Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Matius 25: 40.
Perumpamaan Yesus terakhir menggambarkan dengan jelas tuntutan-tuntutan penghakiman. Ia menerangkan bahwa mendekati akhir milenium orang-orang berdosa akan masuk tempat siksaan yang kekal tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal. (Matius 25:46). Apakah yang menentukan kita sebagai domba atau kambing? Tujuan akhir yang kekal akan ditentukan oleh apa yang telah kita lakukan atau lalaikan perbuatan bagi-Nya kepada orang miskin dan menderita. TUHAN akan menguji untuk melihat apakah mereka memiliki agama yang benar atau sebaliknya. Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia (Yak 1:27). Roh Kristus adalah suatu sikap tidak mementingkan diri. Orang-orang benar secara alamiah menyatakan kecenderungan ini. (Matius 25:37-40.)
Kasih sejati kepada Allah dinyatakan dalam kasih kita untuk anak-anak TUHAN yang menderita. Agama yang benar melibatkan lebih dari sekedar pasif mengaminkan suatu dogma. Zaman ini dunia menekankan materialisme dan diri. Filsafat seperti ini 180 derajat bertolak belakang dengan kehidupan pengikut Kristus yang berdedikasi. Orang Kristen yang sejati haruslah lebih memperhatikan keselamatan sesamanya dari pada harta milik atau bisnisnya. Allah memanggil kita menjadi teman sekerja dengan-Nya. Pada hari penghakiman yang besar, mereka yang tidak bekerja untuk Kristus, yang hanya memikir-mikirkan diri sendiri, memperhatikan hanya dirinya, akan ditempatkan oleh Hakim dari seluruh dunia bersama dengan mereka yang telah melakukan kejahatan. Mereka menerima hukuman yang sama. Banyak yang merasa merupakan suatu kesempatan yang istimewa mengunjungi tempat-tempat semasa Kristus hidup di dunia, berjalan di tempat Ia berjejak memandang ke danau dimana Ia senang untuk mengajar, serta bukit-bukit dan lembah-lembah yang sering dipandang-Nya. Tetapi kita tidak perlu pergi ke Nazaret, ke Kapernaum, atau ke Betania, agar kita dapat mengikuti langkah-langkah Kristus. Kita akan dapati jejak kaki-Nya di samping pembaringan orang yang sakit, di pondok orang miskin di lorong sempit dan kumuh di kota-kota besar, dan di setiap tempat dimana di sana ada hati manusia yang memerlukan penghiburan.