Monday, February 02, 2009

Aku Siap Mendengar


Mazmur 63:6 “Waktu berbaring di tempat tidur aku merenungkan Engkau sepanjang malam.”





Pada suatu malam ketika kami sedang tertidur lelap, telepon rumah kami berdering. Malam selarut ini, siapakah yang menelepon? Ada kekhawatiran pada waktu mau mengangkat telepon tersebut. Biasanya telepon di jam-jam yang tidak umum seperti ini, pasti ada berita yang gawat. Saya berharap itu hanya telepon salah sambung, dan dering telepon akan segera berhenti. Namun, telepon itu tetap saja berdering. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mengangkatnya. Dari seberang sana terdengar suara yang khas, lembut tapi sedikit ngebas, suara seorang yang selalu kurindukan “ Ma, selamat ulang tahun ya, Tuhan memberkati”. Saya terkejut, tapi juga bahagia bercampur lega, karena bukan berita buruk yang kami terima, melainkan ucapan selamat ulang tahun dari negeri seberang “Jam berapa sekarang nak?”, saya bertanya. “Jam tiga.”, jawabnya. “Hah, jam 3 malam ? Kok teleponnya sekarang, mengapa tidak besok pagi saja, mama jadi takut angkat teleponya, kirain ada berita buruk.”, kata saya. Di ujung sana terdengar dia sedikit tertawa mendengar kekhawatiran saya lalu menjawab : “ Tadi lagi kerjakan tugas sampai sekitar jam 12 malam, sudah hampir selesai sich, tapi belum bisa tidur. Lalu ingat-ingat besok mama ulang tahun, daripada nanti ketiduran, mendingan ucapin selamatnya sekarang aja, biar jadi orang nomor satu yang ucapin selamat ulang tahun sama mama. Sorry ngagetin mama ya, he he he…”. Mendengar ucapannya, bahagianya hati ini tak terlukiskan. Dalam hati saya berkata : “ Engkau boleh menelepon mama setiap saat nak, pagi siang ataupun tengah malam, apapun yang ingin kau sampaikan, mama siap mendengar.”

Sebagian dari kita mungkin pernah mempunyai pengalaman tidak bisa tidur atau terbangun di tengah malam. Entah itu karena pikiran kita dibebani hal-hal yang harus kita kerjakan esok hari, atau hal-hal yang belum selesai kita kerjakan di hari sebelumnya. Biasanya, semakin kita coba untuk tidur, semakin sulit mata ini dipejamkan. Setiap orang mempunyai cara yang berbeda mengatasi hal ini. Alkitab mencatat, pada waktu hidupnya penuh problema, Raja Daud juga sering terbangun di tengah malam, seperti kita. Apa yang raja Daud lakukan ketika dia sulit tidur di malam hari, “dia angkat telepon”, dia berbicara dengan Tuhan serta merenungkan janji-janjiNya. Itu memberikan ketenangan baginya.

Ayat kita hari ini mengingatkan kepada kita, bahwa kita boleh datang kepada Tuhan bukan hanya pada waktu pagi ataupun siang tetapi juga dimalam hari, di waktu senang ataupun susah. Apabila suatu saat kita mengalami mata ini sulit dipejamkan pada malam hari oleh banyaknya persoalan yang harus kita selesaikan, mari kita datang kepada Tuhan dan berbicara kepadaNya. sebagaimana yang dilakukan oleh raja Daud. “Berbicaralah padaKu nak, Aku siap mendengar”, kata Tuhan.

Have a great Monday !