Jam menunjukkan pukul 16:00, ketika saya kembali menerima telepon dari Ibu Debby. Di ujung sana suara isak tangis yang bergetar menyampaikan bahwa Pendeta Yunus Panjaitan telah menghembuskan nafas terakhir beberapa menit sebelumnya. Saya berusaha menenangkan Ibu Debby agar tegar menghadapi kenyataan ini.
Terlintas bayangan tentang almarhum Pendeta Yunus Panjaitan bersama dengan isteri selama ini sebagai jemaat Kemang Pratama. Bila datang ke gereja, mereka selalu datang di awal, sebelum kebaktian di mulai. Walaupun rumah cukup jauh dari gereja, namun beliau selalu berupaya agar datang tepat waktu. Dan bilamana kita berjumpa satu dengan yang lain, senyum di wajah beliau selalu mengembang dan dengan ramah menyambut salam yang disampaikan. Bila kita bercakap-cakap, beliau juga selalu bersemangat dalam memberikan pandangan-pandangan dan pengalamannya yang baik dan berharga. Saat diskusi di sekolah sabat,Pendeta Panjaitan selalu bersemangat memberikan masukan-masukan rohani bagi anggota di UKSS dimana beliau berada. Teringat belum lewat dua sabat yang lalu beliau mengajar sekolah sabat di gereja Kemang Pratama dengan penuh semangat.
Terlintas bayangan tentang almarhum Pendeta Yunus Panjaitan bersama dengan isteri selama ini sebagai jemaat Kemang Pratama. Bila datang ke gereja, mereka selalu datang di awal, sebelum kebaktian di mulai. Walaupun rumah cukup jauh dari gereja, namun beliau selalu berupaya agar datang tepat waktu. Dan bilamana kita berjumpa satu dengan yang lain, senyum di wajah beliau selalu mengembang dan dengan ramah menyambut salam yang disampaikan. Bila kita bercakap-cakap, beliau juga selalu bersemangat dalam memberikan pandangan-pandangan dan pengalamannya yang baik dan berharga. Saat diskusi di sekolah sabat,Pendeta Panjaitan selalu bersemangat memberikan masukan-masukan rohani bagi anggota di UKSS dimana beliau berada. Teringat belum lewat dua sabat yang lalu beliau mengajar sekolah sabat di gereja Kemang Pratama dengan penuh semangat.
Hari Sabat 21 Februari lalu, Bapak Dickson dan Ibu Debby Simanjuntak menyampaikan bahwa Pendeta Panjaitan sedang dirawat di RS PGI Cikini karena menderita sakit pencernaan. Sebelumnya beliau sempat dirawat di Bandung. Segera setelah acara sabat selesai di sore harinya, Pendeta R.Y. Hutauruk memimpin anggota jemaat untuk mengadakan perlawatan ke rumah sakit. Di rumah sakit, anggota jemaat bertemu dengan Bapak Panjaitan yang nampak masih cukup segar saat itu, walaupun selang-selang infus dimasukkan ke dalam tangannya. Jemaat juga bercerita dengan keluarga Panjaitan yang ada saat itu dan memberikan semangat bahwa penyakit ini akan berlalu dan kesembuhan akan didapat segera. Oma Tina Wira dan Pendeta Hutauruk menutup perlawatan sabat sore itu dengan doa berharap Tuhan memberikan kesembuhan. Ternyata itu adalah kesempatan terakhir yang diberikan Tuhan bagi jemaat untuk bercakap-cakap dengan Pendeta Panjaitan. . Ahh…hidup ini begitu singkat, dan terlalu berharga untuk dilewati setiap detiknya. Kita tidak pernah tahu kapan kita akan mengakhiri perjalanan singkat kita di dunia fana ini.
