Mereka semua takhub sehingga mereka memperbincangkannya katanya, “Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya.” Markus 1:27.
Kebiasaan Yesus berbakti sendirian tidak menghalangi-Nya berbakti bersama-sama denga orang lain di bait suci pada hari Sabat. Pada hari biasa bait suci iut sering dipergunakan sebagai ruang pengadilan atau sekolah, tetapi pada hari Sabat itu menjadi pusat peribadatan segenap masyarakat. Yesus mengajar di bait suci dan mengatakan bahwa Ia datang mendirikan kerajaan Allah. Sementara para ahli taurat merujuk kepada rabi-rabi tertentu yang berkata begini begitu, Yesus berbicara dengan kuasa. Sering Ia menyatakan, “Aku berkata kepadamu” (Mat 5:21). Kuasa-Nya berasal langsung dari Allah. Pada hari yang satu ini, teriakan terror menghentikan-Nya pada saat Ia mengatakan missi-Nya membebaskan mereka yang menjadi budak dosa dan Setan. Seorang berlari-lari ke depan sambil berteriak, “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak menbinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah” (Mrk 1:24). Sadar bahwa Yesus sanggup membebaskannya, orang yang dirasuk Setan itu merindukan kebebasan, tetapi Setan menahannya. Pergolakan itu dahsyat, sehingga Setan melemparkan orang tersebut di tengah-tengah hadirin. Semua kacau dan hadiri lupa kata-kata Kristus karena kebingungan sebagaimana rencana Setan.
Ketika orang tersebut berusaha memohon pertolongan Yesus, roh jahat itu beseru di dalam kekalutan dan ketakutan. Setelah menegur Setan tersebut Yesus berkata, “Diam, keluarlah dari padanya!” (ay 25). Segera Setan itu keluar dari padanya dengan segera. Kini, orang tersebut benar-benar bebas dan sadar kembali. “Sekali lagi, Ia yang telah menaklukkan Setan di padang belantara pencobaan berhadapan dengan seteru-Nya. Kesembuhan putra pegawai tinggi itu telah menggemparkan kota Kapernaum. Kini, masyarakat sendiri menyaksikan pernyataan yang lebih besar dari Kuasa Allah. Setan mengenal Yesus sebagai Putra Allah. Para Setan pun juga percaya dan gemetar. (Yak 2:19).
Kebiasaan Yesus berbakti sendirian tidak menghalangi-Nya berbakti bersama-sama denga orang lain di bait suci pada hari Sabat. Pada hari biasa bait suci iut sering dipergunakan sebagai ruang pengadilan atau sekolah, tetapi pada hari Sabat itu menjadi pusat peribadatan segenap masyarakat. Yesus mengajar di bait suci dan mengatakan bahwa Ia datang mendirikan kerajaan Allah. Sementara para ahli taurat merujuk kepada rabi-rabi tertentu yang berkata begini begitu, Yesus berbicara dengan kuasa. Sering Ia menyatakan, “Aku berkata kepadamu” (Mat 5:21). Kuasa-Nya berasal langsung dari Allah. Pada hari yang satu ini, teriakan terror menghentikan-Nya pada saat Ia mengatakan missi-Nya membebaskan mereka yang menjadi budak dosa dan Setan. Seorang berlari-lari ke depan sambil berteriak, “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak menbinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah” (Mrk 1:24). Sadar bahwa Yesus sanggup membebaskannya, orang yang dirasuk Setan itu merindukan kebebasan, tetapi Setan menahannya. Pergolakan itu dahsyat, sehingga Setan melemparkan orang tersebut di tengah-tengah hadirin. Semua kacau dan hadiri lupa kata-kata Kristus karena kebingungan sebagaimana rencana Setan.
Ketika orang tersebut berusaha memohon pertolongan Yesus, roh jahat itu beseru di dalam kekalutan dan ketakutan. Setelah menegur Setan tersebut Yesus berkata, “Diam, keluarlah dari padanya!” (ay 25). Segera Setan itu keluar dari padanya dengan segera. Kini, orang tersebut benar-benar bebas dan sadar kembali. “Sekali lagi, Ia yang telah menaklukkan Setan di padang belantara pencobaan berhadapan dengan seteru-Nya. Kesembuhan putra pegawai tinggi itu telah menggemparkan kota Kapernaum. Kini, masyarakat sendiri menyaksikan pernyataan yang lebih besar dari Kuasa Allah. Setan mengenal Yesus sebagai Putra Allah. Para Setan pun juga percaya dan gemetar. (Yak 2:19).