Memasuki gereja pada hari Sabat ini, anggota gereja
disambut oleh spanduk yang bertuliskan “ We are the Church”. Ya, hari Sabat ini, tanggal 24
September 2016, jemaat Kemang Pratama mengadakan acara Sabat Anak. Tema Sabat
Anak pada tahun ini adalah “We are the
Church“, dengan ayat inti dari 2Koritus 3:2,3 “Kamu adalah surat pujian
kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh
semua orang. Karena telah ternyata,
bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis
bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh
batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.”.
Seperti biasanya, anak-anak dan guru-guru sekolah
sabat dari depertemen Pelayanan Anak membawakan acara sejak Sekolah Sabat
sampai dengan acara Khotbah. Kebaktian dimulai dengan Doa Percakapan yang
dibawakan oleh pemimpin Sekolah Sabat, bapak Jamesson Silitonga. Kebaktian
Sekolah Sabat yang dipimpin oleh Veber Sormin
dengan menyanyikan lagu pembukaan yang diringin oleh Fanny Saragih
sebagai pianis. Ayat Inti dan Doa Pembukaan dibawakan oleh Marchell Karamoy.
Dan, seperti biasanya, untuk mempromosikan “Follow
The Bible”, diadakan acara kuis Alkitab, yang pada Sabat ini dibawakan
oleh staf Sekolah Sabat. Berita Mision sabat
ini dibawakan dalam drama oleh kelas anak-anak.
Pada hari Sabat anak ini, diskusi Sekolah Sabat di
kelas-kelas, dipimpin oleh para guru-guru Sekolah Sabat anak. “Bagaimanakah
kita menunggu?”, itulah topik pelajaran yang didiskusikan di kelas
masing-masing. Doa Tutup kebaktian Sekolah Sabat dibawakan oleh Sandy Silalahi.
Memasuki acara Khotbah, korister Glory Karamoy
mengajak semua yang hadir untuk berdiri dan menyanyikan lagu “Berdiam”.
Protokol dan ayat bersahutan pada acara khotbah dibawakan oleh ibu Martha
Nenoharan dan doa syafaat dilayangkan oleh Meiwan Tobing. Setelah bacaan
persembahan yang dibawakan oleh Rosa
Sulasta, dilanjutkan dengan pengumpulan persembahan dan doa. Sabat ini, koor
anak-anak membawakan lagu pujian dan kemudian disusul cerita untuk anak, berupa
drama yang dibawakan oleh departemen Sekolah Sabat.
Pengkhotbah Sabat ini, dibawakan oleh ibu Lies
Purnama yang merupakan pemimpin Pelayan Anak,
Pekabarannya berupa khotbah dan
lagu yang dibawakan oleh anak-anak:- Audrey Silaban membawakan pekabaran “Menolong dan melayani”, dan dilanjutkan dengan Vokal Grup Remaja Putri yang membawakan lagu “Blessing”
- Dave Tobias Purnama membawakan pekabaran “Menginjil dan Mendoakan” dan dilanjutkan dengan Suara Amsal yang membawakan lagu “Good News”
- Marchell Pelaupessy membawakan pekabaran “Memaafkan” dan dilanjutkan dengan Instrumentalia Verrel dkk.
- Vita Silalahi membawakan pekabaran “Sopan Santun dan Sikap Hormat” dan dilanjutkan dengan Vokal Grup Guru-guru SS yang membawakan lagu “It was In a Country Church”
- Ray Kapitan membawakan pekabaran “Tertib di Gereja” dan dilanjutkan dengan Koor Anak-anak dan Guru Sekolah Sabat Anakyang membawakan lagu “We Are the Church”
Inti dari pekabaran Sabat ini
adalah bagaimana semua anggota jemaat, bahkan anak-anak adalah bagian dari
gereja. Dari ayat inti, jelas sekali bahwa yang dimaksud Tuhan dengan gereja
adalah orang-orangnya, bukan gedungnya. Dan orang-orang yang dimaksud disini
adalah orang-orang yang dapat memancarkan dan menghidupkan kasih Tuhan dalam
diri kita, kehidupan kita, di lingkungan gereja dan di luar gereja, yaitu di
sekitar kita. DAlam hal ini, anak-anak dan orang-orang muda adalah calon
tiang-tiang gereja, ituah yang sering kita dengar. Oleh sebab itu, sebagai
tiang, tentunya harus kokoh dan tidak mudah goyah. Raja Salomo dalam Amsal
22:6, mengatakan“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka
pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
Bila kita dapat membentuk calon tiang-tiang gereja
itu dengan baik, maka gereja pada masa depan tidak akan goyah. Gereja akan
bertambah kokoh, oleh sebab orang-orang muda tidak menyimpang dari jalan yang
telah diajarkan oleh Allah melalui orang-orang tua mereka. Lebih jauh Raja
Salomo mengatakan dalam Ams 29:17
“Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan
mendatangkan sukacita kepadamu.” Benar! Siapakah yang tidak akan berbahagia
bilamana melihat anak-anaknya hidup dalam kebenaran? 3Yohanes 1:4 “Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar
dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran”.
