Yesaya 32:17, “Dimana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.”
Bekerja adalah suatu kewajiban untuk semua orang dan sering kali suatu pekerjaan sangat menuntut kita sehingga kita merasa lelah, kurang istirahat karena sering lembur, akhirnya badan pun terasa sangat letih. Hal ini masing-masing kita pernah mengalami. Di pagi hari ketika saya di tuntut untuk pergi ke kantor lebih cepat seperti biasanya akhirnya saya pun bangun lebih awal. Karena beberapa hari yang lalu saya bekerja sampai larut malam dan setiap hari selalu pulang malam. Pagi itu ketika saya bangun saya merasakan sangat lelah dan harus berangkat ke kantor dengan mengendarai sepeda motor. Saya sangat dikagetkan ketika dalam perjalanan sekitar ± 40 menit berlalu dari rumah, tanpa saya sadari ternyata saya menabrak sebuah mobil mewah oleh karena rasa kantuk yang teramat sangat pada pagi itu. Puji syukur kepada Tuhan karena saya tidak terjatuh di tengah keramaian mobil dan motor yang semuanya melaju dengan kecepatan tinggi, saat saya menabrak mobil mewah tersebut.
Seorang bapak yang mengendarai mobil tersebut menghentikan mobilnya ke pinggir demikian juga saya turut menepi sebagai bukti tanggung jawab saya atas insiden tersebut. Saat itu saya merasa takut sekali dan siap untuk di marahi oleh bapak pemilik mobil tersebut. Dalam hati saya sudah bersalah dan siap untuk meminta maaf kepada sang bapak, sebab saya menyadari tidak memiliki kemampuan untuk mengganti biaya kerusakan mobil tersebut. Sang bapak pengemudi mobil mewah tersebut turun dari mobil dan menghampiri saya serta bertanya dengan nada suara yang lembut, “Mas, bagaimana keadaannya? Mas tidak apa-apa kan?” Sungguh luar biasa perbuatan sang bapak gantinya memarahi dan menghukum saya ia memperlakukan saya dengan lembut dan sopan tanpa harus mempermasalahkan kerusakan mobilnya yang memerlukan ganti rugi untuk perbaikan. Sungguh suatu teladan yang patut di contoh, sikap sang bapak pemilik mobil mewah ini, saya pun belum tentu bersikap seperti sikap sang bapak ketika orang lain melakukan hal seperti yang saya lakukan kepadanya. Kami pun berpisah dengan baik-baik setelah melakukan perbincangan yang sangat singkat.
Mungkin saja masing-masing kita pernah mengalami hal yang sama, maka marilah kita saling menunjukkan rasa kasih kita kepada orang lain walaupun orang lain telah melakukan kesalahan kepada kita. Apabila kita terlebih dahulu memaafkan orang yang bersalah kepada kita, yakinlah dan percayalah hati kita di penuhi dengan rasa damai sejahtera. Karena Tuhan Bapa kita yang disurga juga telah mengampuni kita sebelum kita memohon ampun kepada-Nya. Karena Bapa kita, Bapa yang penuh damai sejahtera. Tuhan memberkati kita sepanjang hari berkerja kita. Amin.
Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.