2 Tesalonika 3:1, “Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya Firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu.”
Perkembangan pelajaran dan pertemanan anak kami dengan teman-temannya baik, di rumah maupun di sekolah. Setiap malam sebelum tidur kami bergantian menemaninya untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau sekedar mengulangi pelajaran yang didapat selama di sekolah. “Bagaimana nak? Ada kesulitan tidak dengan pelajaran hari ini?”, tanya saya sambil membuka buku-bukunya. “Enggak ada pa. Abang bisa mengerti kok, apa yang diajarkan oleh bapak dan ibu guru.”, katanya sambil terus menulis. “Bagus! Bagaimana dengan teman-teman abang? Semua baik kan?”, tanya saya lagi. “Semua baik-baik pa. Ada sih yang nakal dan jahil. Tetapi karena abang enggak mau balas, dia jadinya malu. Lagian badanku kan besar, jadi enggak ada yang mau iseng sama aku“, jawabnya sambil tersenyum rahasia. “Wah, bagus! Kalau begitu berarti abang anak baik jadi semua mau berteman dengan abang!“, ucap saya sambil mengusap lembut rambutnya.
Kebetulan kini dia sudah mulai bisa membaca. “Coba mama perhatikan, si abang sekarang rajin loh membaca Alkitab. Walaupun hanya sebentar, tetapi itu rutin dia lakukan setiap hari“, kata saya kepada istri. “Papa benar, diam-diam mama perhatikan kok. Tadinya mama kira dia hanya sementara saja, tetapi ternyata itu sudah menjadi kegemaran. Walau terlihat masih sedikit kesulitan dalam membaca, dia tetap rajin baca pa…”, jawab istri saya sambil tersenyum senang. “Nah itu pas sekali. Dengan dia rajin membaca maka tanpa dia sadari dia semakin banyak latihan membaca. Pasti nanti cepat lancar membaca”, tambah saya. Dalam hati kami merasa terharu dan bangga karena hal ini merupakan keinginan yang timbul dari dirinya sendiri. Suatu hari dia datang mendekati saya. “Papa, coba dengar ya, aku lagi menghafal ayat Alkitab. Nanti papa kasih tahu ya kalau ada yang salah, karena aku kan masih bingung…”, pintanya pada saya. “Oke, coba abang ucapkan nanti papa cocokkan dengan isi Alkitab”, jawab saya padanya. Dia pun mulai menyebutkan satu ayat di Alkitab. Semakin hari kegemarannya semakin bertambah. Tidak hanya menghafal ayat-ayat Alkitab, tetapi dia sudah menambah lagi dengan membaca buku-buku cerita Alkitab. “Papa dan mama perhatikan sekarang abang rajin sekali membaca dan menghafal ayat-ayat Alkitab. Papa dan mama senang sekali melihatnya. Itu baru anak Tuhan namanya!”, kata saya memujinya. “Iya nih pa…, abang jadi tahu banyak cerita-cerita yang bagus. Abang mau jadi anak Tuhan yang pintar!’, ujarnya dengan wajah begitu gembira.
Mengajak kita untuk terlebih dahulu mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semua akan ditambahkan kepada kita. Setiap hari kita penuh dengan kesibukan dan rutinitas. Orang tua sibuk bekerja di kantor dan di rumah. Anak-anak sibuk untuk pergi ke sekolah. Di tengah-tengah kesibukan ini, kita diundang untuk mendahulukan Tuhan, dengan mempelajari firman-Nya yang ada dalam Alkitab setiap hari. Kesibukan setiap hari bisa menjadi kendala untuk kita gemar membaca Alkitab. Untuk itu kita harus mencoba untuk mulai menyisihkan waktu. Memulai kegemaran untuk membaca firman Tuhan tidak membutuhkan konsep yang khusus dan rumit. Di sela-sela banyak kegiatan setiap hari kita punya waktu yang dapat kita sisihkan untuk membaca Alkitab. Kita minta kekuatan dari Tuhan agar dapat menyisihkan waktu untuk belajar kebenaran-Nya setiap hari. Kita minta kesanggupan dari Tuhan untuk mendahulukan Tuhan sebelum memulai aktifitas kita, dengan mempelajari firman-Nya. Kegemaran membaca Alkitab akan mendatangkan banyak kebaikan dan berkat dalam diri dan keluarga kita.
Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.