Anak-anak ini adalah bagian dari gereja, dan bahkan
mereka juga adalah gereja. Mereka akan menjadi surat yang akan dikenal dan
dibaca oleh semua orang. Mereka akan menjadi surat Kristus yang ditulis oleh
Roh Allah yang hidup.Pekabaran yang mereka berikan merupakan hal-hal yang
sederhana yang dapat kita aplikasikan, sehingga itu juga dapat memotivasi kita
untuk melakukan hal yang sama.
Audrey dalam pekabarannya mengatakan ada perbedaan
anatar menolong dan melayani. Menolong adalah membantu untuk meringankan beban,
misalnya penderitaan, kesukaran, dan sebagainya. Dengan kata lain, kita
membantu orang lain walaupun orang tersebut telah melakukan bagiannya. Jadi
dalam menolong, kita hanya sebagai pelengkap, bukan pemeran utama. Sedangkan
dalam melayani, kita melakukan semua bagian orang tersebut, tanpa membebani
atau membiarkan orang itu untuk melakukan bagiannya. Jadi, dalam melayani, kita
bukan sekedar pelengkap, namun sebagai pemeran utama.
Dave mengatakan, bahwa untuk menjadi seorang
penginjil tidak harus melakukan KKR atau menjadi Misionaris. Cukup dengan
menyaksikan (mengobrol) tentang kasih Tuhan yang telah menyembuhkan seorang
teman mereka saat mereka sedang berada di tempat umum, sehingga orang-orang
turut mendengar pekabaran tersbut. Dengan cara ini, orang-orang akan
mendengarkan kasih Tuhan.
Marchell mengingatkan kita bahwa berkata maaf
memang sulit, namun ternyata memaafkan tidak lebih mudah dari meminta maaf.
Vita mengatakan cara kita berurusan dengan orang
akan meninggalkan kesan baik ataupun buruk. Kalau kita sopan, kemungkinan besar
orang akan menganggap kita dewasa dan bertanggung jawab; dan mereka juga akan
memperlakukan kita dengan cara yang sama! Tapi, kalau kita kasar, orang akan
menganggap kita hanya memikirkan diri sendiri. Akibatnya, kita bisa kehilangan
banyak kesempatan, seperti mendapat pekerjaan dan yang lainnya. Kalau kita selalu sopan, walaupun orang yang
selalu kasar terhadap kita pun akhirnya mungkin perlahan-lahan akan
memperlakukan kita dengan baik. Tentu, kalau kita kasar, kita juga akan
diperlakukan dengan buruk. Intinya: Kita
setiap hari berurusan dengan orang-orang. Cara kita menghadapi orang bisa
mempengaruhi cara mereka menilai dan memperlakukan kita. Singkatnya, sopan
santun memang penting!
Dan terakhir, Ray memberitahukan bagaimana yang
dimaksud dengan Tertib itu. Dengan Hidup
Tertib, diharapkan dapat menjadi kunci kesuksesan, menghasilkan terobosan, dan
Tuahn akan berkerja melalui ketertiban hidup. Dan khususnya dalam ketertiban di
gereja, kita dihimbau untuk: Berpakaian rapi dan sopan, Menjaga ketenangan,
Mematikan gadget, Menghargai waktu dan Tuhan, dan Tenang serta menghargai
lingkungan Gereja.
Diakhir pekabaran khotbah, ibu Lies mengingatkan
kembali agar kita dapat memulai dari "Menolong dan Melayani", lalu kita mulai "Menginjil dan Mendoakan". Di lain pihak, kita belajar "Memaafkan" sehingga kita
dapat memiliki sikap "Sopan Santun dan Hormat". Dan ini semua akan membawa "Ketertiban", bukan saja di dalam gereja, namun dalam semua aspek kehidupan kita.
Pekabaran mereka sangat sederhana. Namun dalam
kemudaan mereka, mereka sudah mampu melakukan pelayanan ini. Kita Puji Tuhan,
oleh kerena mereka diberikan kemampuan untuk membawakan pekabaran pada Sabat
ini. Dan, sama seperti Timotius, kita
tidak akan menganggap mereka rendah karena kemudaannya. Mereka dapat menjadi
teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataannya, dalam tingkah lakunya,
dalam kasihnya, dalam kesetiaannya dan dalam kesuciannya. 1Timotius 4:12
Sebab “Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis
dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah
surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta,
tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada
loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.”
Kebaktian ditutup dengan doa oleh gembala jemaat,
Pdt. N.Z. Nenoharan untuk secara khusus mendoakan anak-anak dan orang muda agar
dapat menjadi surat pujian yang ditulis dengan Roh Allah yang hidup pada hati manusia.
Tuhan Yesus memberkati.
Lies Purnama
Departemen Pelayanan Anak Jemaat Kemang Pratama