Monday, February 02, 2009

Vesper Gabungan 2 KPA

Hujan turun sejak Jumat sore disertai angin lembut. Membawa hati rasa sejuk saat kita memasuki hari Sabat. Oh ya, di gereja Kemang Pratama setiap hari Jumat terakhir setiap bulan, vesper diadakan di Kelompok Pendalaman Alkitab masing-masing. Dan di tanggal 30 Januari kali ini ada yang istimewa, karena KPA Kemang Pratama 1,3, Rawalumbu bergabung dengan KPA Pekayon. Kenapa ya ? Oh, ternyata keluarga Opa Arsyad mengundang kedua KPA itu untuk berbakti di rumahnya. Opa Arsyad mau bersyukur kepada Tuhan untuk segala kemajuan kesehatan yang telah diperoleh dari Tuhan sejak sakit di tahun lalu.

Jam 19:30, satu per satu keluarga mulai berdatangan. Cuaca yang terus gerimis membuat jalanan agak macet, sehingga ada beberapa keluarga yang menyusul kemudian. Feronika memimpin acara dan mengajak hadirin untuk menyanyi lagu pembuka. Doa buka pun dilayangkan oleh Pdt RY Hutauruk. Lagu spesial “Sebrang Langit Biru” dibawakan oleh keluarga Ramlan Sormin, membawa hati untuk bersiap mendengarkan pelajaran yang baik. Setelah itu, Bapak Niko Arsyad mewakili keluarga besar Aryad menyampaikan kesaksian bagaimana Tuhan telah menolong Opa Arsyad dan keluarga melalui masa-masa sulit saat penyakit menerpa di tahun lalu. Dan keluarga sangat bersyukur kepada Tuhan atas penyertaanNya melalui semua itu. Bapak Niko menyampaikan terima kasih kepada semua anggota jemaat di Kemang Pratama yang tidak berkeputusan senantiasa melayangkan doa-doa setiap kebaktian Rabu, Vesper, Khotbah sabat, kunjungan di rumah sakit, di rumah dan dalam keluarga. Semua memberikan kekuatan pada keluarga dan terbukti memiliki kuasa. Puji Tuhan !

Pelajaran berjudul “Alat Keseimbangan Rohani” dibacakan secara bergilir satu per satu oleh yang hadir. Ada keluarga Willy Wuisan, keluarga Pendeta Hutauruk, keluarga Hendra Tampubolon, keluarga Opa Pelaupessy, Oma Tina, keluarga Munas Tambunan, dan tentunya keluarga besar Opa Arsyad. Di akhir bacaan, Pendeta Hutauruk memberikan ulasan pendahuluan atas pelajaran, dan kemudian mengundang yang hadir untuk berdiskusi. Opa George Pelaupessy mengatakan kerohanian sering diuji melalu banyak hal, termasuk penyakit. Bisa jadi penyakit membuat kita kerohanian kita goyah, tidak seimbang. Lebih lanjut Opa Pelaupessy menyaksikan bahwa penyakit yang dialaminya saat ini membuat dia untuk memasrahkan kepada Tuhan. Beliau percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik kepadanya. Opa Pelaupessy mengajak Opa Arsyad untuk menyerahkan pada Tuhan beban penyakit saat ini dan bergembira senantiasa. Opa Arsyad mengatakan “Iya..amin..!”.

Bapak Hendra Tampubolon kemudian memberikan masukan, bahwa sahabat-sahabat orang lumpuh yang membawa si sakit turun dari loteng menghadap Yesus, memiliki iman yang menolong kesembuhan. Lalu Oma Corry Pelaupessy menambahkan iman dari yang sakit juga ada di sana di tengah2 kelemahannya. Pak Willy Wuisan juga memberikan ulasan bagaimana kita perlu senantiasa tabah di saat kesulitan menerpa dan menerima apa adanya, seraya percaya pada Tuhan. Ketabahan akan menolong kita melalui masa-masa sulit. Pendeta Hutauruk kemudian memberikan ilustrasi bagaimana perahu juga memiliki keseimbangan dengan adanya sayap di kiri-kanan perahu. Kehidupan rohani juga perlu seimbang, agar kita tidak tenggelam dalam kegelapan . Lebih lanjut pendeta menyaksikan bagaimana kalau penyakit datang mengganggunya, dia selalu berdoa kepada Tuhan dan berusaha melupakan penyakit itu. Itu memberikan dia kekuatan. Lalu bagaimana supaya kehidupan pasrah dan seimbang bisa dilatih ? Ilustrasi mengenai burung diajar menyanyi dengan cara ditutup sangkarnya dengan kain hitam memberikan pelajaran agar kita selalu berusaha memfokuskan hubungan kepada Tuhan senantiasa.

Bapak Munas Tambunan juga memberikan masukan agar kita selalu konsisten dalam menjaga keseimbangan rohani. Perlu setiap hari berusaha dan bersandar pada Tuhan. Konsistensi akan menolong kita bertumbuh kuat dan seimbang. Bapak Ramlan Sormin merujuk kepada kejadian satu hari lewat di Jakarta dimana sebuah helikopter yang sedang parkir tiba-tiba oleng dan baling-balingnya membuat dua orang mekanik mati seketika. Demikian juga keadaan rohani kita yang tidak seimbang bisa membawa pengaruh merugikan kepada orang-orang yang kita kasihi disekitar kita. Sebaliknya, kerohanian yang seimbang membuat mereka juga dikuatkan.

Diskusi yang menarik membuat tidak terasa waktu sudah bergulir ke pukul 9:00 malam. Acara ditutup dengan doa yang dilayangkan oleh Bapak Hendra Tampubolon dan Pendeta Hutauruk. Setelah itu keluarga Arysad mengundang yang hadir untuk mencicipi hidangan ala kadarnya. Sambil makan, cucu opa Arsyad yaitu Veber, diundang untuk membawakan lagu buat opa tercinta. Veber dengan gitarnya menyanyikan lagu “When I remember” dengan lincah. Semua bergembira, juga opa Arsyad yang meminta satu lagu lagi. Veber pun kembali memetik gitarnya dan menyanyikan lagu “Side by Side” dan diikuti pula oleh yang hadir. Setelah itu Opa Arsyad menyampaikan sebuah kesaksian. Beliau sampaikan bahwa acara kebaktian di rumah ini sudah lama dia nantikan setelah pulang dari rumah sakit. Beliau terharu saat menyampaikan terima kasih kepada jemaat Kemang Pratama yang senantiasa berdoa dan menjenguk memberi kekuatan kepadanya. Dan beliau berharap agar bisa pulih sempurna kesehatannya segera. Yang hadir pun mengatakan “ opa pasti cepat sembuh…kita sudah ingin lihat opa duduk lagi di bangku gereja…”. Opa pun menyambut dengan senyum tulus. Di akhir acara semua yang hadir bersalaman dan berfoto bersama Opa Arsyad. Puji Tuhan untuk persekutuan indah di malam Sabat yang penuh berkat !