Yeremia 29:11, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu pada hari depan yang penuh harapan.”
Melamar dengan cara apapun sudah saya lakukan, tetapi hasilnya tidak ada. Hati saya merasa tidak tenteram karena sebagai seorang kepala keluarga saya tidak bisa memberi nafkah anak dan istri saya. Terus menerus saya datang kepada Tuhan untuk mengatasi kebimbangan hati dan bertanya apakah Tuhan menyertai dan melihat kesusahan saya. Belum lagi saya harus menahan malu jika bertemu dengan teman-teman yang berasal dari satu sekolah dulu. “Wah.. wah…, apa kabar nih? Sekarang dinas dimana?”, tanya salah satu teman ketika bertemu di salah satu gedung perkantoran. ”Oh…, sedang mencoba membuka bisnis dengan teman-teman. Masih kecil-kecilan bro…!”, jawab saya sekenanya, menutupi malu dan bingung. ”Pantasan kelihatan sudah jadi bos nih! Kelihatan sudah sukses ya…!”, katanya lagi. Saya tersenyum kecut. Saya tidak berani membayangkan apa perkataan mereka jika tahu keadaan saya yang sesungguhnya.
Sampai di rumah saya ceritakan peristiwa itu kepada istri. “Kenapa ya pa, kok Tuhan tidak mendengar doa kita. Apakah Tuhan marah kepada kita sehingga tidak mau mendengar permohonan doa kita?”, tanya istri saya menanggapi cerita saya. “Saya tidak tahu ma… mungkin kita sedang diuji…”, jawab saya pelan. “Sampai berapa lama kita diuji ya pa?”, tanyanya lagi. “Papa tidak tahu ma…, kita terus saja meminta dan berusaha. Papa percaya Tuhan melihat semua ini…”, jawab saya dengan hati yang hancur. Setelah itu saya terus menerus mencari dan bertanya jika ada lowongan pekerjaan kepada siapa pun juga. Satu hari saya dipanggil di salah satu perusahaan asing. Pada hari yang ditentukan saya pun melalui proses wawancara, “Baiklah, anda diterima di perusahaan kami. Saya harapkan anda akan bekerja sebaik mungkin. Tunjukkanlah kemampuan dan kesungguhan anda dalam berkarya!”, demikian kata yang terdengar dari mulut pimpinan yang saya temui hari itu, sambil menjabat erat tangan saya. Hati saya begitu gembira! Segera saya sampaikan berita ini kepada istri dan orang tua saya. Akhirnya saya bisa memulai untuk melakukan kewajiban saya sebagai seorang ayah.
Tuhan memiliki rancangan dan rencana yang berbeda dari yang kita rencanakan atau pikirkan. Dalam kehidupan ini, manusia selalu memiliki rencana-rencana dan keinginan. Rencana dibuat sedemikian rupa dengan harapan kita mendapatkan yang kita harapkan. Namun rancangan kita boleh jadi sangat berbeda dengan yang Tuhan inginkan. Kita ingin mendapatkan hari ini, mungkin Tuhan punya waktu yang lebih baik di lain hari. Kita ingin mendapatkan cepat, tapi Tuhan melihat kita akan dapat belajar untuk menjadi orang yang sabar, bila kita mendapatkannya lebih lama dari yang kita harapkan. Kita tidak perlu bimbang atau takut, bila jalan yang kita rencanakan tidaklah selancar dan secepat yang kita pikirkan. Tuhan punya rencana yang lebih baik, yang lebih indah, pada waktu yang telah Ia tentukan. Kita serahkan semua rencana kita kepadaNya dan membiarkan Tuhan yang memutuskan, kapan rencana itu akan menjadi kenyataan yang indah bagi kita.