If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Tuesday, September 20, 2016
Berbagi kebahagiaan
Amsal 17:22 - "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang."
"Selamat sore tante" seorang anak laki-laki berusia 10 tahun menyapa saya dan teman2 saat kami tiba di rumah itu. "Silahkan masuk dan langsung ke atas saja" lanjut seorang wanita setengah baya mempersilahkan kami masuk dan mengantarkan kami ke ruang atas tempat dimana anak-anak lainnya telah berkumpul. "Selamat datang Om dan Tante...", demikian anak-anak serentak menyambut kami. Wajah mereka tampak riang gembira, ceria, dan segar. Tak terlihat jika mereka adalah penderita penyakit berat. Kami sedang mengunjungi sebuah rumah tempat persinggahan anak-anak prasejahtera penderita sakit berat. Mereka tinggal disana sementara waktu menunggu tersedianya ruang perawatan di RS. Tujuan kunjungan kami adalah menghibur mereka dan memberikan kekuatan agar mereka mampu bertahan dan bersabar dalam menjalani penyakit mereka.
Kami menyanyi bersama, menggambar dan mewarnai, bermain games edukatif menggunakan laptop, dan mendengarkan cerita inspiratif yang mengajak mereka untuk selalu berpikir positif agar kembali sembuh seperti sediakala. Tampak anak-anak begitu antusias mengikuti aktifitas yang kami bawakan. Beberapa kali kami melihat anak-anak itu melompat kegirangan, bercanda dan tertawa terbahak-bahak seakan mereka lupa jika mereka adalah anak-anak penderita sakit berat seperti kanker, jantung, dll.
Kami sedang menikmati makan malam bersama ketika salah seorang dari anak-anak tersebut melontarkan guruan,"Hari ini kami tidak sakit, kami sangat senang atas kunjungan om dan tante. Tapi besok mungkini kami sakit lagi". Kami semua tertawa. Terdengar seperti gurauan, saya mencoba memahami isi kata-kata dari anak tersebut dan mengartikannya sebagai uji coba ilmiah. Sementara kami bermain, menyanyi bersama-sama bahkan mengobrol sambil bersenda gurau, saya memperhatikan wajah anak-anak itu terlihat sangat senang, gembira dan bahagia. Tak tampak gambaran kesedihan atau kesusahan terpancar di wajah mereka, seakan membuktikan kebenaran yang Alkitab katakan, "Hati yang gembira adalah obat yang manjur".
Cerita diatas membuka mata hati saya bahwa memberikan waktu kita kepada orang yang tepat membutuhkannya adalah bagian dari membagi kebahagian. Kebahagiaan yang kita berikan akan menjadi obat yang paling mujarab dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Biarlah tangan Tuhan yang akan menuntun hati kita untuk menjadi saluran kebahagiaan bagi orang-orang yang membutuhkan hari ini.
"Bahagia itu berbuat sesuatu dengan ikhlas, dan membuat orang lain tersenyum, bahkan tertawa lepas".
Selamat berbagi kebahagiaan hari ini. Tuhan memberkati.