masih bisa diikuti almarhum Opa Arsyad. Walaupun Opa Arsyad dalam keadaan lemah saat itu, namun bersemangat datang ke gereja mengikuti acara perjamuan kudus, yang menjadi perjamuan kudus terakhir yang Opa Arsyad ikuti.”, kata Pendeta Hutauruk. “Seminggu yang lalu saya masih sempat berdiskusi dengan almarhum di rumahnya sementara dia terbaring di tempat tidur. Dan tadi malam kita jemaat Kemang Pratama telah melaksanakan upacara perminyakan untuk almarhum. Saat itu terlihat almarhum meneteskan air mata karena almarhum mendengar dan mengetahui apa yang dilakukan untuk almarhum.”, lanjut Pendeta Hutauruk lagi dengan penuh haru.
memberikan kekuatan dan penghiburan bagi keluarga yang berduka. Janji Tuhan di dalam Wahyu 21 : 4 “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu”. “Oleh karena itu kita yang masih hidup, hendaknya kita mengadakan hubungan yang baik dengan Tuhan, agar kita boleh berpengharapan didalam Tuhan, supaya kita beroleh kuasa dari Tuhan.”, urai Pendeta Hutauruk mengakhiri khotbah pada sore yang cerah itu.
Doa khusus untuk keluarga dibawakan oleh Pendeta R.Y. Hutauruk. Kemudian peti diturunkan perlahan-lahan. Keluarga tidak kuasa menahan haru dan air mata mengiringi Opa Arsyad yang beristirahat di tempat sementara ini. Lagu “Muka Dengan Muka Nanti” dinyanyikan oleh hadirin sebagai lagu penutup. Doa tutup dibawakan oleh Pdt J. Simanjuntak, gembala Jemaat Bukit Sion mengakhiri rangkaian acara pemakaman. Sampai berjumpa lagi Opa Arsyad di pagi yang cerah !