Roma 12:12 “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa !”
Saya sedang tidur pulas malam itu, ketika tiba-tiba dering telepon berbunyi tak henti-hentinya. Sambil malas-malasan saya angkat gagang telepon. “Hallo….”, sambut saya dengan enggan. Maklum hari sudah sangat larut jam 01:30 malam. “Sayang… maaf ya mama mengganggu tidurmu…”. Ternyata suara mama di sebrang sana. “Iya ma, ada apa mama kok telepon malam begini ?”, jawab saya merubah nada suara tadi. “Mama lagi sedih nih…, ingin cerita sama kamu bisa enggak ?”, tanya mama. “Ya pasti boleh dong ma…masak anaknya engga mau dengerin curahan hati ibunya…”, jawab saya serius. “Memangnya mama mau curhat apa sih ?”, lanjut saya lagi. “Mama sedang sedih sekali…, sahabat mama yang sangat mengenal mama… dia tega menyakiti hati mama. Dia menyebarkan berita bohong kepada orang-orang yang mama kenal…”, suara mama terdengar melemah menahan tangisan. “Kenapa mama harus sakit hati ? Mama kan tahu itu tidak benar…. Di dunia ini memang banyak orang suka mengganggu ketenteraman orang lain, jadi mama tidak perlu khawatir, karena kebenaran itu akan muncul dengan sendirinya…”, jawab saya mencoba menenangkan hati mama. “Tadinya mama tidak perduli…, tapi lama kelamaan kok makin jadi…”, sahut mama pelan. “Bagaimana kalau mama berdoa, meminta Tuhan meluruskan hatinya ?”, kata saya mencoba menawarkan solusi. Kami tutup pembicaraaan malam itu dengan berdoa bersama. Kucurahkan segenap pikiranku tertuju kepada Tuhan. Aku ingin mama betul-betul bisa mendapat hati yang tenang, karena aku percaya ada kuasa dalam setiap doa yang disampaikan dengan sungguh-sungguh.
Satu minggu setelah pembicaraan itu mama kembali menelpon saya. Nada suaranya terdengar riang sama seperti yang dulu lagi, menanyakan keadaan kami semua. Penasaran saya bertanya, “Kelihatannya mama sudah happy lagi nih…?”. “Iya nih…, malam itu mama bergumul… mama renungkan perkataanmu. Mama pikir kamu benar… kenapa mama harus pusing untuk hal itu. Yang penting mama tidak seperti yang dia katakan. Mama berdoa kepada Tuhan, mama ceritakan semua kesusahan hati mama, dan setelah itu hati mama rasanya lega…”, kata mama dengan tenang. “Oh Tuhan.. terimakasih !! Engkau begitu baik kepada mama… Engkau sudah mendengar permohonan hamba !!”, teriakku dalam hati. Ingin rasanya saya bisa memeluk mama saat itu juga. Saya betul-betul merindukan mama. Aku ingin merasakan pelukannya yang hangat dan ketenangan yang biasa dia perlihatkan kepada kami anak-anaknya.
Pagi ini ayat renungan kita mengajarkan kepada kita agar kita senantiasa bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam menghadapi kesesakan, dan bertekun dalam doa. Dalam kehidupan ini ada hal-hal yang tidak menyenangkan yang silih berganti datang mengisi lembaran cerita kita. Terkadang kita merasa bosan, kecewa dan bahkan lemah dalam menghadapi peristiwa-peristiwa itu. Namun jika kita bertekun dalam doa dan melalui doa kita bercerita kepada Tuhan masalah yang kita hadapi, maka kita akan memiliki kesabaran untuk menghadapi semua itu. Allah akan memberikan kedamaian dan ketenteraman di dalam hidup kita.
Let us be faithful in prayer !
Gunakan tombol "Tell A Friend" untuk membagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.