Wednesday, October 05, 2016

We Are the Church - Sabat Anak 2016

Memasuki gereja pada hari Sabat ini, anggota gereja disambut oleh spanduk yang bertuliskan “ We are the Church”. Ya, hari Sabat ini, tanggal 24 September 2016, jemaat Kemang Pratama mengadakan acara Sabat Anak. Tema Sabat Anak pada tahun ini adalah “We are the Church“, dengan ayat inti dari 2Koritus 3:2,3 “Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.  Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.”.
 
Seperti biasanya, anak-anak dan guru-guru sekolah sabat dari depertemen Pelayanan Anak membawakan acara sejak Sekolah Sabat sampai dengan acara Khotbah. Kebaktian dimulai dengan Doa Percakapan yang dibawakan oleh pemimpin Sekolah Sabat, bapak Jamesson Silitonga. Kebaktian Sekolah Sabat yang dipimpin oleh Veber Sormin  dengan menyanyikan lagu pembukaan yang diringin oleh Fanny Saragih sebagai pianis. Ayat Inti dan Doa Pembukaan dibawakan oleh Marchell Karamoy. Dan, seperti biasanya, untuk mempromosikan “Follow The Bible”, diadakan acara kuis Alkitab, yang pada Sabat ini dibawakan oleh  staf Sekolah Sabat. Berita Mision sabat ini dibawakan dalam drama oleh kelas anak-anak.


Pada hari Sabat anak ini, diskusi Sekolah Sabat di kelas-kelas, dipimpin oleh para guru-guru Sekolah Sabat anak. “Bagaimanakah kita menunggu?”, itulah topik pelajaran yang didiskusikan di kelas masing-masing. Doa Tutup kebaktian Sekolah Sabat dibawakan oleh Sandy Silalahi.


Memasuki acara Khotbah, korister Glory Karamoy mengajak semua yang hadir untuk berdiri dan menyanyikan lagu “Berdiam”. Protokol dan ayat bersahutan pada acara khotbah dibawakan oleh ibu Martha Nenoharan dan doa syafaat dilayangkan oleh Meiwan Tobing. Setelah bacaan persembahan yang dibawakan oleh  Rosa Sulasta, dilanjutkan dengan pengumpulan persembahan dan doa. Sabat ini, koor anak-anak membawakan lagu pujian dan kemudian disusul cerita untuk anak, berupa drama yang dibawakan oleh departemen Sekolah Sabat.

Pengkhotbah Sabat ini, dibawakan oleh ibu Lies Purnama yang merupakan pemimpin Pelayan Anak,
Pekabarannya berupa khotbah dan lagu yang dibawakan oleh anak-anak:
  • Audrey Silaban membawakan pekabaran “Menolong dan melayani”, dan dilanjutkan dengan Vokal Grup Remaja Putri yang membawakan lagu “Blessing
  • Dave Tobias Purnama membawakan pekabaran “Menginjil dan Mendoakan” dan dilanjutkan dengan Suara Amsal yang membawakan lagu “Good News
  • Marchell Pelaupessy membawakan pekabaran “Memaafkan” dan dilanjutkan dengan Instrumentalia Verrel dkk.
  • Vita Silalahi membawakan pekabaran “Sopan Santun dan Sikap Hormat” dan dilanjutkan dengan Vokal Grup Guru-guru SS yang membawakan lagu “It was In a Country Church
  • Ray Kapitan membawakan pekabaran “Tertib di Gereja” dan dilanjutkan dengan Koor Anak-anak dan Guru Sekolah Sabat Anakyang membawakan lagu “We Are the Church


Inti dari pekabaran Sabat ini adalah bagaimana semua anggota jemaat, bahkan anak-anak adalah bagian dari gereja. Dari ayat inti, jelas sekali bahwa yang dimaksud Tuhan dengan gereja adalah orang-orangnya, bukan gedungnya. Dan orang-orang yang dimaksud disini adalah orang-orang yang dapat memancarkan dan menghidupkan kasih Tuhan dalam diri kita, kehidupan kita, di lingkungan gereja dan di luar gereja, yaitu di sekitar kita. DAlam hal ini, anak-anak dan orang-orang muda adalah calon tiang-tiang gereja, ituah yang sering kita dengar. Oleh sebab itu, sebagai tiang, tentunya harus kokoh dan tidak mudah goyah. Raja Salomo dalam Amsal 22:6, mengatakan“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”


Bila kita dapat membentuk calon tiang-tiang gereja itu dengan baik, maka gereja pada masa depan tidak akan goyah. Gereja akan bertambah kokoh, oleh sebab orang-orang muda tidak menyimpang dari jalan yang telah diajarkan oleh Allah melalui orang-orang tua mereka. Lebih jauh Raja Salomo mengatakan dalam Ams 29:17  “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” Benar! Siapakah yang tidak akan berbahagia bilamana melihat anak-anaknya hidup dalam kebenaran? 3Yohanes 1:4  “Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran”.


