Tuesday, September 14, 2010

BERJUANG

Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Lukas 13 : 24


Mengapa banyak orang Kristen menganggap bahwa yang terpenting adalah akhir perjalanan hidup kita? Harus diakui ini diakibatkan pengertian yang salah mengenai keselamatan dalam pikiran banyak orang Kristen. Keselamatan dianggap begitu murahan dan gampangan. Inilah yang menyebabkan banyak orang Kristen memiliki hidup kerohanian yang tidak bermutu. Padahal TUHAN Yesus sendiri berkata, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!” (Luk. 13:24) Berjuang, atau ἀγωνίζεσθε (agōnizesthe) mengandung arti “berusaha keras”, atau “bekerja dengan semangat menyala-nyala.” Pemahaman keselamatan yang salah disebabkan juga karena interpretasi yang salah terhadap fragmen penyaliban, yaitu keselamatan yang diterima oleh salah satu penjahat yang disalib di samping TUHAN Yesus. Hanya dengan mengucapkan, “Ingatlah aku kalau ENGKAU datang sebagai Raja”, ia sudah selamat. Sesederhana itukah? Banyak orang tidak memahami bahwa penjahat tersebut memiliki sikap hati yang luar biasa, yang karenanya ia layak menerima keselamatan. Ini tampak dalam beberapa pernyataan yang diucapkannya di kayu salib tersebut: ia mengakui bahwa TUHAN Yesus adalah Mesias; ia mengakui Yesus berkuasa menyelamatkan dirinya di kekekalan; ia percaya bahwa Yesuslah Raja. Saat orang-orang—termasuk murid-murid Yesus—meninggalkan TUHAN Yesus, justru si penjahat inilah satu-satunya orang yang masih percaya pada waktu itu.


Keselamatan seseorang ditentukan oleh kesetiaannya sampai akhir, tetapi ini tidak hanya ditentukan oleh menit-menit terakhir. Seperti kemenangan petinju bukan hanya ditentukan oleh menit-menit terakhir di atas ring tinju, tetapi oleh hari-hari panjang saat ia mempersiapkan diri berlatih sebelum pertandingan. Penjahat ini menerima dengan rela hukuman salib terhadap dirinya, sebab ia merasa bahwa pantas menerimanya (Luk. 23:41). Ini menunjuk pengakuan dosanya yang tulus dan jujur. Inilah pertobatan yang sesungguhnya, bukan pertobatan semu. Tidak mungkin sikap hati seperti ini dapat dimilikinya secara mendadak. Tentu ia telah membangunnya melalui detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun-tahun yang panjang. Apa yang dilakukan penjahat ini adalah peta perjalanan yang telah dilaluinya. Bukan detik terakhirnyalah yang merupakan penentu satu-satunya untuk keselamatannya. Keselamatan tidak murahan, tetapi membutuhkan perjuangan hidup.