Hari Rabu 16 September 2009, tepat jam 19:30 Pdtm. Jehezkiel Sababalat mengundang jemaat Kemang Pratama menyanyikan Lagu Sion nomor 182, “Aku Masuk Dalam Taman” sebagai lagu pembukaan pada perbaktian Rabu Malam tanggal 15 September 2009. Setelah Bapak Dharlen Simanjuntak melayangkan doa buka, pemuda dan remaja membawakan lagu pujian “Inilah Jam Kuberdoa”. Renungan Rabu Malam kali ini diambil dari Buku Kerinduan Segala Zaman atau Alfa dan Omega Jilid VI Pasal 27, yang berjudul “Tuhan Dapat Mentahirkan Hamba”. Bapak Joko Prasetyo yang membawakan renungan menyampaikan dua buah cerita.Yang pertama, Tuhan menyembuhkan orang yang sakit kusta. Penyakit kusta pada jaman itu adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Penyakit ini dianggap hukuman dari Allah dan sebagai lambang dosa, sehingga orang yang sakit ini harus diasingkan.
Apa saja yang dijamah oleh orang yang berpenyakit kusta, akan menjadi najis. Ia harus disingkirkan dari keluarganya dan bergabung dengan orang-orang yang berpenyakit sama. Ia harus tinggal di tempat terpencil dan sepi. Dan bilamana ia dekat dengan orang yang tidak berpenyakit kusta, maka ia harus berteriak “Najis ! Najis !” agar orang-orang menjauh dari padanya. Sejak jaman Sejak jaman Nabi Elisa sampai dengan jaman Yesus, tidak ada orang yang berpenyakit kusta yang dapat disembuhkan. Seorang di antara yang berpenyakit kusta ini mendengar bahwa Yesus dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Orang malang itu mengambil keputusan untuk mencari Yesus dan mendekati kerumunan orang-orang yang sedang mengikuti Yesus. Terjadi kepanikan ketika orang kusta itu mendekat sambil berteriak “Najis ! Najis !”. Ada yang mengejek, menghina dan bahkan menghalang-halangi dia untuk mendekat kepada Yesus. Namun, akhirnya dia merebahkan diri di kaki Juru Selamat, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.". Dan Yesus pun menyembuhkan dia dari penyakit kusta.Kemudian Bapak Joko menyampaikan cerita kedua, yaitu ketika Yesus menyembuhkan orang yang sakit lumpuh. Ketika itu Yesus sedang mengajar di rumah Petrus di Kapernaun. Rumah itu dipenuhi banyak orang yang rindu mendengarkan pengajaran Yesus. Orang yang lumpuh inipun
rindu untuk bertemu dengan Yesus dan memperoleh kesembuhan. Namun karena ia tidak mampu berjalan, maka ia memohon kepada teman-temannya untuk membantu dia mendekati Yesus. Maka teman-temannyapun membawa dia dengan tandu. Namun oleh karena penuhnya orang-orang yang ada disana, mereka tidak dapat mendekati Yesus. Hal ini tidak menyurutkan kerinduan orang yang lumpuh ini. Dia memohon kepada sahabat-sahabatnya untuk mengulurkan dia dari atap rumah agar dapat datang tepat di kaki Yesus. Juruselamat berkata, "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.". Dari cerita pertama, kita dapat mengumpamakan bahwa kita pun sebenarnya berpenyakit kusta. Kita sudah menjadi najis karena dosa. Kita terasing dari Allah dan hidup dalam dosa dan penghukuman. Namun bilamana kita mau datang kepada Yesus, maka Yesus akan memberikan kelepasan atas dosa-dosa kita. Yesus akan mentahirkan kita dari dosa. Melalui cerita kedua, kita dapat belajar bagaimana kerinduan orang yang lumpuh itu untuk dapat datang kepada Yesus. Kerinduan yang sama itulah yang seharusnya kita miliki. Kita jangan mudah putus asa bilamana banyak godaan maupun halangan dalam mengikut Yesus. Hendaklah kita tetap setia dalam pelayanan kita kepada Yesus.Kesaksian pada malam hari ini dibawakan oleh Bapak Dharlen Simanjuntak yang mengucapkan syukur atas hari ulang tahun pernikahannya yang jatuh tepat pada hari Rabu ini. Kemudian, Bapak Sulasta juga mengucapkan syukur atas kelahiran putra kedua