Monday, June 20, 2016

Ketika Idolaku Loyo !



Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!" Mazmur 18:3


Bang, sudah game ke berapa sekarang?” tanyaku pada anakku yang kedua tentang pertandingan final NBA yang tengah berlangsung.   “Hari ini sudah game terakhir, pa.  Huh…padahal Warriors sudah unggul lebih dulu 3-1 sebelumnya.  Ehh…kesusul jadi 3-3!” sahutnya agak kurang bersemangat.  “Oh ya?  Kok bisa begitu?  Memang si Curry lagi nggak oke ya, bang?” tanyaku beruntun.   Golden State Warriors adalah klub basket NBA kesayangannya.  Dan dia begitu mengagumi Stephen Curry dari klub tersebut.  “Yaaah, mudah-mudahan dia main bagus kali ini.  Soalnya, ini sudah game penentuan juara pa !” sahutnya lagi sambil siap-siap menonton siaran langsung pertandingan itu.

Aku lihat si abang sedang asyik menonton.  “Yaah…payah!  Kok, nggak bisa masuk sih?”  Beberapa kali aku dengar dia menggerutu kecewa, ketika jagoannya yang pakai kaos nomor 30 terlihat gagal memasukkan bola ke dalam keranjang.“Sudah berapa sekarang skor pertandingannya bang?” tanyaku sambil menghampiri dia dan layar televisi.  “Skor-nya 89-89, pa…sudah quarter ke-empat dan waktu tinggal 1 menitan lagi,” jawabnya sambil terus menatap layar.  “Yaah ampun, kok si Curry tembakan 3 points-nya nggak masuk lagi !  Aku berharap banget dia bisa bikin tim-nya menang. Sudah deh…kalah kalau begini!” sahut kecewa si abang melihat waktu pertandingan yang akhirnya habis dalam beberapa detik.  “Sudah bang, jangan kecewa.  Manusia pasti ada menang dan ada kalahnya,” ucapku menghibur sambil menepuk pundaknya yang kokoh.   “Iya, ya pa…,” jawab si abang sambil tersenyum tipis.

Di dalam ayat Roti Pagi ini, Daud mengangkat puji dan syukur kepada Tuhan yang dia begitu sanjung, sumber pengharapannya.  Tidak tanggung-tanggung, ada sembilan buah ungkapan yang dia berikan kepada Tuhan. Bukit batuku, kubu pertahananku, penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!  Daud tidak perlu mengidolakan dan berharap pada manusia.  Dia cukup menjadikan Tuhan sebagai harapannya, satu-satunya.  Manusia memiliki idola masing-masing.  Ada penyanyi tenar, ada pemain basket yang handal, artis layar kaca, atau mungkin guru di kelas.  Semua hanya manusia. Kadang mereka bagus, kadang lemah.  Kadang mereka menang, kadang mereka kalah.  Manusia punya keterbatasan dan kerap gagal. Idola kita bisa loyo !  Kenapa kita tidak jadikan Tuhan sebagai idola kita?  Dia tidak pernah gagal!

May God bless you today !