Sunday, March 21, 2010

BERAPA KALI AKU HARUS MENGAMPUNI?

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “TUHAN, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Matius 18:21.

Petrus menayakan yang bukan suatu keraguan dalam pikiran murid-murid yang lain. Apakah ada batasan sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku? Pengampunan adalah hal yang sulit bagi Petrus dan juga bagi orang lain. Dia selalu siap untuk membela dirinya sendiri, mengadakan pembalasan atau mengambil keuntungan saja. Sekarang Peterus bertanya sejauh mana kesabarannya harus direnggangkan untuk menerima balas jasa yang tepat. Batasan pengampunan menurut guru-guru agama Yahudi adalah tiga kali. Petrus menggandakannya dan menambah satu untuk jumlah yang baik. Sesungguhnya tujuh kali adalah cukup untuk membuat TUHAN senang, yang mengartikan hukum dalam arti terluas. Tetapi murid-murid belajar bahwa menghitung jumlah pengampunan melupakan keseluruhan inti pengampunan itu.
Mengampuni adalah sebuah sikap bukan sebuah perbuatan! Pengampunan yang benar tidak bekerja seperti di jalanan di mana pada jarak waktu tertentu pengampunan akan habis. Petrus sudah melupakan khotbah di atas bukit. “Karena jikalau kamu mengampuni pelanggaran orang lain Bapamu yang di surga juga akan mengampuni kamu.” Kata Yesus. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahan kamu” (Matiius 6:14,15). Yang tidak bermurah hati tidak bisa mengharapkan berkat pengampunan TUHAN untuk menutupi kelemahan-kelemahannya. Kapan dibenarkan untuk menghentikan pengampunan? Kapan seorang Kristen berhak berkata “Saya tidak akan memaafkan Anda? Jika seseorang mengakui dosa-dosa mereka kepadamu, kapan Anda dibenarkan untuk mempersyarakan kerendahan hati yang lebih? Jawaban Yesus perihal “hingga tujuh puluh kalih tujuh” adalah simbolik. Jika Roh pengampunan menggerakkan hati, seseorang akan siap mengampuni jiwa yang bertobat yang kedelapan kali seperti yang pertama sekali, atau yang ke 491 kali seperti yang kedelapan kali. Pengampunan yang benar tidak dibatasai oleh jumlah: lebih lagi, itu bukan pekerjaan berhitung, tetapi roh mendorong perbuatan itu.