Anak-anak ini adalah bagian dari gereja, dan bahkan mereka juga adalah gereja. Mereka akan menjadi surat yang akan dikenal dan dibaca oleh semua orang. Mereka akan menjadi surat Kristus yang ditulis oleh Roh Allah yang hidup.Pekabaran yang mereka berikan merupakan hal-hal yang sederhana yang dapat kita aplikasikan, sehingga itu juga dapat memotivasi kita untuk melakukan hal yang sama.

Audrey dalam pekabarannya mengatakan ada perbedaan anatar menolong dan melayani. Menolong adalah membantu untuk meringankan beban, misalnya penderitaan, kesukaran, dan sebagainya. Dengan kata lain, kita membantu orang lain walaupun orang tersebut telah melakukan bagiannya. Jadi dalam menolong, kita hanya sebagai pelengkap, bukan pemeran utama. Sedangkan dalam melayani, kita melakukan semua bagian orang tersebut, tanpa membebani atau membiarkan orang itu untuk melakukan bagiannya. Jadi, dalam melayani, kita bukan sekedar pelengkap, namun sebagai pemeran utama.


Dave mengatakan, bahwa untuk menjadi seorang penginjil tidak harus melakukan KKR atau menjadi Misionaris. Cukup dengan menyaksikan (mengobrol) tentang kasih Tuhan yang telah menyembuhkan seorang teman mereka saat mereka sedang berada di tempat umum, sehingga orang-orang turut mendengar pekabaran tersbut. Dengan cara ini, orang-orang akan mendengarkan kasih Tuhan.

Marchell mengingatkan kita bahwa berkata maaf memang sulit, namun ternyata memaafkan tidak lebih mudah dari meminta maaf.

Vita mengatakan cara kita berurusan dengan orang akan meninggalkan kesan baik ataupun buruk. Kalau kita sopan, kemungkinan besar orang akan menganggap kita dewasa dan bertanggung jawab; dan mereka juga akan memperlakukan kita dengan cara yang sama! Tapi, kalau kita kasar, orang akan menganggap kita hanya memikirkan diri sendiri. Akibatnya, kita bisa kehilangan banyak kesempatan, seperti mendapat pekerjaan dan yang lainnya.  Kalau kita selalu sopan, walaupun orang yang selalu kasar terhadap kita pun akhirnya mungkin perlahan-lahan akan memperlakukan kita dengan baik. Tentu, kalau kita kasar, kita juga akan diperlakukan dengan buruk.  Intinya: Kita setiap hari berurusan dengan orang-orang. Cara kita menghadapi orang bisa mempengaruhi cara mereka menilai dan memperlakukan kita. Singkatnya, sopan santun memang penting!

Dan terakhir, Ray memberitahukan bagaimana yang dimaksud dengan Tertib itu.  Dengan Hidup Tertib, diharapkan dapat menjadi kunci kesuksesan, menghasilkan terobosan, dan Tuahn akan berkerja melalui ketertiban hidup. Dan khususnya dalam ketertiban di gereja, kita dihimbau untuk: Berpakaian rapi dan sopan, Menjaga ketenangan, Mematikan gadget, Menghargai waktu dan Tuhan, dan Tenang serta menghargai lingkungan Gereja.

Diakhir pekabaran khotbah, ibu Lies mengingatkan kembali agar kita dapat memulai dari "Menolong dan Melayani", lalu kita mulai "Menginjil dan Mendoakan". Di lain pihak, kita belajar "Memaafkan" sehingga kita dapat memiliki sikap "Sopan Santun dan Hormat". Dan ini semua akan membawa "Ketertiban", bukan saja di dalam gereja, namun dalam semua aspek kehidupan kita.

Pekabaran mereka sangat sederhana. Namun dalam kemudaan mereka, mereka sudah mampu melakukan pelayanan ini. Kita Puji Tuhan, oleh kerena mereka diberikan kemampuan untuk membawakan pekabaran pada Sabat ini. Dan, sama seperti  Timotius, kita tidak akan menganggap mereka rendah karena kemudaannya. Mereka dapat menjadi teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataannya, dalam tingkah lakunya, dalam kasihnya, dalam kesetiaannya dan dalam kesuciannya.   1Timotius 4:12

Sebab “Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.  Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.”

Kebaktian ditutup dengan doa oleh gembala jemaat, Pdt. N.Z. Nenoharan untuk secara khusus mendoakan anak-anak dan orang muda agar dapat menjadi surat pujian yang ditulis dengan Roh Allah yang hidup pada hati manusia.

Tuhan Yesus memberkati.


Lies Purnama
Departemen Pelayanan Anak Jemaat Kemang Pratama