Monday, August 02, 2010

MENCAPAI TINGKAT YANG LEBIH TINGGI

Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. 1 Petrus 1:6–7




Kita perlu terus berusaha meraih kehidupan yang lebih tinggi. Ukuran tinggi di sini makudnya bukan lebih kaya, lebih berpendidikan, lebih terhormat, dan sebagainya. Di mata TUHAN yang dimaksud dengan “lebih tinggi” yang benar adalah lebih tinggi dalam pengenalan akan TUHAN, dan dalam persekutuan yang benar dengan-NYA.Banyak orang merasa bahwa ia telah mengenal atau melihat kehidupan ini lebih lengkap, tetapi sebenarnya tidak. Masalahnya terletak pada pengertian bagaimana kehidupan yang lebih tinggi itu. Semakin mengenal kebenaran TUHAN, semakin tinggi tingkat kehidupan kita. Seseorang tidak mungkin memiliki kehidupan yang lebih tinggi tanpa mengenal kebenaran TUHAN. Selanjutnya seseorang harus berani dengan tulus mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu. Jadi bagaimana mungkin seseorang dapat meningkatkan level rohaninya kalau tidak memiliki gairah mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu? Tanpa gairah mengasihi TUHAN, maka usahanya untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi tidak lain bertujuan untuk kesombongan diri semata.
Petrus berkata, kemurnian iman jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana (1Ptr. 1:7). Karena itu untuk meningkatkan level rohani kita, kita harus memiliki iman yang murni. Iman yang murni mempunyai ciri tidak terikat dengan segala ikatan dunia dan percintaannya (1Yoh. 2:15-17). Baginya, hidup ini hanya untuk menyembah dan berbakti kepada TUHAN. Langkah-langkah untuk mencapai kehidupan dengan tingkat yang lebih tinggi ini antara lain: Pertama, Komitmen yang utuh untuk mengikut TUHAN Yesus dengan sungguh-sungguh (Rm. 6:4). Komitmen adalah pendorong yang harus dikobarkan dalam diri setiap individu. Ini tidak bisa dipaksakan, harus lahir dari diri sendiri. Selanjutnya, dari komitmen ini, kita akan terus berusaha menggali Alkitab sebagai sumber inspirasi (Mat. 4:4). Kemudian, kita harus melalui penyangkalan diri terus-menerus. Dengan penyangkalan diri terus menerus ini, filosofi hidup kita semakin berubah, dan membuat kita semakin berpikir dan berperasaan Kristus. Jadi inilah yang perlu dilakukan untuk menuju tingkat yang lebih tinggi, tidak dapat ditawar.