Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Matius 22 : 37–40
Semua gereja pasti menganjurkan anggotanya untuk intensif membaca Alkitab. Tapi apakah gereja telah membekali orang percaya dengan rambu-rambu yang jelas dalam menggali Alkitab? Sebab Alkitab seperti hutan belantara yang harus dikuasai jalan setapaknya; kalau tidak, si penjelajah akan tersesat di jalan dan tidak bisa pulang. Memahami isi Alkitab memang tidak mudah, tetapi dapat dilakukan. Untuk memahaminya kita sama sekali tidak membutuhkan wahyu yang bersifat mistis. Yang penting adalah untuk menggali Alkitab kita harus menggunakan akal budi kita, yaitu rasio yang maksimal melalui kerja keras. Itulah sebabnya TUHAN mengatakan bahwa kita harus mengasihi DIA dengan segenap akal budi juga (ay. 37). Akalbudi adalah pikiran, yang haruslah selalu mengalami pembaruan (Rm. 12:2). Berkenaan dengan ini, kita harus terlebih dahulu memahami apa maksudnya “Alkitab adalah Firman TUHAN”. Apa sebenarnya yang Firman TUHAN: bukunya secara fisik, atau huruf-huruf yang menyusun kata-kata, atau bagian lain? Ataukah hanya sebagian saja dari Alkitab yang merupakan Firman TUHAN, yaitu yang mengutip kata-kata TUHAN? Sebenarnya maksud “Alkitab adalah Firman TUHAN” ialah, Alkitab ditulis berdasarkan inspirasi dari Roh Kudus, serta sudah lengkap dan memadai guna mengajar dan memandu kita untuk beriman dan hidup dalam kebenaran menuju kesempurnaan, kembali kepada rencana ALLAH yang mula-mula.
Kemudian perlu pula kita pahami, bagaimana kita dapat menemukan kebenaran dari dalam Alkitab? Sebab ternyata dari dalam Alkitab orang bisa menarik kesimpulan dari apa yang dimengertinya sebagai kebenaran, padahal ternyata bukan. Kita tahu, ajaran-ajaran sesat yang mencoba merusak iman jemaat yang murni juga melandaskan doktrinnya kepada Alkitab. Untuk menemukan kebenaran dari dalam Alkitab yang benar-benar benar, sekali lagi kita harus melibatkan akal budi kita dalam memilih dua hal. Pertama, kita harus berani memilih, siapa yang layak didengar ajarannya. Kita harus memperhatikan apa yang disampaikan setiap pemberita Firman. Kalau pembicara menyampaikan Firman TUHAN yang murni, maka paradigma atau cara berpikirnya menjadi benar. Kedua, kita harus memilih berbagai buku dan majalah rohani yang bermutu untuk dipelajari, yang dapat meletakkan fondasi iman yang benar. Untuk itu kalau kita tidak tahu, kita perlu bertanya dan berdiskusi dengan saudara-saudara seiman yang mengerti mengenai hal ini.Untuk menggali Alkitab kita harus menggunakan akal budi kita, bukan dengan pengalaman mistis.