Pagi ini doa saya kepada TUHAN ialah memohon kasih karunia-Nya. Saya tidak memulai satu hari tanpa menerima petunjuk khusus bahwa TUHAN Yesus adalah Penolongku, dan bahwa saya mempunyai kasih karunia yang limpah, sehingga adalah kesempatan bagi saya untuk menerimanya.
Dalam renungan pagi saya, saya telah menganggapnya sebagai suatu kesempatan untuk menutup permohonan saya dengan doa yang diajarkan Kristus kepada murid-murid-Nya. Ada begitu banyak kebutuhan-kebutuhan saya yang harus saya sediakan sehingga kadang-kadang saya takut bahwa saya akan meminta yang salah; tetapi bilamana dengan sungguh-sungguh saya layangkan contoh doa yang diajarkan Kristus kepada murid-murid-Nya saya merasa bahwa dalam kata-kata yang sedikit itu seluruh kebutuhan saya sudah tercakup. Doa ini saya ucapkan setelah saya sampaikan doa pribadi saya. Jikalau dengan hati dan pikiran dan jiwa saya ulangi doa TUHAN ini, maka saya bisa pergi melakukan pekerjaan dengan damai, mengetahui bahwa saya tidak meminta yang salah.
Bilamana Kristus melihat pada murid-murid-Nya ada kesalahan-kesalahan yang bisa menyesatkan mereka, Ia selalu mengajar mereka pada jalan yang benar. Ia tidak memberikan teguran tanpa memberikan juga pelajaran yang menunjukkan bagaimana memperbaiki kesalahan itu. Setelah mengajar murid-murid-Nya agar jangan menggunakan “pengulangan yang sia-sia” dalam berdoa, Ia memberikan contoh doa pendek agar mereka tahu bagaimana menghindari peniruan doa-doa orang Farisi. Dalam memberikan doa ini, Ia tahu bahwa Ia sedang menolong kelemahan manusia oleh menjabarkan ke dalam kata-kata kebutuhan setiap manusia. Kita tidak mengetahui apa yang seharusnya kita doakan, tetapi petunjuk Kristus kepada kita adalah jelas dan pasti.