Beban pekabaran kita hendaklah misi dan kehidupan Kristus Yesus. Biarlah ada tempat bagi kehinaan, penyangkalan diri, kelembutan dan kerendahan hati Kristus, agar hati yang sombong dan mementingkan diri sendiri boleh melihat perbedaan antara mereka sendiri dan teladan, dan bisa direndahkan.
Terangkanlah, kalau bahasa manusia sanggup menerangkannya, kehinaan anak Allah, dan janganlah berpikir bahwa Anda telah mencapai klimaksnya bilamana Anda melihat Dia menukarkan takhta terang dan kemuliaan yang dimiliki-Nya bersama Bapa-Nya dengan kemanusiaan. Ia datang dari surga ke dunia ini, dan sementara berada di dunia ini, Ia menanggung kutuk Allah sebagai jaminan bagi umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Bukanlah kewajiban-Nya untuk melakukan hal ini. Ia sendiri memilih menanggung murka Allah, yang telah didatangkan oleh manusia….Ia memilih memikul ejekan-ejkan kejam, cemoohan, siksaan dan cambukan, dan penyaliban.
Kristus bukan tidak merasakan kehinaan dan malu, Ia merasakan semuanya paling pahit, Ia merasakannya lebih dalam dan lebih akut daripada kita merasakan penderitaan, sebagaimana sifat-Nya lebih ditinggikan dan lebh murni dan lebih kudus daripada orang berdosa untuk siapa Ia menderita. Ia adalah Raja surga, Ia sama dengan Bapa, Ia adalah Pemimpin pasukan surgawai, namun Ia mati untuk manusia, kematian yang diatas segalanya, dibungkus dengan kehinaan dan celaan. Oh betapa seharusnya hati manusia yang sombong menyadari hal ini. Oh betapa mereka seharusnya mengerti arti penebusan dan berusahan untuk mempelajari kelembutan dan kerendahan hati Yesus.