Monday, February 16, 2009

Buka Tutup Botolnya Dulu

Hari Jumat, 13 Februari jam 19:30, anggota jemaat Kemang Pratama sudah berkumpul di gereja, siap untuk mendengar firman Tuhan. Di awal acara Pdt R.Y. Hutauruk yang memimpin acara mengundang Bapak Ramlan dan Ibu Evelyn Sormin untuk membawakan lagu spesial. Sebuah lagu berjudul “For Those Tears I died” dibawakan oleh mereka dengan petikan gitar oleh Bapak Ramlan. Lagu ini mengingatkan kita bahwa bila kita melalui kesulitan dan mencucurkan air mata, Yesus mengundang kita untuk datang kepada-Nya, karena untuk air mata dan derita itulah Yesus telah mati dan menawarkan air hidup yang kekal. Sebuah lagu yang baik yang membawa pikiran untuk siap menerima renungan vesper yang dibawakan oleh Bapak Ronny Kountur.

Bapak Ronny mengatakan bahwa Yesus meminta kita untuk membawa pekabaran kepada semua orang. Kita diminta untuk menginjil. Konsep penginjilan hampir mirip dengan konsep marketing. Kalau dulu konsep marketing itu product oriented. Artinya produk apa pun yang dipasarkan akan terjual. Namun saat ini konsep itu berubah menjadi consumer oriented, artinya perusahaan harus bisa mengerti kebutuhan konsumen dan berusaha memenuhi kebutuhan itu agar bisa sukses menjual produknya. Demikian juga dengan penginjilan. Kita harus mengerti kebutuhan orang, mengerti apa problema mereka yang perlu dibantu oleh kita. Setelah kita tahu kebutuhan mereka dan memenuhi kebutuhan mereka, maka akan lebih membantu kita dalam menginjil. Sebuah ilustrasi digambarkan di layar proyektor. Sebuah botol yang tertutup mau diisi dengan air. Apa yang terjadi ? Sudah jelas, air tidak bisa masuk ke dalam botol, karena botol itu tertutup. Kita harus buka dulu tutup botolnya, baru kita tuangkan air ke dalam botol, maka air itu bisa masuk ke dalam botol. Yang kedua, kita harus menuangkan perlahan-lahan agar tidak ada air yang tumpah. Demikian juga dengan penginjilan. Sebelum kita masuk dengan firman dan pekabaran, kita buka dulu tutup pintu hati mereka. Caranya ? Kita kenali kebutuhan mereka dan berusaha memenuhi kebutuhan itu dulu, maka itu akan menjadi cara untuk membuka pintu hati mereka. Merujuk kepada cara Yesus memulai penginjilan dalam Matius 4, dikisahkan saat itu Yesus mengenali kebutuhan orang=orang saat itu. Ada yang sakit, ada yang buta, ada yang timpang, ada yang kerasukan setan, ada yang sakit kusta, dan lainnya. Yesus memenuhi kebutuhan mereka secara fisik. Disembuhkan orang-orang itu. Dan setelah itu, banyak orang datang dan mendengar pekabaranNya, karena mereka sudah terbuka pintu hatinya karena telah terpenuhi kebutuhan mereka.

Bapak Ronny kemudian mengundang yang hadir untuk memberikan masukan bagaimana agar ini bisa diterapkan dalam penginjilan di jemaat. Bapak David Tampubolon menyampaikan bahwa memang benar kita harus mengenali kebutuhan orang lain. Dan tutup botol biasanya sudah terbuka sehingga air akan mudah masuk ke dalamnya. Kemudian Bapak Ramlan Sormin menambahkan bahwa kita perlu melihat lebih dalam lagi karakteristik kebutuhan dari tiap-tiap individu yang ada dalam KPA. Untuk itu perlu pendekatan dan pengenalan secara individu apa yang menjadi kebutuhan mereka. Kebutuhan mereka bisa jadi beragam, semakin kita mengenali dan mengerti ragam kebutuhan itu, akan menolong kita untuk lebih sukses membuat program yang cocok untuk tiap-tiap KPA. Kenapa? Karena tiap-tiap KPA punya karakteristik kebutuhan yang berbeda-beda. Selanjutnya kita tidak hanya mengenali kebutuhan mereka, tapi selanjutnya bisa juga menciptakan kebutuhan buat mereka. Bapak Mulana Simanjuntak memberi masukan bahwa penting buat kita untuk mengadakan pendekatan secara individu. Keluarga-keluarga perlu untuk mengenal orang=orang disekitarnya secara individu. Dengan pengenalan yang baik, maka akan mudah untuk berbagi kabar baik dari firman Tuhan. Ini akan menjadi benih yang baik bagi terbentuknya KPA-KPA. Lalu Ibu Dahlia Hutauruk menambahkan bahwa bila kita suka menginjil, maka kita juga akan bertumbuh dalam kerohanian pribadi kita. Kita akan diberkati secara rohani bila kita suka memberitakan pekabaran Tuhan. Kemudian Pendeta Hutauruk memberikan masukan bahwa kita perlu bersaksi secara personal. Kita punya sahabat di sekeliling kita, entah itu tetangga, teman kantor, dan yang lain. Kita bersaksi tentang kebaikan Tuhan kepada mereka. Kita bersaksi keluarga demi keluarga kepada orang di sekitar kita. Bila benih sudah ditabur, maka mereka bisa dibawa ke KPA untuk belajar lebih lanjut. Puji Tuhan untuk renungan yang baik dan juga masukan-masukan yang baik di malam vesper ini. Mari menginjil, Yesus pasti datang segera !