayaan Natal yang menceritakan tentang kelahiran Yesus”, pikirku dalam hati. Kiranya kita tidak kehilangan arah dan fokus kepada tujuan kita seperti ayat kita pagi ini menasihatkan kita setiap jiwa gantinya mengagung-agungkan kelahiran-Nya beberapa ribuan tahun yang lalu, kita mengarahkan pandangan kita ke atas, membaca tanda-tanda kedatangan Yesus kedua kali telah sedang digenapi. Jikalau jadwal perayaan hari Natal itu pasti dan diketahui semua orang Kristen, namun waktu kedatangan Yesus kedua kali kelak, kita tidak tahu kapan akan hari dan jamnya, mari kita lebih fokus untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya kelak gantinya fokus kepada Natal. Pastikan iman kita tidak tertidur ketika sang Juruselamat dunia itu akan datang kelak menjemput setiap umat yang setia kepada-Nya pada kedatangan kedua kali kelak. Kiranya saudara dan saya berjaga-jaga dan bersedia selalu. Amin.


Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :

Sunday, December 25, 2011

Yang Dinantikan


Lukas 2:12 “Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.”




Saya menatap ke langit.  Awan putih berarak pelan ke sana kemari di langit yang lumayan biru.  Hati terasa teduh.  Ditambah lagi terlihat embun tersisa di rumput dan dedaunan.  Setelah satu minggu beraktifitas dengan segala macam rutinitas, tidak ada kenikmatan yang melebihi selain datang ke rumah Tuhan untuk berbakti dan berkumpul bersama saudara-saaudara seiman.  “Waduh!  Kelihatannya sudah semakin berat ya…,” tegur saya kepada salah seorang calon ibu di gereja.  “Iya nih tante, kaki juga agak bengkak…,”  jawabnya dengan penuh ceria tanpa beban.  “Perkiraan berapa minggu lagi ya?” tanya saya.  “Kurang lebih 5 minggu  tante…,” lagi-lagi jawabannya selalu diiringi dengan senyuman.  “Coba deh kamu tulis dalam diary aktifitas si kecil di perut dalam bulan terakhir ini, nanti pasti senang  buat diingat.   Dan  kalau si kecil sudah besar dia pasti senang sekali mendengar cerita masa-masa ketika dia di dalam perut mama,” ujar saya berbagi pengalaman yang saya buat dulu.  “Oh iya juga ya tante.  Apalagi sudah  hampir enam  tahun kami menunggu saat-saat seperti ini, dan akhirnya baru saya bisa alami sekarang,” ucapnya sambil mengingat betapa kelahiran anak pertama ini sudah lama mereka nantikan dalam keluarga.   “Tuhan selalu baik.  Kita tidak akan pernah tahu kapan keajaiban dariNya akan tiba,” ujar saya lagi.   “Iya tante, itu sih sudah tidak bisa diungkapkan lagi melalui kata-kata,” katanya dengan nada suara bahagia.

“Eh,  kita ngobrolnya keterusan nih.  Ayo masuk, nanti kelamaan berdiri tambah bengkak kakinya,” kata saya mengakhiri bincang pagi  kemarin.  Memang apa yang dikatakannya tadi bukanlah hal biasa.  Keajaiban Tuhan betul-betul terjadi  dalam kehidupan rumah tangga mereka.  Saya mendengar dan melihat secara langsung bagaimana suaminya tidak kuasa untuk meneteskan airmata bahagia menyaksikan saat dokter memastikan bahwa istrinya sudah mengandung.  “Tante tahu kan bagaimana suami saya begitu bahagia menerima berkat Tuhan setelah lama menantikan kehadiran anak dalam keluarga.   Tapi lebih dari itu, saya merasa bahwa sayalah orang yang paling berbahagia  mengalahkan kebahagian  siapapun.   Apa yang dinantikan oleh kami berdua, keluarga, maupun teman terwujudlah sudah,”  katanya di suatu kesempatan lain. “Itu berarti  waktunya bagi kalian untuk memelihara dan menjaga titipan Tuhan,agar bisa bertumbuh sehat,” nasehat saya kepadanya lagi.

Ayat renungan pagi ini menyatakan bahwa Yesus, Juruselamat kita, telah datang ke dunia.  Kehadiran seorang bayi adalah hal yang dirindukan oleh setiap rumah tangga.  Kehadiran seorang anak yang akan melengkapi sukacita di dalam keluarga adalah harapan bagi setiap pasangan suami dan isteri.  Keluarga dan sahabat pun turut menantikan kebahagiaan itu.  Kehadiran Yesus di tengah dunia yang berdosa ini adalah hal yang telah lama dinantikan.  Kelahiran Yesus bukan saja membawa sukacita di dalam  keluarga dan orang-orang di sekitar-Nya.  Ia memberi pengharapan besar bagi semua manusia di dunia untuk satu kehidupan yang kekal.  Juruselamat telah datang, mengorbankan diriNya untuk memberi penebusan bagi kita.   Beban dan upah dosa sudah dilepaskan. Lagu pujian disenandungkan.  Damai Allah Bapa hadir di tengah keluarga kita semua.  Terima kasih Yesus, untuk kasih-Mu.  Wishing you a Merry Christmas !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan tombol “Tell A Friend” di bawah ini.