If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Monday, September 05, 2016
DALAM LINDUNGAN TUHAN
Mazmur 37:5, “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya maka Ia akan bertindak”.
Setelah menamatkan SMA saya tidak dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi oleh karena belum ada biaya, maka saya gunakan waktu satu tahun untuk mengumpulkan biaya dengan jalan menjual buku. Dan saya ditempatkan ke pulau yang lain untuk bergabung dengan Penginjil Literature (PL) yang ada di sana. Tidak pernah timbul dalam pikiran saya bahwa setelah tiba di pulau tersebut akan dibagi lagi dalam kelompok-kelompok dan ditugaskan ke pulau-pulau kecil yang ada di sekitar pulau tersebut, saat itu saya agak kecewa dan rasanya ingin pulang, namun ada seorang PL yang sudah berpengalaman memberikan nasehat dan semangat kepada saya, dia katakan “kemana saja kamu ditugaskan berarti ada rencana Tuhan untuk kamu disana jadi jangan kecewa laksanakan tugasmu dengan baik, maka Tuhan akan laksanakan bagian-Nya bagimu.” Dari waktu ke waktu saya tetap giat untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dan banyak pengalaman indah yang saya peroleh, teristimewa hubungan dengan Tuhan terasa lebih dekat.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat tersisa tiga bulan lagi saya harus meninggalkan pulau tersebut. Namun di jeda waktu tiga bulan tersebut saya jatuh sakit, perut saya sangat sakit dan tidak dapat melangkah. Saya pun dibawa ke dokter oleh teman-teman PL, dan setelah mengalami pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa saya harus segera menjalani operasi karena usus buntu saya sudah parah. Saya pasrahkan hidup saya dalam tangan Tuhan biar kehendak Tuhan yang terjadi. Saya memohon kepada dokter agar tindakan operasi dilaksanakan di tempat orang tua berada. Permohonan saya dikabulkan dan saya diberi obat saja. Saya memohon kepada Tuhan untuk memberikan kesempatan agar dapat kembali ke tempat orang tua untuk tindakan operasi. Tuhan sangat baik dan sangat mengasihi saya. Dua hari setelah itu saya pun pulang dengan menggunakan perahu motor. Saya begitu senang dalam pelayaran itu dan saya tidak memikirkan sakit saya alami karena besok pagi saya sudah bisa bertemu dengan orang tua dan saudara-saudara saya. Pada tengah malam diumumkan bahwa terdapat kerusakan pada mesin perahu tersebut sehingga perahu tersebut hanya menggunakan layar saja. Perasaan yang tadinya diliputi kegembiraan tiba-tiba langsung berubah menjadi suatu kegusaran dan kecemasan. Namunsay tidak putus harapan, saya berdoa kepada Tuhan untuk memberikan perlindungan kepada kami karena saya percaya bahwa hanya Tuhan yang mengetahui jalan hidup saya. Setelah berdoa, saya melewati setengah dari malam itu dengan berusaha untuk memejamkan mata agar menghilangkan segala beban pikiran tentang masalah yang sedang kami hadapi di perahu tersebut. Akhirnya saya pun terlelap dalam tidur dan ketika terbangun keesokan harinya yang saya dapati ialah kami masih belum bisa melihat adanya daratan yang seharusnya pukul 6.00 pagi sudah tiba di pelabuhan namun tertunda hingga kira-kira pukul 10.00-11.00 saat itu.
Setelah tiba di rumah orang tua saya terheran karena saya telah pulang sebelum waktunya yang sudah ditentukan sebelumnya. Akhirnya saya menceritakan apa yang telah terjadi kepada saya selama berada di tempat bekerja bagaimana saya harus menderita kesakitan akibat usus buntu saya yang mengalami gangguan. Mendengar akan cerita saya, gantinya membawa saya ke rumah sakit, ibu saya memberikan kepada saya pengobatan alamiah, yaitu setiap pagi saya disuguhkan 1 sendok makan sari jeruk purut selama satu minggu dan sejak itu saya tidak merasakan sakit lagi dan tidak perlu mengalami tindakan operasi pada saat itu dan akhirnya saya dapat melanjutkan pendidikan ke universitas.
Melihat akan peristiwa yang saya alami, maka dapat saya saksikan bahwa pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Tuhan selalu memenuhi apapun yang kita butuhkan tepat pada waktunya. Untuk itu jangan pernah lewatkan sehari dalam kehidupan kita tanpa menyerahkan akan kehidupan kita sepenuhnya ke dalam tangan kasih Tuhan.