Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.Sebab Israel degil seperti lembu yang degil, masakan sekarang TUHAN menggembalakan mereka, seperti domba di tanah lapang? Hosea 4 : 6, 16
Ada satu kesalahan prinsip yang kerap disampaikan dari mimbar gereja, bahwa kita harus menyerahkan kehendak kita sendiri untuk dikontrol Roh Kudus sepenuhnya, sehingga kita cukup menjadi pasif mutlak tanpa perlu melakukan perjuangan apapun seperti menyangkal diri dan menaklukkan keinginan daging, sebab semua dikendalikan oleh Roh Kudus. Tampaknya cukup “rohani”, tapi nyatanya TUHAN tidak bekerja dengan cara demikian. Ia sangat menghargai kehendak bebas yang telah dipercayakan-NYA kepada kita sejak penciptaan, dan IA mau kita dengan kesadaran kita memilih –dengan kehendak bebas kita- untuk melakukan kehendak TUHAN. Jika seorang Kristen tidak menyadari bahwa dirinya memiliki kehendak bebas untuk dipergunakan, dan seharusnya dipergunakan untuk memilih TUHAN dan melakukan kehendak TUHAN, maka tidak heran jika banyak orang Kristen masih hidup dalam kedagingan mereka. Oleh karena mereka tidak diberitahukan bahwa ada pilihan yang harus diambil. Dan untuk mengambil pilihan untuk memilih TUHAN dan melakukan kehendak TUHAN merupakan perjuangan. Perjuangan yang sangat berat karena untuk bisa memilih TUHAN dan melakukan kehendak TUHAN, mereka harus melakukan: Menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Gal 5 : 24) Sebaliknya, iblis sangat ingin agar kita menjadi pasif mutlak, tidak mengetahui mengenai kehendak bebas untuk memilih dan perjuangan ini, sebab justru iblis ingin menguasai kita. Maksudnya adalah penguasaan (possesion) roh-roh jahat atas diri seseorang, mulai dari tingkat yang paling kecil sampai akhirnya seluruh kehidupan. Seperti sarang laba-laba yang berkembang dari bentuk kecil, proses penguasaan iblis meresap masuk terus ke dalam diri kita, jika kita tidak waspada dan betul-betul menyerahkan diri kepada pemilikan TUHAN.
Kita harus mengerti benar apa yang dimaksud dengan penyerahan kepada ALLAH. Berserah kepada ALAH bukan berarti menjadi pasif, tetapi sebaliknya menjadi aktif. Aktif mencari kehendak-NYA, aktif menyangkal diri, aktif menyalibkan keinginan daging dan mengenal-NYA lebih dalam. Untuk ini, mengerti isi Alkitab adalah hal yang mutlak. Sebab tidak akan mungkin bagi kita untuk mengerti kehendak-NYA, kalau kita tidak mengerti KitabSuci. Jarang—bahkan tidak ada—orang yang tidak mengerti isi Alkitab, tetapi bisa mendengar suara TUHAN secara permanen atau terus-menerus. Perlu kita hayati dan kaji lebih mendalam apa yang disampaikan Hosea berkenaan dengan pengenalan akan TUHAN ini. Alkitab berkata bahwa umat-NYA binasa karena tidak mengenal ALLAH (Hos. 4:6). Dalam King James Version dikatakan “lack of knowledge” atau “kurang pengetahuan”, “kurang mengenal TUHAN”. Seseorang tidak akan dapat mengenal TUHAN secara benar, jika tidak memahami isi Alkitab secara benar. Seseorang tidak akan peka mendengar suara Roh Kudus, jika ia tidak memahami isi Alkitab secara benar. Jika seseorang tidak mengenal TUHAN secara benar dan tidak peka mendengar suara Roh Kudus, bagaimana orang itu dapat melakukan kehendak TUHAN? Roh Kudus tidak akan berbicara menggantikan Alkitab. Justru Roh Kudus mengingatkan atau memberitakan kepada masing-masing individu apa yang TUHAN katakan. IA tidak akan sembrono dengan berbicara secara terus-menerus kepada orang yang tidak menghargai Alkitab. Justru di sini kita temukan, bahwa orang yang bisa dipercaya bahwa dirinya mendengar suara TUHAN adalah orang yang mengerti kebenaran Firman TUHAN yang tertulis dalam Alkitab. Kalau seorang pembicara Firman tidak menyampaikan kebenaran Firman yang murni, bisa dipastikan suara TUHAN yang diakuinya sebagai murni dari TUHAN adalah kebohongan. Orang ini bisa disebut nabi palsu, yang tidak menggiring umat kepada kebenaran.