Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Matius 7:25.
Banyak yang mendengar Yesus telah menghabiskan seluruh hidupnya di Pantai Galilea. Mereka mengetahui sejarah jurang curam dan ngarai dari mana sungai pegunungan mengalir ke danau. Kebanyakan kering pada musim panas, tetapi pada musim salju sungai-sungai itu menjadi air terjun yang ganas, meluap dan membajiri lembah-lembah sekelilingnya. Sering banjir itu menghanyutkan rumah-rumah yang dibangun di lereng yang curam. Jauh di atas bukit berdiri rumah-rumah yang di bangun di atas batu. Rumah-rumah tahan hujan karena dibangun diatas batu, sehingga angin dan badai memukul rumah itu dengan sia-sia.
Dua kali Yesus mengulangi perumpamaan dua rumah. Perbedaan satu-satunya dari dua hal itu adalah fondasinya, orang bodoh menyadari bahwa ia harus membangun lebih kokoh dengan memiliki fondasi yang kuat, tetapi dia mengikuti kata hatinya sendiri. Usaha-usahanya, ia selamat selagi matahari bersinar, tetapi air terjun yang ganas karena hujan lebat pada musim salju melanda rumahnya, rumah itu rubuh. Membangun di tempat yang tinggi atau daerah-daerah berbatu adalah pekerjaan yang sukar dan memerlukan kerja keras. Hanya mendirikan gubuk di atas tempat datar berpasir jauh lebih sederhana. Lukas menceritakan kepada kita pembangun rumah mendirikan di atas batu “digali dalam” (Luk 6:48). Itu memerlukan usaha dan waktu, diri adalah pasir yang mudah hanyut. Jika Anda membangun dia atas berbagai teori dan pendapat manusia, rumahmu akan rubuh oleh angin pencobaan, badai godaan, itu akan dihanyutkan. Tetapi azas-azas yang Aku telah berikan akan tahan, terimalah Aku; bangunlah diatas Firman-Ku.
Firman Yesus haruslah menjadi batu fondasi dari hidup dan tabiat kita. Firman Allah itu tetap untuk selama-lamanya (Yes 40:8). Sepanjang abad azas-azas-Nya tetap berdiri dan akan berdiri. “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Mat 24:35). Hukum Taurat yang tidak dapat digoncangkan, yang memantulkan sifat Allah yang sungguh, berdiri teguh nyata di dalam perkataan Kristus. Yesuslah Batu Zaman itu, dan dia yang membangun hidup dengan selamat harus membangunnya di atas Batu itu.
“Saat Anda menerima firman itu dalam iman, itu akan memberimu kuasa untuk menurut. Jika engkau memperhatikan terang yang ada padamu, terang yang lebih besar akan datang. Anda sedang membangun di atas firman Allah, dan tabiatmu akan dibangun selaras dengan tabiat Kristus.”