Obat yang sebenarnya ada pada alam sekitar kita. Obat yang asli itu meliputi udara bersih, sinar matahari, pertarakan, istirahat, gerak badan, makanan teratur, penggunaan air, dan keyakinan pada kuasa ilahi. Ada pepatah yang mengatakan, ”Apa yang anda makan, mencerminkan diri anda”. Saat Allah menciptakan manusia, Allah telah menyiapkan makanan untuk manusia. Makanan itu meliputi segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji (Kejadian 1:29).
Setelah manusia jatuh ke dalam dosa dan dibuang ke bumi, maka makanannya ditambah dengan tumbuh-tumbuhan di padang (Kejadian 3:18). Makanan daging atau segala yang bergerak, yang hidup diperkenalkan oleh Allah pada setelah masa air bah, oleh karena sudah tidak ada lagi tanaman atau tumbuhan yang dapat dimakan (Kejadian 9:3). Sebelum air bah, usia Nuh mencapai 950 tahun, namun setelah air bah, setelah makanan daging diperkenalkan, umur manusia berkurang. Abraham hanya berusia 175 tahun dan raja Daud hanya mencapai usia 75 tahun (Mazmur 90:10). Bagaimana dengan kita ? 1 Korintus 6:19,20 mengatakan, ”Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.” Cara makan, minum dan bekerja kita menunjang kesehatan. Makan dengan tidak bertarak, seringkali menyebabkan penyakit. Diperlukan pertarakan dalam segala hal untuk memelihara kesehatan. Pertarakan dalam pekerjaan; pertarakan dalam hal makan dan minum, keduanya penting. Bapa kita di surga memancarkan terang reformasi kesehatan untuk melindungi kita dari kejahatan yang diakibatkan oleh selera yang tak terkendali. Mereka yang mencintai kesucian dan kemurnian dapat memahami pemanfaatan makanan yang baik yang telah disediakan Allah bagi mereka. Oleh melakukan pertarakan dalam hidup setiap hari, mereka dapat disucikan melalui kebenaran. Memanjakan diri dalam hal makan terlalu sering atau terlalu banyak, keduanya membebani alat pencernaan dan menimbulkan rasa panas dalam tubuh. Darah menjadi kotor, lalu timbullah berbagai jenis penyakit.Ada banyak orang yang mengaku kristen sekarang ini yang menganggap bahwa Daniel terlalu fanatik dan mencapnya bodoh dan berpikiran sempit. Mereka menganggap yang urusan makan dan minum terlalu kecil artinya dalam membuat satu keputusan yang besar. Mungkin salah satunya ialah pengorbanan setiap kesempatan di dunia ini. (Petunjuk Diet dan Makanan Anda/PDMA, halaman 32,33). Tetapi mereka yang berpikir demikian akan mendapati pada hari
penghakiman bahwa mereka sudah lari dari tuntutan Allah yang jelas dan membuat pikiran mereka sebagai standar menentukan salah atau benar. “Beginilah Firman Tuhan” seharusnya menjadi peraturan kita dalam segala hal. Penggunaan makanan sederhana dalam satu atau dua bulan dapat meyakinkan banyak penderita bahwa jalan penyangkalan diri adalah jalan kesehatan. Makanan yang terdiri dari buah-buahan selama beberapa hari sangat besar khasiatnya bagi pekerja yang menggunakan otak. Banyak kali, untuk sementara waktu tidak makan sama sekali, lalu diikuti dengan makanan sederhana, akan memberikan penyembuhan melalui kuasa alam. Dalam banyak kasus penyakit, cara pengobatan pasien yang terbaik ialah berpuasa satu hari, agar alat yang sudah kewalahan itu sempat istirahat. Kebiasaan makan terlalu banyak akan merusak mesin tubuh dan menghalangi pekerjaannya, walaupun makanan itu berkualitas tinggi. (PDMA, halaman 136). Air hangat sekitar dua gelas yang diminum sebelum makan, itu tidak akan membahayakan tubuh, namun melancarkan pencernaan. Apabila engkau memperhatikan tubuhmu semakin lemah (dalam reformasi kesehatan), carilah telur dari unggas yang sehat, gunakanlah telur ini mentah atau dimasak, kocoklah telur mentah dengan anggur yang tidak beralkohol. Telur mentah juga diberikan kepada seorang dokter yang sedang sekarat di Cooranbong, dimakan dua tiga kali sehari. (PDMA, halaman 395)Apa saja yang mengurangi kekuatan fisik itu juga melemahkan pikiran, dan menurunkan kesanggupannya untuk membedakan yang benar