Tuesday, February 17, 2009

Komunikasi Dalam Keluarga

Pengantar Redaksi

Mulai bulan ini, setiap satu bulan sekali, kami akan memunculkan artikel tentang keluarga yang ada di gereja Kemang Pratama, dengan harapan agar pembaca mendapatkan manfaat dari beberapa hal yang menjadi konsep mereka dalam menjalin komunikasi keluarga. Dan dalam edisi bulan Februari ini kami tampilkan Keluarga Sudianto Suhardjo .

Cuaca lumayan bersahabat siang ini. Kami memulai perbincangan ini dengan suasana yang sangat santai sambil diselingi tawa ceria dari Icha dan Adriel ketika mulai bicara tentang hal yang sedikit pribadi. Satu hal yang menarik selama obrolan ini adalah anak-anak berani untuk mengutarakan isi hati mereka namun tetap mendahulukan sikap hormat kepada kedua orang tua mereka.

Semua yang diperoleh dalam hidup ini sesungguhnya melalui suatu upaya. Itu sebabnya sejak sedini mungkin kita harus melatih anak untuk terbuka di dalam berkomunikasi dan memberi keyakinan kepada mereka bahwa orang tua selalu mau memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Demikian filosofi yang dipegang oleh Sudianto (53) dan Ellen (53) di dalam mendidik dan membesarkan kedua buah hati pasangan ini Adriel (24) dan Farissa (22).

Mari kita simak bincang-bincang kami kali ini.

LIBATKAN ANAK SEBANYAK MUNGKIN DALAM BERKOMUNIKASI

Seiring berjalannya waktu apa konsep yang dilakukan untuk menjaga agar komunikasi dengan anak-anak bisa tetap terjalin dengan baik ?

Sudianto: Hal yang pertama dan mendasar sekali kami lakukan adalah mulai dari mereka masih kecil kami membiasakan diri untuk bercerita tentang hal apa saja yang terjadi dalam kegiatan kami sepanjang hari. Entah itu kejadian di luar rumah atau di dalam rumah. Kami biasakan anak-anak untuk mendengar apa saja yang terjadi pada hari itu. Dari situ mereka belajar untuk membiasakan diri berbagi cerita kepada kami tentang apa saja hal yang mereka alami. Yang kedua , hal yang paling penting, yaitu teratur mengadakan peribadatan bersama di rumah membuat mezbah keluarga, sehingga anak-anak tahu ada Tuhan yang memimpin dalam keluarga. Di dalam peribadatan bersama ini komunikasi juga menjadi terjalin dengan erat, karena ada kesempatan untuk bertanya jawab tentang isi alkitab, antara anak-anak dengan kami orangtuanya.

Ellen : Saya memberi pengertian kepada mereka pentingnya memiliki rasa percaya kepada orang tua dan rasa percaya itu harus dipupuk melalui komunikasi yang baik dan sehat. Anak-anak harus tahu bahwa tidak ada masalah yang tidak bisa dicarikan jalan keluarnya, jika mereka memiliki hubungan komunikasi yang baik dengan orang tua dan keluarganya.

TEKNOLOGI TELEPON SELULAR

Sekarang ini alat komunikasi semakin hebat dan mudah sekali dimiliki. Menurut pengalaman anda, apakah ini menjadi sarana yang menyenangkan atau justru malah menjadi penyebab kecemasan utama di dalam mengawasi keberadaan anak-anak ?

Ellen : Kami bersyukur karena kami memiliki anak-anak yang tidak pernah menolak menjawab telepon ketika kami hubungi. Justru saya merasa beruntung sekali dengan kemajuan teknologi komunikasi , karena anak-anak justru jauh lebih mudah dipantau kegiatannya.

Sudianto : Saya akui memang sesekali ada saat dimana mereka tidak bisa langsung menjawab jika saya hubungi , karena terkadang mereka harus selesaikan pekerjaaan dulu baru leluasa untuk menerima telepon. Tetapi mereka sudah terbiasa untuk memberitahu melalui pesan singkat apa sebabnya atau biasanya mereka segera menelpon balik untuk bertanya “papa tadi telpon yaa?”

