Hari Rabu 25 Februari sudah lewat dari jam 10:00 pagi. Jemaat Kemang Pratama beserta dengan para tamu dari pelbagai jemaat berkumpul di ruang duka RS PGI Cikini. Hari itu, prosesi pemakaman untuk almarhum Pendeta Yunus Panjaitan akan dilaksanakan. Bapak David Tampubolon, pemimpin diakon jemaat Kemang Pratama memimpin acara pelepasan jenasah dari rumah duka. “Tabib besar ada dekat, Yesus Yang berkasihan…Hai orang yang berhati brat, dengarlah suara Tuhan…”, dinyanyikan oleh semua yang hadir sebagai lagu di awal acara. Doa buka dilayangkan oleh Pendeta Simanjuntak, gembala jemaat Bukit Sion.
Pendeta L. Situmorang, pemimpin Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya, menyampaikan khotbah bagi keluarga yang berduka. Pendeta Situmorang memberikan kekuatan kepada keluarga yang berduka bahwa agar memegang pengharapan untuk kembali berjumpa dengan yang dikasihi bila Yesus datang kedua kali. Setelah itu doa khusus bagi keluarga yang berduka dilayangkan oleh Pendeta Situmorang. Bapak David Tampubolon mengajak semua untuk menyanyi lagu penutup “Dalam Negeri Yang Terang”. Setelah itu Ibu Tina Wira membawakan doa tutup. Acara pelepasan jenasah di rumah duka usai.
Hujan yang turun di seputaran Pancoran, memberikan nuansa teduh bagi semua yang telah berada di gereja MT Haryono. Bangku-bangku panjang bagi keluarga yang berduka telah disusun rapih di depan mimbar sejak pagi hari. Para pendeta dan pensiunan pendeta telah hadir lebih awal. Beberapa anggota jemaat Kemang Pratama, jemaat MT Haryono, dan jemaat lainnya juga telah hadir di gereja MT Haryono. Suasana lengang dan tenang di dalam gereja seakan turut berduka cita atas kepergian seorang hamba Tuhan. Lewat dari pukul 12:30, keluarga yang berduka beserta rombongan tiba. Diakon dengan sigap membawa peti jenasah masuk ke dalam gereja dan meletakkan di bawah mimbar.
Bapak Christian Siboro, pemimpin jemaat Kemang Pratama, memimpin jalannya acara. Semua yang hadir menyanyikan lagu “Adakah Yesus Lindung Aku” dengan perlahan diiringi oleh piano yang dimainkan oleh Ibu Pendeta B.H. Panjaitan. Pendeta R.Y. Hutauruk melayangkan doa buka. Pendeta Togar Simanjuntak, mewakili keluarga, membacakan riwayat almarhum. Sejak tamat di tahun 1970, Pendeta Yunus Panjaitan melayani beberapa sidang Tuhan di Pekalongan, kemudian di Semarang. Setelah itu melayani sebagai guru di Perguruan Advent Naripan hingga 1986. Mulai 1987 ditempatkan di pelbagai jemaat seperti Cicaheum, Cimahi, Garut dan kembali lagi ke Cimahi. Akhirnya tiba masa pensiun di tahun 2001. Usai riwayat hidup dibacakan, keluarga besar Panjaitan yang berduka membawakan sebuah lagu. Pendeta David Panjaitan, salah satu anak almarhum, menyampaikan bahwa lagu “Oh Brapa Jauh Dari Rumah” adalah lagu kesukaan almarhum. Di saat beliau masih hidup, kerap lagu ini diminta untuk dinyanyikan saat keluarga berkumpul setiap pukul 7:30 malam untuk belajar sekolah sabat. Lagu inipun dinyanyikan dengan penuh haru oleh keluarga.
