Filipi 4:6, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”
Orang tua mana tidak risau bila anaknya sakit. Kata orang jika usia belum melewati lima tahun, anak-anak sebagian besar seringkali sakit. Kejadian ini dialami anak sulung kami. Hari itu kelihatannya dia hanya demam biasa. “Supaya cepat sembuh, abang minum dulu obat penurun panasnya ya…”, kata saya dan disambut anggukan kepalanya. Walaupun panasnya sudah dua hari, kami belum merasa perlu untuk membawanya ke dokter. Sepanjang hari panasnya naik turun. Karena terus terjaga dan letih sekali, akhirnya saya jatuh tertidur sambil memeluknya. Tiba-tiba saya merasa seakan ada yang menggoyang badan dan membangunkan saya “Anak papa kenapa…? Kamu menggigil sayang….?? Ma…! Mama dimana?”, teriakan saya menggema di kamar kami. “Papa kenapa sih harus berteriak-teriak seperti itu??”, tanya istri saya terkejut begitu masuk ke kamar. Mama…, anak kita step! Panasnya tinggi sekali! Cepat ambil alkohol Ma..!!”, teriak saya panik. Saya siramkan alkohol di kepala anak kami. “Sekarang juga kita ke rumah sakit!”, kata saya sambil menggendong anak kami. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, kami terus berdoa memohon pertolongan dan kuasa Tuhan untuk menolong anak kami.
Kami langsung menuju ke ruang gawat darurat. Dokter yang bertugas segera memeriksa dan memberikan pertolongan. “Putra bapak kelihatannya rentan terhadap panas, sehingga walaupun baru 38,5 derajat celcius dia sudah terserang step. Jadi sebelum panasnya 38, ibu harus segera memberikan obat penurun panas dan rajin memperhatikan keadaannya”, kata dokter pada kami berdua. “Maaf dok, tadinya memang kami merasa dia hanya panas biasa jadi obat penurun panas baru kami berikan setelah panasnya 38 derajat…”, jawab kami jujur. “Oke, tidak apa-apa. Sekarang tentunya bapak-ibu sudah paham bukan? Yang perlu diwaspadai adalah kalau putra bapak dan ibu terserang step tanpa disertai panas. Kalau itu terjadi, sangat berbahaya”, kata dokter. “Terimakasih atas penjelasan dan nasihat dokter, kami akan lebih teliti lagi. Lalu bagaimana dengan anak kami dok?”, tanya saya sebelum pulang. “Sudah dilakukan tindakan, semua sudah teratasi. Sekarang boleh pulang untuk dirawat di rumah saja. “Sekali lagi terimakasih atas pertolongan dokter…!”, kata saya sambil bersalaman dengannya.
Serahkanlah semua kekhawatiran kepada Tuhan, karena Tuhan yang memelihara kita. Sebagai manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, kita akan menghadapi banyak penderitaan, termasuk penyakit. Ketika penyakit datang menyerang, sering kita merasa tidak berdaya. Tubuh yang biasa kuat, akan menjadi lemah. Ini membuat kita menjadi khawatir. Kita khawatir karena baru mengalami jenis penyakit tertentu, kita tidak pernah mengalami penyakit itu sebelumnya. Kita menjadi khawatir, karena banyak aktifitas dan kewajiban yang harus tertunda karena kita sakit. Kita memiliki Allah yang Ajaib dan Maha Besar. Ketika dunia dan isinya jatuh ke dalam dosa, Allah tahu apa yang akan ditanggung oleh manusia yang berdosa. Allah tidak pernah kehilangan belas kasih-Nya kepada kita. Tuhan selalu mendengar keluhan kita, Ia mengerti kekhawatiran kita. Tuhan tidak pernah terlambat datang dan memberi pertolongan kepada kita, Allah rindu untuk mengangkat penderitaan dan kesulitan kita, bahkan sebelum kita menyampaikan kepada-Nya. Marilah kita serahkan semua kekhawatiran kita ke pangkuan Tuhan yang setia memelihara kita, hari ini.
Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.