ARTI KOMUNIKASI YANG SEHAT

Menurut anda selaku orang tua komunikasi yang sehat itu komunikasi yang seperti apa sih ?

Sudianto : Tentunya komunikasi yang terbuka dan jujur. Dalam prakteknya memang sedikit agak sulit tapi kalau kita biasakan hal itu akan menjadi sesuatu yang menyenangkan.

Ellen : Saya punya cerita khusus untuk ini. Ketika Adriel masih duduk di bangku SMA, rupa-rupanya dia punya masalah dengan temannya. Dia tidak sengaja menghilangkan HP temannya. Mungkin karena takut dia tidak berani ngomong ke saya. Sikapnya jadi aneh banget , uring-uringan nggak jelas, saya sampai bingung ini anak kenapa. Untungnya adiknya engga bisa tahan untuk tidak cerita ke saya . Tanpa membuang waktu saya langsung bicara dari hati kehati dengan Adriel agar ini menjadi pelajaran buat dia bahwa keterbukaan dan berkomunikasi itu suatu hal yang tidak bisa di tawar-tawar lagi…

Lalu apa resep nya agar anak bisa terbuka dan jujur ?

Sudianto : Pastinya kita harus menjadi teman untuk mereka, kita harus pandai menyesuaikan diri jika ada hal yang ingin kita ketahui kita harus bisa melontarkan pertanyaan yang sesuai dengan umur mereka saat itu. Jadi jangan kita lontarkan pertanyaan yang tidak sesuai dengan umur mereka, supaya mereka merasa nyaman ketika mereka bercerita kepada kita.

Ellen : Lebih tepatnya mungkin maksudnya adalah kita harus tahu apa kebutuhan anak seusia mereka saat itu. Jadi jangan sampai kita berbicara dengan metode bicara kepada anak kecil padahal usia mereka sudah masuk usia dewasa.

SELAMA DI PERANTAUAN

Adriel dan Icha, kalian kan pernah tinggal selama 6 tahun di Manila untuk studi. Selama kalian jauh dari mama dan papa dengan siapa kalian merasa lebih mudah untuk berkomunikasi ?

Adriel : Aku sih lebih suka langsung ngomong ke mama karena bisa langsung ketahuan hasilnya “Yes or No”, karena tidak akan ada approval kalau mama belum bilang ok. Hahaha….

Icha : kalau aku sih sama aja. Cuma mungkin jenis pembicaraannya aja yang dipilah. Kalau soal keuangan mending langsung kemama. Tapi kalau bicara topik di luar itu, aku lebih suka bicara ke papa. Karena papa itu orangnya detail. Tapi justru itu yang aku suka karena aku jadi punya kesempatan untuk minta pertimbangan kira-kira pilihanku terhadap sesuatu sudah bener engga yaaa……

BERKAH DARI MERANTAU

Pertama kali berpisah dari orang tua kalau tidak salah Adriel umurnya baru 18 tahun dan Icha 16 tahun , sementara kalian harus bergaul dengan teman-teman yang berasal dari berbagai jenis latar belakang budaya. Kira-kira ada tidak hal positif dari sikap atau pandangan teman-teman yang bisa menjadi masukan untuk pemuda-pemudi di Jakarta, khususnya di gereja kita ?

Adriel : Kalau aku sih melihatnya mereka itu punya kepercayaan diri yang tinggi sekali. Mereka berani mengambil sikap untuk diri mereka sendiri. Tidak perduli saat itu dia seorang diri dalam mengambil keputusan mereka tetap yakin bahwa nothing wrong dengan tindakan mereka. Kira-kira itulah hal positif yang mungkin bisa kita contoh, yaitu sikap percaya diri.