Pada Senin malam 23 Februari, jemaat Kemang Pratama mendatangi Rumah Duka PGI Cikini untuk menghibur keluarga yang berduka. Bertemu dengan Ibu Panjaitan, Pendeta David Panjaitan, Ibu Debby Panjaitan, Ibu Maria Panjaitan, kamipun larut dalam dukacita bersama keluarga. Keluarga menyampaikan bahwa pagi hari sebelum operasi dilaksanakan semua terasa baik-baik saja. Pendeta Panjaitan pun dalam keadaan segar dan banyak senyum. Anak-anak dan cucu juga memberikan dukungan kepada beliau yang akan menjalani operasi. “Papi harus kuat ya menjalani operasi ini…Tuhan akan pimpin…” , bisik Ibu Panjaitan. Bapak Panjaitan pun mengangguk penuh dengan senyum tulus. Pukul 12:00 siang operasi selesai, namun diberitahukan bahwa kondisi pendeta melemah. Hingga akhirnya berita dukacita disampaikan pada pukul 13:55. Walaupun penuh dengan kepedihan, keluarga juga memiliki ketabahan menghadapi masa sulit ini. “Kami percaya ini adalah yang terbaik yang diberikan Tuhan bagi papi…”, kata Pendeta David Panjaitan kepada kami malam kemarin.
Pada Senin malam 23 Februari, jemaat Kemang Pratama mendatangi Rumah Duka PGI Cikini untuk menghibur keluarga yang berduka. Bertemu dengan Ibu Panjaitan, Pendeta David Panjaitan, Ibu Debby Panjaitan, Ibu Maria Panjaitan, kamipun larut dalam dukacita bersama keluarga. Keluarga menyampaikan bahwa pagi hari sebelum operasi dilaksanakan semua terasa baik-baik saja. Pendeta Panjaitan pun dalam keadaan segar dan banyak senyum. Anak-anak dan cucu juga memberikan dukungan kepada beliau yang akan menjalani operasi. “Papi harus kuat ya menjalani operasi ini…Tuhan akan pimpin…” , bisik Ibu Panjaitan. Bapak Panjaitan pun mengangguk penuh dengan senyum tulus. Pukul 12:00 siang operasi selesai, namun diberitahukan bahwa kondisi pendeta melemah. Hingga akhirnya berita dukacita disampaikan pada pukul 13:55. Walaupun penuh dengan kepedihan, keluarga juga memiliki ketabahan menghadapi masa sulit ini. “Kami percaya ini adalah yang terbaik yang diberikan Tuhan bagi papi…”, kata Pendeta David Panjaitan kepada kami malam kemarin.
Tidak lama kemudian, acara kebaktian penghiburan dimulai. Bapak Lianto Napitupulu memimpin acara dengan mengajak semua menyanyi “Yang Roh Suci Yang Benar”. Setelah itu doa buka dilayangkan oleh Bapak Willy Wuisan. Ibu-ibu dari jemaat Kemang Pratama membawakan lagu penghiburan bagi keluarga yang berduka. Renungan penghiburan disampaikan oleh Pendeta R.Y. Hutauruk. Disampaikan oleh Pendeta Hutauruk bahwa almarhum memiliki banyak teladan yang baik yang telah dihidupkan selama ini. Banyak pelajaran baik yang dapat ditiru dari almarhum. Keluarga diharapkan agar terus setia hingga pagi yang cerah bertemu kembali dengan yang dikasihi. Bapak Wilson Tobing, ketua jemaat, menyampaikan kata-kata dukacita mewakili gereja. Kembali Bapak Wilson menyampaikan bahwa banyak hal yang baik yang patut diteladani dari Pendeta Panjaitan. Dan keluarga diminta untuk boleh meneruskan teladan yang baik ini hingga satu hari reuni besar nanti tiba. Lagu penutup “Harap Allah Beserta Kamu” dinyanyikan oleh semua. Bapak Ronny Kountur menutup kebaktian penghiburan malam itu.
Keluarga besar Panjaitan masih menantikan anggota keluarga yang akan datang dari Sumatera Utara pada hari Selasa 24 Februari ini. Pada Selasa malam ini, jemaat Kemang Pratama kembali akan berkumpul memberikan penghiburan kepada keluarga. Direncanakan acara pemakaman akan berlangsung pada hari Rabu 25 Februari. Kepada keluarga besar Panjaitan, jemaat Kemang Pratama senantiasa melayangkan doa agar keluarga diberikan penghiburan sempurna dari Allah Bapa. Amin !