Thursday, July 03, 2014

AKOE TJINTA KAMOE - Bp. Willy U. Wuisan

Kebaktian Sabat  
GMAHK Kemang Pratama
Pembicara : Bp. Willy U. Wuisan
 
Sabat, 28 Juni 2014 


Kebaktian Sabat di mulai dengan menyanyi lagu sambutan pengantar khotbah dari LS No. 515 "Tuhan Ada Dalam Bait Allah" dipimpin Chorister Ibu Sofia Manurung dan panist Junior Tampubolon. Participant khotbah memasuki mimbar, jemaat menyambut dengan menyanyi dari LS No. 1 "Dihadapan Hadirat Mu", dilanjutkan doa pengkhotbah yang dilayangkan oleh Bp.Willy Wuisan. Bacaan bersahutan terdapat dalam 1 Korintus 13:4-8 dipimpin oleh Bp. Munas Tambunan, dibacakan oleh pemimpin dan jemaat secara bergantian. Lagu buka dari LS No. 492 "Kasih-Mu Tuhan", jemaat berdiri dan menyanyikan semua ayat. Doa syafaat dilayangkan oleh Bp. Ramlan Sormin, jemaat menyambut dengan menyanyi dari LS No. 517 "Dengar Ya Tuhan Kami Berdoa".

Bacaan persembahan dibawakan oleh Bp. Jamesson Silitonga, menghimbau jemaat untuk memberikan persembahan sebagai bentuk kasih kepada Tuhan. Para diakon mengumpulkan persembahan di iringi musik instrumentalia, kemudian jemaat menyambut dengan menyanyi dari LS No. 21 "Pada Mu Allah Ku Puji". diakhiri doa persembahan yang dilayangkan oleh Bp. Jamesson Silitonga.

Lagu istimewa mendahului cerita anak dan khotbah dibawakan oleh Guru2 SSAA, dengan judul lagu "Happiness Is The Lord". Cerita anak dibawakan oleh Ibu Yunita Wuisan mengambil tema orang Samaria yang baik hati. Didahului dengan sekilas cerita sebagai pendahuluan, selanjutnya anak2 disuguhkan sebuah tayangan video yang menceritakan "Orang Samaria Yang Baik Hati'. Diakhir cerita, sebagai penegasan bahwa anak2 mengikuti alur cerita dalam tayangan video, Ibu Yunita bertanya kepada anak2 mengenai berapa jumlah  orang Lewi yang melewati orang yang baru dirampok tsb. Dengan penuh semangat anak2 menjawab 2 orang, yang kemudian di amini oleh ibu Yunita. Cerita diakhiri denga membaca sebuah ayat Alkitab dan doa yang dilayangkan oleh salah satu anak.

 
 
Ayat inti terdapat dalam Yohanes 4:7-8 dibacakan oleh Bp. Munas Tambunan, jemaat menyanyi lagu sambutan firman "Tuhan Bersabda Padaku" dengan setengah suara. Firman Tuhan yang disampaikan oleh B. Willy Wuisan yang berjudul "Akoe Tjinta Kamoe" mengambil tema cinta yang terdapat dalam buku Kidung Agung. Cinta kasih diantara suami istri.
Kidung Agung 8:6-7 "Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut,kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina".

Diawali dengan sebuah ilustrasi yang menjadi pengalaman pribadi Bp. Willy Wuisan. Dalam suatu kesempatan mengunjungi sebuah Rumah Sakit, pada saat menunggu antrian, Bp. Willy Wuisan duduk disebelah seorang kakek berusia 70 thn yang datang ke RS tsb untuk membuka jahitan di salah satu anggota tubuhnya, setelah jatuh di kamar mandi beberapa waktu lalu. Kakek tsb berkali2 melihat jam di pergerlangan tangannya, dan terlihat seperti sedang terburu2. Melihat keadaan itu, seakan ingin mencoba menolong kakek tsb, dan berpikir bahwa itu yang mungkin dibutuhkannya, Bp. Willy Wuisan memberikan nomor antriannya kepada kakek tsb. Namun apa yang kemudian dia dapatkan jawaban dari kakek tsb membuat Bp. Willy terhenyak. Kakek itu mengatakan dia tidak sedang terburu2, namun dia ingin selekasnya pulang jika urusannya telah beres di RS ini, agar bisa segera bertemu dengan istri yang saat ini sedang terbaring sakit di rumah, dan telah mengalami sakit selama 7 thn. Bp. Willy bertanya apakah istri si kakek akan marah jika dia pulang terlambat. Kakek itu mengatakan tidak, karena sakitnya yang cukup lama istrinya sudah tak mengenalinya lagi. Pak Willy tampak bingung dan mencoba lebih dalam bertanya, "Mengapa bisa demikian?". Tak lama kemudian kakek tsb berpamitan dan mengatakan kepada Pak Willy "Saya mau pulang dan bertemu dengan istri saya walaupun saat ini dia tak lagi mengenal saya".

