“Ketika saya sedang menerangkan kepadanya, tiba-tiba ibunya masuk ke dalam kamar. Dengan cepat sahabat saya ini menutup Alkitab-nya. Lalu dengan berbisik saya bertanya kepadanya kenapa kok kamu seperti takut. Teman saya berbisik mengatakan alasannya bahwa ibu-nya tidak memperbolehkan dia mempelajari sesuatu
di luar yang mereka yakini. Saya mengerti keadaan dia. Lalu saya ajak dia keluar naik sepeda. Kita pergi ke gereja dan menunjukkan kepadanya ini adalah gereja tempat saya berbakti. Dia terkejut, karena letak gereja tempat dia berbakti letaknya persis bersebelahan dengan gereja kita. Dia selama ini tidak tahu ini gereja Advent. Saya jelaskan bahwa kami berbakti di hari Sabtu. Sambil menjelaskan kepadanya, saya ajak dia untuk berkunjung ke rumah Pendeta Hutauruk, gembala kita. Saya ingin memperkenalkan dia dengan pendeta kita. Tetapi setelah saya panggil-panggil dari luar, Pendeta Hutauruk tidak kunjung keluar. Mungkin sedang sibuk di dalam rumah. Akhirnya saya ajak dia berjalan-jalan ke rumah beberapa anggota gereja yang lain di sekitar perumahan Kemang Pratama.”, ucap Veber sambil sesekali berekspresi dengan mimik yang jenaka. “Saya mau mengajak kita untuk mengingat dua hal. Yang pertama, mari kita menjadi terang dimana pun kita berada. Saya percaya sahabat saya itu sudah memperoleh sedikit terang tentang agama Advent. Kedua, jangan takut dan ragu untuk membagikan kepada sahabat-sahabat kita tentang apa yang kita yakini sebagai umat Advent. Terima kasih.”, ujar Veber memberi semangat kepada semua yang hadir untuk aktif dalam menginjil. Semua yang hadir menyambut dengan mengucapkan, “Amin !”. Kita ikuti lanjutan rangkaian hari Sabat Anak di halaman website ini besok.