Sunday, May 01, 2011

Kata “Maaf” Membawa Perdamaian


Yesaya 1:18, “Marilah, baiklah kita beperkara! firman Tuhan. Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.”



Tiiiiiiiinnnnnn……tiiiiinnnnn... "Awas……..nak….", tiba-tiba aku menjerit saat sebuah mobil dari belakang kami laju begitu kencang mendahului mobil kami yang dikendarai oleh anakku. Saat itu kami akan melewati gerbang tol, tapi sebuah mobil yang mendahului kami tiba-tiba berhenti di depan kami setelah melewati pintu tol, karna terhalang terpaksa kami berhenti di belakang mobil tersebut, tiba-tiba turun seorang bapak mengeluarkan golok yang panjang dan mengancam anakku karna dia merasa mobil kami telah menghalangi mereka saat melewati pintu tol. Saat itu badanku terasa lemas, jantung berdetak begitu kencang, karna ketakutan. Sang bapak begitu marah dan mengambil kamera kemudian kami difoto juga nomor kendaraan kami difoto, entah untuk apa foto itu.

Tidak tau apa yang harus aku lakukan saat itu, karna berdebat pun aku takut melihat seorang bapak berbadan besar dengan golok besar di tangannya. Aku tidak tahu siapa yang salah, karna pada saat kejadian aku sedang menghafalkan lagu yang akan kami nyanyikan besok di gereja. Hanya ada satu kata yang dapat ku ucapkan yaitu “Maaf”. Bapak itu tetap memaki anakku, sementara anakku pun terdiam ketakutan, aku tetap berulang-ulang mengatakan “Maaf” tanpa aku memperhitungkan siapa yang salah. Akhirnya bapak itu pergi dengan geramnya, kami pun dapat melanjutkan perjalanan.

Hanya satu kata. “Maaf’ sangat besar artinya dapat menyelamatkan kita dari kekhawatiran dan bahaya. Jadi katakanlah “Maaf” tanpa harus memperhitungkan kesalahan orang lain sebagaimana Yesus telah memaafkan anda dan saya tanpa kita meminta maaf terlebih dahulu kepada-Nya. Pandanglah kepada kebaikan Bapa Semawi yang setia dalam memberi pengampunan dan maaf kepada kita, kenanglah pengorbanan Yesus di golgota dan jadilah orang yang mudah untuk meminta “Maaf” serta mudah pula untuk “Memaafkan” kesalahan orang lain kepada kita tanpa harus meminta seseorang yang bersalah kepada kita untuk meminta maaf. Sungguh surga berbahagia melihat anak-anak-Nya hidup saling bermaaf-maafan satu dengan yang lain. Allah mengiringi kita dengan berkat yang tak berkesudahan hari ini sampai Maranatha.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.