Apakah cinta demikian yang saat ini kita perankan di dalam rumah tangga kita?

Kidung Agung 4:7-15 "Engkau cantik sekali manisku, tak ada cacat cela padamu". 

Romantisme suami istri tetaplan perlu di tunjukan dalam rumah tangga, bukan saja pada saat berpacaran. Buku Kidung Agung banyak menggunakan kata2 cinta dan menggambarkannya dengan istilah gunung2, air dan sungai. Hal tsb memberikan arti cinta kasih yang tak berkesudahan, mengalir dari gunung menuju sungai, terus mengalir bagaikan mata air yang tak berkesudahan. Air yang mengalir dengan deras menggambarkan aliran cinta kasih yang sehat, spt perhatian, kelemah lembutan, kasih sayang, disiplin dsb diungkapkan dengan luapan cinta murni. Cinta bisa salah, jika bukan dari Tuhan.

Cinta dapat tumbuh oleh karena hal2 tsb dibawah : 

1. Nature -- alami
2. Togetherness -- kebersamaan, selalu bersama
3. Mind Set -- bentuk kekaguman
4. Opinion -- mengangkat derajat kehidupan

Beberapa jenis cinta menurut orang2 muda :

1.  Kagum  - cinta yang berbahaya oleh karena sekedar 
kagum
2.  Tertolong - cinta yang pada umumnya terjadi antara 
atasan dan bawahan
3.  Butuh - seringkali terjadi antara dosen dan mahasiswanya
4.  Terhibur - cinta yang kerap timbul diantara orang2 yang 
hidup di dunia hiburan, pelawak dll
5.  Kasihan - cinta yang bisa hilang kapan saja
6.  Cocok - cinta muncul saat merasa ada kecocokan
7.  Cinta sejati - cinta yang tumbuh berdasarkan menerima 
apa adanya, cinta abadi, Agape.

Memelihara cinta sejati atau Agape perlu di pupuk seperti kita memelihara tanaman atau berkebun. Cinta perlu di pelihara, di siram dan di beri pupuk, di jaga dan pelihara dari gangguan alam sekitar. Cinta perlu dipagari dengan kesetiaan yang berasal dari sumber air hidup.

Aristoteles, seorang ilmuwan berkebangsaan Yunani suatu kali datang menemui gurunya dan bertanya kepadanya, "Apa arti cinta?". Gurunya menjawabnya dengan memintanya pergi ke taman untuk memetik bunga. Aristoteles diminta untuk tetap terus berjalan dan jangan pernah berbalik ke belakang saat mengumpulkan bunga. Maka Aristoteles-pun pergi ke taman namun dia kembali menemui gurunya karena dia tidak kunjung mendapat bunga. Gurunya bertanya mengapa tak ada bunga yang di dapat. Aristoteles menjawab, sebenarnya dia sempat menemui bunga namun dia tetap berjalan terus kedepan untuk mencari yang lain.  Saat dia tak menemukan bunga yang dicarinya, dia kembali ke belakang untuk mengambil yag tadi telah di laluinya namun bunga2 tsb tidak ada karena telah diambil orang. Gurunya kemudian berkata, "Demikianlah cinta, jika sudah berjalan ke depan, jangan pernah berbalik kembali kebelakang".

Pernikahan yang sukses adalah jatuh cinta berulang kali kepada orang yang sama. 1 Petrus 1 : 22 "Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh2 saling mengasihi dengan segenap hatimu".

Cinta Tuhan kepada manusia tanpa syarat, sempurna dan tidak bergantung kepada manusia.

1 Timotius 2:9-10 "Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah".

1 Korintus 13:1 "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing".

Matius 11:28 "Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu".

Matius 11:30 "Sebab kuk Kupasang itu enak dan beban yang Kupasang-pun ringan".

Roma 8:6 "Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera".

Pengkhotbah 4:10 "Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!".

1 Petrus 3:6 "Sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak2nya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut ancaman".

Amsal 20:22 "Janganlah engkau berkata, "Aku akan membalas kejahatan, nantikanlah Tuhan, Ia akan menyelamatkan engkau".  

Sebuah foto yang cukup berkesan bagi Pak Willy Wuisan hingga saat ini adalah, foto yang mengabadikan sebuah moment saat menghadiri "boys formal" ketika masih di bangku kuliah. Tampak ibu Yunita terlihat sangat muda dan begitu cantik. Dia terlihat tengah memegang piring dan gelas. Foto tsb sangat istimewa, moment yang tak terlupakan. Foto itu mampu membangkitkan cinta setiap kali Pak Willy melihatnya. Perubahan fisik yang terjadi tidak mengurangi perasaan cinta, bahkan membuat saya semakin mencintainya, demikian Pak Willy Wuisan mengungkapkan perasaan cintanya sekaligus memperingati hari ulang tahun pernikahan mereka yang baru saja mereka rayakan.

