Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamnnya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah….Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Kejadian 6:9-11
Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Matius 24:37. Saya dipanggil ke bagian gawat darurat untuk melihat seorang anak perempuan yang memerlukan pelayanan saya. Anak itu berusia sekitar 5 tahun, ia tidak sadarkan diri dengan luka-luka memar dan darah ke luar dari tiap lubang di kepalanya, ia korban perkosaan dan penganiayaan. Contoh ini tidaklah unik, setiap harinya di seluruh dunia ribuan korban yang tidak bersalah telah menderita ditangan orang-rang yang kejam. Ini terlihat menjadi jalan hidup kita. Sementara saya menulis, cerita sampul USA Today menceritakan tentang kekerasan di tempat kerja. Dimana mana, bagaikan suatu wabah, kekerasan telah berkembang menjadi nomor satu pembunuh anak muda dan orang dewasa, kekerasan lebih banyak menghilangkan hari-hari kehidupan yang produktif daripada penyakit lainnya, termasuk serangan jantung dan kanker.
Orang-orang Kristen juga tidak dikecualikan dari akibat wabah tersebut, suami atau istri kita, anak-anak kita dan orang-orang tua kita, keluarga kita, dan teman-teman kita sering menjadi korban wabah tersebut. Seperti kemenakan laki-laki Abraham, yaitu Lot, yang hidup ada zaman Sodom dahulu kala (2 Petrus 2:7,8), hati kita sering terasa hancur karena kesedihan dan frustasi dari keluarga-keluarga kita sendiri yang tidak harmonis dan berantakan serta kekerasan-kekerasan yang terjadi pada mereka.
Bagaimana kita hidup dalam dunia seperti itu?
Kita bisa saja lari atau bersembunyi atau ikut terjun ke dalam kegiatan-kegiatan yang membuat kita tidak sempat memikirkan kesusahan dan masalah-masalah kita. Mungkin kita bisa diyakinkan bahwa tidak ada yang salah. Beberapa di antara kita mungkin menggunakan alkohol atau obat-obat terlarang, seks atau olahraga, permainan-permainan komputer atau video, atau bahkan pekerjaan kita atau agama dapat mengalihakn perhatian kita dan mengisi waktu kita. Atau kita seperti Daud dahulu kala, mendapat kedamaian dan penghiburan di dalam kaabah. Adalah hak kita untuk menyerahkan masalah kita kepada Yesus dan percaya kepada-Nya untuk membimbing kita melewati masa penghakiman ini, sementara segala sesuatu di sekeliling kita dalam keadaan frustasi, bingung dan kacau. Kita dapat berpegang pada jaminan bahwa Ia akan memeliharakan milik-Nya, dan suatu hari kelak kita akan merayakan akhir dari kekerasan dan dosa.
Bagaimana kita hidup dalam dunia seperti itu?
Kita bisa saja lari atau bersembunyi atau ikut terjun ke dalam kegiatan-kegiatan yang membuat kita tidak sempat memikirkan kesusahan dan masalah-masalah kita. Mungkin kita bisa diyakinkan bahwa tidak ada yang salah. Beberapa di antara kita mungkin menggunakan alkohol atau obat-obat terlarang, seks atau olahraga, permainan-permainan komputer atau video, atau bahkan pekerjaan kita atau agama dapat mengalihakn perhatian kita dan mengisi waktu kita. Atau kita seperti Daud dahulu kala, mendapat kedamaian dan penghiburan di dalam kaabah. Adalah hak kita untuk menyerahkan masalah kita kepada Yesus dan percaya kepada-Nya untuk membimbing kita melewati masa penghakiman ini, sementara segala sesuatu di sekeliling kita dalam keadaan frustasi, bingung dan kacau. Kita dapat berpegang pada jaminan bahwa Ia akan memeliharakan milik-Nya, dan suatu hari kelak kita akan merayakan akhir dari kekerasan dan dosa.
TUHAN, berikanlah kepadaku roh mengasihi dan tidak gentar sementara saya hidup pada zaman akhir dalam masyarakat yang kasar ini.