Saturday, May 01, 2010

ORANG SAMARIA YANG BAIK HATI

Lalu datanglah seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Lukas 10:33.

Siapakah sesamaku? Ini kelihatannya sebuh pertanyaan yang sederhana tetapi mempunyai implikasi yang besar. Kedua orang Lewi dan Imam datang mendekati orang yang terluka itu, akan tetapi tidak membuktikan diri mereka sebagai sesama. Orang Samaria itu tidak mempedulikan akan bahaya pribadi. Perhatiannya adalah pada orang terluka itu yang membutuhkan pertolongan. Keramahtamahan bukan sesuatu hal mengenai kedekatan, tetapi adalah kemauan untuk memberi pertolongan kepada orang yang mempunyai beban. Keramahtamahan adalah pernyataaan praktis dari prinsip-prinsip kasih untuk sesama manusia. Kasih itu tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat (Roma 11:10). Kristus berkata, Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu , tetapi Aku berkata kepadamu; Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang benar dan orang yang tidak benar (Matius 5: 43-45)

Hukum Allah menunjukkan kepada kita kasih Bapa kita. Allah memberikan anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia yang jatuh ke dalam dosa dan menegakkan hukum. Hanya berpikir tentang sesuatu yang benar adalah tidak berarti. Ibadah yang murni dan tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia (Yak 1:27). Karena itu pertanyaan: Siapakah sesamaku? Selamanya dijawab, Kristus telah menunjukkan bahwa sesama kita bukan berarti satu gereja atau iman. Itu tidak berhubungan dengan ras, warna atau perbedaan kelas. Sesama kita adalah setiap orang yang membutuhkan pertolongan kita. Setiap jiwa yang terluka dan memar oleh musuh-musuhnya. Setiap orang menjadi milik TUHAN. Kita haruslah pelaku dari Firman TUHAN. Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (1 Yoh 2:6). Roh yang kita tunjukkan kepada orang lain menyatakan sikap kita yang benar kepada Allah.