Pemeran tokoh Superman tahun 1987 Christopher Reeve, menuturkan kisah pernikahannya. Dia menjalani kehidupan berumah tangga bersama istrinya yang bernama Dana Reeve (terlahir dengan nama Dana Charles Morosini). Mereka menikmati kebahagiaan hidup berumah tangga secara normal hanya selama 3 tahun, setelah Christopher Reeve terjatuh dari dari kuda yang mengakibatkan dia mengalami lumpuh dari leher ke bawah. Dana harus menghadapi keadaan suaminya yang setiap hari menggunakan kursi roda. Banyak saudara dan teman2 mereka yang bersimpati kepada mereka dengan memberikan bantuan finansial. Namun karena biaya pengobatan mereka ditanggung asuransi, maka uang2 yang mereka terima mereka salurkan kepada yayasan yang mereka dirikan atas nama mereka berdua, yaitu Christopher Reeve foundation yang bekerja untuk menolong riset bagi kesembuhan orang2 lumpuh dan upaya2 untuk meningkatkan kwalitas hidup orang2 cacat. Cinta kasih Dana kepada suaminya dibuktikan dengan kesetiannya merawat suaminya tanpa pernah bersungut2. Dia tidak kecewa atau menyesal telah menikahi suaminya, yang saat ini dalam keadaan cacat dan lumpuh. Sejak suaminya cacat, dia menjadi pembicara motivasi dan aktivis bagi kehidupan orang2 lumpuh.  Demikian pula yang dilakukannya terhadap suaminya, dia kerap membangkitkan semangat suaminya dari keterpurukan yang nyaris bunuh diri, kecewa atas cacat yang dialaminya bertahun2. Dana dengan tegar membesarkan anaknya dengan baik. Bahkan kemudian  dia mendapatkan gelar "Mother of the year Award" dari American Cancer Society atas dedikasinya sebagai ibu yang membesarkan anak dan merawat suami yang cacat. 

Setelah 9 tahun mengalami lumpuh, Christopher Reeve akhirnya meninggal di tahun 2004. Diacara pemakaman suaminya, di depan banyak orang yang turut mengantar kepergian Christopher Reeve, Dana Reeve memberikan kesaksian yang membuat banyak orang tak dapat menahan air mata. "Dahulu kita berikrar bahwa kita berjanji selalu setia, pada waktu senang dan susah, pada waktu sehat dan sakit, sampai maut memisahkan kita. Namun aku berkata di depan jenazahmu, bahwa meskipun maut telah memisahkan kita, aku tetap setia kepadamu. Engkaulah satu-satunya suami dalam hidupku."   

Janji setia Dana Reeve dibuktikan hingga akhir hayatnya. Ia tidak pernah menikah lagi, meskipun pada saat itu usianya baru menginjak 43 tahun. Dana Reeve meninggal pada tanggal 6 Maret 2006 disebabkan kanker paru-paru,  sekitar 1 tahun 6 bulan setelah kematian suaminya. Cinta kasih Dana merupakan cinta kasih yang langka, apalagi mereka berdua tergolong selebritis kalangan atas. Perjalanan cinta kasih Dana membuktikan bahwa cinta itu kesabaran, cinta itu kemurahan hati, cinta itu bukan kesombongan. Cinta Dana terhadap suaminya tidak mencari keuntungan diri sendiri. Cinta Dana menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. Cinta Dana menginspirasi dunia.

Janji pernikahan haruslah diucapkan berulang-ulang. Cinta kasih kepada pasangan adalah wujud dari cinta kasih kita kepada Allah. Bagaimana kita mencintai Allah, demikianlah kita mencintai pasangan kita. Namun Allah tidak mencintai kita oleh karena kita mencintai Dia. Dia akan tetap mencintai manusia seberapa besarpun dosa dan kesalahan yang telah diperbuat. CintaNya kepada kita tanpa syarat, tak berkesudahan, seperti air yang mengalir dari sungai Yordan yang turun dari gunung Hermon mengalir deras kepada kita. 

Pertanyaan : Apakah kita dapat membalas cinta kasih Yesus kepada kita ?

Yohanes 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan anakNya yang tunggal, barangsiapa yang percaya kepadaNya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal".

Untuk mengamini firman yang dibawakan, jemaat menyanyi dari LS No. 73 "Kasih Allah" sebagai lagu tutup, diakhiri dengan doa yang dilayangkan oleh Bp. Willy Wuisan. Jemaat menyambut dengan menyanyi dari LS No. 522 "Curahkan berkat Mu ya Tuhan", selanjutnya participant khotbah meninggalkan mimbar diikuti oleh anggota jemaat baris demi baris di pandu oleh diakon yang bertugas.  Anggota jemaat saling bersalaman dan menuju ruang potluck untuk makan siang bersama.

Selamat Sabat, Tuhan memberkati !

Lynda Karman