Icha : Aku setuju banget dengan pendapat Adriel tadi. Kalau bisa menambahkan yang Adriel maksud tadi misalnya ada hal dimana ada kemungkinan kita berkelompok dalam bersikap. Nah, disana mereka itu tidak merasa risih untuk menolak jika itu tidak sesuai dengan keinginan hati mereka. Jadi mereka tidak ada budaya tidak enak hati…..mereka betul-betul berani bersikap untuk dirinya.

Menurut Icha menyenangkan atau tidak sih jauh dari orang tua? Apakah ada hal yang positif yang kalian peroleh ketika berpisah dari mama dan papa?

Icha : Kalau bicara positif dan negatif tentunya pasti ada. Cuma yang paling nyata terjadi adalah waktu itu saya jadi lebih dekat dengan Adriel. Jadi bisa lebih banyak sharing, lebih saling membutuhkan. Apalagi kalau sedang kangen sama mama dan papa. Sedihnya jadi bareng-bareng. Jadi saling menghibur.. lucu deh… Dan yang lebih seru lagi waktu itu kita sampai dikirain pacaran karena kita sering ditemukan sedang berduaan. Mereka enggak tau aja suasana hati kita sedang kacau balau huahahaha…..

TENTANG MAMA DAN PAPA

Adriel boleh tahu tidak, apa sih hal yang paling kamu kagumi dari seorang mama?

Adriel : Mama itu buat aku adalah segala-galanya. Mama orangnya perhatian dan pengertian banget. Walaupun mama orangnya pengen tahu sampai ke hal-hal yang kecil, aku enggak merasa keberatan , karena mama itu punya cara yang jitu untuk mengorek keterangan dari aku. Mungkin karena itu mama jadi peka sekali kalau ada hal-hal yang enggak biasa atau ada perubahan dalam diri aku…

Kalau Icha sendiri gimana? Apa yang paling kamu kagumi dari papa?

Icha : Sebenarnya mama dan papa enggak beda jauh. Cuma kalau papa itu menurut aku enggak pernah lelah untuk mencari celah ketika berbicara dengan kita. Papa bisa menjadi seperti teman pada saat berbicara dengan aku. Biasanya papa mulai dari pertanyaan sederhana…”ngapain aja tadi di kantor ?”, terus kita jawab “yah kerjalah pa…”. Lalu papa akan Tanya lagi, “kerjanya apa? ”….dst..dstnya.. sehingga akhirnya pembicaraan itu tidak akan pernah ada habisnya karena terus sambung menyambung…. Hehehe…

Sudianto : Yah, tapi kalau cerita tentang asmara biasanya agak seret juga tuh informasinya…. Enggak bisa dapat cash, tapi dicicil-cicil lohhh….hahahahaha …

TENTANG ACARA PEMUDA ADVENT

Adriel dan Icha, ada masukan yang bisa kalian sumbangkan untuk kemajuan Acara Pemuda Advent di gereja ?

Adriel: Yah mungkin bisa membuat program acara yang bisa melibatkan banyak orang berpartisipasi. Sehingga acaranya akan jadi semakin meriah, banyak yang dilibatkan, dan masing-masing punya tanggung jawab dalam acara tersebut.

Icha: Mungkin acaranya yang bisa kita tampilkan adalah konser musik. Dari konser itu akan banyak pihak yang dilibatkan dan akan banyak waktu untuk berlatih, sehingga masing-masing terbiasa untuk menyesuaikan diri dengan temannya. Dari situ nanti akan banyak kesempatan untuk melatih diri memutuskan tindakan apa yang baik dan berlatih untuk berkerjasama dengan orang lain.

Sebelum menyelesaikan perbincangan kita, apakah ada pengalaman lucu tentang kejadian salah kirim sms di mana saja atau dengan siapa saja?

Ellen : Woow…kalau itu saya punya. Waktu itu Icha salah kirim sms. Itu sms sepertinya di tujukan untuk boy friendnya eh kok malah ke kirim ke saya….isinya ya gitu deh…mendayu-dayu… Hahaha….

Tawa kami siang itu mengakhiri perbincangan dengan keluarga Sudianto Suhardjo.