Kita tidak boleh memikirkan Allah hanya sebagai hakim dan melupakan-Nya sebagai Bapa kita yang kekasih. Tidak ada yang lebih besar yang bisa membahayakan jiwa kita daripada ini, karena seluruh kehidupan kerohanian kita akan dibentuk oleh pemikiran kita mengenai tabiat Allah.
Sekarang marilah kita meningkatkan kesempatan pengenalan kita akan Bapa surgawi kita, yang begitu besar kasih-Nya akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa… Betapa ajaibnya kasih Allah, Allah yang tak terbatas yang telah memberikan kesempatan bagi kita untuk mendekati-Nya dengan nama Bapa. Tak ada orangtua duniawi yang memberikan pembelaan yang lebih sungguh-sungguh kepada anaknya yang bersalah daripada Dia yang menciptakan kita memberikan pembelaan kepada para pelanggar hukum. Tidak ada manusia yang didasarkan atas kasih sayang pernah memanggil orang yang tidak mengakui kesalahannya dengan undangan yang begitu lembut.
Firman-Nya diikrarkan, Biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih seti-Nya tidak akan beranjak dari umat-Nya dan perjanjian damai-Nya tidak akan bergoyang. Suara-Nya terdengar, “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal” (Yer 31:3). “Dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engaku” (Yes 54:8). Betapa ajaibnya kasih ini, bahwa Allah turun untuk menghilangkan semua penyebab kebimbangan dan keraguan dari ketakutan dan kelemahan manusia dan memegang tangan yang gemetar dihubungkan kepada-Nya dalam iman; dan Dia menolong kita untuk mempercayai-Nya oleh melipatgandakan jaminan dan keamanan. Ia telah membuat suatu ikatan perjanjian atas syarat penurutan, dan Ia datang menemui kita dalam pengertian kita akan berbagai hal. Kita merasa bahwa ikrar atau janji dari teman sesama manusia, jika dicatat, masih memerlukan jaminan. Yesus telah memenuhi semua ketakutan ini, dan Dia berjanji dengan sumpah: “Dalam mana Allah, ingin lebih limpah menunjukkan kepada ahli waris perjanjian kekekalan nasihat-Nya, yang dipastikan dengan sumpah: “Apa lagi yang bisa dilakukan oleh TUHAn kita untuk menguatkan iman kita kepada janji-janji-Nya?