“Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!" Mazmur 18:3
“Bang, sudah game
ke berapa sekarang?” tanyaku pada anakku yang kedua tentang pertandingan final
NBA yang tengah berlangsung. “Hari ini
sudah game terakhir, pa. Huh…padahal
Warriors sudah unggul lebih dulu 3-1 sebelumnya. Ehh…kesusul jadi 3-3!” sahutnya agak kurang
bersemangat. “Oh ya? Kok bisa begitu? Memang si Curry lagi nggak oke ya, bang?”
tanyaku beruntun. Golden State Warriors
adalah klub basket NBA kesayangannya.
Dan dia begitu mengagumi Stephen Curry dari klub tersebut. “Yaaah, mudah-mudahan dia main bagus kali
ini. Soalnya, ini sudah game penentuan
juara pa !” sahutnya lagi sambil siap-siap menonton siaran langsung
pertandingan itu.
Aku lihat si abang sedang asyik menonton. “Yaah…payah!
Kok, nggak bisa masuk sih?” Beberapa
kali aku dengar dia menggerutu kecewa, ketika jagoannya yang pakai kaos nomor
30 terlihat gagal memasukkan bola ke dalam keranjang.“Sudah berapa sekarang
skor pertandingannya bang?” tanyaku sambil menghampiri dia dan layar televisi. “Skor-nya 89-89, pa…sudah quarter ke-empat dan waktu tinggal 1
menitan lagi,” jawabnya sambil terus menatap layar. “Yaah ampun, kok si Curry tembakan 3 points-nya nggak masuk lagi ! Aku berharap banget dia bisa bikin tim-nya
menang. Sudah deh…kalah kalau begini!” sahut kecewa si abang melihat waktu pertandingan yang akhirnya habis
dalam beberapa detik. “Sudah bang,
jangan kecewa. Manusia pasti ada menang
dan ada kalahnya,” ucapku menghibur sambil menepuk pundaknya yang kokoh. “Iya, ya pa…,” jawab si abang sambil tersenyum
tipis.
Di dalam ayat Roti
Pagi ini, Daud mengangkat puji dan syukur kepada Tuhan yang dia begitu
sanjung, sumber pengharapannya. Tidak tanggung-tanggung, ada sembilan buah ungkapan yang dia berikan kepada Tuhan. Bukit batuku, kubu
pertahananku, penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung,
perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Daud tidak perlu mengidolakan dan berharap
pada manusia. Dia cukup menjadikan Tuhan
sebagai harapannya, satu-satunya. Manusia
memiliki idola masing-masing. Ada
penyanyi tenar, ada pemain basket yang handal, artis layar kaca, atau mungkin
guru di kelas. Semua hanya manusia.
Kadang mereka bagus, kadang lemah.
Kadang mereka menang, kadang mereka kalah. Manusia punya keterbatasan dan kerap gagal.
Idola kita bisa loyo ! Kenapa kita tidak
jadikan Tuhan sebagai idola kita? Dia tidak
pernah gagal!
May God bless you today !