Ada dua orang pergi ke bait Allah untuk berdoa, yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Lukas 18:10.
Dua orang berdoa di bait suci. Orang Farisi mengakui kesalehannya yang terdidik, merasa benar sendiri, bangga, sementara pemungut cukai itu rendah hati, tidak percaya diri. Orang Farisi itu dengan suara keras menyatakan: “TUHAN, Engkau seharusnya bangga mempunyai seseorang seperti saya di gereja. Aku berpuasa, membayar persepuluhan, menghadiri acara gereja dengan benar, melayani sebagai pemimpin gereja. Tetapi apakah Engkau melihat seorang bajingan pemungut cukai disana? Terimakasih karena Engkau tidak membuat aku seperti dia.” Orang Farisi itu secara ketat menuruti hukum sebab dia mencari kebenaran oleh usahanya sendiri. Tingkah lakunya hanya memperbolehkan sedikit tempat untuk kasih TUHAN dan tidak ada untuk sesama manusia. Janji TUHAN: “Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah” (Mat 5:3) telah hilang artinya. Tidak ada yang begitu menyakitkan hati TUHAN atau begitu berbahaya kepada jiwa manusia selain keangkuhan dan merasa diri kuat dari semua dosa, itulah yang paling tidak berpengharapan, yang paling tidak dapat disembuhkan.
Pemungut cukai itu mengatakan doa yang berbeda. Dengan tunduk dia memohon, “TUHAN, kasihanilah aku orang berdosa ini! Engkau sendiri mempunyai kuasa untuk menebus aku dari dosaku.” Menyadari bahwa dia berdosa dia bahkan tidak dapat melihat ke atas ketika dia berdoa, karena dia tidak dapat melihat sesuatu yang baik di dalam dirinya untuk membawa dirinya kepada TUHAN. Tetapi itu bukanlah sesuatu hal yang kita dapati dalam diri kita (Yer 17:9). Hanya Kristus yang dapat memampukan kita untuk mengerti sepenuhnya seberapa jauh kita dari kebenaran itu. Penampilan luar dan kesalehan yang dinyatakan sendiri tidak berarti di hadapan TUHAN, tetapi Dia menilai roh yang rendah hati dan penyesalan yang mendalam. Kristus hanya menyelamatkan seseorang yang mengakui bahwa dia berdosa. Dia yang dengan tenang melakukan pekerjaan Allah dengan sedikit memberitahukan atau harapan untuk mendapat hadiah dari TUHAN akhirnya akan ditinggikan di surga. Yesus menyimpulkan: “Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (Lukas 18:14). Orang Farisi itu merasa dirinya sendiri benar tetapi TUHAN tidak berpikir demikian. Pemungut cukai itu tahu dia seorang berdosa dan kesadaran ini membuka jalan bagi Allah untuk menyatakan dirinya tidak berdosa, seseorang berdosa dibenarkan oleh kemurahan Allah.