Monday, March 31, 2014

KISAH SEDIH DI PERBATASAN - Pdt. Hengky Wijaya

Kebaktian Sabat
GMAHK Kemang Pratama
Pembicara : Pdt.Hengky Wijaya
Sabat, 29 Maret 2014

Participant khotbah memasuki mimbar diiringi lagu dari LS 515 "Tuhan Ada Dalam Kaabah" sebagai lagu pendahuluan dipimpin oleh Ibu Sari Tobing, pianist Junior Tampubolon, diiringi musik pengiring kebaktian Army Tampubolon dan Joshua Simanjuntak. 

 
Jemaat menyanyi dari LS No. 1 "Dihadapan Hadirat Mu" dilanjutkan doa pebgkhotbah dilayangkan oleh Pdt. Hengky Wijaya. Bacaan Ayat bersahutan dipimpin oleh Bp. Munas Tambunan, dibacakan oleh pemimpin dan jemaat secara bergantian. Jemaat menyanyi lagu pembukaan dilanjutkan dengan doa syafaat yang di layangkan oleh gembala jemaat Pdt. Rindu Hutapea. Sambutan doa, jemaat menyanyikan lagu dari LS No. 517 "Dengar Ya Tuhan Kami Berdoa". 


Bacaan persembahan dibawakan oleh Bp. Karel Arsyad, himbauan dan ajakan "Tidak ada kasih yang melebihi dari memberikan persembahan, tanda cinta kepada Allah". Diakon mengumpulkan persembahan diiringi musik instrumentalia, dan menyanyi dari LS No. 21 "Pada Mu allah Ku Puji" sebagai sambutan doa persembahan. Doa dilayangkan oleh Bp. Karel Arsyad.

Cerita anak2 dibawakan oleh Ibu Pdt Henky Wijaya, di sampaikan dengan cukup singkat menceritakan bagaimana seorang yang bernama "Akhan" pada saat Joshua memimpin bangsa Israel dan mereka kalah berperang. Ditemukan bahwa Akhan telah mencuri beberapa harta dari Jerikho yang dimaksudkan untuk bait suci, spt emas dan perak, kain babel yang mahal, dan kemudian harta tsb ditemukan terkubur di kemahnya. Allah menyatakan bangsa Israel telah berdosa oleh karena hal itu, dan Dia membiarkan mereka kalah berperang oleh karena dosa yang dilakukan Akhan.

Sebuah lagu pujian mendahului khotbah dibawakan oleh Pemudi Kemang Pratama dengan judul "Tuhan Pasti Sanggup". Ayat inti khotbah terdapat dalam Ulangan 34:1-4 dibacakan oleh pemimpin acara Bp. Munas Tambunan. Jemaat menyanyikan lagu pengantar khotbah "Tuhan Bersabda Padaku" dengan setengah suara untuk mempersiapkan hati menerima firman yang akan dibagikan.

Judul khotbah yang dibawakan oleh Pdt Hengky Wijaya :"Kisah Sedih di Perbatasan", diawali dengan sebuah ilustrasi mengenai seorang  pembalap F1 bernama Nigel Mansell, dimana dia tiba2 berhenti sebelum mencapai garis finish disebabkan kehabisan bahan bakar. Jarak garis finish yang tidak terlalu jauh namun dia harus menerima kenyataan pahit, kekalahan. Demikian halnya dengan apa yang terjadi dengan Musa saat memimpin bangsa Isarel keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian, Kanaan. Mereka bersungut2, keras tengkuk, dan tidak percaya kepada tuntunan Allah, mereka kehilangan kesempatan untuk menginjak tanah perjanjian yang jaraknya tidaklah demikian jauh dari tanah Mesir, tempat dimana mereka menjadi budak.

Matius 19:16-30 menceritakan kisah seorang pemuda kaya yang bertanya kepada Yesus apa yang harus dilakukannya untuk mendapatkan hidup kekal. Jawaban Yesus untuk menjalankan ke sepuluh perintah Allah, telah juga di lakukannya. Namun ketika Yesus mengatakan "Jualah seluruh harta milikmu dan ikutlah Aku", pemuda tsb pergi meninggalkan Yesus karena begitu banyak memiliki harta.  
Kisah 5:1-2 kisah tentang kegagalan Ananias dan Safira menjalankan nasar mereka kepada Allah. Dengan mendahulukan kepentingan diri sendiri serta mengabaikan janji mereka telah membawa kebinasaan. 

Kisah 26:27-32 bercerita bagaimana Agripa (Herodes) hampir saja menjadi seorang Kristen.

Ulangan 34 menceritakan latar belakang mengapa Musa tidak sampai menginjak tanah perjanjian Allah. Allah hanya memperlihatkan tanah tersebut tanpa Musa pernah tiba disana. Dalam Bilangan 20:7-11 dosa Musa dinyatakan. Keteledoran yang dibuatnya dan ucapan yang keluar dari mulutnya menjadikannya berdosa. Mengapa ?

1. Teledor karena tidak percaya kepada Tuhan. Gantinya hanya berbicara kepada bangsa Israel seperti yang Tuhan ingin dia lakukan, Musa  memukul batu dan keluarlah air. 
2.  Tidak menghormati kekudusan Tuhan. Yang dapat mengeluarkan air dari batu hanya Tuhan.

Musa tidak mendengarkan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya.

Saat ini kita sedang berada di persimpangan jalan. Sama deperti Musa, Apakah kita akan tetap berjalan terus hingga tiba di tanah perjanjian Allah? ataukah akan berhenti dan hanya berakhir di persimpangan jalan? Pengalaman iman Musa selama memimpin perjalanan bangsa Israel menuju Kanaan mengajarkan kita bagaimana untuk patuh dan taat kepada perintah Allah. Penyerahan diri sepenuhnya kepada Dia yang memimpin jalan hidup kita, apakah perjalanan itu akan berliku atau lurus tanpa hambatan, biarlah seluruhnya kita serahkan kepadaNya. Menyerahkan berarti membiarkan tanganNya menuntun dan mengendalikan hidup kita. Semoga kisah sedih di perbatasan yang dialami Musa tidak terjadi atas hidup umat2 Tuhan, demikian Pdt Hengky Wijaya mengakhiri firman yang dibagikan pada Sabat siang itu.

Untuk menutup kebaktian jemaat menyanyi lagu tutup dari LS, doa berkat dilayangkan oleh Pdt Hengky Wijaya, di akhiri sambutan jemaat dengan menyanyi dari LS No 522 "Curahkan berkat Mu ya Tuhan". Kebaktian berakhir, participant khotbah meninggalkan mimbar diikuti dengan anggota jemaat keluar baris demi baris secara teratur dipandu oleh diakon yang bertugas untuk selanjutnya saling bersalaman. 

Selamat Sabat. Tuhan memberkati.

Lynda Karman