Wednesday, August 11, 2010

HUKUM DAN PERATURAN BUKAN TUJUAN

Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. Galatia 3 : 23–25.



Pernahkah kita pikirkan, cukupkah kehendak TUHAN diwakili oleh hukum-hukum dan peraturan-peraturan? TUHAN Yang Mahabesar tentu mempunyai kehendak yang tak terbatas serta perasaan yang tak terwakili oleh huruf-huruf. Berarti hukum dan peraturan sebanyak apa pun dan sejelas apa pun, dengan penjelasannya sepanjang apa pun, tidak akan dapat memuat apa yang menjadi kehendak TUHAN, tidak dapat menggambarkan dengan sempurna isi pikiran dan perasaan TUHAN. Sebelum jatuh ke dalam dosa, sebetulnya manusia diberi kemampuan untuk mengerti kehendak TUHAN dengan sempurna. Tetapi setelah jatuh ke dalam dosa, manusia tidak mampu lagi mengerti kehendak TUHAN dan melakukannya. Karena itulah TUHAN memberikan hukum-hukum kepada manusia. Jadi hukum-hukum diberikan TUHAN dengan tujuan agar manusia melakukan tindakan yang beradab dan terbimbing untuk menjadi tertib. Ada dua tujuan ketertiban ini. Pertama, Sebagai makhluk beradab, spesies manusia akan terjaga kelestariannya. Tanpa hukum, manusia bisa saling membunuh dan akhirnya bisa punah. Kedua, agar manusia dapat berinteraksi satu dengan yang lain dan dapat bersosialisasi dengan sesama secara harmonis.Di sisi lain, TUHAN memberikan hukum untuk membuka mata pengertian manusia dan membuktikan bahwa manusia tidak sanggup melakukan kehendak-NYA dengan sempurna. Dengan demikian manusia disadarkan atas kebutuhannya akan seorang Juruselamat yang dapat menuntunnya agar mampu melakukan kehendak TUHAN dengan sempurna.
Sebagai Juruselamat, TUHAN Yesus telah datang ke dunia untuk merebut manusia dari tangan kuasa kegelapan. Jika kita menerima DIA dan beriman kepada-NYA, IA pun akan memberikan Roh Kudus-NYA yang membimbing kita untuk mengalami pembaruan hati dan pikiran setiap hari, asalkan kita mau membuka hati untuk menerima Roh Kudus, sehingga kita dikembalikan kepada rancangan TUHAN yang mula-mula, yaitu menciptakan manusia yang mampu mengerti kehendak TUHAN dan melakukannya dengan sempurna. Jadi melakukan hukum dan peraturan itu bukan tujuan bagi orang percaya. Hukum Taurat hanya digunakan untuk sementara waktu, sampai Kristus datang untuk mengembalikan manusia kepada rancangan-NYA semula (Gal. 3:14). Orang yang menerima karya keselamatan ALLAH dalam Yesus Kristus pasti beradab, bermoral mulia, dan tidak menyusahkan sesamanya, tanpa perlu dibayang-bayangi atau ditekan oleh hukum. Kebaikan dan mengasihi telah menjadi naturnya, karena timbul dari hati yang mengasihi TUHAN, jiwa yang sadar bahwa dirinya telah terlebih dahulu dikasihi TUHAN.