Pendeta J. Lubis, pemimpin Gereja Advent di Indonesia Kawasan Barat, membawakan khotbah penghiburan. "Almarhum Pendeta Yunus Panjaitan memiliki berkat istimewa, karena semua anak-anak dan menantu-menantunya saat ini bekerja di ladang Tuhan. Bahkan 1 anak dan dua menantu bekerja melayani Tuhan sebagai pendeta.", ulas Pendeta Lubis di awal khotbahnya. “Dunia saat ini penuh dengan dosa. Dan dukacita adalah bagian yang tidak bisa dihindarkan oleh manusia, karena kematian adalah bagian dari dosa itu. Namun firman Tuhan akan memberikan penghiburan kepada manusia yang berduka”, ucap Pendeta Lubis. “Ibrani 9 ayat 27 dan 28 mengatakan bahwa manusia akan mati akibat dari dosa. Namun Yesus telah memecahkan persoalan ini dengan penebusan yang Dia lakukan, sehigga keselamatan bisa menjadi bagian mereka yang menantikan Dia dengan setia”, lanjut Pendeta Lubis memberikan pengharapan kepada keluarga yang berduka. “Di dalam alkitab ada 3.573 janji-janji dan pada siang ini ada satu janji yang mau disampaikan kepada keluarga yang berduka. Janji itu terdapat dalam Yohanes 14 : 8, dimana Yesus mengatakan bahwa Dialah jalan kebenaran dan hidup. Pengharapan untuk hidup kekal menjadi bagian semua yang percaya. Mereka yang telah mati akan dibangkitkan saat Yesus datang kembali.”, jelas Pendeta Lubis kepada keluarga besar Panjaitan dan semua yang hadir. "Semoga keluarga tetap setia hingga Yesus datang kembali, agar bisa berjumpa kembali dengan yang terkasih Pendeta Yunus Panjaitan.", kata Pendeta Lubis mengakhiri khotbah penghiburan siang itu. “Muka dengan muka nanti…aku lihat Tuhanku… dalam muliaNya yang suci…dengan Yesus bertemu…”, dinyanyikan dengan lembut oleh semua yang hadir sebagai lagu penutup. Doa tutup dilayangkan oleh Bapak Willy Wuisan, bendahara jemaat Kemang Pratama.
Setelah itu berturut-turut beberapa kata-kata dukacita disampaikan. Pendeta J.S. Peranginangin mewakili Uni Indonesia Kawasan Barat; Pendeta W. Limbong mewakili Konferens DKI dan sekitarnya; Pendeta Alex Hendriks mewakili pendeta yang telah pensiun. Setelah itu mewakili Konferens Jawa Barat Bapak Agus Ricky menyampaikan ungkapan dukacita, dilanjutkan oleh Pendeta H. Sibuea dari Wilayah 12 dan Bapak A.M.J. Tambunan dari jemaat Pamulang. Selanjutnya Pendeta D.H. Manurung mewakili Wilayah 4. Pendeta S.M. Lingga mewakili Perguruan Advent Kramat Pulo memberikan kata-kata penghiburan, dilanjutkan oleh lagu penghiburan dibawakan oleh murid-murid SMA dan guru-guru Kramat Pulo yang membawakan lagu “Muka Dengan Muka Nanti”. Setelah itu dilanjutkan dengan instrument trompet, gitar dan piano untuk lagu “Nearer To Thee”. Bapak Christian Siboro mewakili jemaat Kemang Pratama menyampaikan ungkapan belasungkawa dan dilanjutkan dengan koor jemaat Kemang Pratama membawakan lagu “Apabila Damai Perjalananku”. Kemudian semua hadirin memberika salam kepada keluarga yang berduka. Para diakon menutup dan mengangkat peti jenasah ke ambulans yang telah menanti di depan pintu gereja. Iring-iringan mobil bergerak menuju ke Tempat Pemakaman Umum Pondok Rangon.
Acara di pemakaman dipimpin oleh Bapak Johny Situmorang. Lagu “Yesus Sahabat Terindah” dinyanyikan di awal dan doa buka dilayangkan oleh Bapak Sontani Purnama, pemimpin jemaat Kemang Pratama. Pendeta R.Y. Hutauruk membawakan khotbah penghiburan bagi keluarga. Pendeta Hutauruk kembali memberikan kekuatan dan pengharapan bagi keluarga bahwa perpisahan ini hanya sementara dan satu saat akan ada perjumpaan kembali bersama dengan yang kita kasihi. Untuk itu keluarga diharapkan tetap setia hingga Yesus datang kedua kali. Setelah itu peti jenasah diturunkan ke tempat pemakaman diiringi oleh nyanyian dari yang hadir. “Bisiklah hai yang lemah…ikut Aku ke surga…”, dinyanyikan bersama sebagai lagu penutup dan doa tutup dilayangkan mengakhiri rangkaian prosesi pemakaman hari itu. Sampai kita berjumpa lagi di pagi yang cerah Pendeta Yunus Panjaitan !